Anda di halaman 1dari 16

TES GOLONGAN DARAH DAN FREKUENSI DENYUT NADI

A. TUJUAN

- Mengetahui golongan darah dalam system ABO dan rhesus seseorang.

- Menghitung frekuensi denyut nadi dan mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi


frekuensi denyut nadi.

B. LATAR BELAKANG

- Latar Belakang Tes Golongan Darah

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan
darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah
merah. Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan
Rhesus (faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah lain
yang ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai. Dan pada makalah ini kami akan membahas penggolongan darah ABO, MN, dan Rh.
Golongan darah kita ditentukan oleh perpaduan gen yang diwariskan oleh ayah dan gen yang
diwariskan oleh ibu kita. Pewarisan gen yang menentukan golongan darah mengikuti hukum
Mendel. Jenis gen yang diwariskan itu disebut genotip (genotype), terdiri dari genotip A, B, dan O.
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

- Latar Belakang Frekeunsi Denyut Nadi.

Jantung adalah organ vital dan merupakan pertahanan terakhir untuk hidup selain otak.
Denyut yang ada di jantung ini tidak bisa dikendalikan oleh manusia. Denyut jantung biasanya
mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak jantung per satuan waktu, secara umum
direpresentasikan sebagai bpm (beats per minute).
Denyut jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan
waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah berolahraga). Variasi dalam
detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang diperlukan oleh tubuh saat itu. Denyut jantung
seseorang juga dipengaruhi oleh usia dan aktivitasnya. Olahraga atau aktivitas fisik dapat
meningkatkan jumlah denyut jantung, namun jika jumlahnya terlalu berlebihan atau di luar batas
sehat dapat menimbulkan bahaya. Selain itu suhu udara disekitar, posisi tubuh (berbaring atau
berdiri), tingkat emosi, ukuran tubuh serta obat yang sedang dikonsumsi juga mempengaruhi denyut
nadi seseorang.
Detak jantung atau juga dikenal dengan denyut nadi adalah tanda penting dalam bidang medis
yang bermanfaat untuk mengevaluasi dengan cepat kesehatan atau mengetahui kebugaran seseorang
secara umum."Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat maka denyut jantung yang
normal adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm). Jika didapatkan denyut jantung yang lebih
rendah saat sedang istirahat, pada umumnya menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan
lebih baik kebugaran kardiovaskularnya. Setiap orang bisa mengukur denyut jantungnya sendiri
tanpa perlu menggunakan stetoskop. Untuk mengukur denyut jantung di rumah bisa dengan cara
memeriksa denyut nadi. Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan atau tiga
jari pada sisi leher. Saat merasakan denyut nadi, lihatlah jam untuk menghitung jumlah denyut
selama 15 detik. Hasil yang didapatkan dikalikan empat, maka didapatkan jumlah denyut jantung
Anda per menit.
Untuk mendapatkan nilai denyut jantung maksimal dilakukan dengan cara mengurangi angka
220 dengan usia. Misal usianya 40 tahun, maka jumlah maksimalnya adalah 180 bpm. Dengan
melakukan tes sederhana tersebut, seseorang bisa mengetahui apakah denyut jantunya normal atau
tidak. Hal ini juga berguna sebagai diagnosis awal ada atau tidaknya gangguan kardiovaskuler
(detik).
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika
darah di pompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120)
menunjukkan tekanan keatas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole.
Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan
disebut tekanan diastole. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda
istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
C. ALAT DAN BAHAN
- Alat dan Bahan (periksa golongan darah) :

1. Blood lancet.

2. Pengaduk atau tusuk gigi.

3. Kapas.

4. Alkohol 70%.

5. Serum anti-A.

6.Serum anti-B.

7.Serum anti-AB.

8. Serum anti-D.

9. Kertas golongan darah atau kaca objek.

- Alat dan Bahan (periksa denyut nadi) :

1. Stopwatch atau jam tangan.

2. Alat tulis (untuk menulis data).

D. CARA KERJA

Cara kerja (periksa golongan darah) :

1. Siapkan kertas golongan darah atau kaca objek yang sudah dibersihkan dengan alkohol 70%.
Setiap anak harus menggunakan kaca objek dan blood lancet yang berbeda, tidak boleh di pake
secara bergantian.

2. Bersihkan salah satu jari (biasanya jari tengah) dengan kapas yeng telah dibasahi dengan alkohol
70%. Bersihkan juga blood lancet yang akan digunakan dengan alkohol.
3. Tusuklah ujung jari tersebut dengan menggunakan blood lancet, pijat-pijat ujung jari agar darah
mudah keluar.

4. Letakkan jari dan teteskan darahnya pada kertas golongan darah atau kaca objek di 4 titik
dengan jarak tidak terlalu berdekatan. Bersihkan lagi ujung jari bekas tusukan dengan alkohol 70%,
agar tidak terkena infeksi.

5. Teteskan 1 tetes serum anti-A, anti-B, anti-C, anti-D pada masing-masing tetesan darah. Aduk
darah yang bercampur serum dengan menggunakan tusuk gigi yang masing-masing berbeda, agar
tidak tercampur.

6. Amati dengan cermat, perhatikan ada atau tidaknya penggumpalan.

7. Tentukan tipe golongan darah berdasarkan hasil analisis reaksi penggumpalan. Catat datanya ke
dalam table.

8. Setelah praktikum selesai, bersihkan alat alat yang digunakan untuk praktek dengan alkohol agar
menjadi steril kembali seperti sebelum digunakan.

Cara kerja (periksa denyut nadi) :

1. Tempelkan ibu jari kanan pada pergelangan tangan kiri dan tekanlah sedikit sehingga terasa
adanya denyut nadi.

2. Hitunglah frekuensi denyut nadi selama 1 menit. Catatlah datanya pada table dan lakukan
sebanyak 3 kali.

3. Lakukan kegiatan berlari selama 3 menit. Hitunglah frekuensi denyut nadi setelah berlari.
Catatlah datanya dan bandingkan dengan data awal (sebelum berlari) dan lakukan sebanyak 3 kali.

4. Tuliskan kondisi frekuensi denyut nadi teman-teman anda dengan cara membandingkannya pada
table denyut nadi normal.

E. TABEL PENGAMATAN

*. Periksa Golongan Darah.

REAKSI TERHADAP TIPE GOLONGAN


SERUM DARAH
NO NAMA
Anti- Anti- Anti- Anti- SISTEM SISTEM
A B AB D ABO RH
+
1 FARIDA MANALU - + + + 𝐵 𝑅ℎ+
2 KHAIRUNISA RIZKA - - - + 𝑂+ 𝑅ℎ+
MUHAMMAD ALIF
3 - - - 𝑂+ 𝑅ℎ+
FADHEL +
4 NURLAILI - + + + 𝐵+ 𝑅ℎ+
5 RIZQI RAMADHANI + - + + 𝐴+ 𝑅ℎ+
6 SAFITRI PARAS + - + + 𝐴+ 𝑅ℎ+
Ket : - (Tidak Menggumpal) + (Menggumpal)
*. Periksa Perbandingan Denyut Nadi.

JUMLAH DENYUT NADI / MENIT


c NAMA WAKTU ISTIRAHAT WAKTU BERLARI
1 2 3 RATA-RATA 1 2 3 RATA-RATA
1 FARIDA 86 85 88 86,333 111 108 105 108
2 RIZKA 95 92 91 92,666 147 139 134 140
3 FADHEL 98 71 68 79 141 127 122 130
4 NURLAILI 87 88 88 87,666 100 91 90 93,666
5 RIZQI 96 98 101 98,333 127 124 122 124,333
6 SAFITRI 80 80 80 80 108 95 90 97,666

F. PEMBAHASAN

- Golongan Darah

Pada perccobaan yang telah dilakukan didaptkan hasil yang berbeda-beda pada golongan
darah karena setiap orang memiliki aglutinogen dan aglutini yang berbeda-beda dan merupakan
warisan gen dari kedua orang tuanya.

*. Sejarah Penggolongan Darah

Pembagian golongan darah tidak lepas dari jasa besar seorang ilmuwan berkebangsaan
Austria, bernama Karl Landsteiner. Ia lahir di Wina, Austria

14 Juni 1868, anak seorang doktor hukum dan jurnalis terkenal yang meninggal sejak Karl berusia 6
tahun. Landsteiner menikah dengan Helen Wlasto pada 1916. Penemuannya mengenai klasifikasi
golongan darah A,B dan O menghantarkannya meraih nobel dibidang kedokteran tahun 1930.
Kemudian, Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli kolega Landsteiner menemukan golongan
darah AB.

Sejak kecil, Karl menyukai ilmu kedokteran dan biologi. Ia memilih Universitas kedokteran di
Wina dan lulus tahun 1891. Kemudian, memperdalam ilmu kimia selama lima tahun di
Laboratorium Hantzch di Zurich. Pada tahun, 1896, Karl kembali ke Wina dan bekerja di Rumah
Sakit Gruber di Institut Higiene Wina. Karl yang keturunan Yahudi ini kemudian menekuni
penyelidikan tentang kekebalan tubuh manusia dan penyakit. Sayangnya, Karl harus pindah tugas
menjadi dokter pembantu di Departemen Anatomi dan Patologi di Universitas Wina. Anehnya, Karl
tidak menyukai hal itu. Ia lebih menyukai bidang lama yang ia tekuni.

Golongan darah adalah ciri khusus darah atas suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan
darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah
merah.

Karl Landsteiner menemukan 3 dari 4 golongan darah (yang kemudian disebut sistem ABO) dengan
cara memeriksa golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana itu dilakukan
dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.
Hasil percobaan itu menghasilkan dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal
dengan golongan darah A dan B), dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki antigen, dikenal
dengan golongan darah O). Kesimpulannya, ada dua macam antigen A dan B di dalam sel darah
merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut golongan O.

Kemudian, Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli—kolega Landsteiner—menemukan golongan


darah AB. Pada golongan darah AB,

kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah, sedangkan pada serum
tidak ditemukan antibodi.

Pada 24 Juni 1943, Karl meninggal karena serangan jantung saat ia bekerja di laboratoriumnya.
Perjuangannya di bidang ilmu pengetahuan tidak sia-sia, karena sampai saat ini hasil temuannya
masih digunakan oleh masyarakat seluruh dunia.

*. Macam - macam Sistem Penggolongan Darah

Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja
lebih jarang dijumpai. Namun kami akan memberikannya beberapa saja, diantaranya sebagai
berikut.

*. Penggolongan Darah Berdasarkan Sistem ABO

Dalam sistem ABO dikenal 2 macam antigen, yaitu antigen A dan antigen B. Golongan darah kita
ditentukan oleh perpaduan gen yang diwariskan oleh ayah dan gen yang diwariskan oleh ibu kita.
Pewarisan gen yang menentukan golongan darah mengikuti hukum Mendel. Jenis gen yang
diwariskan itu disebut genotip (genotype), terdiri dari genotip A, B, dan O. Perpaduan gen O dan
gen O menghasilkan golongan darah O. Perpaduan gen A dan gen O menghasilkan golongan darah
A. Perpaduan gen A dan gen A menghasilkan golongan darah A.
- Perpaduan gen B dan gen O menghasilkan golongan darah B.

- Perpaduan gen B dan gen B menghasilkan golongan darah B.

- Perpaduan gen A dan gen B menghasilkan golongan darah AB.

Dengan kata lain :


- Jika kita bergolongan darah O, kita hanya mempunyai gen O.
- Jika kita bergolongan darah A, kita mungkin mempunyai gen A saja, atau mempunyai gen A dan
gen O.
- Jika kita bergolongan darah B, kita mungkin mempunyai gen B saja, atau mempunyai gen B dan
gen O.
- Jika kita bergolongan darah AB, kita mempunyai gen A dan gen B.
Orang yang bergolongan darah A, jika menerima gen A dan gen A dari kedua orangtuanya,
disebut homozigot, jika menerima gen A dan gen O dari kedua orangtuanya, disebut heterozigot.
Orang yang bergolongan darah B, jika menerima gen B dan gen B dari kedua orangtuanya, disebut
homozigot ; jika menerima gen B dan gen O dari kedua orangtuanya, disebut heterozigot.

- Orang yang bergolongan darah O hanya mewariskan gen O untuk keturunannya.

- Orang yang bergolongan darah A bisa mewariskan gen A atau gen O untuk keturunannya.

- Orang yang bergolongan darah B bisa mewariskan gen B atau gen O untuk keturunannya.

- Orang yang bergolongan darah AB bisa mewariskan gen A atau gen B untuk keturunannya.

Oleh karena itu :


- Orangtua golongan O dan O, menghasilkan anak golongan O.
- Orangtua golongan O dan A, menghasilkan anak atau golongan A.
- Orangtua golongan O dan B, menghasilkan anak golongan O atau golongan B.
- Orangtua golongan O dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golonganB.
- Orangtua golongan A dan A, menghasilkan anak golongan A atau golongan O.
- Orangtua golongan. A dan B menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan AB
atau golongan O.
- Orangtua golongan A dan AB, menghasilkan anak golongan atau golongan AB atau golongan B.
- Orangtua golongan B dan B, menghasilkan anak golongan B atau golongan O.
- Orangtua golongan B dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan AB atau golongan
B.
- Orangtua golongan AB dan AB, menghasilkan anak golongan A atau golongan B atau golongan
AB.
- Denyut Nadi

*. DEFINISI DENYUT NADI


Denyut nadi merupakan aliran darah yang menonjol dan dapat di raba .Selain itudenyut
nadi juga merupakan manifestasi dari status sirkulasi darah didalam pembuluh darah ateri.kondisi
status sirkulasi menjadi media bagi sel-sel untuk menerima nutrien dan membuang sampah dari
metabolisme. Supaya sel-sel berfungsi secara fisiologis, maka kondisi aliran darah yang kontinu
dengan volume yang sesuai didistribusikan darah ke sel-sel yang membutuhkan nutrien.
Pengkajian terhadap denyut nadi memberi data tentang integritas sistem kardiovaskuler.
Perawat secara rutin mengkaji frekuensi, irama, kekuatan, dan kesetaraan dari setiap denyutan.
Denyut abnormal yang lambat cepat, atau tidak teratur dapat menandakan masalah dalam
pengaturan sirkulasi darah, keseimbangan cairan atau metabolisme. Distritmia jantung atau irama
abnormal dapat mengancam kemampuan jantung untuk berfungsi dengan baik. Kekuatan denyutan
menunjukkan volume darah yang dipompa dalam setiap kontraksi jantung. Perbandingan denyut
pada kedua sisi tubuh dapat menunjukka variasi seperti berhentinya aliran darah lokal yang
disebabkan bekuan darah.
Dalam kondisi klinik,pengkajian nadi merupakan pengkajian yang paling sering di lakukan
perawat untuk melihat kondisi status sirkulasi klien dalam melakukan pemilihan area, dalam
melakukan pemeriksaan, penting untuk di ketahui perawat bahwa denyut nadi ateri akan lebih
mudah di periksa pada ateri yang besar karena berada lebih di permukaan tubuh dan posisi anatomis
dari ateri tersebut berada tepat di atas suatu tulang.
*. PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMERIKSAAN DENYUT NADI DAN
PENILAIAN DALAM PENGKAJIAN DENYUT NADI
Adapun alat-alat yang di gunakan seorang perawat dalam pemeriksaan denyut nadi
diantaranya :
1. Arloji(jam tangan)atau stop-wat
penggunaan arloji dalam pemeriksaan denyut nadi untuk menghitung frekuensinya permenit dan
keteraturan irama,kecepatan denyut nadi.
2. Buku catatan nadi dan pulpen
Berguna untuk mencatat hasil pemeriksaan denyut nadi.
*. PENILAIAN
Setelah melakukan pengkajian nadi perawat melakukan penilaian dari hasil pemeriksaan,
beberapa penilaiaan yang penting perawat interprestasikan pada pengkajian nadi meliputi :
frekuensi, irama , ciri denyutan ,isi nadi , dan keadaan pembuluh darah.
 FREKUENSI
Penilaian frekuensi nadi secara fisiologis dapat menjadi perbandingan. Banyak perawat
lebih menyukai untuk membuat dasar pengukuran dari frekuensi nadi saat klien dalam posisi duduk
,berdiri, dan berbaring . perubahan posisi menyebabkan perubahan frekuensi nadi karena
perubahan volume darah dan aktivitas simpatik. Secara temporer frekuensi jantung meningkat saat
seseorang berubah posisi dari berbaring ke duduk atau berdiri. Pada saat mengkaji nadi, perpaduan
dari faktor ini dapat menyebabkan perubahan yang signifikan. Jika perawat mendapati frekuensi
abnormal saat memanipulasi nadi.
Penilaian frekuensi denyut :
Bayi baru lahir ( bangun dari tidur ) 100 sampai 180 denyut / menit. Bayi 1 minggu -3 bulan
( bangun dari tidur ) 100 sampai 220 denyut/ menit. 3 bulan -2 tahun ( bangun dari tidur 80 sampai
150 denyut/nadi. Anak berumur 2-10 tahun ( bangun dari tidur ) 70 sampai 110 denyut/menit.
Remaja berumur 10 tahun sampai dewasa, 21 tahun ( bangun tidur ) 60 sampai 90 denyut/nadi.
Dewasa 21 dan lebih ( bangun dari tidur ) 69-100 denyut/ nadi.
Faktor penyebab bradikardia dan takikardia

Irama Bradikardia Takikardia


Regular Fisiologis ( atlit, selama Latihan fisik atau emosi (
tidur, akibat tonus vagal contoh : ansietas )
yang meningkat
Obat-obatan ( penyekat beta, Obat-obat( sulbutamol dan
digoksin, amiodaron ). simpatomimetik lain,atropin
Miksedema (aktivitas Gagal jantung kongestif.
simpatis yang menurun
akibat sekunder defisiensi
hormon tiroid ).
Hiportemia Perikarditis konstriktif
Ikterus (hanya pada kasus- Flutter atrium dengan blok
kasus berat,akibat deposisi AV 2;1reguler.
bilirubin di dalam sistem
konduksi).
Tekanan intrakranial Takikardia sumpra ventrikel.
meningkat ( karena efek
pada sraf simpatis sentra ).
Blok AV total atau derajat Syok hipovolemik.
III
Infark miokar Takikardia ventrikel
Demam tifoid ( denyut nadi Demam.
relatif lambat dibandingkan
dengan tingginya suhu.
Bradikadia paraksismal : Sirkulasi hiperdinamik, akibat
 Sinkop vasovagal; :
 Hipoksia akut 
atau Kehamilan ;
hiperkapnia  Tirotokssikosis;
 Hipertensi akut  Anemia
 Fistel arteriovenosa ( contoh
: penyakit paget atau gagal
hepar )
 Beri-beri ( defisiensi tiamin).

Ireguler Fibrilasi atrium dengan Fibrilasi atrium, akibat:



penyakit pada nodus AV Iskemia miokardium
atau obat-obatan( contoh : Penyakit katup mitral atau
digoksin). setiap penyebab pembesaran
atrium kiri”
 Tirotoksikosis
 Penyakit jantung hipertensif
 Sindrom sick sinus;
 Emboli paru;
 Miokarditis demam, hipoksia
akut atau hiperkapnia atau (
paroksismal)
Aritmia sinus ( nadi menjadi Lainnya : alkohol, post
lambat pada inspirasi) torakotomi, idiopatik.
Pulsus defisit ( fibrilasi Vlutter atrium dengan blok
atrium, bigeminus yang bervariasi.
ventrikuler
 IRAMA

Irama nadi sama pentingnya dengan frekuensi nadi untuk dikaji. Ketidakteraturan minimal pada
nadi masih di anggap normal. Kecepatan nadi terutama pada orang muda meningkat selama
inspirasi dan melambat saat ekspirasi. Untuk pemeriksaan jantung awal atau bila irama tidak teratur,
maka frekuensi jantung harus di hitung dengan mengauskultasi denyut apikal selama 1 menit penuh
sambil meraba denyut nadi.
1. Normal tidak teratur misalnya aritmia sinus yang meningkat pada inspirasi dan menurun pada
ekspirasi
2. Abnormal – gangguan hantaran jantung
  Pulsus bigemini = tiap 2 denyut jantung dipisahkan oleh waktu yang lama , karena satu diantara
tiap denyut jantung menghilang.
  Pulsus trigemini = tiap 3 denyut jantung dipisahkan oleh massa antara denyut nadi yang lama.
  Pulsus ekstrasistolik = interval yang memanjang dapat di temukan juga jika terdapat satu denyut
tambahan yang timbul lebih dini dari pada denyut lain yang menyussulnya.
Setiap perbedaan antara kontraksi yang terdengar dan nadi yang teraba harus di catat. Gangguan
irama ( distritmia) sering mengakibatkan defisit nadi, suatu perbedaan antara frekuensi apeks (
frekuensi jantung yang terdengar di apeks jantung ) dan frekuensi nadi. Defisit nadi biasanya
terjadi pada fibrilasi atrium, flutter atrium, kontraksi ventrikel prematur, dan berbagai derajat blok
jantung.
*. MACAM / CIRI DENYUTAN
Tiap denyut nadi dilukiskan sebagai suatu gelombang yang terdiri atas bagian yang
naik, puncak, dan turun. Menurut Talley ( 1995 ) terdapat beberapa jenis dari ciri denyutan yaitu
sebagai berikut .
1. Pulsus anarkot, yakni denyut nadi yang lemah, mempunyai gelombang dengan puncak tumpul
dan rendah, contoh : klien stenosis aorta.
2. Pulsus saler, yakni denyut nadi yang seolah-olah meloncat tinggi, meningkat tinggi , dan
menurun cepat sekali, contoh : pada insufisiensi aorta.
3. Pulsus paradoks, yakni denyut nadi yang semakin lemah selama inspirasi bahkan menghilang
sama sekali pada bagian akhir inspirasi untuk timbul kembali pada ekspirasi, contoh : pada
perikarditis konstriktiva dan efusi perikard.
4. Pulsus alternans, yakni nadi yang kuat dan lemah beganti-ganti, contoh : pada kerusakan otot
jantung.
*. ISI NADI
Pada setiap denyut nadi sejumlah darah melewati bagian tertentu dengan jumlah darah
itu dicerminkan oleh tinggi puncak gelombang nadi atau memberikan manifestasi pada isi nadi.
Menurut Talley (1995 ) terdapat beberapa jenis dari isi nadi sebagai berikut :
Pulsus maknus : denyut terasa mendorong jari yang melakukan palpasi , contohnya : pada demam.
Pulsus parvus : denyut terasa lemah ( gelombang nadi yang kecil ), contoh : pada peredarahan dan
infrak miokard. Isi nadi mencerminkan tekanan nadi, yakni beda antara tekanan sistolik dan
diastolik.
*. KONFIGURASI NADI
Konfigurasi atau kontur nadi sering dapat memberikan informasi penting. Menurut
Talley ( 1995) terdapat beberapa jenis dari konfigurasi nadi yaitu sebagai berikut :
1. Pada stenosis katup aorta, di mana muara katub menyempit, di sertai penurunan jumlah darah
yang di semburkan ke aorta,maka tekanan nadi mengecil dan nadi terasa lemah.
2. Pada insufisiensi aorta, dimana katub aorta tidak dapat menutup sempurna, membuat darah
mengalir balik atau bocor dari aorta keventrikel kiri sehinggga akan terjadi peningkatan gelombang
nadi yang mendadak dan menurun secara mendadak, ( nadi kolaps )
3. Konfigurasi nadi paling baik di periksa dan palpasi pada arteri karotis dan bukan pada arteri
radialis distal, karena karakteristik dramatik gelombang nadi bisa kacau ketikanadi dihantarkan
kepembuluh yang lebih kecil.
*. KUALITAS PEMBULUH DARAH
Kondisi dinding pembuluh drah juga harus diperhatikan karena dapat memengaruhi
nadi, terutama pada lansia. Begitu kecepatannya dan irama sudah ditentukan, maka kualitas
pembuluh darah harus di kaji dengan meraba sepanjang arteri radialis dan membandingkannya
dengan pembuluh darah.
Untuk mengkaji peredaran darah parifer, rabalah dan evaluasilah semua denyut arteri.
Denyut arteri dapat diraba pada titik dimana arteri mendekati permukaan kulit dan mudah di tekan
ke tulang atau otot yang padat. Denyutan dapat di periksa di arteri temporalis, karotis, brakialis,
radialis, femoralis, poplitea, dorsalis pedis, dan tibialis prosterior. Pengkajian yang dapat diterima
mengenai denyutan arteri akstremitas bahwa sangat tergantung pada penentuan lokasi arteri yang
akurat dan palpasi yang hati hati pada daerah tersebut.
Palpasi ringan sangat penting. Tekanan jari yang kuat dapat menghilangkan dengan
mudah denyut arteri dorsalis pedis dan tibialis posterior sehingga membingungkan pemeriksa pada
sekitar 10% populasi, denyut arteri dorsalis pedis tidak teraba pada keadaan demikian keduanya
memang tidak ada sama sekali dan hanya arteri tibialis posterior saja yang memberi suplai darah ke
kaki.
*. KEADAAAN DIDING ARTERI
Dengan palpasi keadaan dinding arteri dapat ditafsirkan. Karakteristik dinding arteri
normal – kenyal, tetapi dapat mengeras pada sklerosis.
G. PERTANYAAN
- Golongan Darah :

1. Ada berapa tipe golongan darah sistem ABO dan system rhesus yang dimiliki oleh teman
sekelas? Sebutkan tipe golongan darah tersebut.
2. Tipe golongan darah system ABO manakah yang terbanyak di kelas?
3. Tipe golongan darah system rhesus manakah yang terbanyak d kelas?
4. Mengapa pada golongan darah O , tidak ada reaksi yang menggumpal? Jelaskan alasannya.
5. Mengapa pada tipe golongan darah AB , semua reaksi menggumpal? Jelaskan alasannya.
6. Gambarkan skema tranfusi darah pada golongan darah system ABO. Uraikan penjelasannya.
7. Apa yang akan terjadi jika orang yang bergolongan darah AB menerima tranfusi darah dari
donor yang bergolongan darah A?
8. Apa yang akan terjadi jika orang yang bergolongan darah B menerima ranfusi darah dari
orang yang bergolongan darah O?
9. Jika seseorang memiliki darah 𝑅ℎ− (rhesus negatif) mendapatkan transfusi dari donor yang
memiliki 𝑅ℎ+ (rhesus positif) , pada awalnya tidak membahayakan,tetapi trasfusi darah
𝑅ℎ+ selanjutnya akan berbahaya , mengapa? Jelaskan terjadinya kasus tersebut,
10. Jelaskan akibatnya jika seorang wanita memiliki 𝑅ℎ− (rhesus negatif) mengandung janin
dengan darah 𝑅ℎ+ (rhesus positif).

- Denyut Nadi :
1. Apakah frekuensi denyut nadi setiap siswa sama? Jelaskan.
2. Berdasarkan percobaan, bagaimanakah perbandingan frekuensi rata-rata denyut jantung
berdasarkan jenis kelamin? Jelaskan.
3. Apa akibatnya jika frekuensi denyut nadi ketika istirahat dan setelah melakukan kegiatan
(berlari) berjumlah sama?
4. Apakah frekuensi denyut nadi setelah minum air dingin berbeda dengan setelah minum air
hangat? Jelaskan.
5. Bagaimanakah saran anda terhadap siswa dengan frekuensi denyut nadi rendah maupun
tinggi?
6. Bagaimanakah pengaruh olahraga terhadap kondisi kesehatan badan yang dapat di ukur dari
frekuensi denyut nadi? Jelaskan.
7. Selain jenis kelamin,adakah faktor lainnya yang berpengaruh pada frekuensi denyut nadi?
Jelaskan.
H. JAWABAN
- Golongan Darah :
1. Ada 4 tipe golongan darah yaitu A, B, AB,O da nada 2 jenis rhesus yaitu 𝑅ℎ+ 𝑑𝑎𝑛 𝑅ℎ− tapi
di kelas hanya ada satu jenis rhesus yaitu 𝑅ℎ+ .
2. Berdasarkan percobaan yang paling banyak A,B, dan O sedangkan yang paling sedikit AB.
3. Tipe golongan darah Rhesus positif karena itu rhesus untuk orang Indonesia.
4. Karena golongan darah O merupakan donor universal yaitu golongan darah yang tidak
memiliki aglutinogen (antigen) yang dapat menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) saat
bertemu dengan antigen yang lainnya, sehingga apabila golongan darah O direaksikan
dengan serum anti A, B dan AB maka tidak menggumpal.
5. Karena golongan darah AB merupakan resipen universal yang memiliki Aglutinogen A dan
Aglutinogen B sehingga saat bertemu dengan serum anti-A dan serum anti-B akan terjadi
aglutinasi (penggumpalan), namun tidak memiliki Aglutinin (antibodi) sehingga dapat
menerima donor dari segala golongan darah..

6.
- Golongan darah A dapat mendonorkan darah kepada golongan darah A dan golongan
darah AB dan menerima donor dari golongan darah O dan A.
- Golongan darah B dapat mendonorkan darah kepada golongan darah B dan golongan darah
AB dan menerima donor dari golongan darah O dan B.
- Golongan darah O dapat mendonorkan darah kepada semua golongan darah dan hanya
dapat menerima donor dari golongan darah O saja.
- Golongan darah AB hanya dapat mendonorkan golongan darah kepada golongan darah AB
saja dan dapat menerima donor dari golongan darah A, B,O, dan AB.
7. Jika orang yang bergolongan darah AB menerima donor dari golongan darah A maka sesuai
dan tidak akan terjadi hemolisis karena golongan darah AB memiliki aglutinogen (antigen)
A dan B sehingga dapat menerima donor dari golongan darah A.
8. Jika golongan darah B menerima donor dari golongan darah O maka sesuai dan tidak terjadi
hemolysis, karena golongan darah O tidak memiliki aglutinogen (antigen) sehingga tidak
akan menyebabkan penggumpalan saat bertemu golongan darah lainnya.
9. Karena darah 𝑅ℎ− akan segera memproduksi Aglutinin (antibodi) anti-RhD dan Aglutinin
anti-RhD pada resepien yang terbentuk akan bertambah banyak dan akan terjadi hemolisis
,yaitu pecahnya membran eritrosit. Sehingga hemoglobin terlepas bebas ke plasma darah.
Akibatnya ginjal harus bekerja keras mengeluarkan sisa pecahan sel-sel darah merah
tersebut.
10. Akan mengakibatkan eritroblastosis fetalis karena tubuh ibu akan segera membentuk zat
antibodi anti-RhD untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan “benda asing” (antigen-
RhD darah janin). Akibatnya sel darah merah janin akan pecah dan hancur (hemolisis) dan
kondisi ini bisa menyebabkan kematian janin dalam rahim atau jika lahir akan menderita
Eritoblastosis fetalis dan jika mengandung anak kedua maka sudah di pastikan anak kedua
pasti akan meninggal karena dalam tubuh ibu sudah terbentuk antibody anti-RhD dari bayi
pertamanya.
- Denyut Nadi :
1. Frekuensi denyut nadi setiap siswa tidak sama ,karena denyut nadi dipengaruhi oleh jenis
kelamin sehingga denyut nadi yang dimiliki setiap siswa pasti berbeda selain itu denyut nadi
juga dipengaruhi oleh bentuk tubuh dan setiap siswa memiliki bentuk tubuh yang berbeda
dan denyut nadi juga dipengaruhi oleh tingkatan emosional dan setiap siswa memiliki
tingkatan emosional yang berbeda-beda sehingga denyut nadinya pun berbeda-beda dan
masih banyak factor lainnya juga yang mempengaruhi.
2. Berdasarkan percobaan perbandingan frekuensi rata-rata denyut jantung berdasarkan jenis
kelamin akan menghasilkan perbandingan yang berbeda, karena perempuan memiliki
frekuensi denyut nadi lebih cepat atau lebih tinggi dari pada laki-laki .
3. Pada saat istirahat dan melakukan kegiatan (berlari) memiliki frekuensi yang berbeda hal itu
disebabkan oleh kerja jantung. Karena pada saat melakukan kegiatan jantung kita
melakukan kerja yang lebih cepat dan lebih kuat saat berkontraksi hal ini di pengaruhi oleh
aktivitas karena saat kita beraktivitas membutuhkan oksigen yang lebih banyak dalam darah
sehingga akan membuat jantung berkontraksi lebih cepat untuk menyalurkan darah dan
oksigen dalam tubuh dan pada istirahat jantung kita perlahan kembali normal karena jantung
tidak perlu bekerja lebih cepat lagi untuk menyalurkan oksigen dalam darah. Dan apabila
frekuensi denyut nadi sebelum dan setelah bernafas sama maka kita akan susah dalam
bernafas karena kekurangan oksigen dalam darah sehingga frekeunsi denyut nadi sebelum
dan setelah beraktivitas pasti berbeda.
4. Frekuensi denyut nadi setelah minum air dingin berbeda dengan setelah minum air hangat ,
karena dipengaruhi oleh suhu tubuh ,setelah minum air dingin suhu tubuh mengalami
penurunan maka frekunsi denyut nadi akan menurun dan setelah minum air hangat maka
frekuensi denyut nadi akan mengalami peningkatan.
5. Saran untuk siswa yang frekuensi denyut nadinya rendah yaitu harus banyak beraktivitas
dan minum air hangat dan banyak mengkomsumsi zat besi seperti daging dan untuk siswa
yang memiliki frekuensi denyut nadi tinggi harus mengurangi aktivitas dan rajin-rajinlah
berolahraga agar jantung yang di miliki selalu sehat dan kurangi makan makanan yang
berkolestrol dan bergaram tinggi dan terbiasa melakukan aktivitas sehingga denyut nadi nya
akan selalu stabil dan tidak berlebihan.
6. Saat berolahraga, jantung memompa darah lebih cepat daripada kegiatan lainnya sehingga
proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida berlangsung lebih cepat, sel-sel diperbarui
lebih cepat sehingga proses-proses yang terjadi di dalam tubuh berlangsung lancar, termasuk
metabolisme dalam tubuh. Tubuh menjadi lebih sehat dan bugar dan dengan berolahraga
dapat membuat jantung menjadi lebih sering beraktivitas sehingga akan membuat denyut
nadi selalu stabil atau sesuai standar baik saat kita melakukan aktivitas maupun tidak
melakukan aktivitas karena jantung terbiasa dilatih untuk bekerja.
7. Factor lain yang dapat mempengaruhi frekunsi denyut nadi adalah
 Usia , peningkatan usia menyebabkan frekuensi denyut nadi berangsur-angsur
menurun.
 Irama sirkandian , adalah proses-proses yang saling berhubungan yang dialami tubuh
untuk menyesuaikan dengan perubahan waktu selama 24 jam.
 Bentuk tubuh , orang yang tinggi langsing biasanya memiliki frekuensi denyut nadi
lebih rendah dibandingkn orang yang gemuk.
 Aktivitas , frekuensi denyut nadi akan meningkat ketika beraktivitas , dan akan
menurun ketika istirahat.
 Sres atau emosi,rangsangan saraf simpatis serta emosi seperti cemas,takut,dan
gembira dapat meingkatkan denyut nadi.
 Suhu tubuh , setiap peningkatan 10 C menyebabkan frekuensi denyut nadi meningkat
15 kali/menit.
 Volume darah , kehilangan darah yang berlebihan akan menyebabkan peningkatan
denyut nadi.
 Obat-obatan , beberapa jenis obat dapat menurunkan atau miningkatkan kontraksi
jantung dan denyut nadi.
I. KESIMPULAN
Setiap orang memiliki golongan darah atau system ABO dan system rhesus yang berbeda-
beda, karena mereka memiliki aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang berbeda-beda
pula kerana itu merupakan warisan gen dari kedua orang tuanya. Ada yang diberikan anti-A, anti-B,
anti-C menjadi menggumpal (aglutinasi) dan ada pula yang tidak mengalami penggumpalan
(aglutinasi) Karena tidak memiliki aglutinogen atau agglutinin. Sehingga dalam percobaan dapat
menghasilkan golongan darah A,B,AB,dan O sesuai dengan gen yang mereka miliki dari kedua
orang tuannya. Dan rhesus yang paling banyak adalah 𝑅ℎ+ karena orang Indonesia hampir
seluruhnya adalah 𝑅ℎ+ dan 𝑅ℎ− itu dimiliki oleh orang-orang eropa. Sehingga saat di berikan anti-
D darah menjadi menggumpal alias menandakan itu positif jika tidak menggumpal itu artinya
negative. Dan darah yang termasuk langka di Indonesia adalah darah AB.
Setiap orang memiliki frekuensi denyut nadi yang berbeda-beda karena dipengaruhi
beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, irama sirkandia, bentuk tubuh, aktivitas, stress dan
emosi, suhu tubuh, volume darah, dan obat-obatan. Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa
frekuensi denyut nadi atau denyut jantung sebelum dan setelah beraktivitas pasti berbeda karena
saat kita tidak beraktivitas oksigen dalam darah dan nutrisi ke jantung dan seluruh tubuh dapat
mengalir dengan lancer tanpa membutuhkan energy atau kontraksi yang lebih. Tapi saat kita
beraktivitas maka frekuensi denyut nadi pasti akan bertambah, karena oksigen dan nutrisi dalam
darah yang mengalir ke jantung dan seluruh tubuh akan terhambat oleh karena itu jantung
membutuhkan energi yang lebih untuk memompa darah agar dapat mengalir ke seluruh tubuh
dengan lancar. Itulah penyebab kenapa frekuensi denyut nadi sebelum dan setelah beraktivitas pasti
berbeda, karena jika sama dapat mengakibatkan sesak nafas. Dan jika denyut nadi terasa lebih cepat
dari batas normal dan tidak sedang melakukan aktivitas yang berat itu harus segera diperiksakan
karena merupakan ciri ciri kardiovaskular. Dan perbanyaklah olahraga agar jantung sehat dan
kurangi memakan makanan yang mengandung kolestrol dan garam berlebih.
J. DAFTAR PUSTAKA

http://amyraintan18.blogspot.co.id/2015/03/laporan-praktukum-biologo-denyut-nadi.html (3-
12-2017, 07.45 PM)

https://www.scribd.com/doc/194384832/Makalah-Golongan-Darah (3-12-2017, 08.00 PM)

http://kristinamensi.blogspot.co.id/2014/11/makalah-denyut-nadi.html (3-12-2017, 08.10 PM)

M.Pd.Dra. Irananingtyas. 2014. Biologi Untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai