Pedoman Keselamatan Pasien Dan Manajemen PDF
Pedoman Keselamatan Pasien Dan Manajemen PDF
Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl:
Tekarang, 2017
Kepala UPT
Pukesmas Tekarang,
H.URAYSUKARDI,S.Pd I
NIP 19640610 198703 1 025
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang dikategorikan tidak aman dan
berisiko terjadinya kejadian yang tidak diharapkan , baik dari dari ruang lingkup yang paling
kecil bahkan sampai dengan Rumah sakit sekalipun.
Risiko mungkin saja dialami oleh setiap orang yang berada dalam sarana pelayanan
kesehatan mulai dari pasien atau pengunjung sarana kesehatan maupun petugas kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan. Risiko atau kejadian yang tidah diharapkan terjadi
bukan arena ada unsur kesengajaan, tetapi karena rumitnya pelayanan kesehatan. Banyak
faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya risiko atau kejadian yang tidak diharapkan
sebagai contoh tidak tersdeianya sumber daya manusia yang kompeten, kondisi fasilitas,
maupun ketersediaan obat dan peralatan kesehatan yang tidak memenuhi standar.
Tidak hanya pelayan klinis saja yang berisiko terhadap pasien, pengunjung,
lingkungan, tetapi kegiatan-kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat
juga berisiko terhadap keselamatan sasaran kegiatan,masyarakat maupun lingkungan.
Pasien, pengunjung, dan masyarakat dapat mengalami cedera atau kejadian yang tidak
diharapkan terkait dengan infeksi, kesalahan pemberian obat, kesalahan identifikasi, kondisi
fasilitas pelayanan yang tidak aman, maupun akibat penyelenggaraan kegiatan pada upaya
kesehatan masyarakat yang tidak memperhatikan aspek keselamatan.
Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan kesehatan perlu diidentifikasi
dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan pasien,pengunjung dan
masyarakat yang dilayani.
b. Tujuan Pedoman
Pedoman ini disusun dengan tujuan menyediakan pedoman bagi Puskesmas Tekarang
dalam mengupayakan keselamatan pasien, pengunung dan masyarakat melalui penerapan
manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh puskesmas tekarang.
c. Sadaran Pedoman
Sasaran dari pedoman ini adalah semua petugas kesehatan yang ada dalam instansi
kesehatan di Kecamatan tekarang mulai dari Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa serta
Puskesmas Tekarang, Petugas pendaftaran, Petugas sanitasi, petugas farmasi, petugas
labolatorium. petugas keamanan, petugas kebersihan.
d. Batasan Operasional
1. Keselamatan pasien adalah upaya yang dirancang untuk mencegah terjadinya outcome
yang tidak diharapkan sebagai akibat tindkan yang tidak aman atau kondisi laten di sarana
pelayanan kesehatan.
2. Manajemen risiko adalah metode penangan sisetematis formal dimana dikonsetrasikan
pada mengindentifikasikan dan pengontrolan peristiwa atau kejadian yang memiliki
kemungkinan perubahan yang tidak diinginkan.
3. Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan/aktifitas yang
dilakukan oleh manusia ( probalitas insiden ).
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah cedera yang diakibatkan oleh tatakelola klinis
bukan karena latar belakang kondisi pasien.
5. Kejadian Tidak Cedear (KTC) adalah terjadi penanganan klinis yang tidak sesuai pada
pasien, tetapi tidak terjadi cedera.
6. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah kejadian atau situasi yang sebenarnya dapat
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi karena secara kebetulan diketahui atau upaya
pencegahan segera dilakukan.
7. Kondisi berpotensi cedera (KPC) suatu keadaan yang mempunyai potensi menimbulkan
cedera.
BAB II
RUANG LINGKUP
a. Upaya Keselamatan Pasien di FKTP
Sesuai dengan standar akreditasi FKTP, upaya upaya keselamatan pasien yang perlu
dilakukan di FKTP antara lain adalah mengupayakan tercapainya sasaran keselamatan pasien,
penanganan dan tindak lanjut jika terjadi insiden keselamatan pasiem, penerapan manajemen
risiko kinis dalam pelayanan pasien, meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dalam
pelayanan obat, pelayanan laboratorium dan pelayanan penunjang yang lain, serta
pengendalian infeksi dalam pelayanan klinis.
1. Sasaran keselamatan pasien
Terdapat enam sasaran keselamatan pasien yang perlu diperhatikan dalam upaya
meningkatkan keselamatan pasien di FKTP, yaitu :
a. Tidak terjadinya salah identifkasi pasien.
b. Komunikasi efektif dalam pelayanan.
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat.
d. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan.
e. Pengurangan terjadinya risiko infeksi dalam pelayanan klinis.
f. Tidak terjadinya pasien jatuh.
1. Identifikasi risiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun daftar risiko yang
berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa didapatkan dari:
- Hasil temuan pada audit internal
- Keluhan pasien/pelanggan Puskesmas
- Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi di unit pelayanan
tersebut
Contoh daftar risiko pada layanan klinis di Puskesmas:
Unit Layanan Risiko
Daftar risiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir identifikasi manajemen
risiko Puskesmas dan dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas.
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim Mutu.
Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari risiko (severity
assessment) dan dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) seperti dalam
Formulir terlampir
3. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan
risiko.Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan Analisis Akar
Masalah (RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan apakah memerlukan tindakan
perbaikan (treatment) ataukah tidak.
Program Risiko
2. Analisis risiko
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim Mutu.
Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari risiko (severity
assessment) dan dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) seperti dalam
Formulir terlampir
3. Evaluasi risiko
Risiko yang teridentifikasi dianalisi menggunakan formulir FMEA dan
analisis penyebab dengan menggunakan metode RCA (Root Caused
Analysis).Tingkat risiko yang memiliki nilai yang tinggi merupakan prioritas
untuk dilakukan pemecahan masalah. Identifikasi risiko dilaporkan kepada
Tim Mutu Puskesmas
4. Tindakan perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan
rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan.
Setiap tindakan perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan
dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya
1. ANALISA RESIKO
Analisa dilakukan dengan menentukan skore resiko atau insiden tersebut untuk
snentukan prioritas penanganan
a. Peluang
TINGKAT RESIKO DESKRIPSI PELUANG / FREKUENSI
3. KELOLA RESIKO
LEVEL TINDAKAN
Ekstrem Memerlukan tindakan segera, paling lambat 2 x 24 jam
Tinggi Kaji dengan detail dan perlu tindakan segera, sampai 2 minggu
Sedang Dilakukan penelitian sederhana paling lama 2 minggu.
Sebaiknya menilai dampak terhadap bahaya dan kelola resiko.
Traget waktu pengendalian sampai 6 minggu
Rendah Dilakukan penelitian sederhana paling lama 1 minggu,
diselesaikan dengan prosedur rutin. Target waktu pengendalian
sampai 12 minggu
Respon Manajemen
Setelah resiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa, tim manajerial akan
memulai memformulasikan strategi penanganan resiko yang tepat. Strategi ini didasarkan
kepada sifat dan dampak potensial dari resiko itu sendiri. Adapun tujuan dan strategi ini
adalah untuk memindahkan dampak potensial resiko sebanyak mungkin untuk meningkatkan
control terhadap resiko.