Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH EKONOMI MIKRO

“TEORI BIAYA”

Dosen Pembimbing : Nur Khasanah, S.E., M.M.

Disusun Oleh :
1. Bima Yudha Prasetya (185503257)
2. Nafi Resita (185503306)

KELAS II KB

PROGRAM S1 MANAJEMEN
STIE PUTRA BANGSA KEBUMEN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca tentang Biaya Produksi.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................


KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG .......................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................... 2
C. TUJUAN ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3


A. KONSEP BIAYA .................................................................. 3
B. TEORI BIAYA ..................................................................... 5
C. JENIS-JENIS BIAYA .......................................................... 7
D. PRODUKSI, PRODUKTIVITAS, DAN BIAYA .............. 12

BAB III PENUTUP ............................................................................... 22


A. KESIMPULAN .................................................................. 22
B. SARAN ............................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam ekonomi yang sudah modern, dimana peranan uang amat penting,
maka ukuran efisiensi yang paling baik (Waupun bukan paling lengkap) adalah
uang. Produksi dan biaya produksi bagaikan keeping mata uang logam bersisi
dua. Seiring berkembangnya zaman, setelah mengalami pertambahan penduduk
dan perkembangan teknologi secara terus-menerus. Situasi kehidupan masyarakat
menjadi berubah. Dilain pihak jenis dan jumlah kebutuhan hidup menjadi makin
tidak terbatas. Semua hal tersebut berkaitan erat dengan apa yang disebut dengan
biaya (cost).
Banyak defenisi umum tentang biaya (cost), namun secara garis besar
kami menyimpulkan bahwa biaya (cost) adalah besarnya dana yang dikeluarkan
untuk pengembalian atas barang atau jasa yang diperoleh.
Bilamana seseorang menanyakan sesuatu hal berkaitan dengan biaya
(Cost), maka reaksi pertama hendaknya mencari tahu untuk apa informasi biaya
tersebut hendak digunakan. Angka-angka biaya dapat diartikan bervariasi
tergantung pada tujuannya.
Pengertian biaya dalam ekonomi adalah biaya kesempatan. Konsep ini
dipakai dalam analisis teori biaya produksi. Dalam konsep ini ada biaya eksplisit
dan biaya implicit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit
terlihat, terutama melalui laporan keuangan. Contoh biaya eksplisit adlah biaya
listrik, telepon dan air, pembayaran gaji buruh dan gaji karyawan. Biaya implicit
adalah biaya kesempatan, antara lain biaya tenaga kerja, biaya barang modal dan
biaya kewirausahaan. Biaya barang modal, dalam biaya ekonomi penggunaan
barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk
menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin
disewakan kepada perusahaan lain. Wirausahawan adalah orang yang
mengkombinasikan berbagai factor produksi untuk ditransformasikan menjadi
output berupa barang dan jasa.

1
Atas keberanian menganggung resiko, pengusaha mendapat balas jasa
berupa laba. Laba adalah kelebihan pendapatan yang diperoleh dibanding dengan
pengeluaran yang dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka permasalahan yang diangkat dalam
makalah ini, anatara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Biaya ?
2. Apa definisi dari Teori Biaya ?
3. Apa saja jenis-jenis dari Biaya ?
4. Apa hubungan antara Produksi, Produktivitas, dan Biaya ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konssep Biaya.
2. Untuk mengetahui Teori Biaya.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari Biaya.
4. Untuk mengetahui hubungan anatara Produksi, Produktivitas, dan Biaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Biaya
Setiap perusahaan pasti memiliki sejumlah informasi tentang biaya yang
akan atau telah menjadi tanggungan perusahaan. Informasi yang akurat mengenai
biaya produk maupun jasa merupakan hal penting dalam setiap tahap fungsi
manajemen, yaitu manajemen strategik, perencanaan dan pengambilan keputusan,
pengendalian manajemen dan pengendalian operasional, dan pembuatan laporan
keuangan termasuk analisis biaya. Ditinjau dari sudut biaya, ada beberapa definisi
tentang biaya yang diuraikan sebagai berikut :
1. Biaya dalam ekonomi manajerial mencerminkan definisi sistem produksi,
sehingga konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, tetapi apabila
pada konsep produksi kita membicarakan penggunaan input secara fisik
dalam menghasilkan output produksi, maka dalam konsep biaya kita
menghitung penggunaan input itu dalam nilai ekonomi yang disebut biaya.
(Gaspersz, 2003)
2. Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau
dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. (Sunarto, 2003)
3. Biaya merupakan pengorbanan sacrifice yang bertujuan untuk
memproduksi atau memperoleh suatu komoditi. Pengorbanan yang tidak
bertujuan dusebut pemborosan dan bukan termasuk biaya. (Gani, 1990)
4. Biaya juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk
memperoleh suatu output tertentu. Pengorbanan itu dapat berupa uang,
barang, tenaga, waktu maupun kesempatan. Dalam analisi ekonomi nilai
kesempatan (untuk memperoleh sesuatu) yang hilang karena melakukan
sesuatu kegiatan lain juga dihitung sebagai biaya, yanng disebut biaya
kesempatan / opportunity cost. (Maidin, 2003)
5. Bagi seorang Akuntan, biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh atau menghasilkan sesuatu. (Rahardja & Manurung, 2002)

3
Sehingga dalam pengertian tentang biaya tersebut diatas, ternyata terdapat
4 unsur pokok, yaitu :
a. Biaya merupakan harga pokok atau bagiannya untuk memperoleh
pendapatan
b. Biaya mencerminkan efisiensi sistem produksi
c. Biaya merupakan pengorbanan untuk suatu tujuan tertentu
d. Pengorbanan dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun
kesempatan
Dalam konsep biaya, menurut Noor (2007) biaya adalah pengeluaran yang
tidak dapat dielakkan (unavoidable expenses) dalam melakukan suatu
kegiatan. Dengan demikian secara konsep, maka pengertian biaya adalah
sebagai berikut :
a. Biaya tidak sama dengan pengeluaran
b. Biaya harus menggambarkan kegiatan
c. Biaya harus relevan dengan kegiatan yang dilakukan
Berdasarkan definisi biaya sebagai cost dan sebagai expense diatas
umumnya mempunyai kesamaan makna, yaitu :
a. Cost merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam
satuan uang yang terjadi atau secara potensial akan terjadi dan
pengorbanan tersebuat untuk tujuan tertentu.
b. Expense merupakan cost dari orang dan jasa telah menjadi beban
(expired) karena berlalunya waktu baik secara langsung maupun
tidak langsung terkait dalam proses untuk memperoleh pendapatan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah
sebagai sumber daya yang diukur dengan uang yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu dan biaya merupakan kas sumber daya yang
dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa untuk mendapatkan
manfaat sekarang atau dimasa yang akan datang.

4
B. Teori Biaya
1. Pengertian Biaya
Menurut Noor (2007) teori biaya dikembangkan berdasarkan teori
produksi, yaitu bagaimana mendapatkan formulasi input (biaya) yang
paling efisien untuk menghasilkan output (produksi) tertentu. Dengan
demikian, maka teori biaya digunakan untuk :
a. Menentukan tingkat output (produksi) yang optimum dengan biaya
minimum.
Biaya = Fungsi (produksi)
b. Analisis terhadap faktor-faktor ekonomi dan teknologi yang
menunjang produksi untuk mendapatkan “teknologi yang tepat, dan
yang cocok dengan kondisi perusahaan”, dengan biaya minimum.

Biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk
produk yang diharapkan dapat membawa keuntungan masa kini dan masa
yang akan datang bagi organisasi. Disebut “setara dengan kas” karena
asset non-kas dapat diukur dengan produk yang diinginkan. Biaya
dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dalam bentuk pendapatan
dimasa kini maupun dimasa yang akan datang. Dengan demikian biaya
digunakan untuk menghasilkan manfaat pendapatan disebut beban. Oleh
karenanya setiap periode, beban tersebut dikurangkan dari pendapatan
pada laporan laba rugi. Kerugian adalah biaya yang kadaluarsa tanpa
menghasilkan manfaat pendpatan pada satu periode. Misalnya Persediaan
yang rusak akibat kebakaran dan tidak diasuransikan dapat
diklasifikasikan sebagai kerugian dalam laporan laba rugi. Sementara
biaya yang tidak kadaluarsa dalam suatu periode tertentu dikelompokan
sebagai aktiva dan muncul pada neraca. Miasalnya mesin dan komputer
adalah contoh aktiva yang berumur lebih dari satu periode. Prinsip utama
dalam pembedaan anatar biaya sebagai beban atau sebagai aktiva adalah
soal penentuan waktu, yakni apakah biaya tersebut digunakan dalam satu
periode atau lebih dari satu periode.

5
2. Pengertian biaya menurut para ahli :
Menurut Supriyono (2000;16), Biaya adalah harga perolehan yang
dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau
revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya adalah kas atau nilai setara
kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa kyang diharapkan memberi
manfaat padaa saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi.
Menurut Mulyadi (2001;8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau
yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Menurut Masiyah Kholmi, Biaya adalah pengorbanan sumber daya atau
nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diharapkan memberi manfaat disaat sekarang atau dimasa yang akan
datang bagi perusahaan.

6
C. Jenis Biaya
1. Menurut Realitas (Realisasi) Pembayarannya
a. Biaya pengorbanan (Opportunity Cost)
Menurut Noor (2007:171) opportunity cost adalah biaya yang
timbul karena mengorbankan kesempatan tertentu. Dalam
praktiknya biaya ini tidak pernah dibayarkan. Misalnya seorang
pemilik perusahaan yang bekerja untuk perusahaannya sendiri.
Penggunaan lahan pertanian yang subur digunakan untuk
membangun sarana publik dan sebagainya.
Opportunity Cost merupakan penghasilan atau penghematan biaya
yang dikorbankan karena dipilihnya satu alternative tertentu,
sehingga penghasilan atau penghematan tersebut perlu
diperhitungkan sebagai biaya alternative tertentu tersebut
(Supriyono, 1999:360).
Contoh : sebagian ruangan toko dapat disewakan atau digunakan
sendiri. Jika ruangan tersebut digunakan sendiri, maka hasil
penyewaan yang seharusnya diperoleh akan menjadi opportunity
cost bagi kegiatan tersebut.
b. Biaya sebenarnya (Real Cost)
Real Cost adalah biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan. Misalnya : biaya upah dan gaji, biaya
bahan baku, biaya bahan penolong, dan sebagainya.

2. Menurut Konsep Pencatatan


a. Biaya akuntansi (accounting cost) adalah biaya yang didasarkan
pada pencatatan akuntansi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku. Misalnya biaya bahan baku, biaya gaji / upah, biaya
komunikasi dan sebagainya. Dalam praktiknya tidak semua biaya
menurut akuntansi ini dibayarkan.
b. Biaya ekonomis (economic cost) adalah biaya-biaya yang benar-
benar dibayarkan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Pada

7
biaya ekonomis ini, hampir semua dicatat, namun masih ada biayaa
yang tidak dibayarkan, karena memang tidak dicatat. Misalnya
seorang yang bekerja pada perusahaannya sendiri, atau pekerja
keluarga sering tidak dibayar dan juga tidak dicatat.

3. Menurut Periode atau Waktu


a. Biaya jangka pendek (short run cost) adalah periode dimana masih
ada kelompok dari biaya tetap dan biaya variabel. Untuk jangka
pendek, biaya terdiri dari biaya tetap (TFC) dan biaya variabel
(TVC)
b. Biaya jangka panjang (long run cost) adalah periode diamana
seluruh biaya berubah (variabel). Dalam jangka panjang semua
biaya adalah biaya variabel (tidak ada biaya tetap).

4. Menurut Karakteristik Jumlahnya


a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap (fixed), tidak
dipengaruhi oleh besar kecilnya output. Pengertian biaya tetap ini
hanya berlaku untuk analisis dalam waktu yang relatif pendek.
Yaitu sepanjang kapasitas produksi atau kapasitas produksi belum
berubah (Noor, 2008:172). Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya
yang jumlahnya tidak berubah (konstan), terlepas dari perubahan
tingkat aktivitas dalam kisaran relevan (relevant range) tertentu
(simamora, 2002:147). Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh
kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta
strategi manajemen.
Dengan kata lain biaya tetap adalah biaya yang didalam jarak
kapasitas tertentu totalnya tetap, meskipun volume kegiatan
perusahaan berubah-ubah. Jarak kapasitas adalah serangkaian
tingkat volume kegiatan perusahaan yang dapat dicapai tanpa

8
menambah kapasitas. Contoh : biaya tetap adalah biaya sewa
periodik, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya gaji manajer.
b. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Menurut Garisson dan Noreen yang diterjemahkan oleh A.Torok
Budi Santoso (2000) menjelaskan, “Biaya variabel adalah biaya
yang berubah secara proporsi dengan perubahan aktivitas”.
Aktivitas tersebut dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk
seperti unit yang diproduksi, unit yang dijual, kilometer jkam kerja,
dan sebagainya. Contoh yang menggambarkan biaya variabel
adalah biaya bahan langsung. Biaya bahan langsung yang
digunakan selama satu periode akan bervariasi sesuai dengan
tingkat unit yang dihasilkan. Biaya variabel merupakan biaya yang
berubah sesuai perubahan output. Ada beberapa contoh yang
menunjukan bahwa biaya akan berubah-ubah sesuai dengan produk
dan jasa yang dapat dihasilkan oleh perusahaan. Dalam perusahaan
dagang, biaya variabel meliputi harga pokok penjualan, komisi
penjualan, dan biaya tagihan. Biaya variabel atau total variabel cost
(TVC) adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan
perubahan tingkat atau volume produksi. Contoh biaya bahan baku,
biaya energi, komisi penjualan, upah tenaga kerja (Noor,
2008:172).
TVC = f(Q) →TVC adalah fungsi dari output
1) TVC : Total Variabel Cost → Berubah sesuai dengan
perubahan dari output
2) AVC : Variabel Cost/Unit → Tetap, sepanjang skala /
kapasitas produksi dan harga input tidak berubah.
Penggunaan konsep biaya tetap dan biaya variabel ini sangat
pentinng bagi perusahaan, khususnya untuk perencanaan produksi
seperti analisis pulang pokok (Break Event point), dan perencanaan
laba perusahaan termasuk kebijakan memberhentikan (shut-down)
operasi.

9
5. Menurut Karakteristik Satuannya
a. Biaya total (total cost / TC) adalah jumlah dari keseluruhan biaya
yang dikeluarkan untuk menghasilkan output. → TC = TFC + TVC
Karena biaya variabel merupakan unsur biay total, maka biaya total
memiliki sifat sebagaimana yang juga dimiliki oleh biaya variabel,
yakni bahwa besarnya biaya total itu berubah-ubah relatif
perubahan jumlah output yang dihasilkan. Namun, fixed cost yang
juga bagian dari biaya total, nilai eksistensinya tetap tidak berubah.
b. Biaya rata-rata per unit output (Average Total Cost / ATC ) adalah
jumlah dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan dibagi dengan
jumlah output. Untuk mencapai keuntungan, biaya rata-rata per
unit produksi ini berguna ssebagai informasi dasar untuk
menentukan produksi yang paking efisien. Perusahaan akan
berproduksi pada tingkat biaya rata-rata per unit output (ATC)
yang paling rendah.
c. Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) adalah tambahan biaya yang
dikeluarkan karena ada tambahan satu unit output

6. Menurut Relevansinya
a. Biaya Relevan
Menurut Ahmad (2005:115), biaya relevan adalah biaya yang
dapat dihindari atau biaya yang dapat dielakan dan harus
dipertimbangkan oleh setiap pengambil keputusan dalam berbagai
alternatif yang dihadapi.
Biaya relevan memiliki karakteristik yakni sebagai berikut :
1) Biaya yang benar-benar akan terjadi dan mengingat biaya
masa lalu yang tidak relevan.
2) Biaya harus benar-benar akan memberikan hasil berbeda
jika memilih alternatif.

10
Biaya relevan adalah seluruh jenis biaya dengan karakteristik
seperti diatas : Total Fix Cost, Total Variable Cost, Total Cost,
Average Fix Cost, Average Variable Cost, Average Total Cost dan
Marginal Cost.
b. Biaya Irrelevan
Biaya Irrelevan adalah jenis biaya yang sudah dikeluarkan
perusahaan, namun tidak relevan dengan pengambilan keputusan
dalam bisnis. Biaya tidak relevan ini dikenal juga dengan istilah
Sunkj Cost. Sunk Cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan
perusahaan, nammun tidak relevan digunakan sebagai bahan
penngambilan keputusan oleh manajemen. Sunk Cost adalah biaya
yang terjadi dimasa lalu dimana tidak ada yang dapat mengubah
apa yang telah dikeluarkan maupun apa yang telah terjadi. Oleh
karena itu, sunk cost merupakan informasi yang tidak relevan
dalam pembuatan keputusan.
Contoh :
Suatu Departemen akan membeli mesin baru. Ada dua alternative
pilihan yaitu Mesin A dan Mesin B. Informasi mengenai harga dan
biaya pemeliharaan sebagai berikut :
Uraian Mesin A Mesin B Keterangan
Harga Relevan Rp. 400 jt Rp. 410 jt Biaya tidak
relevan
Biaya Rp. 10 jt/th Rp. 10 jt/th Biaya tidak
Pemeliharaan relevan

11
D. Produksi, Produktifitas dan Biaya
Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat dicapai
dengan biaya yang lebih rendah. Produktivitas dan biaya mempunyai hubungan
terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah,
begitu juga sebaliknya. Dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap yang
menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung
pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua faktor produksi
adalah variable artinya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi.
Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas
dibandingkan dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu
menekan biaya produksi. Sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin
rendah. Pola pergerakan biaya rata-rata ini berkaitan dengan karakter fungsi
produksi jangka panjang.
1. Biaya jangka pendek
Yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah factor-
faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dalam biaya
produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan produksi dibagi
menjadi:
a. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya:
1) Biaya langsung (Direct cost) Biaya langsung merupakan
biaya-biaya yang dapat diindentifikasi secara langsung pada
suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai
contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan
listrik, dan biaya overhead.
2) Biaya tidak langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung
merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi
secara langsung pada suatu proses tertentu atau output
tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan atau biaya
fasilitas lainnya.

12
b. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
1) Biaya total (Total Cost) / TC
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi
yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap
dan biaya variabel. Biaya total dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

TC = FC + VC

Dimana : TC = Total cost (biaya total)


FC = Biaya tetap (foxed cost)
VC = Biaya variable (variable cost)
2) Biaya Variabel (Variable cost) / VC
Biaya Variabel merupakan biaya yang berubah secara linier
sesuai dengan volume output operasi perusahaan. Sebagai
contoh adalah biaya pulsa telepon bulanan, biaya
pengeluaran untuk upah dan bahan baku. Biaya VC dapat
dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total,
yaitu
TC = FC + VC

VC = TC - FC
3) Biaya tetap (Fixed Cost) / FC Biaya tetap merupakan biaya
yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi. Sebagai
contoh adalah biaya pemeliharaan pabrik dan asuransi.
Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variable,
yaitu dari penurunan rumus biaya total.

TC = FC + VC

FC = TC - VC

13
Contoh Kasus:
Sebuah pabrik Sandal dengan Merk " Idaman" mempunyai biaya tetap (FC) =
1.000.000; biaya untuk membuat sebuah sandal Rp 500; apabila sandal tersebut
dijual dengan harga Rp 1.000, maka: Ditanya:
1. Fungsi biaya total (TC), fungsi penerimaan total ( TR) dan Variable Cost.
2. Pada saat kapan pabrik sandal mencapai BEP
3. Untung atau rugikah apabila memproduksi 9.000 unit

Jawab:
1. FC = Rp 1.000.000
VC = Rp 500
Fungsi biaya variabel VC = 500 Q ....(1)
Fungsi biaya total TC = FC + VC -----> C = 1.000.000 + 500 Q ...(2)
Fungsi penerimaan total TR = P.Q -----> TR = 1.000 Q .............(3)

2. Break Even Point terjadi pada saat TR = TC


1.000 Q = Rp 1.000.000 + 500 Q
1.000 Q - 500 Q = 1.000.000
500 Q = 1.000.000
Q = 2.000 unit
Pabrik roti akan mengalami BEP pada saat Q = 2.000 unit
Pada biaya total TC = 1.000.000 + 500 ( 2.000) TC = 2.000.000

3. Pada saat memproduksi Q = 9000 unit


TR = P.Q
= 1.000 X 9.000
= 9.000.000
TC = 1.000.000 + 500 (Q)
= 1.000.000 + 500 ( 9.000)
= 1.000.000 + 4500.000
= 5.500.000

14
Bila TR > TC, maka keadaan laba / untung.
Laba = TR – TC
= 9.000.00 - 5.500.000
= 3.500.000

Bila hanya memproduksi 1.500 unit maka akan mengalami kerugian


sebesar :
Rugi = TR – TC
= 1.000 (1.500) - 1.000.000 + 500 ( 1.500)
= 1.500.000 - 1.750.000
= 250.000

4) Biaya total rata-rata (average total cost) / ATC


Biaya total rata-rata (average total cost) /ATC merupakan
biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah
produksi oleh perusahaan. Biaya total rata-rata dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

ATC = AFC + AVC

5) Biaya variable rata-rata (average variable cost) / AVC


Biaya variable rata-rata merupakan biaya yang apabila
biaya variable (VC) untuk memproduksi sejumlah barang
(Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya variable
rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

AVC = ATC - AFC

6) Biaya tetap rata-rata (average fixed cost) / AFC


Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya
tetap (FC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu

15
(Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu. Biaya tetap
rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:

AFC = ATC - AVC

Contoh :
Diketahui: TC = 360.000 Q = 3
AFC = 40.000 AVC = 80.000
Ditanya : ATC = …?

Jawab:
ATC = ATC = AFC + AVC
= atau = 40.000 + 80.000
= 120.000 = 120.000

Dengan menggunakan kedua rumus di atas, maka telah


diketahui bahwa hasilnya adalah sama, yaitu Rp
120.000,00.

c. Dalam hubungannya dengan keputusan-keputusan manajemen


1) Biaya marginal (Marginal cost) / MC Biaya marginal
dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan
(incremental cost). Biaya marginal merupakan kenaikan
biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi
sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marginal
dapat dihitung dengan rumus:

MC = TC’ = dTC / dQ

Contoh :
C = 4 + 2Q + Q2
MC = …?

16
Jawab :
MC = C’
= 2 + 2Q
Maka, TC minimum tercapai pada saat MC = 0 dan MC
minimum tercapai pada saat MC’ = 0.

d. Kurva Biaya Jangka Pendek

a) Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti


kalau kurva MC di bawah kurva AVC maka kurva AVC
sedang menurun).
b) Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar
(berarti kalau kurva MC di atas AVC maka kurva AVC
sedang menaik).

Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam 01 dan 02 maka


kurva AVC dipotong oleh kurva MC di titik terendah dari
kurva AVC. Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa
kurva AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah kurva
AC. Secara grafik hubungan di antara MC dengan AVC dan
AC adalah sperti yang ditunjukan dalam Gambar.

17
2. Biaya jangka panjang
Dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya
variable (variable cost), tidak ada biaya tetap. Dalam jangka panjang,
perusahaan dapat menambah semua factor-faktor produksi yang akan
digunakan oleh perusahaan. Jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana
semua factor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah dari
factor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah
apabila memang dibutuhkan. Dalam jangka panjang semua biaya adalah
biaya variable (tidak ada biaya tetap).
Karena itulah biaya relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya
variable, biaya rata-rata dan biaya marginal.
a. Biaya total (jangka panjang) Adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variable.
Penyebutan jangka panjang oleh para ekonom menandai suatu
proses produksi dimana sumber daya yang digunakan tidak ada
lagi yang bersifat tetap. Semua sumber daya yang digunakan dalam
proses produksi bersifat variable atau jumlahnya dapat
berubahubah. Produksi dalam jangka panjang memungkinkan
perusahaan untuk mengubah skala produksi (tingkat produksi)
dengan cara mengubah, baik mengubah maupun mengurangi
jumlah sumberdaya. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya yang
ditimbulkan.
Biaya total sama dengan perubahan biaya variable secara
matematis dapat ditulis:
LTC = LVC

Dimana :
LTC = Biaya total jangka panjang (long run total cost)
LVC = Biaya variable jangka panjang (long run variable cost)

Rumus Matematis : µ = TR – TC = (P x Q) – (FC+VC)

18
Contoh kasus :
Bila diketahui suatu perusahaan memiliki struktur modal tetap
adalah sebesar rp. 1 juta dan biaya produksi/unit adalah rp. 1.500,
bila misalkan jumlah produksi adalah sebanyak 1.000 unit dengan
harga jual rp. 1.600/unit, tentukanlah berapa besar tingkat
keuntungan perusahaan tersebut ?
Jawab :
TC = 1.000.000+1.500 Q
P = 1.600, Q = 1.000, → TR = 1.600 * 1.000 = 1.600.000
TC = 1.000.000 + 1.500(1.000) = 2.500.000
µ = TR–TC = 1.600.000–2.500.000 = - 900.000
Jadi perusahaan mengalami kerugian.
b. Biaya marginal adalah tambahan biaya karena menambah produksi
sebanyak satu unit. Perubahan biaya total sama dengan biaya
variable. Maka rumusnya:
LMC = ∆LTC / ∆Q

Dimana : LMC = biaya marginal jangka panjang


∆LMC= perubahan biaya total jangka panjang
∆Q = Perubahan output
c. Biaya Rata-Rata adalah biaya total dibagi jumlah output.
Ditunjukkan dengan rumus :
LAC = LTC / Q

Dimana :
LAC = Biaya rata-rata jangka panjang (long run average cost)
Q = Jumlah output
Cara Meminimumkan Biaya. Dalam analisis ekonomi kapasitas
pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata ( AC =
Average Cost). Peminimuman biaya jangka panjang tergantung
kepada 2 faktor berikut :
1) Tingkat produksi yang ingin dicapai
2) Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia

19
d. Cara Meminimumkan Biaya Dalam Jangka Panjang Karena dalam
jangka panjang perusahaan dapat memperluas kapasitas
produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plant
size) yang akan meminimumkan biaya produksinya. Dalam analisi
ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata-
rata (AC). Dengan demikian analisi mengenai bagaimana produsen
menganalisis kegiatan produksinya dalam usahanya
meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan
kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.

Contoh yang menggambarkan bagaimana analisi tersebut dibuat


ditunjukan dalam Gambar. Dimisalkan terdapat tiga kapasitas
pabrik yang dapat digunakan oleh pengusaha. Kapasitas 1
ditunjukan oleh AC1 , Kapasitas 2 ditunjukan oleh AC2, dan
Kapasitas 3 ditunjukan oleh AC3. Dalam contoh ini pada
hakikatnya pengusaha mempunyai tiga pilihan dalam
menggunakan alat-alat produksi : Kapasitas 1, Kapasitas 2 dan
Kapasitas 3. Berturut-turut biaya produksi yang akan dikeluarkan
untuk menggunakan masing-masing kapasitas tersebut adalah
ditunjukan oleh AC1, AC2, AC3. Yang manakah kapasitas yang

20
akan dipilih produsen? Faktor apakah yang menentukan pilihan
tersebut?
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan
adalah tingakt produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan
tersebut ingin mencapai produksi sebanyak 100 unit, adalah lebih
baik untuk menggunakan Kapasitas 1 (lihat titik A). Kalau yang
digunakan adalah Kapasitas 2, seperti dapat dilihat dalam Gambar.
Biaya produksi adalah lebih tinggi (lihat titik B). Kapasitas 1
adalah kapasitas yang paling efisienm dan akan meminimumkan
biaya produksi, untuk produksi di bawah 130 unit. Untuk produksi
di antara 130 dan 240 unit, Kapasitas 2 adalah yang paling efisien,
karena biaya produksi adalah paling minimum dengan
menggunakan kapasitas tersebut. Ini dapat dilihat misalnya untuk
produksi sebanyak 160 unit. Seperti dapat dilihat dalam Gambar,
AC1 berada di atas AC2, yang berarti dengan menggunakan
Kapasitas 1 biaya akan lebih tinggi daripada menggunakan
Kapasita 2. Untuk produksi melebihi 240 unit, misalnya 275 unit,
Kapasitas 3 adalah yang harus digunakan produsen. Penggunaan
ini akan meminimumkan biaya. Dari contoh ini dapat disimpulkan
bahwa peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada dua
faktor berikut:
1) Tingkat produksi yang ingin dicapai
2) Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.

21
BAN III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Banyak defenisi umum tentang biaya (cost), namun secara garis besar
kami menyimpulkan bahwa biaya (cost) adalah besarnya dana yang
dikeluarkan untuk pengembalian atas barang atau jasa yang diperoleh.
2. Harga Pokok adalah sejumlah nilai aktiva, tetapi apabila selama tahunb
erjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh
penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan ke biaya (Expense).
3. Klasifikasi Biaya
Berdasarkan realitas pembayarannya :
a. Biaya Pengorbanan
b. Biaya Sebenarnya
Berdasarkan konsep pencatatan :
a. Biaya Akuntansi
b. Biaya Ekonomis
Berdasarkan periode atau waktu :
a. Biaya Jangka Pendek
b. Biaya Jangka Panjang
Berdasarkan Karakteristik Jumlahnya :
a. Biaya Tetap
b. Biaya Variabel
Berdasarkan karakteristik satuannya :
a. Biaya Total
b. Biaya Rata-rata
c. Biaya Marginal
Berdasarkan Relevansinya :
a. Biaya Relevan
b. Biaya Irrelevan

22
4. Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat
dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Produktivitas dan biaya
mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya
produksi akan makin rendah, begitu juga sebaliknya. Dalam jangka
pendek ada factor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu
biaya produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi.
5. Dalam jangka panjang, karena semua factor produksi adalah variable
artinya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi. Dalam
jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas
dibandingkan dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang
mampu menekan biaya produksi. Sehingga setiap tahun biaya produksi per
unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata-rata ini berkaitan dengan
karakter fungsi produksi jangka panjang.

B. Saran
Agar dapat melakukan perhitungan harga pokok produksi yang tepat,
perusahaan harus mengadakan pengelompokkan atau pengkhlasifikasian
biaya, agar biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat di bebankan
dengan tepat sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual produknya
secara wajar, dalam arti tidak terlalu rendah maupun tidak terlalu tinggi jika
dibandingkan dengan produk sejenis yang dihasilkan perusahaan lain sehingga
produk yang di hasilkan perusahaan dapat bersaing dipasar.

23
DAFTAR PUSTAKA

Salvatore, Dominick. (2005). Ekonomi Manajerial Dalam Perekonomian


Global Buku 1 Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada.

24

Anda mungkin juga menyukai