Anda di halaman 1dari 30

FARMAKOGNOSI II

TEKNIK-TEKNIK EKSTRAKSI
UNTUK TUMBUHAN OBAT
DAN AROMATIK
Kelompok 1:
1. Sintia Indah Sari 0911011016
2. Dhita Aulia Sari 1011013015
3. Dedi Afrianto 1111011014
4. Yogie Pratama Sandi 1111012078
5. Fifi Pitasari 1111012098
Pendahuluan
• Ekstraksi  proses pemisahan suatu zat atau beberapa,
dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut
• Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larutan yang
berbeda dari komponen-komponen tersebut
• Ekstraksi biasa digunakan untuk memisahkan dua zat
berdasarkan perbedaan kelarutan
• Ekstrak  sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan
menyaring simplisia nabati dan hewani menurut cara yang
cocok, di luar pengaruh matahari yang langsung.
• Simplisia  Bahan obat yang berasal dari alam seperti dari
tumbuhan, hewan dan mineral yang dikumpulkan dan
dikeringkan tanpa mengalami proses selanjutnya
Metoda-metoda Ekstraksi
1. Cara Dingin
 Maserasi, Perkolasi
Dengan 2. Cara Panas
Pelarut
 Refluk, Sokletasi,
Digesti, Infusa,
Dekoktasi

1. Ekstraksi
Ekstraksi
Berkesinambungan
2. Counter Current
Cara Extraction
Destilasi
Lainnya 3. Supercritical
Carbondioxide
4. Ekstraksi Ultrasonik
5. Ekstraksi Energi Listrik
Metode Umum Ekstraksi
Tumbuhan Obat
1. Maserasi  proses pengekstrakan
simplisia dengan menggunakan
pelarut dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada
suhu kamar
Metode maserasi digunakan untuk
menyari simplisia yang mengandung
komonen kimia yang mudah larut
dalam cairan penyari, tidak
mengandung benzoin, tiraks dan lilin.
2. Perkolasi  proses
penyarian simplisia
dengan jalan
melewatkan pelarut
yang sesuai secara
lambat pada
simplisia dalam suatu
percolator.
3. Refluks  ekstraksi
dengan pelarut pada
temperatur titik
didihnya, selama waktu
tertentu
4. Sokletasi  ekstraksi
menggunakan pelarut
yang selalu baru yang
umumnya dilakukan
dengan alat Soklet
sehingga terjadi
ektraksi kontinyu
dengan jumlah pelarut
yang relatif konstan
dengan adanya
pendingin balik.
5. Digesti  maserasi kinetik (dengan
pengadukan kontiniu) pada temperatur
yang lebih tinggi dari suhu kamar. Secara
umum dilakukan pada suhu 40-50OC
6. Infusa  ekstraksi dengan pelarut air
pada temperatur penangas air (benjana
infus tercelup dalam penangas air
mendidih, temperatur terukur 96-98OC)
selama waktu tertentu (15-20 menit)
7. Dekoktasi  Merupakan metode penarikan
sari tanaman menggunakan air, dipanaskan
pada suhu 90-980 C selama 30 menit
Bahan-bahan simplisia yang umum
digunakan berupa bahan keras seperti kulit
kayu (korteks), kayu (lignum), akar (radix),
batang, kulit buah (perikarpium) dan biji
(semen).
8. Ekstraksi Berkesinambungan  Proses
ekstraksi dilakukan berulang dengan pelarut
yang berbeda atau resirkulasi pelarut dan
prosesnya tersusun berurutan beberapa kali
9. Counter-Current Extraction (CCE)
 Ekstraksi dengan cara
mengalirkan simplisia pada satu
arah, dan pelarut dialirkan
dengan arah sebaliknya
10. Ekstraksi Ultrasonik (Sonication)
 Ekstraksi dengan
menggunakan getaran dengan
rentang frekuensi 20-2000 kHz
Prinsipnya meningkatkan
permeabilitas dinding sel,
menimbulkan gelembung spontan
(cavitation) sebagai stres dinamik
serta menimbulkan fraksi
interfase
11. Supercritical Fluid Extraction  Digunakan untuk ekstraksi
serbuk simplisia dan umumnya digunakan gas CO2 (dapat juga
argon) yang kondisinya berada di atas temperatur dan tekanan
kritis (Temperatur kritis adalah suhu tertinggi yang dapat
mengubah fase gas suatu zat menjadi fase cair dengan cara
menaikkan tekanan, sedangkan tekanan kritis adalah tekanan
tertinggi yang dapat mengubah fase cair suatu zat menjadi fase
gas dengan cara menaikkan temperatur)
Temperatur kritis gas CO2 31,3 derajat Celcius dan tekanan
kritisnya 74 atm
Dengan variabel tekanan dan temperatur, akan diperoleh
spesifikasi kondisi polaritas tertentu yang sesuai untuk
melarutkan senyawa dengan kandungan tertentu
12. Phytonics Process merupakan teknologi baru
dengan pelarut baru yaitu hydrofluoro-carbon-
134a (HFC-134a/ 1,1,2,2-tetrafluoro-ethane),
yang memiliki titik didih -250 C.
Biasanya digunakan untuk ektraksi komponen
aromatik dari minyak atsiri, oleoresin, dan pada
industri obat herbal
Keuntungan metode ini:
• Tidak seperti proses lainnya yang membutuhkan
suhu tinggi, phytonic process sejuk dan
produknya tidak rusak oleh paparan suhu yang
melebihi suhu kamar
• Tidak memerlukan vakum stripping yang
menyebabkan hilangnya volatile berharga
• Proses dilakukan pada pH netral, produk tidak
pernah mengalami hidrolisis asam ataupun
oksidasi
• Tidak mengancam lingkungan, membutuhkan
jumlah minimum energi listrik, dan tidak ada emisi
berbahaya ke atmosfir
• Produk limbah yang dihasilkan tidak berbahaya
Parameter Pemilihan Metode Ekstraksi
yang Sesuai
• Pemastian material tumbuhan harus dilaksanakan
sebelum ekstraksi. Benda asing lainnya harus benar-
benar dihilangkan
• Gunakan bagian tumbuhan yang benar. Dan untuk
kontrol kualitas, perlu data umur tumbuhan, waktu,
musim dan tempat pengambilan
• Kondisi pengeringan tergantung konstituen kimia
aslinya
• Metode Grinding yang memicu suhu lebih, harus
dihindari
• Kualitas air atau menstruum harus spesifik dan
terkontrol
• Berdasarkan konstituen alaminya:
– Konstituen non-polar: gunakan pelarut non-polar. Contoh,
lupeol adalah konstituen aktif dari Crataeva nurvala, dan
untuk ekstraksinya digunakan Hexane.
– Konstituen polar: gunakan pelarut polar seperti Bacopa
monnieri and Centella asiatica, konstituen aktifnya adalah
glikosida, maka pelarut polar Metanol yang digunakan
– Konstituen termolabil: metode ekstraksinya maserasi
dingin, perkolasi, atau CCE
– Konstituen termostabil: metode sokletasi dan dekoktasi
– Peringatan yang sesuai harus diperhatikan ketika
konstituennya dapat terdegradasi ketika disimpan pada
pelarut organik. Seperti Flavonoid dan Phenyl propanoids
– Pada ekstraksi panas, suhu yang lebih tinggi dari yang
ditentukan, harus dihindari
Tahap-tahap Dalam Ekstraksi
Tumbuhan Obat
 Pengurangan Ukuran  tujuannya adalah
untuk memecah organ, jaringan, dan struktur
sel sehingga materi berkhasiat lebih mudah
terbawa pelarut. Juga untuk memperluas
permukaan sehingga meningkatkan proses
penarikan zat berkhasiat oleh pelarut
 Ekstraksi simplisia  dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya
 Filtrasi  Ekstrak yang diperoleh dipisahkan dari
tanaman yang telah layu dan dibiarkan menetes
ke dalam tangki penampung yang ditutupi oleh
kain saring. Dari tangki penampung, ekstrak
dipompa ke filter untuk menghilangkan partikel
halus atau koloid dari ekstrak.
 Pengeringan semprot (Spray Drying)  ekstrak
yang telah disaring dikeringkan dengan pompa
tekanan tinggi pada laju dan suhu yang dikontrol
untuk mendapatkan bubuk kering. Ukuran
partikel yang diinginkan dari produk diperoleh
dengan mengontrol suhu di dalam ruangan dan
dengan memvariasikan tekanan pompa.
 Ekstraksi pelarut  Prinsip ekstraksi dengan
pelarut adalah pemisahan komponen yang
dihendaki (solute) dari zat padat dengan cara
kontak antara padatan tersebut dengan satu
cairan (solvent) dimana solute dapat larut
dalam solvent tersebut.
 Konsentrasi  daur ulang kembali sisa-sisa
ekstraksi atau ampas, dengan tahapan yang
sama dari awal hingga didapat serbuk zat
berkhasiat
Ekstrak Tumbuhan Aromatik
• Minyak Atsiri
diperoleh melalui proses isolasi dengan
metode Destilasi, dan beberapa jenis lainnya
dapat dengan ekstraksi pelarut.
• Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan
perbedaan titik didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari
campuran homogen.
Mekanisme Destilasi:
- Hidrodifusi
Merupakan difusi minyak atsiri dan air panas melalui membran
tumbuhan
- Hidrolisis
Adalah reaksi kimia antara air dan konstituen tertentu dari minyak
atsiri. Komponen utama minyak atsiri adalah ester, yang pada suhu tinggi
bereaksi dengan air akan membentuk alkohol dan asam.
- Dekomposisi oleh Panas
Untuk mendapatkan minyak kualitas terbaik, distilasi harus
dilakukan pada suhu rendah. Suhu dalam destilasi uap ditentukan
sepenuhnya oleh tekanan, sedangkan pada destilasi air dan
destilasi uap tekanan operasi biasanya atmosfer.
Tipe Destilasi
• Destilasi Air  material harus
sepenuhnya terendam dalam air yang
mendidih, dengan menerapkan panas
oleh api langsung.
• Destilasi Air-Uap  Penyulingan dengan
air dan uap ini biasa dikenal dengan
sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip
dengan sistem rebus, hanya saja bahan
baku dan air tidak bersinggungan
langsung karena dibatasi dengan
saringan diatas air.
• Destilasi Uap  proses penyulingan
bahan tanaman dengan uap yang
dihasilkan di luar penyuling dalam
pembangkit uap yang disebut boiler.
• Destilasi Maserasi Hidrolitik
Yaitu destilasi yang tumbuhannya dimaserasi
dalam air hangat terlebih dahulu. Contohnya,
Gaultheria procumbens, ketika daunnya di
maserasi dengan air hangat, maka enzyme
primeverosidase akan menguraikan gaultherin
manjadi methyl salicylate and primeverose.
• Ekstraksi dengan Pengepresan
Pengepresan dingin atau Expression
digunakan hanya untuk minyak Citrus saja.
• Enfleurage
yaitu metode ekstraksi lemak dingin. Biasanya digunakan untuk
ekstraksi minyak atsiri pada bunga.
Pada metoda ini bunga – bunga disebarkan dalam ruangan diantara
2 plat gelas yang telah diolesi dengan lemak. Dengan metoda ini
minyak yang menguap dari bunga akan diserap oleh lemak.
Kemudian setelah satu hari (24 – 36 jam) bunga – bunga ini diganti
dengan bunga segar. Proses ini diulang – ulang sampai lemak jenuh.
• Ekstraksi Minyak Atsiri Modern
– Headspace trapping techniques
• Static headspace technique
• Vacuum headspace technique
• Dynamic headspace technique
– Solid phase micro-extraction (SPME)
– Supercritical fl uid extraction (SFE)
– Phytosol (phytol) extraction
– Protoplast technique
– Simultaneous distillation extraction (SDE)
– Microwave distillation
– Controlled instantaneous decomposition (CID)
– Thermomicrodistillation
– Microdistillation
– Molecular spinning band distillation
– Membrane extraction
Istilah-istilah lain
• Concrete
Merupakan ekstrak dari bunga, herba, dan daun
segar yang diperoleh dari pelarut hidrokarbon
seperti butana, pentana, heksan, dan petroleum
eter.
Concretes masih berupa campuran antara minyak
dan pelarut yang mengandung bahan – bahan non
volatil, resin dan lilin.
Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam suatu
wadah yang disebut ekstraktor. Bunga yang ingin
diekstrak dimasukkan kedalam ekstraktor dan
kemudian pelarut menguap dimpankan ke dalam
ekstraktor. Pelarut organik akan berpenetrasi ke
dalam jaringan bunga dan akan melarutkan minyak
serta bahan non volatil yang berupa resin, lilin dan
pigmen.
• Absolutes
Merupakan Concretes yang sudah diubah menjadi bentuk
alcohol-soluble volatile concentrate.
Untuk membuatnya, Concretes dicampur dengan alkohol
kemudian diaduk secara keseluruhan dengan agitator,
sehingga minyak akan larut dan lilin memisah.
Suhu diatur 40 – 60ᵒC, larutan kemudian didinginkan pada
suhu -5 °C sampai -10 °C sampai lilin mengendap.
Lilin yang mengendap kemudian dihilangkan dengan
melewatkan larutan melalui rotary filter, dan alkohol
dilewatkan pada high vacuum sehingga diperoleh minyak
murni
• Resinoids
Merupakan hasil ekstraksi resin
alami.
Bahan resin alami diekstrak
dengan pelarut hidrokarbon
seperti eter minyak bumi,
heksana atau alkohol. Pelarut ini
kemudian disaring dan
kemudian dilanjutkan dengan
penyulingan. Resinoids sering
digunakan oleh produsen
parfum sebagai fiksatif untuk
memperpanjang aroma wangi.
• Pomades
Diperoleh dari hasil proses
efleurage,
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai