Anda di halaman 1dari 3

Daftar Pertanyaan dan Jawaban dalam Wawancara dengan Guru Mata pelajaran PJOK Mengenai Model

Pembelajaran yang Digunakan Di Kelas

Nama informan : Idham Khalid

Jabatan : Guru PJOK

Tanggal : 16 Agustus 2018, puku 14.00- 14.30

Tempat : Ruang kesiswaan SMP YANURI Jakarta

Disusun pada : 16 Agustus 2018

Topik Wawancara : Transkip wawancara mengenai model pembelajaran yang di gunakan dalam
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Kepsek : Bagaimana keadaan kelas dan siswa bapak ketika mengajar?

Guru : Berdasarkan sistem kurikulum baru yang ditetapkan pemerintah, maka jumlah murid
disekolah kami masing-masing berjumlah 30 orang per kelas dan suasana pembelajaran dikelas
tergolong kondusif ketika PBM berlangsung.

Kepsek : Ketika melakukan PBM di kelas atau di lapangan , apakah bapak menerapkan model
pembelajaran? Bila ya, model pembelajaran apa yang bapak terapkan?

Guru : Tentu saja setiap saya melakukan proses pembelajaran di kelas, saya selalu menerapkan
model pembelajarn agar proses pembelajaran lebih efektif dan semua siswa turut aktif sehingga
diharapkan dapat mencapai tingkat kompetensi yang diinginkan.bModel pembelajaran yang saya
terapkan bagi siswa-siswi tergantung pada materi pembelajaran yang saya berikan. Misalnya materi yang
saya ajarkan adalah mengenai drama, maka saya menerapkan model pembelajaran yang sifatnya
demonstran atau drama. Kalau materi yang saya ajarkan bersifat analisis dan teoritis maka saya biasanya
menerapkan model jigsaw.

Pertanyaan : Bagaimana langkah-langkah atau adakah langkah-langkah khusus yang bapak lakukan
ketika menerapkan model-model pembelajaran?

Jawaban : Penerapan model-model pembelajaran yang saya lakukan dikelas seperti yang saya
katakan tadi bergantung pada materi yang saya ajarkan dan tentunya langkah-langkahnya pun
bergantung pada model pembelajarannya. Langkah-langkahnya harus sesuai dengan modelnya. Misalnya
model jigsaw, saya pertama sekali membentuk dan membagi kelompok yang heterogen dulu yang mana
nantinya ada kelompok ahli dan ada kelompok asal, saya mengkombinasikan antara siswa yang pandai,
sedang dan kurang. Setelah itu saya berikan materi pelajaran bagi masing-masing kelompok untuk
didiskusikan kemudian, masing-masing siswa dari dari kelompok asal saya gabungkan menjadi kelompok
ahli yang akan menjelaskan materi yang ia pelajari. Begitu seterusnya sampai semua siswa benar-benar
mengerti materi yang saya berikan.

Pertanyaan : Kesulitan atau kendala-kendala apa saja yang sering bapak temui saat pelajaran
berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran?

Jawaban : Kesulitan yang sering saya temui adalah ada dari dua sisi. Yang pertama itu dari siswanya
dan kemudian dari sarana dari sekolah yang kurang memadai. Dari sisi siswa misalnya masih ada
beberapa siswa yang masih kurang percaya diri ketika mengikuti pembelajaran atau malu-malu kalau
misalnya bergabung dengan teman-temannya yang lain, mungkin karena tidak terbiasa dengan diskusi
diluar kelas sehingga ada beberapa siswa yang agak canggung dan kebingungan ketika saya menerapkan
model pembelajaran tertentu. Pola pikir siswanya masih banyak yang terlalu monoton atau kurang cepat
menangkap pelajaran sehingga kadang-kadang membutuhkan waktu lama untuk menerapkannya karena
waktu pembelajarannya rata-rata hanya 2x45 menit, dengan kata lain, waktu untuk menerapkan model
itu saya rasa kurang karena memang membutuhkan waktu yang agak lama. Kalau dari segi sarana dan
prasaran mungkin karena sekolah kami belum termasuk ditengah kota besar sehingga fasilitasnya pun
masih kurang memadai sehingga cukup menyulitkan ketika saya ingin menerapkan beberapa model
pembelajaran tertentu. Misalnya kurang tersedianya infokus ketika ingin mendemonstrasikan mata
pelajaran yang saya bawakan.

Pertanyaan : Bagaimana rata - rata kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran?

Jawaban : Kemampuan rata-rata siswa yang saya ajarkan masih tergolong biasa-biasa saja karena
mungkin pola pikirnya belum luas dan kurang berkembang, tidak seperti di kota jadi tidak semua materi
yang saya ajarkan dapat diterima dengan maksimal

Pertanyaan : Bagaimanakan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya model-model pembelajaran?

Jawaban : Prestasi belajarnya masih tergolong biasa-biasa saja artinya kebanyakan siswa masih
didominasi oleh siswa-siswa yang kurang dapat menyerap pelajaran dengan maksimal sehingga hasil
akhir seperti ujiannya pun kurang memuaskan dan masih jauh dari apa yang saya harapkan. Mungkin
karena memang masih terlalu mendaerah sekolahnya jadi para siswa masih banyak yang kurang
memanfaatkan teknologi pada hal ada banyak hal yang bisa didapat dari internet misalnya untuk
menambah wawasan diluar dari model pembelajaran yang saya lakukan. Dengan kata lain bahwa
prestasi belajar itu tidak melulu ditentukan oleh model pembelajaran, tergantung bagaimana keefektivan
dan kreativitas siswa itu dalam mengembangkan wawasannya.

Pertanyaan : Pernahkan para siswa mengeluh tentang penerapan model-model pembelajaran yang
bapak terapkan?
Jawaban : Tidak pernah. Mereka cenderung menurut saja dengan berbagai model-model pembelajaran
yang saya berikan.

Pertanyaan : Apa rencana bapak kedepannya untuk lebih memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar
siswa melalui model-model pembelajaran? Misalnya apakah bapak akan berinovasi dalam penerapan
model-model itu?

Jawaban : Ya tentunya saya akan terus berusaha untuk mengembangkan model-model pembelajaran
yang cocok untuk siswa-siswa saya. Saya selalu memantau sampai sejauh mana keefektivan model-
model pembelajaran yang telah saya terapkan. Dan tentunya akan ada inovasi yang akan saya terapkan
kemudian yang saya kondisikan dengan siswa.

Ringkasan dan Kesimpulan hasil wawancara :

Dari hasil wawancara yang saya lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa di pembelajaran di SMA Negeri
2 Bandar, Kab. Simalungun Prov. Sumatera Utara, sudah menerapkan model-model pembelajaran.
Model-model pembelajaran yang dilakukan atau diterapkan disesuaikan dengan materi pelajaran yang
diberikan oleh guru yang bersangkutan. Narasumber atau guru tersebut mengatakan bahwa pada
dasarnya kemampuan siswa-siswi dalam menyerap dan mengikuti pembelajaran di SMA Negeri 2 Bandar
masih tergolong rendah karena kondisi lingkungan mungkin yang masih bersifat kedaerahan sehingga
kemampuan berpikirnya masih jauh dari siswa-siswi yang bersekolah di pusat kota atau di kota. Dengan
demikian penggunaan model-model pembelajaran yang sudah diusahakan semaksimal mungkin masih
belum bisa mendongkrak prestasi belajar yang tinggi sebagaimana yang diharapkan oleh narasumber.
Dalam penerapan model-model pembelajaran, kendala yang paling sering dan umum yang dialami oleh
narasumber adalah siswanya yang masih malu-malu atau kurang percaya diri atau kaku ketika PBM
berlangsung, sarana atau fasilitas dari sekolah yang kurang memadai atau bahkan tidak lengkap, dan
waktunya yang kurang sehingga kadang-kadang tidak semua tujuan pembelajaran tercapai. Untuk
kedepannya narasumber mengaku akan terus mengembangkan model-model pembelajaran sesuai
dengan kondisi siswa yang diajarnya.

Anda mungkin juga menyukai