Anda di halaman 1dari 16

Makalah Budidaya Ikan Arwana

DISUSUN OLEH :

NAMA : Shahlaziva Qori Ramadhaniswari

KELAS : 11 IPA 6

NO : 19

SMA NEGERI 2 KOTA MAGELANG

JL. URIP SUMOHARJO WATES KOTA MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Telpon : (0293) 363669

Fax : (0293) 311307

Website : www.sman2-magelang.sch.id

Email : sman2magelang@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga makalah ikan hias air tawar
ini dapat saya selesaikan pada waktunya, walaupun hasilnya masih jauh dari apa
yang diharapkan. Namun sebagai awal pembelajaran dan agar menambah
semangat dalam mencari pengetahuan yang luas di lapangan, bukan sebuah
kesalahan jika kami mengucapkan kata syukur.

Terimakasih saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu


memberikan arahan terkait pembudidayaan ini. Tanpa bimbingan dari mereka
mungkin saya tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini.

Demikian, harapan saya semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan memperkaya referensi yang baru, sekaligus menambah ilmu
pengetahuan yang baru pula, aamiin.

Magelang , 12 Mei 2018

Penyusun

Shahlaziva Q. R.
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya usaha-usaha perikanan budidaya di Indonesia

membuat persaingan penjualan ikan hias maupun ikan konsumsi di Indonesia

semakin ketat. Pasar dunia maupun pasar nasional merupakan incaran para

pengusaha budidaya ini. Produk yang mereka hasilkan diharapkan bisa bernilai

jual tinggi. Berbagai budidaya ikan pun dicoba para wirausahawan-

wirausahawan ini, baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Budidaya ikan hias

banyak diminati kalangan pengusaha budidaya saat ini, karena dengan modal

sekian dapat menghasilkan laba yang sangat besar. Para pengusaha budidaya

kini banyak yang melirik sebuah usaha, yaitu usaha penangkaran ikan arwana.

Hal ini juga didukung adanya trend memelihara arwana di Indonesia yang kian

meningkat. Banyak para pengusaha budidaya memperkenalkan kelebihan dari

ikan arwana ini, sehingga banyak penggemar dari luar maupun dalam negeri

yang penasaran dan datang untuk membeli dan memelihara ikan tersebut.

Arwana banyak disebut-sebut sebagai rajanya ikan hias air tawar. Banyak
alasan yang menjadikan ikan ini sebagai ikan hias nomer satu. Tetapi dibalik
alasan tersebut pastilah juga banyak orang yang mengklaim bahwa arwana
sebagai rajanya ikan hias air tawar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Karakteristaik Ikan Arwana ?


2. Apa sajakah jenis jenis Ikan Arwana ?
3. Bagaimanakah Teknik Budidaya Ikan Arwana ?

1.3 Tujuan

1. Meningkatkan pengetahuan tentang budidaya ikan arwana


2. Mengetahui jenis-jenis ikan arwana
BAB II

Pembahasan
2.1 Karakteristik ikan arwana

1. Jika dilihat dari ciri fisik maka ikan Arwana memiliki badan dan kepala
arwana agak padat. Pada ujung mulut sedikit runding seperti perahu.
Mulutnya mengarah keatas dan mempunyai sepasang sungut pada bibir
bawah.
2. Ikan Arwana bila diperhatikan dari bentuk tubuhnya maka memiliki tubuh
tipis punggungnyadatar, hampir lurus dari mulut hingga sirip punggung.
3. Meski mulut terlihat runcing namun jika diperhatikan lebih dekat ikan
arwana memiliki mulut lebar dan rahangnya cukup kokoh. Mulut bisa
terbuka lebar hingga kesamping dibawah mata.
4. Ikan Arwana memiliki insangnya dilengkapi dengan penutup insang. Jika
kita membuka mulutnya maka anda dapat melihat gigih berjumlah 15-17.

2.2 Jenis ikan arwana

1. Jenis Ikan Arwana Super Red / Arwana Merah


Ikan arwana super red atau arwana merah adalah ikan arwana yang berasal
dari Indonesia. Jenis ikan arwana ini lebih mudah ditemui di daerah Kalimantan
Barat seperti di Sungai Kapuas dan Danau Sentarum. Saat ini ikan arwana super
red sangat mudah ditemui karena jenis ikan arwana ini banyak dikembangbiakkan
oleh para pecinta ikan arwana

Warna merah di badan akan mulai keluar saat ikan berumur sekitar 3-4
tahun. Ring pada arwana adalah warna mengkolap di pinggir sisiknya

2. Jenis Ikan Arwana Silver / Arwana Brazil


Jenis ikan arwana silver adalah ikan arwana yang paling sering kita jumpai.
Karena jenis ikan arwana ini biasanya dijual dengan harga yang terjangkau. Tetapi
jika jenis arwana ini telah berukuran besar sangat indah untuk di pandang.
Arwana ini memmmpunyai bentuk tubuh yang panjang dan sirip yang
panjang pula, mulai dari bagian tengah badan sampai ujung ekor membuat kesan
yang sangat anggun saat berenang. Arwana ini dapat tumbuh sampai 50-60 cm.

3. Jenis Ikan Arwana Banjar


Ikan arwana banjar adalah ikan arwana yang memiliki bentuk kepala yang
membulat dengan mulut. Jenis Ikan arwana ini dapat disebut sebagai jenis dari
arwana merah tingkat dua dan diketahui bukan dari strain murni ikan arwana
merah.

4. Jenis Ikan Arwana Black Golden


Ikan arwana black golden adalah jenis ikan arwana yang bisa kita temukan
di daerah Malaysia seperti daerah Bukit Merah, Johor, Trengganu dan Perak.
Arwana black golden ini adalah salah satu dari jenis ikan arwana golden.

Warna ikan arwana ini sesuai dengan namanya yaitu memiliki warna emas yang
dibalut dengan sisik tebal yang berwarna hitam.

2.3 Teknik budidaya ikan arwana

1. Arwana termasuk ikan yang sulit dikembangbiakan. Namun, dengan

didukung ketersediaan lahan, sumber air yang cocok, dan pakan yang

tersedia secara kontinu maka arwana dapat ditangkarkan. Dengan tingkat

kesulitan tinggi untuk menangkarkan arwana dan termasuk ikan langka

yang dilindungi maka harga ikan ini pun mahal. Saat ini sangat sedikit

peternak yang berhasil menangkarkan arwana di Indonesia. Maka dari itu

kita perlu mengetahui bagaimana proses menagkar arwana yang baik.

Setelah kita mengetahui hal-hal dan media yang perlu diperhatikan dan
disiapkan pada pembahasan sebelumnya. Berikut langkah-langkah atau

proses penangkarannya.

a. Jodohkan Sebelum Dikawinkan

Sepasang induk dewasa yang sudah berumur 6-7 tahun berukuran

50-60 cm memerlukan waktu sekitar satu tahun atau lebih untuk

melakukan pendekatan. Tidak ada perlakuan yang dapat mempercepat

terjadinya perjodohan karena arwana memerlukan pendekatan alami

dalam memilih jodoh. Untuk itu buat kolam perjodohan dengan

kedalaman air sekitar 3 m dan kondisinya mendekati situasi alam

aslinya, yaitu suasana tenang dan airnya terus mengalir. Selama

perjodohan kolam tidak boleh terusik dan air dibuat agar terus

mengalir. Beri tanaman air seperti ganggang air sebagai tempat

berteduh.

Jika terlihat mereka saling berkejar-kejaran, itu tandanya induk

mencoba untuk berjodoh. Biarkan arwana jantan mengejar-ngejar

arwana betina untuk mencari pasangannya dan lama-kelamaan induk

jantan akan menemukan pasangannya. Oleh karena itu, induk-induk

yang sudah dimasukkan di dalam kolam sebaiknya tidak perlu ditukar

dengan induk yang lain. Apabila terlihat mereka sudah berenang saling
berdampingan, hilir mudik kesana kemari, dan tidak lagi terlihat saling

berkejaran maka tandanya induk-induk tersebut sudah berjodoh dan

siap untuk memijah.

b. Proses Perkawinan

Perkawinan akan terjadi pada waktu musim hujan. Hujan yang

turun membuat air menjadi lebih dingin. Pada hari kedua musim hujan

temperatur air berkisar antara 25-26oC. Saat itulah induk-induk arwana

memijah. Induk jantan akan menggesek-gesekan tubuhnya ke bagian

belakang tubuh betina, lalu keduanya saling berhimpitan. Betina akan

mengeluarkan telurnya dan induk jantan segera mengeluarkan sperma

untuk membuahi telur. Pada saat peristiwa tersebut terjadi, air disekitar

tempat pembuahan kan terlihat berbuih. Itu tandanya sperma jantan

sudah keluar. Proses pembuahan memakan waktu 20-30 menit. Jumlah

telur dalam satu kali pemijahan sekitar 15-25 butir. Ukuran telur rata-

rata 1,5-1,8 cm. Selanjutnya satu persatu telur dipunguti oleh induk

jantan dan disimpan didalam mulutnya.

c. Merawat Induk yang Sudah Bertelur

Setelah bertelur induk tidak perlu dipisah karena induk betina akan

bertugas menjaga jantan yang sedang mengerami telur dari gangguan


di sekitarnya. Oleh karena itu, pelihara induk dengan baik karena induk

yang sedang mengerami telur sangat mudah stres. Pertahankan

ketenangan lingkungan yang sudah tercipta. Awasi kolam dari

kehadiran hewan yang tidak diundang, seperti katak tanah, ular, dan

biawak. Pasang jaring net di sekeliling kolam setinggi 0,5 meter. Kualitas

air harus tetap dijaga. Kadar keasaman dipertahankan dengan fluktasi

6,5-7,5 dan suhu maksimal 29o C. Kandungan oksigen terlarut minimal 5

mg/liter air. Gunakan blower untuk menciptakan gelembung udara agar

meningkatkan kandungan oksigen yang terlarut di dalam air. Kontrol air

agar terus mengalir. Gunakan hand pump untuk mengalirkan air dari

bak penampungan.

d. Awasi Masa Pengeraman dan Lakukan Pemanenan Tepat Waktu

Telur yang sedang dierami oleh induk jantan akan menetas sekitar

25-30 hari dihitung mulai dari saat pembuahan. Namun, setelah

menetas burayak tidak langsung dikeluarkan oleh induknya. Pada saat

itu burayak masih berbentuk larva. Di bagian perutnya melekat kantung

telur persediaan makanan (yolk sac). Masa ini disebut fase pro-larva.

Pada fase ini induk akan terus memelihara anaknya didalam mulut

sampai 39-41 hari sampai telur melekat di tubuh larva habis. Barulah
burayak dilepaskan dari mulutnya. Fase burayak lepas dari mulut induk

disebut fase post-larva.

Selama mengerami telurnya, induk jantan berpuasa karena tidak

bisa makan. Namun, induk betina bisa diberi makan. Berikan pakan 3

kali sehari, yaitu pagi sekitar pukul 07.30-08.00, siang hari pukul 12.00-

13.00, dan sore hari antara pukul 17.00-17.30. Pakan yang bisa

diberikan berupa katak 2-3 ekor setiap kali pemberian.

Waktu yang paling tepat untuk memanen burayak yaitu saat

pengeraman memasuki hari ke 25-30 dihitung sejak terjadinya

pembuahan. Sebelum melakukan pemanenan sebaiknya menyediakan

akuarium sebagai tempat menyimpan burayak, serokan besar (umbing)

berdiameter 1 meter yang terbuat dari kain kasa halus untuk

menangkap induk, jala tirai menggiring induk, dan wadah baskom untuk

menampung burayak sebelum dimasukkan ke akuarium. Kegiatan

pemanenan dimulai sekitar pukul 18.30 agar induk tidak kaget dan

stres. Pada malam hari biasanya induk mengapung dipermukaan air

sehingga lebih mudah terlihat. Perlahan-lahan giring induk yang sedang

mengerami telur dengan jala tirai ke sudut kolam. Induk yang sedang

mengerami telur gerakannya lebih lambat, tubuhnya agak kurus, kepala


terlihat besar karena bagian rahangnya mengembung. Jika induk sudah

terjebak masuk kedalam jala, serok dengan umbing dan hidupkan

lampu sorot agar ikan lebih jelas terlihat. Pegang induk perlahan-lahan

dengan posisi tubuh masih tetap di dalam air. Tangan kiri di sisi bawah

memegang rahang dan tangan kanan di atas memegang kepala. Buka

perlahan-lahan mulut induk dan arahkan kepala induk ke bawah sampai

burayak keluar semua dari mulutnya. Pegangan jangan terlepas sampai

burayak habis dikeluarkan dari dalam mulut. Jika terlepas dan induk

mengatupkan mulutnya, dikhawatirkan burayak yang masih tersisa akan

ditelannya. Burayak yang baru dikeluarkan dari mulut segera diangkat

dari dalam serokan dan masukkan ke dalam baskom. Selanjutnya,

pindahkan ke akuarium yang sudah disiapkan.

e. Rawat Benih dan Induk Pascapanen

Burayak yang telah dipanen sebaiknya ditempatkan dalam

akuarium pembenihan. Setiap akuarium ukuran 60 cm x 30 cm x 32 cm

dapat menampung 15-20 ekor burayak. Tutup seluruh sisi akuarium

dengan stereofoam untuk meredam udara dingin dari luar. Isi air

sampai setinggi 10-20 cm agar burayak tidak mengalami kesulitan saat

mengambil oksigen di permukaan air. Pasang aerasi untuk


meningkatkan kandungan oksigen. Usahakan gelembung udara yang

keluar kecil-kecil. Pasang heater (pemanas air) 24 jam agar suhu air

stabil. Pertahankan suhu air pada kisaran 28-29o C. Pasang lampu UV

untuk mengontrol kesehatan ikan. Lakukan pengontrolan pH dan

kondisikan pada kisaran 6,8-7. Burayak tidak perlu diberikan makan

pada masa pro-larva ini karena ditubuhnya masih melekat telur (yolk

sac) yang berfungsi sebagai persediaan makanan. Menjaga kualitas air

pada masa ini adalah yang utama. Ganti air 5-6 kali sehari dengan cara

disifon. Disedot bagian dasarnya dengan selang sampai semua kotoran

habis. Isi kembali dengan air yang baru. Waktu pergantian air, yaitu pagi

sekitar pukul 06.00-06.30, pukul 11.00, pukul 14.00, pukul 18.00, dan

malam hari pukul 21.00. Kontrol kebersihan air pada waktu tengah

malam sekitar pukul 02.00. Jika tampak ada kotoran di dasar akuarium,

segera sifon agar tidak menimbulkan penyakit.

Setelah mengeluarkan burayak, induk jantan kembali dilepaskan ke

dalam kolam. Biarkan bersatu kembali dengan pasangannya. Setelah

itu, isi kembali kolam dengan air baru sampai kolam terisi seperti

semula. Tutup seluruh tepi kolam dengan terpal agar induk tidak

melompat karena stres. Aktifkan kembali blower dan alirkan air seperti
sediakala. Berdasarkan data yang diperoleh induk akan kembali

memijah dan bertelur sekitar 2-3 bulan kemudian. Dalam 1 tahun induk

arwana yang sehat mampu bertelur sampai dua kali. Oleh karena itu,

rawat induk dengan baik dan beri pakan yang berkualitas terutama

induk jantan yang baru selesai berpuasa. Waktu pemberian pakan ikan

dibuat lebih sering untuk mengembalikan kesehatan ikan. Dalam 1-2

bulan kondisi induk jantan akan kembali pulih dan siap memijah lagi.

f. Merawat Benih yang Cadangan Makanannya Sudah Habis

Burayak yang sudah habis cadangan makanan di tubuhnya disebut

benih. Benih tersebut sudah berumur sekitar 1,5 bulan dengan panjang

tubuh sekitar 5-7 cm. Untuk perawatannya masih sama seperti pada

masa pro-larva, hanya air akuarium ditambah kedalamannya menjadi

20-25 cm.

Pada fase ini benih sudah harus diberi makan. Pakan yang terbaik

berupa udang atau anak ikan seribu yang berukuran kurang dari 1 cm.

Untuk menjaga kesehatan ikan, pakan harus dibuat higienis sebelum

diberikan. Caranya, masukkan pakan ke dalam wadah yang sudah

dibubuhi obat anti bakterial dan antifungus seperti Root Stop dan Super

Internal dengan dosis 1 tetes untuk 2,5 liter air. Rendam pakan selama
20-30 menit. Setelah itu, pakan siap diberikan pada benih. Waktu

pemberian pakan 2 kali sehari, berikan pakan sedikit demi sedikit

sampai benih terlihat kenyang.

Setelah benih berumur 3,5 bulan, sebaiknya pindahkan ke

akuarium ukuran 100 cm x 50 cm x 47 cm. Kedalaman air sekitar 30-40

cm agar benih lebih cepat besar. Benih umur 5 bulan, ukuran tubuhnya

sudah mencapai 10-12 cm dan bisa dipindahkan satu persatu kedalam

akuarium soliter. Gunakan akuarium ukuran 60 cm x 60 cm x 30 cm agar

perkembangan tubuhnya tidak terhambat.

g. Lindungi Benih dari Serangan Penyakit

Melindungi benih tentunya sudah harus dilakukan sebelum benih

dipanen. Akuarium yang akan digunakan untuk larva harus dibersihkan

dahulu dari kotoran yang melekat kemudian siram dengan air panas

agar semua bibit penyakit mati. Selanjutnya isi akuarium sampai penuh

dan masukkan kalium permanganat (KmnO4) dengan dosis 3-5 gram/m3

air. Dosis yang digunakan 20-25 gram/liter. Jika salah satu benih

terserang penyakit, maka segera pindahkan benih yang sehat ke

akuarium lain. Beri 0,5 soft-kapsul/50 liter air untuk benih yang sakit.

Sedangkan untuk benih yang sehat berikan 0,5 soft-kapsul/100 liter air.
BAB III

Penutup

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi


bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca
dapat memakluminya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat kedepannya.
Daftar Pustaka

Hartono, R dan Momon, 2002, Pembenihan Arwana, Jakarta : Penebar

Swadaya

Machmud, dan BE. Perkasa, 2003, 57 Permasalahan Arwana dan Solusinya,

Jakarta: Penebar Swadaya

Susanto, Heru, 2008, Panduan Memelihara Arwana, Jakarta: Penebar

Swadaya

www.carabudidaya.com

www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai