Metode Penjadwalan P2pro PDF
Metode Penjadwalan P2pro PDF
P2PRO
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam melaksanakan aktivitas proyek adalah
terbatas. Dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya tersebut, diperlukan suatu
perencanaan yang matang dan baik agar dapat menggunakan sumber daya secara efisien.
Perencanaan yang baik dan matang adalah suatu hal yang sangat penting dan sangat
diperlukan dalam setiap kegiatan pelaksanaan proyek, sehingga akan turut menunjang
tercapainya tujuan perusahaan konstruksi.
1.3 Tujuan
Tugas makalah ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Melengkapi tugas mata kuliah perencanaan dan penjadwalan proyek
2. Mendalami masing-masing metode perencanaan dan penjadwalan proyek agar lebih
mengerti pengaplikasian di lapangan/proyek
BAB 2
ISI
METODE PENJADWALAN
2.1 Gantt chart / Bar Chart ( Grafik Batang )
a. Pengertian
Gantt chart adalah metode sederhana dan powerful yang sering digunakan
dalam merencanakan dan memonitor project atau aktivitas. Bentuknya yang
sederhana dan mudah dimengerti membuat Gantt Chart menjadi salah satu metode
favorit yang paling banyak digunakan saat ini. Gantt Chartmenggambarkan sebuah
project atau aktivitas dengan grafik batang yang terintegrasi dengan waktu, kapan
aktivitas tersebut di mulai dan kapan aktivitas akan berakhir.Ini adalah metode yang
mudah digunakan untuk melihat perkembangan project atau aktivitas yang sedang
Anda kerjakan.
b. Sejarah
Bar Chart (bagan balok) diperkenalkan pertama kali oleh Henry L. Gantt pada
tahun 1917 semasa Perang Dunia I. Oleh karena itu, Bar Chart sering disebut juga
dengan nama Gantt Chart sesuai dengan nama penemunya. Sebelum ditemukannya
metode ini, belum ada prosedur yang sistematis dan analitis dalam aspek
perencanaan dan pengendalian proyek (Soeharto, 1999 : 236). Gantt menciptakan
teknik ini untuk memeriksa perkiraan durasi tugas versus durasi aktual. Sehingga
dengan melihat sekilas, pemimpin proyek dapat melihat kemajuan pelaksanaan
proyek. Sekarang ini, metode bagan balok masih digunakan secara luas dan
merupakan metode yang umum digunakan sebagian besar penjadwalan dan
pengendalian di industry konstruksi, terutama untuk menyusun jadwal induk suatu
proyek, baik dari mulai kontraktor kecil sampai dengan kontraktor besar, dari sektor
swasta sampai dengan BUMN. Menurut Soeharto (1999) metode ini dapat berdiri
sendiri maupun dikombinasikan dengan metode lain yang lebih canggih.
c. Fungsi
Grafik batang digunakan untuk membandingkan nilai antar deret dalam bentuk
grafik batang dengan beberapa model (silinder, kerucut, dan piramid) dengan posisi
horizontal. Dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008 Grafik Batang digunakan
pada piramida penduduk indonesia tahun 2008, presentase penduduk miskin,dan
lain-lain.
2. Sinyal pembalikan arah terlihat lebih lama. Dalam penerapannya, untuk melihat
sinyal pembalikan arah, bar chart membutuhkan data beberapa periode, yang
notabene lebih tidak efektif bagi para trader.
e. Contoh Gambar Metode
f. Langkah-Langkah Metode
Langkah-langkah Membuat Perencanaan Menggunakan Gantt Chart
1. Mengidentifikasikan tugas
• Mengidentifikasikan tugas yang perlu diselesaikan pada proyek
• Menentukan Milesto ne (bagian pekerjaan dari suatu tugas)
dengan menggunakan brainstorming ataupun flow chart
• Mengidentifikasikan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu
tugas
• Mengidentifikasikan urutan pekerjaan ataupun tugas yang akan
dikerjakanSeperti Tugas yang harus diselesaikan sebelum memulai
suatu tugas yang baru ataupun tugas-tugas apa yang harus dilakukan
secara bersamaan (Simultan).
2. Gambarkan sumbu horizontal untuk waktu pelaksanaannya (dapat
diletakan diatas ataudibawah halaman). Tandai dengan skala waktu
yang sesuai (bisa dalam harian maupunmingguan).
3. Tuliskan Tugas atau bagian pekerjaan (milestone) yang akan dikerjakan
berdasarkanurutan waktu pada bagian kiri. Gambarkan Diagram
Batang (Bar Graph) untuk menunjukanrentang waktu yang diperlukan
untuk melakukan tugas yang bersangkutan. Gambarkan kotakdari kiri
dimana waktu Tugas tersebut dimulai sampai pada waktu tugas yang
bersangkutanberakhir. Jika diperlukan presentasi kepada Manajemen
perusahaan, gambarkan bentuk diamondpada tanggalnya. Gambarkan tepinya
saja dan kotak tersebut jangan diisi.
4. Lakukan pemeriksaan kembali, apakah semua tugas atau bagian pekerjaan
untuk proyektersebut sudah tertulis semuanya ke dalam gantt chart.
b. Sejarah
c. Fungsi
b. Sejarah
Metode jaringan kerja diperkenalkan menjelang akhir dekade 1950-an, oleh
suatu tim engineer dan ahli matematika dari perusahaan Du-Pont bekerja sama
dengan Rand Corporation, dalam usaha mengembangkan suatu sistem kontrol
manajemen.
Jaringan kerja berguna untuk menyusun urutan kegiatan proyek yang
memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang
kompleks, membuat perkiraan jadwal proyek yang paling ekonomis, mengusahakan
fluktuasi minimal penggunaan sumber daya. Menurut Gray (2000), jaringan kerja
adalahframework untuk system informasi proyek yang
akan digunakan oleh manajer proyek untuk membuat keputusan yang
berhubungan dengan waktu, biaya, dan performance. Jaringan kerja memberikan
waktu dimana kegiatan dapat dimulai dan diselesaikan dan kapan kegiatan dapat
ditunda.
Menurut Soehatto (1999), CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project
Evaluation and Review Technique) memakai teknik penyajian secara gratis dengan
memakai diagram anak panah, lingkaran serta kaidah-kaidah dasar logika
ketergantungan dalam menyusun urutan kegiatan. Menurut Mulyono (2004), model
jaringan CPMIPERT tersusun atas dua komponen utama, yaitu titik-titik (nokhta/
lingkaran) dan garis-garis ( cabang/ anak panah). Garis menunjukkan jenis kegiatan
dari suatu proyek, sementara titik menunjukkan awal atau akhir suatu kegiatan atau
biasa dinamakan events. Model jaringan juga menunjukkanprecedence relationship
eli antara kegiatan-kegiatan.
Ada suatu aturan dalam membuat model jaringan CPMIPERT, yaitu bahwa
dua atau lebih kegiatan tak dapat secara serentak berawal dan berakhir pada
lingkaran yang sama. Maka permasalahan tersebut dapat diatasi dengan suatu
dummy activity. Suatu dummy activity digambarkan dengan anak panah
terputus dan disisipkan pada jaringan itu untuk menunjukkan suatu precedence
relationship. Suatu dummy activity tidak memakan waktu dan sumberdaya, jadi
waktu kegiatan dan biaya sama dengan nol. Kegiatan dummy dapat juga digunakan
untuk menyusun suatu jaringan yang agar hubungan logikanya menjadi benar.
Sasaran utama analisis CPM/PERT adalah menentukan waktu terpendek
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek atau menentukan waktu yang
diperlukan untuk suatu critical path, yaitu jalur waktu terlama. Kegiatan kegiatan
yang dilewati critical path dinamakan kegiatan kritis. Keterlambatan penyelesaian
salah satu kegiatan ini akan menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek,
karena itu kegiatan-kegiatan kritis perlu diawasi secara serius. Jika pengambil
keputusan bermaksud mempercepat penyelesaian proyek, maka ia perlu
memperpendek satu atau beberapa waktu kegiatan kritis.
Menurut Soeharto (1999), CPM (Critical Path Method) menggunakan satu
angka estimasi dan dalam praktek lebih banyak dipergunakan oleh kalangan industri
atau proyek-proyek engineering konstruksi. Menurut Levin (1999), Jika waktu dapat
diperkirakan dengan cukup tepat dan biaya-biaya dapat dihitung sejak semula, maka
lebih menguntungkanjika dipergunakan CPM.
c. Fungsi
1. Untuk memetakan semua langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek
dan mengidentifikasi jadwal untuk setiap prioritas dan urutanyang terlibat.
2. Menunjukkan hubungan tiap-tiap kegiatan terhadap keseluruhan proyek.
3. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan.
4. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.
5. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan
cara mencermati hal-hal kritis pada proyek.
Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode Critical Path Method (CPM) yaitu :
1. Dapat menjadi rumit dan meningkatkan kompleksitas untuk proyek yang lebih
besar.
2. Tidak menangani penjadwalan personil atau alokasi sumber daya.
3. Jalur kritis tidak selalu jelas dan perlu dihitung cermat.
4. Memperkirakan waktu penyelesaian kegiatan bisa sulit.
1. Tentukan rincian kegiatan. Dari rincian kegiatan yang harus dilakukan dalam
sebuah proyek, tambahkan informasi durasi dan identifikasikan prasyarat
kegiatan sebelumnya yang harus terselesaikan terlebih dahulu.
2. Tentukan urutan kegiatan dan gambarkan dalam bentuk jaringan.Beberapa
kegiatan akan dapat dimulai dengan sangat tergantung pada penyelesaian
kegiatan lain. Relasi antar kegiatan ini harus diidentifikasi dan digambarkan
secara berurutan dalam bentuk titik dan busur.
3. Susun perkiraan waktu penyelesaian untuk masing-masing kegiatan.Waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan dapat diestimasi dengan
menggunakan pengalaman masa lalu atau perkiraan dari para praktisi. CPM
tidak memperhitungkan variasi waktu penyelesaian, sehingga hanya satu
perkiraan yang akan digunakan untuk memperkirakan waktu setiap kegiatan.
4. Identifikasi jalur kritis (jalan terpanjang melalui jaringan). Jalur kritis adalah jalur
yang memiliki durasi terpanjang yang melalui jaringan. Arti penting dari jalur
kritis adalah bahwa jika kegiatan yang terletak pada jalur kritis tersebut
tertunda, maka waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan otomatis juga
akan tertunda.
5. Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi (slack
time) yaitu sejumlah waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa menunda
penyelesaian proyek secara keseluruhan.
6. Update DiagramCPM.
7. Pada saat proyek berlangsung, waktu penyelesaian kegiatan dapat diperbarui
sesuai dengan diperolehnya informasi dan asumsi baru. Sebuah jalur kritis baru
mungkin akan muncul, dan perubahan bentuk jaringan sangat mungkin harus
dilakukan.
8. Keterbatasan CPM adalah digunakannya satu angka perkiraan waktu
penyelesaian bagi setiap kegiatan. Jika memang dibutuhkan perencanaan proyek
yang lebih kompleks, metode PERT dengan tiga varian waktu perkiraan akan
dapat memberikan aternatif perkiraan waktu penyelesaian proyek yang lebih
terbuka.
2.4 Program Evaluation and Reviem Technique (PERT)
a. Pengertian
PERT adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada
didalam suatu proyek. PERT yang memiliki kepanjangan Program Evalution Review
Technique adalah suatu metodologi yang dikembangkan oleh Angkatan Laut
Amerika Serikat pada tahun 1950 untuk mengatur program misil. Sedangkan
terdapat metodologi yang sama pada waktu bersamaan yang dikembangkan oleh
sektor swasta yang dinamakan CPM atau Critical Path Method.
Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang
melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari
beberapa titik (nodes) yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik
tempuh (milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis yang
memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam sebuah
proyek. Arah dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan pekerjaan.
b. Sejarah
Tahun 1957, proyek milik Angkatan Laut AS (US Navy) membuat proyek polaris
yang merupakan proyek pembuatan peluru kendali yang dapat ditembakkan dari
kapal selam menuju sasarannya di darat atau di udara
Proyek tersebut mengalami banyak kendala, yaitu :
a. Banyaknya jumlah pekerja sebagai kontraktor (sekitar 400 kontraktor
utama dan 9000 sub-kontraktor), sehingga menyulitkan pemantauan dan
koordinasi.
b. Rencana tersebut baru pertama kali akan dilaksanakan, sehingga
kemungkinan deviasi (penyimpangan) diperkirakan sangat besar.
c. Terbatasnya waktu, karena persaingan dengan Uni Soviet sehingga timbul
persaingan senjata. Padahal kebutuhan menuntut proyek tersebut bisa
segera diselesaikan.
c. Fungsi
1. Mengetahui ketergantungan dan keterhubungan tiap pekerjaan dalam suatu
proyek.
2. Dapat mengetahui implikasi dan waktu jika terjadi keterlambatan suatu
pekerjaan
3. Dapat mengetahui kemungkinan untuk mencari jalur alternatif lain yang lebih
baik untuk kelancaran proyek
4. Dapat mengetahui kemungkinan percepatan dari salah satu atau beberapa jalur
kegiatan
5. Dapat mengetahui batas waktu penyelesaian proyek
Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan
atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan
tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis
dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.
c. Fungsi
1. Berkomunikasi: Representasi visual memudahkan Anda untuk berkomunikasi
aliran eksekusi proyek atau aliran kegiatan proyek.
2. Mengidentifikasi hilang kegiatan: Bila suatu kegiatan tidak teridentifikasi, tidak
pernah akan selesai. Dengan visual yang mewakili kegiatan, ada kesempatan
besar bagi tim Anda untuk mengidentifikasi aktivitas hilang.
3. Mengidentifikasi dependensi: Setiap kegiatan tergantung pada beberapa
kegiatan lainnya. Ketika suatu dependensi yang tidak teridentifikasi, proyek ini
akan tertunda hingga waktu yang identifikasi terjadi. Sebagai contoh, jika ada
komponen kritis yang sedang diproduksi oleh vendor pihak ketiga, produk akhir
tergantung pada vendor. Jadi, bahkan jika Anda menyelesaikan semua kegiatan
lain, proyek tersebut tidak akan lengkap sampai penjual persediaan komponen
kritis.
4. Mengidentifikasi aktivitas penting: kegiatan tertentu memiliki dampak yang
lebih besar pada jadwal proyek daripada yang lain. Dengan menggunakan
PDMS, Anda dapat menentukan kegiatan penting untuk jadwal proyek. Ini
dikenal sebagai jalan Metode Kritis (CPM).
5. Membuat jadwal proyek: Tujuan akhir dari PDM adalah untuk menciptakan
sebuah jadwal proyek praktis dan kuat.
6. Ujian PMP Tip: Ada teknik visualisasi dua, PDM dan Arrow Diagram Method
(ADM). Dari dua, PDM paling sering digunakan.
Kekurangan
(a) Belum dapat memperlihatkan perhitungan kecepatan produksi dan hambatan
atau gangguan antar kegiatan.
(b) Kegiatan yang berulang akan dijumpai dengan penumpukan pekerjaan.
(c) Adanya percepatan waktu mulai item pekerjaan mendahului item pekerjaan
sebelumnya.
(d) Adanya penambahan sumberdaya manusia untuk mengerjakan item
pekerjaan yang mulai dikerjakan sebelum pekerjaan yang mendahuluinya
selesai.
(e) Tidak dapat mempertahankan kontinyuitas tingkat produktifitas kegiatan
berulang.
e. Contoh ( Gambar Method)
f. Langkah-Langkah metodenya
a. Membuat denah node sesuai dengan jumlaah kegiatan
b. Menghubungkan node-node tersebut dengan anak panah sesuai
ketergantungan dan konstrain
c. Menyelesaikan PDM dengan mengisi bagian-bagian dalam node
d. Meghitung ES, EF, LS, LF untuk mengidentifikasi kegiatan kritis, jalur kritis, float
dan waktu penyelesaian proyek
Rumusnya :
ES (j) = ES (i) + SS (i-j) atau
ES (j) = ES (i) + SF (i-j) atau
ES (j) = ES (i) + FS (i-j) atau
ES (j) = ES (i) + FF (i-j)
Rumus EF :
EF (j) = ES (j) + D (j)
Cara perhitungan LS, LF
a. Menentukan LS, LF dan kurun waktu float
b. Bila lebih dari satu kegiatan diambil LS terkecil
c. Notasi (i) bagi kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan
berikutnya
d. Hitungan mundur dari kanan ke kiri
Rumus LF (i)
LF (i) = LF (j) – FF (i-j) atau
LF (i) = LS (j) – FS (i-j) atau
LF (i) = LF (j) – SF (i-j) + D (i) atau
LF (i) = LS (j) – SS (i-j) + D (j)
e. Pilih angka terkecil
f. Rumus Ls (i) = LF (i) – D (i)
a. Pengertian
LoB adalah metode yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu tiap-
tiap kegiatan adalah kinerja yang terus menerus. Keuntungan utama dari
metodologi LoB adalah menyediakan tingkat produktifitas dan informasi durasi
dalam bentuk format grafik yang lebih mudah. Selain itu, plot LoB juga dapat
menunjukkan dengan sekilas apa yang salah pada kemajuan kegiatan, dan dapat
mendeteksi potensial gangguan yang akan datang. Dengan demikian, LoB
mempunyai pemahaman yang lebih baik untuk proyek-proyek yang tersusun
dari kegiatan berulang daripada teknik penjadwalan yang lain, karena LoB
memberikan kemungkinan untuk mengatur tingkat produktifitas kegiatan,
mempunyai kehalusan dan efisiensi dalam aliran sumber daya, dan
membutuhkan sedikit waktu dan upaya untuk memproduksinya daripada
penjadwalan network (Arditi dan Albulak, 1986).
b. Sejarah
Line of Balance (LoB) pada mulanya berasal dari industri manufaktur
dan kemudian pada tahun 1942 dikembangkan oleh Departemen Angkatan
Laut AS untuk pemrograman dan pengendalian proyek-proyek yang bersifat
repetitif. Kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Nation Building Agency di
Inggris untuk proyek-proyek perumahan yang bersifat repetitif, di mana alat
penjadwalan yang berorientasi pada sumber daya ini ternyata lebih sesuai dan
realistik daripada alat penjadwalan yang berorientasi 30 dominasi kegiatan.
Metode ini kemudian diadaptasi untuk perencanaan dan pengendalian proyek
(Lumsden, 1968), di mana produktifitas sumber daya dipertimbangkan sebagai
bagian yang penting.
c. Fungsi
Metode ini cukup efektif untuk digunakan pada proyek bangunan bertingkat
dengan keragaman masing-masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek
yang cukup besar, metode ini membantu memonitor kemajuan beberapa kegiatan
tertentu yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat
dilakukan bila dikombinasikan dengan metode Network, karena metode
penjadwalan linear dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang
tidak dapat ditampilkan oleh metode Network (Husen, 2008 : 137).
Di dalam berbagai literatur Internasional biasanya LoB ditunjukkan sebagai
alat penjadwalan yang hanya cocok untuk proyek-proyek yang tersusun atas
kegiatan berulang, dan tidak cocok untuk proyek non-repetitive (Arditi et al.,
2002(1)). Namun di Finlandia, LoB telah menjadi alat penjadwalan yang pokok pada
perusahaan besar konstruksi sejak tahun 1980 an, di mana LoB digunakan untuk
penjadwalan proyek-proyek yang spesial dan proyek konstruksi residential (Kiiras,
1989; Kankainen dan Sandvik, 1993) dengan menggunakan bantuan software
DYNAProject. Keuntungan yang didapat dengan bantuan software ini antara lain,
yaitu : meminimalkan resiko penjadwalan, menjadi cara analisis alternatif yang
lebih baik, mempercepat durasi proyek, cepat dalam memeriksa kelayakan jadwal,
menjadi standar pelaporan kemajuan waktu riil untuk manajemen dan
memungkinkan optimasi kontrol kegiatan.
Kekurangan
1. Pada proyek yang banyak mengalami hambatan atau gangguan, maka akan
sulit menggunakan metode ini
Langkah – langkah dalam metode LoB adalah sebagai berikut (Thomas E. Uher,
1996):