,SpPK(K)
31 Januari 2023
Latar Belakang
• Tahun 2020 WHO : 10 juta Tuberculosis (TB), 1,5 jt
kematian.
• 2019 : 2,9 Jt TB tidak terdiagnosis dan tidak dilaporkan
, meningkat menjadi 4 juta di tahun 2020.
• Tes yang cepat, murah dan sensitif untuk spesimen
sputum, non sputum perlu dikembang untuk
mendiagnosis dan mengeliminasi TB .
• Saat ini, tes diagnostik untuk TB kebanyakan
menggunakan sputum
Pendahuluan
• Algoritme deteksi cepat TB dan TB resisten obat : tes
berbasis molekuler. 2010 , WHO merekomendasikan
Xpert MTB/RIF dan 2017 Xpert MTB/RIF Ultra.
• Kendala: Biaya tinggi, kurangnya ketersediaan alat,
teknisi pengoperasional instrumen.
• Sistem Xpert merupakan opsi satu satunya yang
direkomendasikan WHO untuk deteksi cepat
molekuler TB dan TB resisten RIF sebelum 2020.
• 2020, WHO Uji Truenat MTB Plus ( Molbio Diagnostics,
India) tes diagonis awal TB daripada mikroskopis/kultur.
• Truenat MTB: Uji molekuler ( chip-based, point-of-care,
rapid molecular test) portable yang dioperasikan
menggunakan baterai.
• Truneat MTB-RIF Dx : mendeteksi resistensi rifampicin
pada hasil Truenat MTB +.
• diuji di 7 lokasi di empat negara termasuk pada orang
dengan HIV , WHO merekomendasi uji diagnostik ini.
• Angka TB/HIV sangat tinggi di Kamerun, 2020
diperkirakan hanya 48% TB yang terdiagnosis dan
diobati .
• Data WHO di Kamerun : Angka perkiraan TB
17/100.000 & Prevalensi HIV 2,7 % serta kejadian
HIV/TB 42/100.000.
• Dalam situasi ini, tes yang cepat dan sensitif untuk
deteksi TB dibutuhkan diagnosis dan perawatan TB .
Tujuan Penelitian