Brem
Brem
BAB 1
PENDAHULUAN
unggulan yang potensial dijual dan dikembangkan dan hingga kini mampu
menyangga perekonomian banyak elemen masyarakat (Ariyanto, 2003).
Maksud dan tujuan dilakukannya Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk
mengetahui dan mempelajari tahapan proses secara langsung serta memahami
dan menganalisa permasalahan-permasalahan yang sesungguhnya dihadapi
dalam proses pembuatan brem padat, mulai dari pengadaan bahan baku
sampai produk jadi, sehingga dapat diambil kesimpulan akhir dan
membandingkannya dengan dasar teori yang didapatkan selama perkuliahan.
1.3 Manfaat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Angiosperma
Ordo : Graminales
Famili : Graminea
Genus : Oryza
Beras ketan hampir seluruhnya terdiri dari pati (starch). Pati merupakan
zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri
dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa terdiri atas
250-300 unit D-glukosa, polimer linier dari D-glukosa membentuk amilosa
dengan ikatan 1,4-glukosidik. Sedangkan amilopektin terdiri lebih dari 1000 unit
glukosa, polimer amilopektin adalah terbentuk dari ikatan 1,4-glukosidik dan
membentuk cabang pada ikatan 1,6- glukosidik (Poedjiadi, 1994).
Beras ketan yang digunakan dalam pembutan brem harus berasal dari
beras ketan yang siap panen, dengan kandungan pati yang tinggi 90%, dengan
kadar amilosa (1-2%) dan amilopektin (88-89%). (Juliano,1972) sehingga beras
ketan lebih lengket dan bila dingin tidak filtrat tape yang dihasilkan dari hasil
fermentasi ketan dapat diperoleh secara optimal. Kandungan gizi beras ketan
dapat dilihat dalam Tabel 1
Brem padat merupakan salah satu makanan hasil fermentasi yang banyak
diusahakan di Jawa timur dan Jawa Tengah, khususnya di Caruban (Madiun) dan
Wonogiri, Brem padat adalah makanan tradisional yang tebuat dari cairan hasil
fermentasi tape beras ketan putih atau beras ketan hitam (Evyrosita, 1999).
Brem padat merupakan makanan yang dibuat dari beras ketan, yaitu dari
cairan tape yang dipanaskan sampai kental dan didinginkan sampai memadat.
Brem padat memiliki rasa manis atau manis keasaman, tekstur padat, kering tidak
lembek, warna putih kekuningan sampai kuning kecoklatan serta mudah hancur di
mulut. Bentuk brem padat yang paling umum diperjualbelikan adalah bentuk
persegi empat (kotak) atau bulat pipih (Astawan dan Wahyudi, 1991).
Brem padat adalah suatu produk hasil fermentasi dari ketan oleh khamir
yang dikeraskan. Brem padat kaya akan kalori dan merupakan makanan khas yang
mudah hancur saat dimakan. Kandungan brem padat terbanyak adalah gula, pati
terlarut dan asam laktat. Brem padat yang ada di pasaran adalah suatu produk
pangan yang berwarna putih sampai kecoklatan dan mempunyai rasa manis
keasaman yang dibuat dari pemasakan cairan tape ketan putih (Anonymous,
2013). Dalam SNI Nomor 0369- 90, brem padat didefinisikan sebagai makannan
padat yang terbuat dari penguapan sari tape ketan dengan penambahan pati yang
dapat larut (SNI, 1995).
1. Bentuk pertama yang lebih dulu dikenal adalah makanan tradisional khas
yang berasal dari kota Caruban ada dua penghasil yaitu: tepatnya Desa
Bancong Kecamatan Wonosari dan Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan, di
sebelah timur Madiun, Jawa Timur, dikemas bebentuk lempengan putih
kekuningan, rata-rata berukuran kurang lebih 15 cm x 5cm x 0,5 cm.
7
Brem dapat diperoleh dengan cara mengolah air tape ketan yang
terbentuk selama fermentasi yang dilanjutkan dengan proses pemanasan,
pengadukan dan penctakakan. Tape ketan dapat dibuat dengan cara memasak
beras ketan sampai cukup matang yang kemudian didinginkan dan di inokuladsi
dengan ragi (Kuswanto dan Sudarmadji, 1989).
2. Pengukusan
Proses fermentasi tape ketan berlangsung selama 3-8 hari pada suhu 300C
(Anonymous, 2003). Apabila proses fermentasi berlangsung selama 2 hari, tape
yang dihasilkan akan kurang manis, kurang bercita rasa alkohol, tidak adanya rasa
asam dan tekstur tape masih cukup keras (Suwaryono dan Ismeini, 1988). Apabila
9
proses fermentasi lebih dari 7 hari, rasa tape agak keras karena mulai terbentuk
alkohol dan rasanya sangat asam (Djutikah dkk., 1988).
Fardias, Sasmito dan Sugiyono (1996), proses utama terbagi menjadi dua
tahap, tahap pertama merupakan proses pemecahan pati menjadi gula sederhana
yang menimbulkan rasa manis dan membentuk cairan dimana konversi pati
menjadi gula sederhana dilakukan oleh kapang dengan enzim amilase. Tahap
berikutnya fermentasi sebagian gula menjadi asam organik, alkohol dan senyawa-
senyawa cita rasa. Konversi gula menjadi alkohol dilakukan oleh khamir.
Pemecahan gula menjadi alkohol ini melalui proses yang disebut glikolisis. Proses
glikolisis ini cenderung terjadi dalam kondisi anaerob, proses esterifikasi antara
asam dan alkohol menghasilkan ester yang membentuk cita rasa khas tape.
5. Pengadukan
6. Pencetakkan
2.3 Inokulum
2.3.1 Ragi
bawang putih tebu kining atau gula pasir, ubi kayu, jeruk nipis, dicampur dengan
tepung beras, lalu ditembah sedikit air sampai terbentuk adonan. Adonan ini
kemudian didiamkan dalam suhu kamar selama 3 hari dalam keadaan terbuka,
sehingga ditumbuhi khamir dan kapang secara alami. Setelah itu adonan yang
telah ditumbuhi mikroba diperas untuk mengurangi airnya, dan dibuat bulatan-
bulatan lalu dikeringkan. Berdasarkan beberapa penelitian yang terdahulu bahwa
pada ragi tape yang dijual di pasar tradisional terdapat 2 jenis isoalat mikroba
yaitu kapang dan khamir. Sesuai kandungan yang terdapat pada ragi, maka proses
fermentasi dibagi menjadi 2 taha, yaitu perubahan pati menjadi gula sederhana
dan gula menjadi alkohol (Saeno et al., 1981).
No Komponen Komposisi
1 Kalori 136 kal
2 Protein 43,0 g
3 Lemak 2,4 g
4 Karbohidrat 3,0 g
5 Kalsium 140 mg
6 Fosfor 1900 mg
7 Besi 20,0 mg
8 Vitamin A 0
9 Vitamin B1 6000 mg
10 Vitamin C 0
11 Air 10 g
Sumber: Direktorat Depkes RI (1981)
2.4 Fermentasi
1. Fermentasi aerobik
Fermentasi aerobic adalah fermentasi yang pada prosesnya memerlukan
oksigen. Semua organism untuk dapat bertahan hidup memerlukan energi.
Sumber energi yang diperoleh merupakan hasil dari metabolism bahan
pangan dimana mikroorganisme itu berada. Mikroorganisme adalah
organisme yang memerlukan energy tersebut. Bahan energi yang paling
banyak digunakan mikroorganisme untuk tumbuh adalah glukosa. Dengan
adanya mikroorganisme dapat mencerna glukosa yang dapa
tmenghasilkan air, karbondioksida dan sejumlah besarenergi.
2. Fermentasi anaerobik
Fermentasi anaerobic adalah fermentasi yang pada prosesnya tidak
memerlukan oksigen. Beberapa mikroorganisme dapat mencerna bahan
energinya tanpa memerlukan oksigen. Jadi hanya sebagian bahan
energinya dipecah, yang dihasilkan adalah sebagian dari energi,
karbondioksida dan air termasuk sejumlah asam laktat, etanol, asetat,
asam volatile, alkoholdan ester ( Afrianti, 2004).
karbohidrat untuk menghasilkan etanol serta produk akhir lainnya (Buckle dkk
1987).
1. Lama Fermentasi
Lama fermentasi yang dibutuhkan dalam proses fermentasi adalah 2-3
hari. Waktu yang sesuai akan menghasilkan tape yang rasanya khas, manis
dengan sedikit asam serta adanya aroma alkohol. Rasa manis karena
perubahan karbohidrat menjadi glukosa, sedangkan rasa asam karena
dalam fermentasi terbentuk asam.
2. Jumlah starter (ragi)
Jumlah ragi atau starter yang digunakan mempengaruhi proses fermentasi
tape, apabila jumlah ragi terlalu sedikit maka akan memperlambat proses
fermeentasi tape, sedangkan jumlah ragi yang terlalu banyak justru akan
menghambat mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi dan
mikroorganisme pembusuk akan tumbuh sehingga tape menjadi busuk.
3. Jenis bahan (substrat)
Substar sebagai sumber energi yangdiperlukan oleh mikroba fementasi
(starter) untuk mengawali kelangsungan fermentasi.energi yang
dibutuhkan berasal dari karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan zat
giziyang lainnya yang terdapat pada substrat. Bahan energi yang paling
banyak digunakan oleh mikroba adalah glukosa. Mikroba dalam
fermentasi harus mampu umbuh pada substrat dan mudah beradaptasi
dengan lingkugannya.
4. Suhu
Suhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis mikroorganisme
dominan yang akan tumbuh. Umumnya diperlakukan suhu 300C untuk
prtumbuhan mikroorganisme (Ryandani et al., 2005).
15
5. Oksigen
Ketersediaan oksigen harus diatur selam proses fermentasi. Hal ini
berhubungan dengan sifat mikroorganisme yang digunakan. Sebagai
contoh khamir dalam pembuatan anggur dan roti biasanya membutuhkan
oksigen selama proses fermentasi berlangsung, sedangkan untuk bakteri-
bakteri pengahasil asam tidak membutuhkan oksigen.
Salah satu substrat utama yang dipecah dalam proses fermentasi adalah
karbohidrat, karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati berupa gula
sederhana, heksosa, pentosa, pati, pektin, selulosa dan lignin. Pada umumnya
karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat tediri dari lima
atau enam atom carbon (C), oligosakarida merupakan polimer dari 2–10
monosakarida, dan polisakarida merupakan polimer yang terdiri lebih dari 10
monomer monosakarida. Salah satu jenis polisakarida adalah pati yang banyak
terdapat dalam serealia dan umbi–umbian. Selama proses pematangan,
kandungan pati berubah menjadi gula-gula pereduksi yang akan menimbulkan
rasa manis (Winarno, 2002).
Pada reaksi hidrolisa pati dengan air, terjadi pemotongan ikatan 1-4 α
glukosida menghasilkan dektrin dengan bantuan enzim α- amilase, sirup atau
glukosa tergantung pada pemecahan rantai polisakarida dalam pati. Pati diubah
menjadi gula melalui pross hidrolisis dengan reaksi sebagai berikut:
hidrolisis
(C6H10O5)n + n H2O n (C6H12O6)
Glukosa
Glukosa
Glukosa-6-fosfat
Fruktosa-6-fosfat
Fruktosa-1,6-bifosfat
Gliseraldehid-3-fosfat
1,3 disfosfogliserat
3-fosfogliserat
2-fosfogliserat
Fosfoenolpiruvat
Piruvat
Asetaldehid
Etanol
Gambar 2. Jalur Embden–Meyerhof-Parmas (EMP)
Sumber: (Madigan dkk., 2000)
Jalur EMP berlangsung melalui 3 tahap. Tahap pertama merupakan tahap
perubahan glukosa (C6) menjadi 2 molekul gliseraldehid-3fosfat (C3)
menggunakan ATP. Reaksi oksidasi-reduksi dan pelepasan energi tidak terjadi
pada tahap pertama. Kedua reaksi tersebut baru terjadi pada tahap kedua dan
menghasilkan energi berupa ATP. Piruvat sebanyak 2 mol juga dihasilkan dalam
tahap ini. Tahap ketiga merupakan tahap terjadinya oksidasi-reduksi yang ke-2
dan pembentukan produk fermentasi, asam piruvat dikataklisis oleh enzim alkohol
dehidrogenase oleh enzim piruvat dekarboksilase menjadi asetaldehida dan diubah
menjadi etanol (Fardiaz, 1992 dalam Madigan dkk., 2000)
18
2.5 Flavor
BAB 3
Pengumpulan data dalam Praktek Kerja Lapang ini meliputi data primer
dan data sekunder.
BAB 4
Awal berdirinya Perusahaan brem yang diberi label “Cap Candi Mas”
dipelopori oleh Bapak Fekodin, yang mempunyai keterampilan dalam
memproduksi brem. Kemampuan bapak fekodin diperoleh dengan menimba ilmu
dari ibu kandungnya yang sudah berpengalaman dan juga merupakan produsen
brem yang bertempat tinggal di Desa Kaliabu Sumberejo Kecamatan Mejayan
Kabupaten Madiun. Berbekal ilmu yang dipelajari dari ibunnya Bapak Fekodin
Bersama istrinya Ibu Ruminna mendirikan sebuah perusahaan brem sendiri,
produksi diawali dengan mengolah beras ketan putih sebanyak 14 kg dengan
modal uang Rp. 100.000,00 dari modal hasil proses tersebut perusahaan brem
“Cap Candi Mas” berdiri.
yaitu menciptakan farian rasa brem yang berbeda-beda yaitu rasa Strawberry,
coklat, melon, durian, anggur dan jeruk. Pada tahun 1991 perusahaan ini
menpunyai izin IHO dengan No.503.03/016/414.14/1991. Baru pada tahun 2000
mendapat kepercayaan dari pemerintah daerah Madiun atas pengembangan usaha
dengan keluarnya surat izin perindustrian No.720/13.22/IKAHH/VII/200.
Dep.Kes.RI No.SP.047/13/15/1993. Pada tahun 2005 perusahaan ini mendapat
izin usaha P.IRT No 315351902104.
Hasil produksi perusahaan industri rumah tangga ini berupa brem asli,
dipasarkan disekitar daerah Madiun dan Ngawi, pemasaran dilakukan dengan cara
pemesanan brem kepada perusahaan brem “Cap Candi Mas”. Perusahaan ini
selain bergerak dibidang produksi brem juga bergerak dibidang usaha
perlengkapan busana muslim,alat-alat tulis dan jasa penyewaan bus pariwisata.
Perusahaan “Cap Candi Mas” dapat dilihat pada Gambar 3.
juga merupakan lokasi tempat tinggal pemilik, karena merupakan rumah maka
bagian sebelah kanan pabrik bersebelahan langsung dengan rumah penduduk dan
sebelah kiri juga merupakan rumah penduduk namun, dipisahkan oleh
pekarangan, dan bagian belakang merupakan bagian pekarangan pemilik pabrik,
dibagian ini kayu sebagai bahan utama pembakaran disimpan, sedangkan bagian
depan merupakan rumah penduduk yang juga mempoduksi brem padat selain
brem padat “Cap Candi Mas” dengan dipisahkan oleh jalan desa dapt dikatakan
lokasi industri ini merupakan salah satu sentra industri brem padat.
Lokasi pendirian industri brem padat dilihat dari syarat lokasi pendirian
usaha menurut GMP (Good Manufacturing Practice), lokasi pendirian kurang
memenuhi syarat GMP, begitu pula dengan sistem manajemen produksinya baik,
pernyataan ini diambil dari pengamatan ketika Praktek Kerja Lapang
dilaksanakan, dimana ketika proses produksinya pemilik kurang memperhatikan
kebersihan alat-alat produksi, alat-alat produksi dipakai berkali-kali dan hanya
dicuci ketika proses produksi selesai, dan juga tempat produksi yang kurang
diperhatikan kebersihannya terutama atap bangunan yang sudah kotor, shingga
pada proses pengukusan beras ketan kotoran-kotoran tersebut jatuh kebawah
(tempat produksi) pembersihan tempat produksi hanya difokuskan pada bagian
bawah (lantai).
24
Pimpinan
(Bapak Fekodin)
Wakil Pimpinan
(Ibu Rumina)
Karyawan
1. Pimpinan
- Mengatur tentang pembelanjaan, utamanya mencari modal yang
dibutuhkan.
- Mengurus masalah ektern perusahaan mialnya perijinan pajak dan lain-
lain.
- Mengurus masalah intern perusahaan yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan.
2. Wakil Pimpinan
- Membantu pimpinan menjalankan tugas sehari-hari .
- Menangani masalah ketenagakerjaan, karena pada perusahaan belum
ada personalia.
- Membantu pimpinan dalam mennetukan kebijakan dan memecahkan
asalah yang dihadapi perusahaan.
- Bertanggung jawab terhadap pimpnan.
3. Karyawan
- Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bagiannya.
- Bertanggung jawab terhadap pekerjaanya terhadap atasan.
4.2.3 Ketenagakerjaan
Desa : Bacong
Kecamatan : Wonosari
Kabupaten : Madiun
C
B
Kamar Mandi
dan WC
Bapak fekodin menggunakan ragi merek NKL karena ragi ini sudah
banyak diproduksi dipasar-pasar tradisional dan ragi ini sudah lama dikenal oleh
produsen-produsen brem dan ragi jenis ini mudah dihancurkan. Bapak fekodin
menyediakan umumnya menyediakan 2 bal ragi NKL untuk produksi 1 bulan
dengan harga 1 bal (1900 gram) Rp. 175.000. penyedianan ragi ini bisa berubah
tergantung dari banyak sedikitnya pesanan tiap bulan. Bahan baku ragi dapat pada
Gambar 7.
4.3.3 Air
Air (H2O) merupakan satu molekul air tersusun atas atom hydrogen yang
terikat secara kovalen pada satu atom oklsigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau pada kondisi standart. Zat kimia ini merupakan suatu
pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat
29
kimia lainya, seperti garam, gula, asam, beberapa macam jenis gas dan molekul
organik (Anonim, 2015).
Air yang digunakan bapak Fekodin dalam penanakan beras ketan dan
pencucian diperoleh dari air sumur, dari segi fisik kekeruhan , bau dan rasa air
sumur cukup baik. Bapak Fekodim memilih menggunakan air sumur sebab
mikroorganisme dalam ragi dapat tumbuh optimal dibandingkan dengan air
PDAM yang mengandung banyak kaporit yang bersifat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme sehingga proses fermentasi tidak optimal. Air yang
digunakan untuk proses pencucian dan perendaman dapat dilihat pada Gambar 8.
Soda kue (NaHCO3) adalah senyawa kimia kelompok garam dan telah
digunakan sejak lama sebagai pengembang kue. Senyawa ini merupakan Kristal
yang sering terdapat dalam bentuk serbuk natrium bikarbonat larut dalam air.
Senyawa ini bersifat basa, sehingga akan mengeluarkan gelembung udara
30
a. b. c.
Gambar 10 : Flavor yang Digunakan
Keterangan : a. Flavor rasa “melon” merek red bell
b. Flavor rasa “strawberry” merek red bell
c. Pewarna makanan merek rajawali, perasa “durian”
merek ikan paus
a. b.
Gambar 11 : Proses Pencucian dan Perendaman Beras Ketan
Keterangan: a. Pencucian
b. Perendaman
33
matang, kemudian ditanak selama 20 menit. Tahap kedua setelah ketan dimasak
1/2 matang ketan dibagi menjadi 2, dengan setengah bagian diletakkan pada bak
dan setengahnya lagi masih berada di dandang, pada dandang dan bak masing
masing ditambahkan air sebanyak 3-4 gayung (4,5 - 5 liter), setelah ditambahkan
air ketan di aduk rata hingga ketan lemas, kemudian ketan kembali ditanak
didalam dandang sampai matang dengan ditandai keluarnya asap pada bagian atas
dandang. Lama waktu pengukusan hingga beras ketan matang sekitar 30-40 menit
tergantung dari suhu pemanasan yang ditentukan dari besar kecilnya api, suhu
pemasakan kurang lebih 900C. Proses penanakan dan pengukusan beras ketan
yang digunakan dalam pengolahan brem padat dapat dilihat pada Gambar 12.
a. b. c.
Gambar 12 : Proses Penanakan Beras Ketan
Keterangan : a. Beras yang siap ditanak
b. Penanakan beras ketan 1
c. Penanakan beras ketan 2
4.5.3 Pendinginan
dari panas ke dingin. Proses pendinginan dilakukan agar ketika proses pemberian
starter ragi, mikroba yang ada di dalam ragi tidak mati akibat suhu tinggi dari
ketan masak dan mikroba dapat tumbuh dengan baik.
a. Peragian
a. b.
Gambar 14 : Proses Persiapan Ragi
Keterangan : a. Penghalusan ragi
b. Ragi yang siap dijadikan starter
37
Ketan yang telah diberi ragi difermentasi dalam wadah (bak atau ember)
dengan kapasitas menampung ketan ±10 kg, ditutup plastic PVC agar udara yang
masuk sedikit, diletakkan dalam ruang inokulasi. Nasi ketan yang siap
difermentasi dapat dilihat pada Gambar 1 b.
a. b.
Gambar 15 : Proses Pemberian Ragi dan Persiapan Fermentasi Ketan
Keterangan : a. Penambahan ragi oleh karyawan
b. Ketan yang siap difermentasi
b. Fermentasi
Proses fermentasi tape ketan berlangsung selama 3-8 hari pada suhu 300C
(Anonymous, 2003). Apabila proses fermentasi berlangsung selama 2 hari, tape
yang dihasilkan akan kurang manis, kurang bercita rasa alkohol, tidak adanya rasa
asam dan tekstur tape masih cukup keras. Apabila proses fermentasi lebih dari 7
hari, rasa tape agak keras karena mulai terbentuk alkohol dan rasanya sangat asam
(Djajati dkk., 2008)
membentuk cita rasa yang khas, yaitu ester. Enzim yang mampu mengubah
glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida selama fermentasi adalah enzim
zimase yang dihasilkan oleh khamir Saccharomyces cereviseae. Dalam proses
fermentasi, selain alkohol, juga terbentuk asam piruvat dan asam laktat. Asam
piruvat adalah produk antara yang terbentuk pada hidrolisis gula menjadi etanol
dan dapat diubah menjadi etanol atau asam laktat. Perubahan asam piruvat
menjadi asam laktat dikatalisis oleh bakteri Pediococcus pentasaeus (Astawan,
2007).
a. b. c.
Gambar 16 : Proses Fermentasi
Keterangan : a. Tempat Inokulasi
b. Fermentasi selama 3 hari
c. Fermentasi selama 7 hari
39
Hasil analisa filtrat tape ketan dipengaruhi oleh perbedaan varietas beras
ketan yang digunakan, lama fermentasi dan perbedaan jumlah ragi yang
digunakan untuk inokulasi pada saat pembuatan tape ( Djajati dkk., 2008). Filtrat
tape ketan mengandung kadar pati 0,817%, kadar gula reduksi 15,136%, dan total
asam 0,493% (Setyorini, 2002).
a. b.
Gambar 17 : Pengepresan dan Penyaringan Tape Ketan
Keterangan : a. Proses pengepresan dan penyaringan
b. Filtrat Tape
40
` Reaksi Mailard dapat dibagi dalam tiga tahapan yaitu tahap awal dimana
terbentuk glikosilamin dan Amadori Reagrrament Product (ARP), tahap
intermediet dimana terjadi dekomposisi ARP dan degradasi strecker, dan tahap
akhir dimana terjadi perubahan senyawa karbonil (furfural, produk fisi,
dehidroredukton atau aldehid hasil degradasi strecker) menjadi senyawa yang
mempunyai berat molekul tinggi. Produk degradasi ARP selama pemanasan
adalah hidrosimetil furfural (HMF) yang terbntuk melalui jalur 3 deoksiglukosan
yang merupakan prekursor dalam pembentukan melanoidin (Yokutsuka, 1986).
Tahap akhir dari reaksi Maillard ini menghasilkan pigmen-pigmen melanoidin
yang berwarna coklat.
pelaku usaha sehingga proses yang pengolahan yang cepat di perioritaskan. Proses
pemasakan larutan dapat dilihat pada Gambar 18.
a. b. c.
Gambar 18 : Proses Pemekatan Filtrat Tape.
Keterangan : a. Awal pemasakan
b. Pemasakan dan pengadukan (mulai terjadi reaksi mailard)
c. Akhir pemasakan (terbentuk reaksi mailard)
4.5.7 Pengadukan
a. b. c.
Gambar 19 : Proses Pengadukan
Keterangan : a. Bibit brem padat
b. Proses pencampuran flavor, baking soda dan bibit brem
c. Proses pengadukan
Setelah proses pengadukan larutan brem digebuk-gebuk sebelum dicetak,
pengebukan ini bertujuan untuk menambah berat brem padat yang dihasilkan.
Proses pengebukan dapat dilihat pada Gambar 20.
a. b.
4.5.9 Pengemasan
Kemasan yang digunakan untuk mengemas brem padat terdiri dari 2 jenis
pengemas, primer dan skunder. Pengemas primer merupakan pengemas yang
bersentuhan langsung dengan produk, sedangkan pengemas sekunder bersentuhan
langsung dengan pengemas primer (Hariyani, 2015). Pengemas primer yang
digunakan untuk mengemas brem menggunakan plastik jenis Low Density
Polythyline (LDPE), sedangkan pengemas sekunder menggunakan kertas karton.
Proses pemgemasan brem padat dapat dilihat pada Gambar 22.
44
a. b. c.
Diagram alir pembuatan brem padat dapat dilihat pada Gambar 23.
Beras Ketan
Pengaruan (30-40
Air, 4,5-5 liter
pengaduk, bak menit)
Dikering anginkan
(20 menit, suhu 27-30 0C) Nampan,
Kipas angin
Ragi, (17
butir 22
kg/ 0,5
%/kg) Fermentasi
(27-30 0C, 7 hari) Bak tertutup plastik,
inokulasi
Tape Ketan
a.
46
Pengadukan,
Flavor: 3 botol
Kec.tinggi, alat pengaduk, mesin diesel,
Baking soda: 2 (±20-25menit)
SM (± 30 g)
Bibit brem:
0,1 % /BB Pengebukan.
Bak, pengebuk, manual
Pengemasan
Manual, plastik,karton, dan kardus
b.
BAB 5
5.1 Kesimpulan
1. Industri brem padat merupakan usaha tingkat rumah tangga dan termasuk
dalam golongan usaha dengan skala kecil menengah yang dimilki oleh
perorangan.
2. Lokasi usaha berada di komplek rumah dan berada di pedesaan yang dekat
dengan penduduk. Lokasi usaha memungkinkan atau layak didirikan
industri karena didukung beberapa hal seperti : mudah mendapatkan air
bersih, mudah mendapatkan bahan baku, termasuk area hijau yang tidak
berpolusi, sarana dan prasarana didukung oleh jalur transportasi yang
cukup lancar dan mudah untuk dijangkau.
3. Kegiatan produksi dilakukan secara semi modern dimana alat yang
digunakan sudah modern namun masih menggunakan tenaga manusia,
sehingga tidak ada standart pada produk, dan kualitas tergantung pada
keahlian operator (pemilik).
4. Perusahaan brem padat sudah mempunyai sertifikat P-IRT
No.315351902104 sejak tahun 2005 atau setelah 15 tahun didirikan.
5. Proses pembuatan brem padat antara lain : persiapan bahan baku beras
ketan, pencucian dan perendaman beras ketan, pengukusan beras ketan,
pendinginan, fermentasi selama seminggu, pengepresan tape ketan,
pemekatan filtrat tape ketan, pengadukan, penambahan Flavor, baking
soda, bibit brem, pencetakkan larutan brem, dan pengemasan.
48
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Catrien, Surya, Stephanie Yuni, Ertanto, Tomi. 2008. Reaksi Mailard Pada
Produk Pangan. PKM Penelitian Ilmiah, Intitut Pertanian Bogor. Bogor
50
Djajati, sri, Jariyah dan Mawarti, tri indah. 2008. Pembuatan Brem Padat
Dengan Subtitusi Filtrat Tape Umbi Talas. Jurnal Penelitian Teknologi
Pangan UPN “Veteran” Surabaya, Jawa Timur. Surabaya\
Fahmi, Nurul. 2015. Kadar Glukosa, Alkohol dan Cita Rasa Tape Onggok
Berdasarkan Lama Fermentasi. Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas
MIPA, Universitas Muhammadiyah semarang. Semarang
Faizal, Nur Fary. 2014. Pusat Budaya dan Pariwisata Kota Madiun. Tugas
Akhir BAB I. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Semarang
Lukman dkk. 2013. Pembuatan dan Uji Sifat Fisikokimia Pati Beras Ketan
Kampar yang Dipragelatinasi. Jurnal Penelitian Farmasi, Sekolah Tinggi
Farmasi. Riau
Rosida, Dedin dkk. 2010. Aktivitas Fraksi-Fraksi Model Dari Reaksi Mailard.
Jurnal Program Teknologi Pangan UPN “Veteran”. Surabaya Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB. Bogor