Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA


2017/2018

MODUL 9
Kehilangan Energi pada Pipa (Energy Loss In Bends)

Kelompok 2
Nama : Rachmad Hidayah
NIM : 102216056
Kelas : ME-1

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PERTAMINA
2018
KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA (ENERGI LOSS IN BENDS)

Rachmad Hidayah*, Reyhan Surianza, Rahmat Fatjra, Septian Tirta Suryananda


Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pertamina
*Corresponding author : hidayahrachmad82@gmail.com

Abstrak

Ketika air mengalir di dalam pipa, terjadi gesekan antara air dengan dinding –
dinding pipa. Gesekan yang terjadi mengubah sebagian energi hidrolik menjadi
energi panas. Energi panas ini tidak dapat diubah kembali menjadi energi hidrolik,
sehingga air mengalami penurunan tekanan yang mengakibatkan konversi dan
kehilangan energi ini dikenal sebagai “Head Loss”. Head Loss atau kehilangan energi
adalah faktor yang mempengaruhi kapasitas pipa sebagai sarana penghantar aliran
baik air ataupun minyak. Kehilangan energi juga menyebabkan pengurangan debit
aliran terjadi. Kehilangan energi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sudut
lengkung pipa tersebut.

Kata Kunci : air, aliran, energi, pipa, kehilangan

Abstract

When water flows in the pipe, there is friction between the water and the walls
of the pipe. Friction that happens to change some hydraulic energy into heat energy.
This heat energy can not be converted back into hydraulic energy, so water decreases
pressure resulting in conversion and energy loss. energy loss is a factor affecting
pipeline capacity as a means of conducting both water or oil flow. Loss of energy
also causes a reduction in flow discharge. Loss of energy is caused by several factors
such as the curve angle of the pipe.

Keywords : water, flow, energy, pipe, loss


PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Head loss merupakan kehilangan energi mekanik persatuan massa fluida.
Sehingga satuan head loss adalah satuan panjang yang setara dengan satu satuan
energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu satuan massa fluida setinggi
satu satuan panjang yang bersesuaian. Berdasar lokasi timbulnya kehilangan,
secara umum kehilangan tekanan akibat gesekan atau kerugian ini dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu kerugian major dan kerugian minor. Kerugian major
disebut juga kehilangan energi primer atau kehilangan energi akibat adanya
gesekan. Kerugian major biasa terjadi pada pipa lurus berdiameter konstan.
Sehingga head loss major dapat dinyatakan sebagai kerugian tekanan aliran fluida
berkembang penuh melalui pipa penampang konstan. Selain kerugian major juga
ada kerugian minor yaitu kehilangan energi sekunder atau kehilangan energi
akibat perubahan penampang dan aksesoris lainnya. Misalnya terjadi pada
pembesaran penampang (expansion), pengecilan penampang (contraction), dan
belokan atau tikungan.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan head loss dengan debit pada masing – masing belokan?
2. Berapa bilangan Reynold didapatkan dari percobaan?
3. Apakah koefisien kehilangan konstan?
3. Tujuan Penelitian
Praktikan dapat menentukan faktor kehilangan pada aliran yang melalui
sebuah susunan pipa yang terdiri belokan panjang (long bend), pelebaran area
(area enlargement), pengecilan area (area constraction), belokan siku (elbow),
belokan pendek/singkat (short bend), katup (valve fitting), dan belokan sudut 45o
(mitre bend).
4. Teori Dasar
Head loss merupakan kerugian energi per satuan berat fluida dalam
pengaliran cairan dalam sistem perpipaan. Sehingga satuan head loss adalah
satuan panjang yang setara dengan satu satuan energi yang dibutuhkan untuk
memindahkan satu satuan massa fluida setinggi satu satuan panjang yang
bersesuaian. Kerugian aliran yang terjadi pada suatu bagian sambungan pipa
biasanya berkaitan dengan suatu head loss (h, meter), sehingga dapat dinyatakan
sebagai berikut :

𝐾𝑣 2
∆ℎ =
2𝑔

Dimana :

K = koefisien kerugian

V = percepatan aliran di dalam sambungan

Karena aliran di dalamsambungan sangat komplek, maka nilai K ditentukan


pada saat melakukan percobaan praktikum. Pada fitting energi yang hilang dapat
dibaca dari dua manometer yang terpasang pada alat energy loss bend, sebelum
aliran melewati fitting dan sesudahnya. Sehingga nilai K dinyatakan sebagai
berikut :

∆ℎ
𝐾=
𝑣 2 /2𝑔

Berkaitan dengan perubahan pipa pada pembesaran dan pengecilan


sambungan pada energy loss bend¸sistem percobaan dapat dirubah menggunakan
static pressure. Maka perubahan tersebut dapat menggunakan rumus sebagai
berikut :

𝑣12 𝑣22

2𝑔 2𝑔

Untuk menghilangkan efek yang ditimbulkan akibat perubahan area pada


pengukuran head loss, persamaan ini harus ditambahkan pada saat pembacaan
head loss pada sambungan pembesaran dan pengecilan. Penulisan (h1-h2) pada
𝑣2 𝑣2
pembesaran nilai akan menjadi negatif dan 2𝑔1 − 2𝑔2 pada pengecilan sambungan

pipa akan menjadi negatif pula. Untuk percobaan katup pintu, perbedaan tekanan
sesudah dan sebelum pintu diukur langsung menggunakan sebuah tekanan gauge.
Hal tersebut dapat dikonversikan untuk persamaan kehilangan energi
menggunakan persamaan

1 barr = 10,2 m air

Koefisien energi yang hilang kemudian dikalkulasikan terhadap gate valve.


Angka Reynolds adalah angka tanpa dimesni yang digunakan untuk
membandingkan karakteristik laju aliran. Reynold menyimpulkan bahwa jenis
aliran tergantung pada kecepatan aliran fluida rata –rata, diameter pipa,
viskositas fluida dan densitas fluida.

𝑣𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇

Dimana :

v = kecepatan aliran rata fluida (m/s)

d = diameter pipa (m)

𝜇 = viskositas kinematik (kgm2/s)

METODE PENELITIAN

1. Alat dan Bahan


Pada praktikum kali ini alat yang digunakan adalah hydraulic bench yang
berfungsi untuk mengukur debit sesuai waktu dan volume terkumpul, stopwatch
yang digunakan untuk menentukan debit rata – rata air, dan energy losses in
bends apparatus yang digunakan untuk menentukan kehilangan energi pada pipa
yang melengkung.
2. Metode dan Langkah Kerja
Langkah yang dilakukan pertama kali yaitu mengatur perangkat hydraulics
bench sehingga dasarnya horizontal. Lalu inlet perlengkapan pengujian ke bench
penyuplai aliran dan pipa outlet dijalankan hingga tangki volumetrik dan
penguncinya berasa pada tempatnya. Selanjutnya katup bench, katup pintu, dan
katup pengontrol aliran dibuka dan pompa dijalankan untuk mengisi air ke
perlengkapan pengujian. Setelah itu udara dari ujung keran bertekanan, tutup
katup bench dan katup pengontrol aliran ada manometer dibebaskan. Lalu sekrup
pembebas udara dibuka dan penyumbat dari dekat katu udara dipindahkan.
Pipa kecil panjang pada katup udara dihubungkan ke tangki volumetrik, katup
bench dibuka dan air dialirkan melalui manometer untuk membersihkan semua
udara yang ada, kemudian sekrup pembebas udara dikencangkan dan sebagian
katup bench dan katup pengontrol aliran dibuka. Lalu sekrup pembebas udara
dibuka sedikit untuk mengalirkan udara keluar dari ujung manometer, sekrup
dikencangkan ketika manometer menunjukkan level puncak. Semua level
manometer dipastikan menunjukkkan skala volume aliran maksimum yang
diperlukan. Level tersebut dapat disetel dengan menggunakan sekrup pembebas
udara dan pompa tangan yang tersedia. Sekrup pembebas udara mengontrol
aliran udara yang melalui katup udara, sehingga ketika menggunakan pompa
tangan, sekrup pengambil udara harus terbuka untuk menahan tekanan pompa
tangan pada sistem, sekrup harus ditutup setelah pemompaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan
HEAD FLOW
MANOMETER VOLUME TIME
FITTING LOSS RATE
h1(m) h2(m) m m3 s m3/s
MITRE 0.271 0.231 0.04 0.001 4.81 0.0002079
ELBOW 0.335 0.297 0.038 0.001 4.81 0.0002079
SHORT BEND 0.361 0.345 0.016 0.001 4.81 0.0002079
LONG BEND 0.388 0.378 0.01 0.001 4.81 0.0002079
ENLARGMENT 0.378 0.384 -0.006 0.001 4.81 0.0002079
CONTRACTION 0.384 0.360 0.024 0.001 4.81 0.0002079
GATE VALVE 5.1 0.001 4.81 0.0002079

VELOCITY (m/s) m
K
v1 v2 v m1 m2 m
0.7904 0.0318 1.2576
0.7904 0.0318 1.1949
0.7904 0.0318 0.5031
0.7904 0.0318 0.3144
0.7904 0.4595 0.62495 0.0318 0.0107 0.02125 -0.2823
0.7904 0.4595 0.62495 0.0318 0.0107 0.02125 1.1294
0.7904 0.0318 160.3773

TEMPERATUR BILANGAN
O
C REYNOLD
26 16197.44681
26 16197.44681
26 16197.44681
26 16197.44681
26 12806.92609
26 12806.92609
26 16197.44681
Tabel 1. Percobaan pertama

Keterangan :
Tekanan = 0.5 barr

D1 = 0.0183 m

D2 = 0.024 m

𝜇 = 0.893 x 10-6 m2/s

HEAD FLOW
MANOMETER VOLUME TIME
FITTING LOSS RATE
h1(m) h2(m) m m3 s m3/s
MITRE 0.31 0.28 0.03 0.001 5.45 0.0001834
ELBOW 0.359 0.33 0.029 0.001 5.45 0.0001834
SHORT BEND 0.38 0.368 0.012 0.001 5.45 0.0001834
LONG BEND 0.4 0.393 0.007 0.001 5.45 0.0001834
ENLARGMENT 0.393 0.398 -0.005 0.001 5.45 0.0001834
CONTRACTION 0.397 0.379 0.018 0.001 5.45 0.0001834
GATE VALVE 8.16 0.001 5.45 0.0001834

VELOCITY (m/s) m
K
v1 v2 v m1 m2 m
0.6972 0.0247 1.2145
0.6972 0.0247 1.174
0.6972 0.0247 0.4858
0.6972 0.0247 0.2834
0.6972 0.4054 0.5513 0.0247 0.0083 0.0165 -0.3
0.6972 0.4054 0.5513 0.0247 0.0083 0.0165 1.09
0.6972 0.0247 330.3643
TEMPERATUR BILANGAN
O
C REYNOLD
26 14287.5252
26 14287.5252
26 14287.5252
26 14287.5252
26 14816.57335
26 14816.57335
26 14287.5252
Tabel 2. Percobaan kedua

Keterangan :

Tekanan = 0.8 barr

D1 = 0.0183 m

D2 = 0.024 m

𝜇 = 0.893 x 10-6 m2/s

HEAD FLOW
MANOMETER VOLUME TIME
FITTING LOSS RATE
h1(m) h2(m) m m3 s m3/s
MITRE 0.342 0.319 0.023 0.001 6.35 0.0001574
ELBOW 0.377 0.355 0.022 0.001 6.35 0.0001574
SHORT BEND 0.392 0.382 0.01 0.001 6.35 0.0001574
LONG BEND 0.407 0.401 0.006 0.001 6.35 0.0001574
ENLARGMENT 0.401 0.405 -0.004 0.001 6.35 0.0001574
CONTRACTION 0.405 0.391 0.0144 0.001 6.35 0.0001574
GATE VALVE 11.22 0.001 6.35 0.0001574
VELOCITY (m/s) m
K
v1 v2 v m1 m2 m
0.5984 0.0182 1.2637
0.5984 0.0182 1.2087
0.5984 0.0182 0.5494
0.5984 0.0182 0.3296
0.5984 0.3479 0.47315 0.0182 0.0114 0.0148 -0.27
0.5984 0.3479 0.47315 0.0182 0.0114 0.0148 0.945
0.5984 0.0182 616.4835

TEMPERATUR BILANGAN
O
C REYNOLD
26 12262.84434
26 12262.84434
26 12262.84434
26 12262.84434
26 12716.2374
26 12716.2374
26 12262.84434
Tabel 3. Percobaan ketiga

Keterangan :

Tekanan = 0.8 barr

D1 = 0.0183 m

D2 = 0.024 m

𝜇 = 0.893 x 10-6 m2/s


2. Pembahasan

DEBIT VS HEAD LOSS


0.045
0.04
0.035
0.03 MITRE
HEAD LOSS

0.025 ELBOW
0.02 SHORT BEND
0.015 LONG BEND
0.01 ENLARGMENT
0.005 CONTRACTION
0
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025
DEBIT

Grafik 1. Hubungan debit dan head loss


Grafik di atas menunjukkan tentang hubungan yang terjadi antara debit dan
head loss. Dari grafik di atas bisa dilihat garis yang terbentuk cenderung naik ke
atas, dan dapat diartikan pengaruh debit pada head loss di setiap belokan yaitu
berbanding lurus. Semakin besar debit pada air yang mengalir maka akan
memiliki head loss yang besar pula pada setiap belokan pada pipa. Semua hal
tersebut berlaku pada setiap belokan pada pipa kecuali pada gate valve, hal
tersebut terjadi karena kehilangan energi di gate valve ditunjukkan langsung oleh
pressure gauge. Dimana hubungan tekanan dengan debit adalah berbanding
terbalik, jadi semakin kecil debit yang ada maka akan semakin besar tekanan
yang dihasilkan, dan hal ini menyebabkan head loss yang kecil karena head loss
dan atekanan berbanding terbalik.

Bilangan Reynold yang dapatkan dari percobaan kali ini melebihi dari 4000
yang menunjukkan bahwa aliran yang terjadi termasuk aliran turbulen. Lalu
untuk besar nilai koefisien kehilangan memiliki nilai yang tidak konstan, bisa
dilihat dari hasil percobaan yang sudah dilakukan karena memiliki head loss
yang berbeda – beda. Namun bila mengikuti dari teori yang ada seharusnya
koefisien kehilangan seharusnya konstan.

SIMPULAN

Dari percobaan yang sudah dilakukan, kita dapat simpulkan bahwa faktor kehilangan
yang didapat untuk setiap fitting konstan yang tidak dipengaruhi oleh debit dimana
tipe mitre punya nilai faktor kehilangan terbesar dan enlargement punya nilai faktor
kehilangan terkecil. Nilai faktor ditentukan dengan pembagian antara head loss yang
telah dihitung menggunakan kecepatan fluida yang didapat dari debit. Selain itu,
hubungan debit dan head loss adalah berbanding lurus dimana semakin besar debit
yang ada maka akan menimbulkan head loss yang besar pula, dan hal tersebut
berlaku pada semua fitting kecuali pada gate valve.

REFERENSI

1. Bastian, Dheny. (26 November 2016). Definisi Aliran Saluran Terbuka.


http://www.sarjanasipil.my.id/2016/11/definisi-aliran-saluran-terbuka.html.
Diakses pada 28 Maret 2018.
2. Simanjuntak, Salomo. (12 April 2015). Kehilangan Energi pada Pipa Baja dan
Pipa Pvc.
https://akademik.uhn.ac.id/portal/public_html/TEKNIK/SIPIL/Salomo_Simanjun
tak/Kehilangan_Energi_Pada%20Pipa_Baja_dan_Pipa_Pvc.pdf. Diakses pada 27
Maret 2018.
3. Suprayogi, Imam. (7 Maret 2014). FENOMENA KEHILANGAN ENERGI PADA
PIPA MENGGUNAKANPENDEKATANMODEL FISIK SKALA
LABORATORIUM.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=267243&val=5978&title
=FENOMENA%20KEHILANGAN%20ENERGI%20PADA%20PIPA%20MENG
GUNAKANPENDEKATANMODEL%20FISIK%20SKALA%20LABORATORIU
M. Diakses pada 27 Maret 2018.
4. Winarta, Bambang., dkk. (2017). Modul Praktikum Mekanika Fluida 1
2017/2018. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai