Anda di halaman 1dari 13

AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No.

2, Juli 2015

PENDIDIKAN ENTREPRENEUR DI PONDOK PESANTREN SUMBER PENDIDIKAN MENTAL


AGAMA ALLAH (SPMAA) LAMONGAN PADA TAHUN 1961-2010

Chusnul Dewi Umaroh


11040284219

Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial


Universitas Negeri Surabaya
chusnuldewi5@gmail.com

Prof. Dr. H. M. Ali Haidar, MA


Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Pondok Pesantren Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Lamongan adalah pesantren yang
berdiri pada tanggal 27 Oktober 1961. Pondok pesantren pada awalnya didirikan atas dasar keprihatinan Bapak Guru
Muhammad Abdullah Muchtar terhadap anak jalanan dan anak yatim piatu. Karena mereka juga membutuhkan ilmu-
ilmu keagamaan, maka didirikanlah pesantren sebagai lembaga penyedia ilmu-ilmu agama.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Sumber
Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Lamongan ? 2) Bagaimana model pendidikan entrepeneur di pondok
pesantren SPMAA Lamongan pada tahun 1961-2010 ? dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode
penelitian sejarah yang terdiri dari : 1) heuristik, 2) kritik, 3) interpretasi, 4) historiografi. Dalam melaksanakan
penelitian ini, peneliti melakukan studi pustaka dan wawancara dikarenakan arsip tertulis yang ada jumlahnya sangat
terbatas.
Model pengajaran tradisional pesantren menggunakan metode wetonan dan sorogan yang sampai saat ini
masih diterapkan. Pendidikan formal antara lain PAUD, TK, Madrasah Ibtidaiyah/SD, Madrasah Tsanawiyah/SMP,
dan Madrasah Aliyah/SMA. Pada pendidikan non formal yaitu pendidikan pesantren yang diajarkan secara berjenjang
dengan sistem semester. Kurikulum yang dipakai murni produk SPMAA dengan persentase 70% pendidikan pesantren
dan 30% pendidikan formal.
Pada pendidikan entrepreneur yang diajarkan kepada santri sesuai dengan bakat dan kemampuan para santri
yang diperoleh dari pendidikan keterampilan yang diajarkan sejak bangku sekolah menengah pertama/Madrasah
Tsanawiyah. Bentuk-bentuk keterampilannya antara lain pada bidang pertukangan, perbengkelan, peternakan,
pertanian, perikanan, keperawatan, tata boga, dan menjahit.
Kata Kunci : Pondok Pesantren Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA), Pendidikan Entrepreneur.

Abstract
Boarding School of Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Lamongan is a boarding school
that was established on October 27, 1961. Boarding school was originally established on the basis of concerns
Teacher Mochtar Muhammad Abdullah against street children and orphans. Because they also require of religious
sciences, it was established boarding schools as providers of religious sciences.
Formulation of the problem in this research are: 1) How does the history of the Boarding School of Sumber
Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Lamongan? 2) How to model entrepreneur education in Lamongan
SPMAA boarding school in 1961-2010? in conducting the research, the author uses the method of historical research
that consists of: 1) a heuristic, 2) criticism, 3) interpretation, 4) historiography. In carrying out this study, researchers
conducted a literature review and interviews written records because there is very limited.
Traditional teaching model boarding method sorogan and wetonan which is still applied. Formal education,
among others, Early Childhood Education, Kindergarten, Elementary School, Junior High School, and Senior High
School. In non-formal education is taught education boarding school in phases with the semester system. On the
entrepreneur education is taught to students according to their talents and abilities of the students gained from
education skills taught since Junior High School. Curriculum used in the pure product with a percentage of 70%
SPMAA boarding school education and 30% of formal education.
Entrepreneur education that is taught to students according to their talents and abilities of the students
obtained from the educational skills taught since junior high school / MTs. Forms of skills among others in the fields
of carpentry, workshop, animal husbandry, agriculture, fisheries, nursing, culinary, and tailoring.
Keywords: Boarding Schools of Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA), Entrepreneur Education.

113
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

secara profesional adalah pondok pesantren. Pondok


PENDAHULUAN pesantren merupakan lembaga Islam tradisional, yang
Istilah entrepreneur sudah dikenal orang dalam kelahirannya bukan saja terbatas pada bidang-bidang
sejarah ilmu ekonomi sebagai ilmu pengetahuan sejak pendidikan, melainkan sebagai lembaga sosial
tahun 1755. 1 Entrepreneur berarti orang yang memulai keagamaan.3 Pondok pesantren memiliki kelebihan
suatu usaha bisnis baru, atau seorang manajer yang dibandingkan dengan lembaga pendidikan formal
berupaya memperbaiki sebuah unit keorganisasian lainnya, karena merupakan satu-satunya lembaga
melalui serangkaian perubahan-perubahan produktif. pendidikan di Indonesia yang memahami manusia dalam
Menurut Schumpeter, seorang entrepreneur berupaya urusan agama.
untuk mereformasi atau merevolusionisasi pola produksi Tujuan diselenggarakannya pendidikan
dengan jalan mengeksploitasi (menerapkan) sebuah pesantren secara umum adalah membimbing anak didik
penemuan baru, sebuah kemungkinan teknikal yang (santri) untuk menjadi manusia yang berkepribadian
belum pernah dicoba guna menghasilkan sebuah Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi
komoditi baru. Hal tersebut dilaksanakan melalui mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu
pemanfaatan sumber daya alam maupun bahan-bahan dan amalnya, sedangkan tujuan khususnya adalah
untuk produk-produk yang dihasilkan. mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim
Pendidikan entrepreneur pada umumnya dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang
diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan formal atau bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.4
sekolah, tidak banyak pondok pesantren yang Pondok pesantren yang keberadaannya memiliki sifat
menerapkan sistem pendidikan tersebut. Pesantren yang sederhana, penuh keikhlasan dan tawadlu kepada kyai
merupakan “Bapak” dari pendidikan Islam di Indonesia jarang yang memiliki program jangka panjang yang
didirikan karena adanya tuntutan dan kebutuhan zaman, memadai dan berkesinambungan, serta pengelolaannya
hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, di mana bila bersifat lokal dan kedaerahan, sehingga ketika figurnya
dirunut kembali sesungguhnya pesantren dilahirkan atas sudah tidak ada maka kondisi pesantren menjadi semakin
kesadaran kewajiban dakwah Islamiyah yakni merosot bahkan ditinggalkan oleh para santrinya.
menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, Pada umumnya pondok pesantren hanya
sekaligus mencetak kader-kader ulama atau da’i. 2 Sejarah memberikan pendidikan formal dan non formal, tetapi
perkembangan pesantren terus berkembang sejalan Pondok Pesantren Sumber Pendidikan Mental Agama
dengan perkembangan zaman di negara-negara yang Allah (SPMAA) yang terletak di Desa Turi, Kecamatan
mayoritas beragama Islam, khususnya di Indonesia. Turi, Kabupaten Lamongan, mempunyai perbedaan
Pesantren selalu menjadi kajian-kajian yang menarik dengan pesantren-pesantren yang lain. Di samping
dalam menghasilkan generasi-generasi yang Islami, yang menerapkan pendidikan formal dan non formal, para
mampu menghadapi perubahan sosial. santri juga memperoleh pendidikan dalam bidang
Pesantren tentunya tidak bisa lepas dengan apa wirausaha, sehingga santri yang sudah keluar dari
yang namanya pendidikan. Pendidikan memang tidak pesantren tersebut mempunyai skill dalam setiap bidang
akan ada habisnya, sejak manusia dilahirkan ke dunia yang diminatinya.
sampai menemui ajalnya akan melewati suatu proses Bapak Guru Muhammad Abdullah Muchtar
pendidikan baik formal maupun non formal. Pendidikan sebagai pendiri dan pengasuh Yayasan Pondok Pesantren
akan mengangkat derajat manusia ke jenjang yang lebih SPMAA menyelenggarakan pendidikan keterampilan dan
tinggi. Indonesia menginginkan bangsanya terangkat melakukan pengasuhan terhadap para anak yatim piatu
martabatnya di dunia Internasional telah mengupayakan melalui PPFMYP (Panti Penampung Fakir Miskin dan
semaksimal mungkin untuk memajukan pendidikan Yatim Piatu).5 Dengan pertimbangan bahwa anak-anak
setara dengan negara-negara maju, baik yang yang tinggal dalam penampungan tersebut juga
diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh lembaga- memerlukan kebutuhan rohani, maka didirikanlah
lembaga yang berbentuk yayasan yang ada di Indonesia. pesantren sebagai lembaga penyedia ilmu-ilmu agama.
Setiap lembaga pendidikan harus dikelola secara Pada tahun 1979 yayasan SPMAA resmi
profesional, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. menjadi organisasi sosial yang berbadan hukum, selain
Salah satu lembaga pendidikan yang harus dikelola memakai pendekatan layanan berdasarkan jiwa kasih,

3
Sukamto, Kepemimpinan Kiai dalam
1
J. Winardi, Entrepreneur dan Pesantren, (Jakarta : LP3ES, 1999), hlm.139.
Entrepreneurship, (Jakarta : Prenada Media, 2003),
4
hlm.1. H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam
dan Umum, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), hlm.248.
2
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Khosyi’in, Agama dan Sifat Manusia Kembali
5

Perkembangan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, pada Aslinya, (Lamongan : Yayasan SPMAA, 2010),
1996), hlm.138. hlm.1.

114
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

juga menggunakan strategi model pengajaran yang tulisan tentang munculnya pendidikan entrepreneur di
memadukan cara belajar dalam pesantren dengan jiwa pondok pesantren SPMAA Lamongan, proses
berwirausaha, karena pada dasarnya kurikulum pondok pendidikannya dari tahun 1961-2010. namun apakah hal
pesantren ini didesain pada sistem pendidikan terapan itu benar harus dicari informasi pembanding dari sumber-
yang mencetak santri sosio entrepreneur beriman. sumber lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan cara
Pada tahun 2006 pendiri Pondok Pesantren memilah-milah dan membandingkan antara fakta satu
SPMAA yaitu Bapak Guru M.A Muchtar wafat, dengan fakta lain dari berbagai sumber yang sudah ada
kemudian kepemimpinan digantikan oleh putra beliau dengan selektif kemudian dimasukkan ke dalam
yaitu H. Khosyi’in. Selama 4 tahun ini sampai tahun penulisan (eksplorasi dan eksploitasi).
2010 pondok pesantren tersebut mengalami Ketiga interpretasi atau penafsiran. Setelah
perkembangan cukup pesat dengan bukti adanya dilakukan kritik terhadap sumber-sumber yang telah
pengalaman kerjasama kemitraan dengan lembaga diperoleh maka selanjutnya dilakukan interpretasi atau
pendidikan, informasi lingkungan hidup, dinas sosial, penafsiran terhadap sumber-sumber tersebut dimana
serta lembaga-lembaga lainnya, sehingga disini penulis sumber-sumber yang berhasil diperoleh kemudian
tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana dihubungkan antara fakta satu dengan fakta yang lain,
perkembangan model pendidikan entrepreneur yang dianalisa satu sama lain sehingga fakta sejarah mengenai
diterapkan di pondok pesantren ini. perkembangan sistem pendidikan yayasan pondok
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis pesantren SPMAA Lamongan pada tahun 1961-2010
meneliti tentang “PENDIDIKAN ENTREPRENEUR DI menjadi sebuah tulisan sejarah.
PONDOK PESANTREN SUMBER PENDIDIKAN Keempat historiografi yaitu tahap penulisan
MENTAL AGAMA ALLAH (SPMAA) LAMONGAN (graphien-tulisan) sejarah. Pada tahap ini rangkaian fakta
PADA TAHUN 1961-2010” yang dapat dirumuskan yang telah ditafsirkan disajikan secara tertulis sebagai
dalam beberapa permasalahan yaitu (1) Bagaimana kisah atau ceritera sejarah. Pada tahap akhir penelitian,
sejarah berdirinya Pondok Pesantren SPMAA setelah berhasil merekonstruksi sejarah sesuai dengan
Lamongan? (2) Bagaimana model pendidikan tema maka dilakukan penulisan sebagai hasil penelitian
entrepreneur di Pondok Pesantren SPMAA Lamongan sejarah yang berjudul “Pendidikan Entrepreneur di
pada tahun 1961-2010? Pondok Pesantren Sumber Pendidikan Mental Agama
Allah (SPMAA) Lamongan pada tahun 1961-2010”.
METODE
Metode penelitian yang dilakukan dalam PEMBAHASAN
penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Ada A. Letak Geografis Pondok Pesantren SPMAA
empat tahapan dalam metode penelitian sejarah yaitu : Lamongan
Pertama heuristik adalah mengumpulkan atau Kabupaten Lamongan6 memiliki luas wilayah kurang
menemukan sumber. Sumber sejarah yang dikumpulkan lebih 1.812,80 Km² setara 181.280 Ha atau + 3.78 % dari
adalah sumber-sumber yang relevan dengan topik-topik luas wilayah Propinsi Jawa Timur dengan panjang garis
yang dibahas. Melalui penelitian perpustakaan, yakni pantai sepanjang 47 Km. Batas wilayah administratif
mencari dan mengumpulkan buku-buku yang berisi Kabupaten Lamongan adalah :
tentang hal-hal yang berkaitan dengan objek penulisan. a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut
Sumber-sumber tersebut antara lain : buku Agama dan Jawa.
Sifat Manusia Kembali pada Aslinya karya Yayasan b. Sebelah Timur : Berbatasan dengan
SPMAA terbit pada 27 Oktober 2010, buku Pelita Kabupaten Gresik.
Keselamatan Romantika Biografi oleh Fadlelan Kastawi. c. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab.
Sumber lisan yang diperoleh dengan cara wawancara Jombang dan Kab. Mojokerto.
dengan pengurus pondok pesantren SPMAA, para guru, d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kab.
para alumni yang sudah sukses dengan wirausahanya, Bojonegoro dan Kab. Tuban.
serta para santri pondok pesantren SPMAA Lamongan. Kabupaten Lamongan secara geografis terletak
Kedua kritik sumber sejarah adalah upaya untuk pada 6º 51’ 54” sampai dengan 7º 23’ 6” Lintang Selatan
mendapatkan otentisitas dan kredibilitas sumber. Data dan diantara garis bujur timur 112° 4’ 41” sampai 112°
yang diperoleh akan dibandingkan dengan data lainnya 33’ 12” bujur timur. Wilayah Kabupaten Lamongan
agar dapat lebih meyakinkan kebenarannya. Tidak semua dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis
sumber sejarah yang didapat dari hasil pengumpulan besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik
sumber, relevan dipakai sebagai sumber penelitian yaitu :
sejarah, baik dari segi otentisitas maupun isi. Peneliti Bagian Tengah Selatan merupakan dataran
mendapatkan banyak sumber sejarah dari buku, koran, rendah yang relatif subur yang membentang dari
majalah maupun internet. Namun tidak semua sumber Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk,
yang dimuat dalam buku, koran, majalah maupun internet Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Sarirejo dan
tersebut relevan menjadi sumber sejarah untuk penelitian Kembangbahu. Bagian Selatan dan Utara merupakan
ini. Peneliti akan mengupas satu persatu sumber yang
diperoleh, baik dalam wawancara maupun sumber 6
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lamon
tertulis. Pelaksanaan kritik dilakukan saat peneliti telah gan. Diakses pada tanggal 05 Februari 2015, pukul 10:09.
mendapat data/informasi baik berupa lisan maupun

115
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

pegunungan kapur berbatu-batu dengan kesuburan Yatim Piatu). Dengan pertimbangan bahwa, anak-anak
sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup, yang tinggal dalam penampungan tersebut juga
Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, memerlukan kebutuhan rohani, maka didirikanlah
Brondong, Paciran, dan Solokoro. Bagian Tengah Utara pesantren sebagai lembaga penyedia ilmu-ilmu agama.
merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah Nama yang dipilih untuk pesantren ini adalah Sumber
rawan banjir. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sekaran, Pendidikan Mental Agama Allah atau disingkat SPMAA,
Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, yang sekaligus menjadi nama resmi lembaga.
Karangbinangun dan Glagah. Pada tahun 1979, Yayasan SPMAA resmi
Kecamatan Turi7 merupakan salah satu menjadi organisasi sosial yang berbadan hukum. Yayasan
kecamatan dari 27 kecamatan yang berada di Kabupaten SPMAA selain memakai pendekatan layanan berdasarkan
Lamongan yang letak geografis Kecamatan Turi jiwa kasih (charitatif-filantropis), sejak tahun 1978 juga
disebelah barat ibukota Kabupaten Lamongan dengan melakukan strategi model Community Development
jarak orbitasi 5 Km dari ibukota Lamongan yang dilalui dengan membina para pengusaha mikro, petani dan
jalan raya Surabaya-Jakarta. Secara astronomis, nelayan dengan memberikan sentuhan penanganan pada
Kecamatan Turi terletak pada posisi 7°01'30" LS- kelembagaan kolektifnya agar mampu mengakses
7°06'30" LS dan 112°20'30" BT-112°26'00" BT. Secara berbagai sumber yang dibutuhkan di masyarakat.
geografis, batas-batas wilayah Kecamatan Turi meliputi: Dalam bidang perekonomian yayasan SPMAA
a. Sebelah Utara : Kecamatan Kalitengah bertindak sebagai pemberi pinjaman modal kepada para
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Lamongan nelayan, petani dan pengusaha mikro yang memiliki
c. Sebelah Barat : Kecamatan Sukodadi keterbatasan dana. Upaya tersebut dilakukan agar mereka
d. Sebelah Timur : Kecamatan Deket tetap bisa memenuhi kebutuhannya. Pembelajaran ilmu
Yayasan Pondok Pesantren Sumber Pendidikan agama juga diberlakukan kepada setiap masyarakat yang
Mental Agama Allah (SPMAA) terletak di Jl. Raya Desa mau belajar di Pondok Pesantren SPMAA tanpa
Turi 61 RT/RW 01 Kecamatan Turi Kabupaten memandang usia. Dalam bidang pendidikan dan
Lamongan Jawa Timur. lingkungan hidup yayasan SPMAA mengajarkan
pendidikan kewirausahaan dengan memanfaatkan hasil-
B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren hasil alam yang kelak keterampilan tersebut berguna
SPMAA Lamongan untuk kehidupan para santri dalam bermasyarakat.
Yayasan Pondok Pesantren SPMAA berdiri
pada tanggal 27 Oktober 1961 disebuah desa kecil, Desa C. Model Kurikulum Pondok Pesantren
Turi Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan Jawa Timur. 8 SPMAA Lamongan
Yayasan Pondok Pesantren Sumber Pendidikan Mental Didalam sistem pendidikan tentunya tidak lepas dengan
Agama Allah, atau yang lebih dikenal sebagai Yayasan adanya kurikulum. 9 Maka terdapat beberapa jenis
SPMAA merupakan sebuah lembaga yang kurikulum pondok pesantren antara lain
pengembangan swadaya masyarakat nirlaba yang a. Kurikulum pengajian non sekolah, dimana
bergerak dalam bidang sosial, pendi pendidikan, santri belajar pada beberapa orang kiai/ guru dalam
lingkungan hidup dan peningkatan ekonomi masyarakat sehari semalamnya. Kurikulum ini walaupun
melalui media pembinaan mental spiritual. memiliki jenjangnya sendiri, bersifat sangat fleksibel,
Yayasan SPMAA lahir dari keprihatinan Bapak dalam arti pembuatan kurikulum itu sendiri bersifat
Guru Muhammad Abdullah Muchtar atas kondisi individual oleh masing-masing santri. Sistem
kehidupan masyarakat di daerah tertinggal yang secara pendidikan ini yang dinamai sistem lingkaran
kwantitatif masih mendominasi sistem sosial masyarakat. (pengajian halaqah) memberikan kebebasan
Ironisnya kala itu masih sedikit lembaga yang sepenuhnya kepada santri untuk membuat
memfasilitasi berbagai permasalahan masyarakat kurikulumnya sendiri, dengan jalan menentukan
tersebut. Mengacu pada realitas yang demikian itu, maka sendiri pengajian mana yang akan diikutinya.
diawal kiprahnya prakarsa untuk mewujudkan gagasan b. Kurikulum sekolah tradisional (madrasah salafiyah)
tersebut dikembangkan melalui pesantren sebagai sumber di mana pelajaran telah diberikan di kelas dan disusun
inspirasi, motivasi dan inovasi dalam pembangunan berdasarkan kurikulum tetap yang berlaku untuk
masyarakat. semua santri. Akan tetapi, ini tidak berarti
Bapak Guru Muhammad Abdullah Muchtar pendidikannya sendiri telah menjadi klasikal, karena
sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren SPMAA kurikulumnya masih didasarkan pada penahapan dan
Lamongan, membumikan gagasan tersebut dengan penjenjangan berdasarkan urut-urutan teks kuno
menyelenggarakan pendidikan keterampilan dan secara berantai. Walaupun sebagian besar sekolah
melakukan pengasuhan terhadap para anak yatim piatu agama tradisional ini telah memasukkan mata
melalui PPFMYP (Panti Penampung Fakir Miskin dan pelajaran non agama dalam kurikulumnya, tetapi
belum ada integrasi kohesif antara komponen mata
7
http://id.wikipedia.org/wiki/Turi_Lamongan. pelajaran agama dan non agama. Akibatnya
Diakses pada tanggal 05 Februari 2015, pukul 12:10. komponen non agama lalu ketinggalan relevansinya

8 9
Profil Yayasan Pondok Pesantren SPMAA A. Fattah Yasin, op. cit., hlm. 250.

116
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

di mata guru dan santrinya, dipelajari tanpa diyakini Kebutuhan kurikuler santri berbeda-beda sesuai dengan
kebenarannya. Paling jauh mata pelajaran non agama panggilan dirinya, misi keluarga, tuntutan masyarakat
hanya dipakai untuk menunjang penggunaan mata “pengutusnya”, atau kekhasan kemampuannya.
pelajaran agama bagi tugas penyebaran agama Sementara hak kurikuler santri adalah memperoleh
nantinya. pelajaran yang diperlukannya untuk menjadi penganut
c. Pondok modern, di mana kurikulumnya telah bersifat agama Islam yang baik sebagai pribadi, warga
klasikal dan masing-masing kelompok mata pelajaran masyarakat, dan warga negara, sehingga ia dapat
agama dan non agama telah menjadi bagian integral berperan serta dalam kehidupan demokratis bersama
dari sebuah sistem yang telah bulat dan berimbang. warga bangsanya dalam penghidupan yang layak bagi
Akan tetapi di sini pun mata pelajaran non agama kemanusiaannya.
walaupun telah diakui pentingnya, masih ditundukkan Sistem pendidikan di Pondok Pesantren SPMAA
pada kebutuhan penyebaran ilmu-ilmu agama, Lamongan10 yaitu menyelenggarakan program
sehingga kelompok mata pelajaran tersebut memiliki pendidikan yang melembaga dalam bentuk pondok
perwatakan intelektualistis dengan tekanan pada pesantren dan pendidikan yang terkoneksi dengan pasar
pertumbuhan keterampilan skolastis. kerja, lembaga akademis lainnya, dan pasar sosialita,
Kurikulum yang berkembang di pesantren dalam prosesnya tidak membebankan biaya pada peserta
selama ini menunjukkan prinsip yang tetap (Nafi’dkk, didiknya. Peserta didik difokuskan untuk konsentrasi
2007: 85-86), yaitu : berhasilnya belajar dan tidak dibebani mengenai biaya.
Pertama, kurikulum ditujukan untuk mencetak Semua biaya pendidikan menjadi tanggung jawab
ulama di kemudian hari. Di dalamnya terdapat paket mata penyelenggara dan membuka partisipasi. Program
pelajaran, pengalaman, dan kesempatan yang harus lembaga pendidikan yang diselenggarakan SPMAA ini
ditempuh oleh santri. Keberhasilan pencapaian tujuan ini mulai dari jenjang usia dini : Madu (madrasah anak dini
biasanya tidak ditentukan untuk menghasilkan 100% usia), TK, SD/MI, SMP/MTs hingga SMA/MA dalam
santri sebagai ulama. satu lokasi, dengan model pendidikan sebagai berikut :
Kapasitas seorang ulama membutuhkan waktu 1. Sistem dan kurikulum pendidikan full otonomi
yang lama untuk dijangkau. Pesantren sadar, dalam setiap produk Yayasan Pondok Pesantren SPMAA.
angkatan mungkin hanya akan dilahirkan lulusan yang 2. Untuk memenuhi standar sertifikasi Sistem
berkapasitas sebagai ulama satu dua orang saja. Mereka Pendidikan Nasional maka menggunakan model paket
yang tidak berkualifikasi sebagai ulama, tetap menjadi dari Kemendikbud maupun Kemenag.
pelaku kehidupan yang berarti di masyarakatnya. Profesi 3. Siswa diorientasikan pada penguasaan:
sebagai petani, nelayan, pedagang, wiraswastawan, a. Dinul Islam (Al-Qur’an Hadits, Aqidah dan
pegawai, karyawan, profesional, pengusaha, dan Syari’ah)
sebagainya terbuka luas bagi mereka. b. Tiga bahasa (Indonesia, Inggris dan Arab)
Kedua, struktur dasar kurikulum adalah c. Writing Skill
pengajaran pengetahuan agama dalam segenap tingkatan d. Life Skill, Biofarming dan Argotek
dan layanan pendidikan dalam bentuk bimbingan kepada e. Tinkom (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
santri secara pribadi dan kelompok. Bimbingan ini 4. Pendidikan diselesaikan selama lima tahun,
seringkali bersifat menyeluruh; tidak hanya di kelas dan termasuk didalamnya tiga tahun Madrasah
atau menyangkut penguasaan materi mata pelajaran, Aliyah/SLTA dan dua tahun praktikum. Keluaran
melainkan juga di luar kelas dan menyangkut santri yang menyelesaikan pendidikan selama lima
pembentukan karakter, peningkatan kapasitas, pemberian tahun diatas, kemampuan akademiknya setara
kesempatan, dan tanggung jawab yang dipandang dengan S1, disamping kemampuan sebagai seorang
memadai bagi lahirnya lulusan yang dapat da’i community organizer.
mengembangkan diri syukur bisa meneruskan misi Kurikulum yang dipakai di pondok pesantren
pesantren. SPMAA Lamongan adalah kurikulum pondok pesantren
Ketiga, secara keseluruhan kurikulumnya ini didesain pada sistem pendidikan terapan yang
bersifat fleksibel yaitu setiap santri berkempatan mencetak santri sosio entrepreneur beriman, yaitu
menyusun kurikulumnya sendiri. Kurikulum yang memadukan cara belajar dalam pesantren dengan jiwa
ditetapkan pesantren di atas, tidak mengarah pada berwirausaha. Kurikulum yang dipakai murni produk
spesialisasi tertentu di luar penguasaan pengetahuan SPMAA dengan persentase 70% pendidikan pesantren
keagamaan. Sifatnya lebih menekankan pada pembinaan 30% pendidikan formal. Kurikulum pondok pesantren
pribadi dengan sikap hidup yang utuh telah menciptakan SPMAA tidak menganut kurikulum pemerintah, sehingga
tenaga kerja untuk lapangan-lapangan kerja yang tidak meskipun ada banyak perubahan kurikulum, tetapi
direncanakan sebelumnya. Meskipun pada SPMAA tetap berpegang teguh dan konsisten pada
perkembangannya banyak pesantren yang juga kurikulum rancangan SPMAA sendiri.
mengajarkan ilmu-ilmu umum, namun tujuan utama
pendidikan di pesantren adalah penguasaan ilmu dan
pemahaman keagamaan.
10Dokumen Yayasan Pondok Pesantren
Fleksibelitas kurikulum itu dapat dipandang
sebagai watak pesantren dalam melayani kebutuhan dan SPMAA Lamongan
memenuhi hak santri untuk belajar ilmu agama.

117
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

Sebagaimana pondok pesantren sebagai basis 1. Madrasah Anak Dini Usia (Madu)
utama cikal bakal berdirinya sistem pendidikan, maka Pembelajaran ini untuk anak usia 0-5 tahun
Yayasan SPMAA melakukan kegiatan pondok pesantren dengan memakai pola asuhan dini dan tumbuh
ini, sekaligus sebagai subsistem dari sistem program kembang anak (Adituka). Sentuhan nilai
“kejar wajar”, yang boarding school. Artinya santri hidup pesantren dan pendekatan berbasis komunitas
dan tinggal berasrama dalam sistem pendidikan yang menjadi rujukan proses pembelajaran. Madu
integral. Untuk kurikulum pondok pesantren ini didesain SPMAA yang berlangsung saat ini antara lain :
pada sistem pendidikan terapan, yang mencetak santri taman penitipan anak Muchtariyah, kelompok
sosio entrepreneur beriman. Mereka akan menjadi para bermain SPMAA, taman kanak-kanak Mubarok,
da’i PGA (pegawai gaji akhirat) dalam berdakwah. Raudhatul Athfal Purnama, dan taman
Dalam mencari ma’isyah (sumber ekonominya), melalui pendidikan Al- Qur’an.
ketrampilan praktis yang dikuasainya sesuai dengan pasar 2. Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Kaaffah
kerja secara mandiri. Sehingga sumber ekonominya (Mikaaffah)
mandiri yang terpisah dari misi tugasnya sebagai seorang Lembaga pendidikan formal untuk anak usia 6-
da’i atau TPU (tenaga penyayang umat). Seorang da’i 12 tahun atau setingkat sekolah dasar. Mikaaffah
SPMAA harus full murni berdakwah tidak boleh menggabungkan metode belajar kelas,
mengharap imbalan apapun dari kegiatan dakwah. Total homeschooling, outbond, praktik positive
standar waktu pondok pesantren ini sebenarnya hanya deviance, dan budaya pesantren yang bersahaja.
dua tahun, namun jika digabung dengan program setara Dengan jumlah murid yang dibatasi 10-15 anak
SMA, maka menjadi lima tahun. Karena yang tiga tahun per kelas, proses belajar bisa dikelola dengan
untuk sertifikasi SMA/Madrasah Aliyah. efektif dan intensif. Rasio perbandingan ruang
kelas dan peserta didik menjadikan interaksi
D. Model Pengajaran Pendidikan Formal dan murid-guru selalu komunikatif dan hangat.
Non Formal Fleksibilitas proses pembelajaran menjadi faktor
Pesantren modern merupakan pesantren yang penting yang menjamin keberlanjutan
berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem klasikal Mikaaffah. Kurikulum konvensional digunakan
dan sekolah ke dalam pondok pesantren. Pendidikan hanya sebagai rujukan pembanding yang bersifat
formal identik dengan sistem klasikal yang umumnya ada temporer dan tidak mengikat. Murid Mikaaffah
pada pesantren modern. Pendidikan formal adalah berasal dari latar budaya sosial yang beragam.
pendidikan yang diselenggarakan secara berjenjang dan Beberapa diantaranya adalah anak survivor yang
berkesinambungan dengan memperhatikan tingkatan bermasalah secara sosial. Untuk itu Mikaaffah
pendidikan, tingkat kecerdasan anak, pengelompokan mendesain kegiatan belajarnya dengan
kelas, penilaian angka prestasi secara berjala dan pendekatan psikososial. Setiap guru dibekali
sertifikasi kelulusan. Dengan mengembangkan dan dengan keterampilan dasar raport untuk
membina pendidikan formal di pondok pesantren mendampingi proses belajar di kelas. Kekayaan
diharapkan lulusannya memiliki pengetahuan agama dan karakter anak, didukung semangat kerelawanan
akademis. para pendidik, dan kelengkapan laboratorium
Semua santri yang masuk ke pesantren terbagi alam menjadikan keunggulan Mikaaffah bertaraf
dalam tingkatan kelas. Pengajian kitab-kitab klasik tidak dunia akhirat. Sisi unik dan menarik dari
lagi menonjol, bahkan ada yang cuma sekedar pelengkap, Mikaaffah adalah bagaimana mengatasi
tetapi berubah menjadi mata pelajaran atau bidang studi. keterbatasan fasilitas dengan optimalisasi
Begitu juga dengan sistem yang diterapkan seperti cara sumberdaya yang ada, sehingga Mikaaffah bisa
sorogan dan bandongan mulai berubah menjadi menerima anak dari kategori apapun, bahkan
individual dalam hal belajar dan kuliah secara umum atau yang sekolah lain tidak mampu mendidiknya.
studium general. Mikaaffah merupakan sekolah dasar unggul bagi
Sistem pengajaran pada pondok pesantren ini semua golongan.
menggunakan kelas-kelas belajar baik dalam bentuk 3. Madrasah Tsanawiyah Al- Mubarokah (Makah)
madrasah maupun sekolah. Kurikulum yang dipakai Lembaga pendidikan formal untuk anak usia 13-
adalah kurikulum sekolah atau madrasah yang berlaku 16 tahun atau yang telah lulus dari sekolah
secara nasional. Santrinya ada yang menetap dan ada pula dasar. Dalam proses pembelajarannya, Makah
yang tersebar di sekitar pondok pesantren. Kedudukan menggunakan kurikulum Departemen Agama
para kyai adalah sebagai koordinator pelaksana proses yang dipadukan dengan sistem asuhan
pembelajaran dan sebagai pengajar langsung di kelas. pesantren, sekolah alam, kelas lingkungan, dan
Perbedaan dengan madrasah dan sekolah pada umumnya pola belajar terbuka (Madrasah Open
terletak pada proses pendidikan agama dan bahasa Arab Source/MOS). Makah memanfaatkan sumber
(dan terkadang bahasa Inggris) yang lebih ditonjolkan belajar dari masyarakat dan lingkungan alam
sebagai kurikulum lokal. sebagai laboraturium sosial pembentuk karakter
Pendidikan formal di pondok pesantren SPMAA siswanya. Prestasi di Makah tidak melulu diukur
Lamongan11 antara lain : dari catatan akademik dan atau kenaikan kelas
semata. Tapi dilihat juga apakah sebagai seorang
11
Profil Yayasan Pondok Pesantren SPMAA siswa, mereka bisa menjalankan peran

118
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

intelektualnya sekaligus fungsi sosialnya sebagai Pendidikan non formal di pondok pesantren
manusia. Selain ditempa teoritis keilmuannya, SPMAA Lamongan13 yaitu pendidikan pesantren yang
siswa Makah juga didoktrin tentang kewajiban dilaksanakan setiap hari, kecuali hari jumat dan minggu
menjalankan apa yang didapat di sekolahnya. Di libur. Pendidikan pesantren ini sudah ada sejak tahun
Makah, siswa benar-benar digodok agar menjadi 1961 tetapi nama mata pelajarannya disahkan pada tahun
manusia yang mengerti asal mula 2010. Sistem pendidikan pesantren dengan menggunakan
penciptaannya, tujuan hidupnya, untuk apa ia sistem semester dan sks layaknya pendidikan pada
diciptakan, dan siapa penciptanya. perguruan tinggi. Semua mata pelajaran yang diajarkan
4. Madrasah Aliyah Ruhul Amin (Mara) pada pendidikan pesantren merupakan pelajaran yang
Lembaga pendidikan formal untuk anak usia 15 dahulunya sudah dipelajari dan sebagian merupakan hasil
s/d 18 tahun atau yang telah lulus dari sekolah tulisan Bapak Guru Muhammad Abdullah Muchtar.
menengah pertama. Dalam proses Selain itu terdapat beberapa program pendidikan non
pembelajarannya, Mara menggunakan formal yang diikuti oleh santri, diantaranya :
kurikulum Departemen Agama dipadukan 1. Belajar Bersama Masyarakat (BBM), setiap
dengan sistem asuhan pesantren, sekolah alam, libur jadwal pelajaran, para santri diikutkan
kelas lingkungan, dan pola belajar terbuka program belajar bersama masyarakat atau
(madrasah open source/MOS). Dari kader disingkat BBM. Kegiatan ini mengajari para
alumni Mara nantinya, proses regenerasi aktifis santi mengenali budaya dan kehidupan
SPMAA mulai disiapkan secara matang. masyarakat secara riil. Selama dua minggu live
Pendidikan di Mara bisa ditempuh selama 3 in, para santri diberi kesempatan menggali
tahun sebagaimana yang berlaku di jenjang praktik-praktik terbaik “sosiologi” dari keluarga
sekolah menengah umum. Proses pembelajaran atau komunitas yang ditempati. Dengan model
di Mara merujuk pada filosofi pendidikan pembelajaran seperti ini, santri memiliki
humanitarian. Di mana institusi sekolah dan pengalaman empiris yang berguna saat mereka
peserta didik didalamnya harus peka terhadap kembali ke masyarakatnya setelah menempuh
fakta sosial masyarakat di sekitarnya. Dengan pembelajaran di pesantren.
begini sekolah sekedar berfungsi sebagai 2. Gardu Pusat Partisipasi dan Kreasi Anak (Gardu
lembaga pemintar nalar, tetapi juga pencetak Pusaka) adalah kegiatan layanan pendidikan non
kader sosioenterpreneur. Sebuah institusi formal untuk anak usia sekolah dasar. Gardu
pendidikan yang memanusiakan manusia, Pusaka memfasilitasi anak-anak belajar dengan
mengagamakan agama, mengimankan iman, dan pola partisipatif dan kreatif. Selain mengajarkan
mengislamkan Islam. Sejak berdiri tahun 1994 pelajaran sekolah umum, Gardu Pusaka juga
silam, Mara telah meluluskan banyak kadernya mengembangkan pembelajaran organisasi anak
yang kini tersebar di seluruh Indonesia. Mereka melalui kegiatan berbasis komunitas. Kegiatan
kembali ke komunitasnya dan melakukan di Gardu Pusaka mengambil jadwal selepas
aktifitas sebagai pekerja profesional yang kaya sekolah. Mayoritas penerima manfaat kegiatan
amal sosial. Memilih karir sebagai ini adalah anak yang masih sekolah. Meski
sosioentrepreneur. Merujuk pada nama yang begitu anak-anak yang tidak bersekolah pun
dipilih untuk madrasah ini yakni “Ruhul Amin” boleh ikut bergabung. Materi yang dipelajari di
yang berarti Malaikat Jibril, Mara berobsesi Gardu Pusaka antara lain : cinta tanah air, cinta
menjadikan almamaternya sebagai pelahir lingkungan, seni/kreatifitas, permainan
kader-kader pelayan Tuhan. Sebagaimana Jibril tradisional, les pelajaran sekolah, komputer dan
yang senantiasa patuh kepada perintah Allah dan materi lain yang berbasis pengetahuan anak.
menjadi pengawal setia bagi para utusan-Nya. Partisipasi dan kreasi anak adalah ide dasar dari
Coombs menyatakan bahwa pendidikan kegiatan Gardu Pusaka ini. Sehingga tahapan
nonformal12 ialah setiap kegiatan terorganisasi dan kegiatan mulai dari rencana, pelaksanaan hingga
sistematis diluar sistem persekolahan yang mapan, evaluasi selalu melibatkan peran anak-anak.
dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting Pusaka biasanya menempati gardu atau tempat
dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan dimana anak-anak sering berkumpul dan
untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai bermain. Metode belajar yang dikembangkan di
tujuan belajarnya. Bagi masyarakat Indonesia, yang gardu Pusaka berbasis kepentingan terbaik anak,
masih banyak dipengaruhi proses belajar tradisional, sehingga program ini cocok diterapkan di
pendidikan nonformal akan merupakan cara yang mudah kawasan rural pedesaan atau urban perkotaan.
sesuai dengan daya tangkap rakyat, dan mendorong Kegiatan Gardu Pusaka selalu didampingi oleh
rakyat menjadi belajar, sebab pemberian pendidikan beberapa fasilitator anak yang disebut Raka
tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan lingkungan (Relawan Kekasih Anak).
dan kebutuhan para peserta didik.
12
Sudjana, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, 13
Dokumen Yayasan Pondok Pesantren SPMAA
Makalah, Tesis, Disertasi, (Bandung : Sinar Baru Lamongan
Algesindo, 2001), hlm. 22.

119
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

3. Santri Tanggap Bencana (Santana) adalah unit Layanan yang diberikan adalah pencarian
kegiatan yang dibentuk dengan tujuan merespon dan evakuasi korban bencana menuju
kejadian luar biasa atau bencana yang melanda tempat aman. Selanjutnya tugas tim ini
Indonesia. Pengalaman Santana dalam kegiatan adalah menyediakan tenda, rumah
tanggap bencana sudah dimulai ketika banjir penduduk, balai desa atau tempat umum
besar melanda sebagian wilayah Lamongan yang dapat digunakan sementara untum
tahun 1966. Meski saat itu Santana belum menampung survivor.
melembaga seperti sekarang, namun kegiatannya c. Distribu Santana
telah banyak membawa manfaat secara Tugas tim ini adalah mendaftar kebutuhan
langsung. Antara lain pernah menampung pengungsi, menginventarisir bantuan yang
pengungsi di musholla pesantren Desa Turi, terkumpul kemudian membagikannya
Kecamatan Turi. Disaat bangunan lain sudah kepada survivor yang membutuhkan.
terendam dan hanya musholla tersebut satu- d. Informa Santana
satunya bangunan tinggi tempat mengungsi Tim ini bertugas menyediakan informasi
penduduk dari desa-desa sekitar. Untuk detail tentang layanan yang telah maupun
mengatasi bendungan irigasi yang jebol, Bapak yang sedang dilaksanakan oleh Santana.
Guru Muhammad Abdullah Muchtar sebagai Tim ini mengawali tugasnya dengan
pendiri Santana sampai mencungkil dinding pemetaan wilayah, data survivor, serta
rumah beliau sebagai penambal bendungan prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi.
tersebut agar aliran air tidak semakin Informasi ini kemudian diberikan kepada
membanjiri rumah penduduk. Setelah itu secara media massa, masyarakat peduli, serta para
aktif, Santana terlibat aksi-aksi humanitarian di pihak baik instansi pemerintah maupun
berbagai daerah konflik/bencana di Indonesia masyarakat umum yang ingin mengetahui
seperti pengiriman relawan Santana ke kondisi terkini dan membantu situasi
Halmahera, Sambas, Sampit, Aceh, bencana/kedaruratan. Informa Santana juga
Banjarnegara, Jember, Ngawi, Bojonegoro, dan bekerjasama dengan lembaga lain dalam
Lamongan. Selama ini potensi santri di luar mengkampanyekan pendidikan bencana
kemampuan intelektualnya belum banyak kepada masyarakat.
dikembangkan. Alih-alih mendapatkan peluang e. Logi Santana
pekerjaan profit, alumni santri sering merasa Tim ini bertugas menyiapkan kebutuhan
kebingungan menerapkan ilmunya ketika lulus relawan Santana mulai dari perlengkapan,
dari lembaga pesantren. Padahal pekerjaan tempat tinggal, lokasi pendaratan, hingga
pengabdian telah menunggu seiring dengan kebutuhan konsumsi. Tim ini juga
kondisi masyarakat yang butuh pelayanan, salah menyediakan transportasi untuk evakuasi
satunya disaat bencana melanda. Maka Santana serta distribusi bantuan ke survivor.
lahir sebagai wujud nyata gerakan amal sosial f. Dai Santana
para santri dalam mengamalkan ilmu yang Untuk memulihkan kondisi psikis survivor
didapat di pesantren. Potensi santri yang unggul dari keterpurukan dan trauma, maka tugas
dalam kualitas selayaknya dimanfaatkan untuk tim ini adalah menyelenggarakan kegiatan
pelayanan umat. Terutama aksi humanitarian yang bersifat mengurangi beban, mendidik,
ketika situasi gawat darurat atau adanya bencana atau menghibur survivor. Kegiatan bisa
yang terjadi. Kerja keras dalam semangat dikemas dalam bentuk konseling, sekolah
gotong-royong dan orientasi investasi akhirat gembira, story telling, pengajian, doa
merupakan nilai keunggulan yang dapat memacu bersama, dan sholat berjamaah.
etos kerja para santri dalam menolong korban 4. Kelompok Santri Pecinta Alam dan Lingkungan
bencana kapan saja bila dibutuhkan. Santana (Ksatriaku) adalah kegiatan yang mewadai
dapat memberikan layanan kedaruratan bencana aktivitas para santri dalam menjaga dan
dalam bidang-bidang khusus yang dibagi melestarikan alam/lingkungan. Ksatriaku
menjadi beberapa tim berikut ini : berupaya membumikan ajaran Allah dan Rasul
a. Medi Santana ke dalam aksi nyata pro lingkungan yang bisa
Tim ini memiliki anggota tetap 5 orang dirasakan langsung oleh masyarakat dan alam
yang terdiri dari 1 dokter umum dan 4 sekitar. Kegiatan Ksatriaku bersisian dengan
perawat (2 laki-laki dan 2 perempuan). kajian ayat-ayat kauniyah. Mencari kesesuaian
Layanan yang diberikan adalah pertolongan rujukan firman kitab suci dengan fakta dan isu
medis gawat darurat, pembagian lingkungan terkini. Selanjutnya Ksatriaku
obat/vitamin, dan pencegahan penyakit membuat rencana aksi yang dilakukan segera,
melalui penyuluhan. Materi penyuluhan baik secara swadaya atau kerjasama dengan
terkait dengan situasi dan kondisi komunitas peduli lingkungan lainnya. Setiap
kedaruratan seperti kesehatan reproduksi, kegiatan Ksatriaku selalu berkoordinasi dengan
sanitasi, dan kebersihan badan. program SPMAA lainnya yang berkaitan dengan
b. Evaku Santana pendidikan dan kesejahteraan sosial.

120
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

maupun sesuatu yang dihasilkan oleh santri yang bisa


E. Model Pendidikan Entrepreneur di Pondok bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari.
Pesantren SPMAA
Model pendidikan entrepreneur yang ditanamkan olehA. 4.Pendidikan Entrepreneur pada Bidang Pertanian
Bapak Guru Muhammad Abdullah Muchtar terhadap Dalam bidang pertanian para santri laki-laki
para santrinya ialah dengan memberdayakan santri sesuai diajarkan untuk menanam padi, sayur-sayuran, serta
dengan bakat ataupun keterampilan yang dimiliki oleh tanaman rosela. Mereka diajarkan mulai dari cara
santrinya. Pondok pesantren SPMAA mengadakan menanam, memupuk, menyiangi rumput, serta tahap
pembelajaran life skill atau keterampilan yang ditujukan akhir yaitu memanen. Lahan yang digunakan adalah
untuk santri usia Tsanawiyah dan Aliyah. 14 Pendidikan lahan milik pondok pesantren SPMAA yang berada di
life skill tersebut dilaksanakan setiap hari senin sampai lingkungan pesantren. Lahan seluas ini digunakan untuk
sabtu. Pendidikan keterampilan yang diajarkan bagi santri menanam padi serta sayur-sayuran pada musim kemarau,
laki-laki antara lain perbengkelan (las), pertukangan, sedangkan pada musim hujan lahan tersebut digunakan
peternakan, dan pertanian. Pendidikan keterampilan bagi sebagai tempat perikanan/tambak. Hasil dari tanaman
para santri perempuan antara lain keperawatan, tata boga, para santri ini tentunya digunakan sebagai kebutuhan
menjahit, dan pertanian. Barang-barang yang dihasilkan sehari-hari seluruh santri di lingkungan pesantren.
dari pendidikan tersebut berupa hasil yang bisa Dalam bidang pertanian pada santri perempuan
dimanfaatkan untuk seluruh lingkungan pondok maupun hampir sama dengan pendidikan keterampilan bagi santri
masyarakat sekitar. laki-laki yaitu diajarkan bagaimana cara menanam padi,
sayur-sayuran, rempah-rempah, serta tanaman obat-
1.Pendidikan Entrepreneur pada Bidang Pertukangan obatan. Hasilnya bisa digunakan untuk kebutuhan para
Bidang pertukangan merupakan kegiatan santri itu sendiri. Kebutuhan pangan maupun obat-obatan
keterampilan yang diperuntukkan bagi para santri laki- alami seluruh warga pondok pesantren SPMAA
laki. Pada bidang pertukangan ini banyak diminati oleh mayoritas berasal dari kegiatan para santri yang hasilnya
para santri laki-laki. Para santri bisa menghasilkan dapat dimanfaatkan. Tujuan dari life skill tersebut yaitu
almari, meja-kursi, kusen serta perlengkapan lainnya. santri bisa mempunyai keahlian dalam bidang yang
Kayu-kayu tersebut berasal dari limbah kayu PT Semen nantinya bisa menjadi bekal apabila santri sudah lulus
Gresik. Sarana dan prasarana sekolah maupun pondok dari pondok dan hidup bermasyarakat.
berasal dari keterampilan para santri sendiri.
Dalam bidang pertukangan yang dikoordinatoriB. 5.Pendidikan Entrepreneur pada Bidang Perikanan
oleh ustadz Sobari, para santri dibagi menjadi kelompok Dalam bidang perikanan santri diajarkan cara
yang mempunyai tugas masing-masing. Kelompok merawat ikan mulai dari memberi makan ikan sampai
tersebut berdasarkan tingkat kesulitan masing-masing. memanen ikan yang sudah siap dipanen. Ikan-ikan yang
dibudidayakan meliputi ikan nila, mujaer, bandeng,
2.Pendidikan Entrepreneur pada Bidang tombro, dan udang windu. Pondok pesantren SPMAA
Perbengkelan juga mengajarkan santrinya membuat biogas yang berasal
Dalam bidang perbengkelan santri belajar las dari kotoran mereka sendiri, sehingga di lingkungan
listrik, servise motor maupun barang-barang elektronik, pondok pesantren ini sudah tidak membutuhkan sedot
seperti televisi, rice cooker, kipas angin, dan barang- wc, karena pembuangannya sudah bisa dimanfaatkan
barang elektronik lainnya. Kegunaan dari keterampilan untuk memasak kebutuhan sehari-hari.
ini yaitu memperbaiki akomodasi pesantren ketika ada
kerusakan, tidak diperuntukkan untuk umum hanya untuk 6.Pendidikan Entrepreneur pada Bidang Keperawatan
kalangan pesantren saja. Pendidikan keterampilan untuk santri perempuan15 antara
lain dalam bidang keperawatan yaitu santri diajari untuk
3.Pendidikan Entrepreneur pada Bidang Peternakan merawat orang sakit serta bayi. Pondok pesantren
Dalam bidang peternakan santri belajar untuk SPMAA tidak hanya sebagai pusat pendidikan ilmu
beternak kambing dan ayam petelur. Hewan-hewan agama para santri saja, tetapi juga menampung bayi dan
tersebut berasal dari pondok pesantren maupun milik lansia. Diantaranya terdapat panti asuhan Pancasila yang
pribadi santri. Tugas para santri yang mengikuti life skill khusus melayani anak-anak usia 0-16 tahun yang
peternakan yaitu memelihara hewan-hewan ternak bermasalah dan terasing dari lingkungan sosialnya.
tersebut seperti memberi makan, memandikan, dan Panti Asuhan Pancasila adalah yang pertama
membersihkan kandangnya. Hasilnya bisa dimanfaatkan dan satu-satunya lembaga pelayanan perlindungan anak
untuk kebutuhan sehari-hari santri, karena para santri di Lamongan dan Indonesia yang menggabungkan pola
yang belajar di pondok pesantren SPMAA tidak dipungut asuhan pesantren, panti jompo dan panti anak. Semua
biaya, semua kebutuhan berasal dari dana pengurus anak dari berbagai kategori panyandang masalah sosial

15Wawancara dengan Ibu Yani Rahma di


14
Wawancara dengan Ibu Aswatin di Pondok
Pesantren SPMAA Lamongan pada tanggal 02 Maret Pondok Pesantren SPMAA Lamongan pada tanggal
pukul 13.00-selesai. 03 Maret 2015 pukul 16.00-selesai.

121
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

ditampung di panti ini. Mulai dari korban kekerasan dapat bukan dari mengikuti pelatihan-pelatihan khusus
keluarga, mantan napi, anak jalanan, anak terantar tanpa atau seminar. Mereka belajar dengan cara mengamati
identitas, bayi buangan, penderita autis, anak cacat fisik produsen secara langsung. Kemudian mereka
maupun mental, serta anak berkebutuhan khusus yang mempraktekkannya di lingkungan pondok pesantren.
dirujuk oleh lembaga peduli anak atau instansi
pemerintah dari berbagai daerah di Indonesia. 9.Pendidikan Kemandirian Bagi Taruna dan Taruni
Pondok pesantren SPMAA juga mempunyai Istilah taruna dan taruni merupakan santri yang
Panti Werdha Mental Kasih yang memberikan pelayanan lulus dari Madrasah Aliyah, kemudian mereka mengabdi
kepada para lanjut usia/lansia yang membutuhkan di pesantren selama dua tahun. Dalam sistem pendidikan
perawatan khusus dan intensif. Para lansia ini berasal dari pesantren di Pondok Pesantren SPMAA Lamongan
berbagai daerah di Indonesia. Mereka datang dengan terdapat pendidikan kemandirian yang diperuntukkan
diantar keluarga atau dirujuk oleh individu/lembaga yang bagi para santri setelah menamatkan sekolah jenjang
berjejaring dengan yayasan SPMAA. Para lansia ini Aliyah, mereka harus melakukan pengabdian di pondok
beberapa diantaranya merupakan korban kekerasan pesantren selama dua tahun. Demikian pula jika ada
psikis, ditelantarkan oleh keluarganya. Beberapa diantara santri yang telah menyelesaikan jenjang Madrasah Aliyah
mereka datang sukarela karena ingin menghabiskan sisa lalu tidak mengikuti kegiatan pengabdian selama dua
usia dengan berbagi ilmu dan memperbanyak ibadah tahun tersebut, maka pihak santri / orang tua / wali wajib
kepada-Nya. Panti Werdha Mental Kasih memberikan membayar diyat ( denda) kepada pihak pesantren sebesar
layanan secara komprehensif dengan memadukan pola seluruh biaya pendidikan yang telah dikeluarkan
pendidikan pesantren, sentuhan medis-psikososial, pesantren selama masa pendidikan yang sudah dijalani.
bimbingan mental, asupan gizi standart, serta Pendidikan kemandirian tersebut bertujuan
pendampingan. Pendidikan life skill keperawatan ini bisa untuk melatih para santri hidup bermasyarakat dengan
dipraktekkan langsung dengan para penghuni panti bekal keterampilan yang dimilikinya. Pendidikan tersebut
asuhan Pancasila dan panti werdha Mental Kasih. tentunya berasal dari kemampuan santri dengan adanya
bekal keterampilan maupun pendidikan life skill yang
7.Pendidikan Entrepreneur pada Bidang Tata Boga diperoleh selama menuntut ilmu di Pondok Pesantren
Dalam bidang tata boga para santri perempuan SPMAA. Adapun berbagai jenis kegiatan yang dilakukan
diajarkan bagaimana cara memasak, membuat kue, santri taruna / taruni selama mengabdi di Pondok
membuat tempe, membuat susu kedelai, serta membuat Pesantren SPMAA antara lain bagi santri laki-laki yaitu
jamu dari kunyit. Hasil dari keterampilan ini bisa sesuai dengan tugas dan kemampuan masing-masing,
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari para santri, misalnya pada bidang administrasi, sekretariat, pertanian,
karena di pondok pesantren ini ada jadwal piket perbengkelan, pertukangan, maupun bidang lainnya.
memasak, sehingga para santri perempuan harus bisa Pendidikan kemandirian bagi santri perempuan atau
memasak. Apabila ada undangan bazar dari Dinas taruni hampir sama dengan santri laki-laki yaitu pada
Kabupaten Lamongan para santri perempuan ini juga bidang administrasi, pertokoan, tata boga, serta keperluan
mengikuti, ada berbagai makanan dan minuman yang yang berhubungan pesantren.
dijual dalam bazar tersebut, semua olahan hasil makanan
dan minuman merupakan hasil drai tangan para santriC. 10.Tindak Lanjut Pendidikan Entrepreneur untuk
tersebut. Alumni
Keberhasilan sistem pendidikan pada sebuah
institusi bisa dinilai dari out put atau alumni yang
8.Pendidikan Entrepreneur pada Bidang Menjahit dihasilkan. Untuk menentukan berhasil atau tidak, bisa
Ada juga pendidikan life skill menjahit yang dilihat dari profil alumni setelah lulus apakah sesuai
diikuti oleh santri pada jenjang pendidikan Tsanawiyah dengan target atau visi yang telah dicanangkan. Untuk
dan Aliyah. Para santri sudah bisa menghasilkan baju, menilai keberhasilan Pondok Pesantren SPMAA
rok, keset dari kain perca, serta kain untuk tutup galon. Lamongan setidaknya bisa dilihat dari beberapa alumni
Hasil yang diperoleh dari keterampilan menjahit ini yang mampu, berdikari, dan membangun kekuatan
dipakai untuk kebutuhan pesantren maupun kebutuhan ekonomi di wilayah masing-masing. Ada beberapa
pribadi para santri itu sendiri. alumni yang mampu mendirikan usaha dan
Pendidikan entrepreneur pada pendidikan memberdayakan masyarakat sekitar, diantaranya yang
formal sebenarnya sudah diajarkan dari jenjang diketahui :
pendidikan Tsanawiyah, tetapi pada jenjang pendidikan 1. Misyantoro, yang beralamat di Dsn. Ploso, Ds.
tersebut anak masih belum diajari bagaimana cara Segunung, Kec. Dlanggu, Kab. Mojokerto yang
memproduksi barang, mereka hanya belajar bagaimana membuka usaha di bidang pertukangan.
cara untuk memasarkan barang atau menjual kembali 2. Erwin, yang beralamat di Dsn. Ploso, Ds.
barang dari produsen. Misalnya anak tersebut membeli Segunung, Kec. Dlanggu, Kab. Mojokerto yang
krupuk di agen krupuk, kemudian mereka memasarkan membuka usaha di bidang perkebunan bibit,
krupuk tersebut kepada konsumen yaitu santri di dengan menjual berbagai macam bibit antara
lingkungan pondok pesantren SPMAA. lain bibit bunga, bibit buah, serta aneka macam
Pada jenjang pendidikan Aliyah, anak sudah bibit tanaman lainnya.
bisa memproduksi barang. Pengetahuan yang mereka

122
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

3. Muslim, yang beralamat di Dsn. Ploso, Ds. program-program pesantren harus lebih
Segunung, Kec. Dlanggu, Kab. Mojokerto yang dioptimalkan.
membuka usaha di bidang perbengkelan dan 2. Diperlu
cuci mobil / motor. kan adanya pengarsipan tentang perkembangan
Untuk menjalin tali silaturahmi agar tidak putus pembelajaran santri selama di pesantren.
dengan guru dan pesantren tempat mereka belajar, para 3. Adanya
santri yang telah pulang ke rumah atau telah menjadi sikap keterbukaan terhadap para peneliti yang
alumni, kembali mengaji rutin pada hari Jumat dan akan meneliti pesantren, agar semakin banyak
Ahad yang dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB – hasil penelitian tentang pesantren.
selesai.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Sejarah Pondok Pesantren Sumber Pendidikan
Mental Agama Allah (SPMAA) berdiri pada tanggal 27 A. Koran
Oktober 1961 kemudian diresmikan pada tahun 1979 danB. Harian Pelita, 1978 hal 4, Lembaga Pendidikan Islam di
resmi menjadi organisasi sosial berbadan hukum. Pendiri Indonesia.
pondok pesantren ini yaitu Almarhum Bapak Guru
Muhammad Abdullah Muchtar. Pondok pesantren ini Harian Pelita, 1998 hal 5, Pendidikan Islam Harus
berdiri karena keprihatinan Bapak Guru Muhammad Dikelola Dengan Baik.
Abdullah Muchtar terhadap anak jalanan dan anak yatim
piatu yang terlantar. Pada dasarnya mereka juga Harian Pelita, 1998 hal 5, Memperkenalkan Sistem
membutuhkan ilmu-ilmu keagamaan, maka pada tahun Klasikal yang Pertama di Pesantren.
1961 didirikan pesantren untuk menampung mereka,
sekaligus sebagai penyedia ilmu-ilmu keagamaan. C. Majalah
Pondok Pesantren SPMAA mengajarkan Gema Islam, tahun 1961 Vol. 1 hal 13-15, Pondok dan
pendidikan tradisional pesantren, serta pendidikan formal Perkembangan didalamnya.
dan non formal. Pendidikan tradisional pesantren yang
diselenggarakan menggunakan sistem halaqah, sorogan, Pandji Masjarakat, tahun 1961 Vol. 14 hal 9-10, Sekolah
dan bandongan. Pendidikan formal anatara lain PAUD, Islam.
TK, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, danD. Jurnal
Madrasah Aliyah. Pendidikan non formal yaitu Ahmad Budi Setiawan. Penanggulangan Dampak
pendidikan pesantren yang diajarkan secara berjenjang Negatif Akses Internet di Pondok Pesantren
dengan sistem semester. SPMAA lebih menekankan pada Melalui Program Internet Sehat. Jurnal
pendidikan entrepreneur yang tujuannya mencetak kader- Penelitian Komunikasi Vol.14 No.2,
kader sosioentrepreneur beriman. Sejak tahun 1961 November 2011, 99-114, pdf. Diakses pada 17
pendidikan ini sudah diterapkan, kemudian seiring Oktober 2014.
dengan berjalannya waktu, pendidikan entrepreneur
semakin dikembangkan. Model pendidikan entrepreneur Dwi Priyanto. Inovasi Kurikulum Pesantren
yang ditanamkan oleh Bapak Guru Muhammad Abdullah (Memproyeksikan Model Pendidikan Alternatif
Muchtar terhadap para santrinya ialah dengan Masa Depan). Ibda’ Jurnal Studi Islam dan
memberdayakan santrinya sesuai dengan bakat atau Budaya Vol.4 No.1 Jan-Jun 2006, 20-37, pdf.
keterampilan yang dimiliki oleh para santri. Keterampilan Diakses pada 17 Oktober 2014.
tersebut diperoleh dari pendidikan life skill yang
ditujukan untuk santri pada jenjang pendidikan Mohammad Yusuf. Model Pengembangan Pendidikan
Tsanawiyah dan Aliyah. Keterampilan tersebut meliputi Pesantren. Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama
perbengkelan (las), pertukangan, peternakan, dan Vol.III No.1, Juni 2002, pdf. Diakses pada 02
pertanian bagi santri laki-laki. Sedangkan bagi santri Februari 2015.
perempuan antara lain pada bidang perawatan, tata boga,
menjahit, dan pertanian. Moh. Riza Zainuddin. Pembelajaran Organisasi Pada
Kurikulum yang dipakai adalah kurikulum Pondok Pesantren Dalam Memasuki Era
murni produk Pondok Pesantren SPMAA dengan Global. Jurnal Edukasi Vol.01 No.01, Juni
persentase 70% pendidikan pesantren 30% pendidikan 2013, pdf. Diakses pada 02 Februari 2015.
formal. Kurikulum pondok pesantren SPMAA tidak
menganut kurikulum pemerintah, sehingga meskipun ada M. Shodiq. Pesantren dan Perubahan Sosial. Jurnal
banyak perubahan kurikulum, tetapi SPMAA tetap Falasifa Vol.2 No.2 September 2011, pdf.
berpegang teguh dan konsisten pada kurikulum Diakses pada 17 Oktober 2014.
rancangan SPMAA sendiri.
Dalam mengembangkan pesantren ada M. Shodiq. Kepemimpinan Kyai dalam Meningkatkan
beberapa hal yang perlu ditingkatkan, antara lain : Mutu Pendidikan Pesantren. Jurnal el-Hikmah
1. Pengars Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2011, pdf.
ipan dan dokumentasi setiap kegiatan dan Diakses pada 17 Oktober 2014.

123
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

Haidar Putra Daulay. 2004. Pendidikan Islam Dalam


Muhammad Jamaluddin. Metamorfosis Pesantren di Era Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia.
Globalisasi. Jurnal Karsa Vol. 20 No.1, tahun Jakarta : Prenada Media.
2012, pdf. Diakses pada 17 Oktober 2014.
Hanun Asrohah. 2004. Pelembagaan Pesantren Asal-
Muhammad Suharjono. Pesantren : Model Pendidikan Usul dan Perkembangan Pesantren di Jawa.
Bernuansa IMTAQ, IPTEK, dan Karakter. Jakarta : Departemen Agama RI Bagian
Jurnal Pelopor Pendidikan Vol.4 No.1, Januari Proyek Peningkatan dan Diklat Keagamaan.
2013, pdf. Diakses pada 02 Februari 2015.
Hasbullah. 1995. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia
Muh. Idris Usman. Pesantren Sebagai Lembaga Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan
Pendidikan Islam (Sejarah Lahir, Sistem Perkembangan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Pendidikan, dan Perkembangannya Masa Persada.
Kini). Jurnal Al-Hikmah Vol. XIV No.1, tahun
2013, pdf. Diakses pada 17 Oktober 2014. H. M. Arifin. 1993. Kapita Selekta Pendidikan Islam dan
Umum. Jakarta : Bumi Aksara.
Ratna Widiastuti. Socio Entrepreneurship : Tinjauan
Teori dan Perannya Bagi Masyarakat. Jurnal Kartono. 2002. Menembus Pendidikan Yang Tergadai :
Manajemen Vol. 11 No.1, November 2011, Catatan Refleksi Seorang Guru. Yogyakarta :
pdf. Diakses pada 02 Februari 2015. Galang Press.

Uci Sanusi. Pendidikan Kemandirian di Pondok Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta : Grafindo
Pesantren (Studi Mengenai Realitas Persada.
Kemandirian Santri di Pondok Pesantren al-
Istiqlal Cianjur dan Pondok Pesantren Bahrul Khosyi’in. 2010. Agama dan Sifat Manusia Kembali
Ulum Tasikmalaya). Jurnal Pendidikan Agama pada Aslinya. Lamongan : Yayasan SPMAA.
Islam-Ta’lim, Vol.10 No.2 - 2012, pdf.
Diakses pada 17 Oktober 2014. M. Dawam Rahardjo. 1974. Pesantren dan
Pembaharuan. Jakarta : LP3ES.
Umar Bukhory. Status Pesantren Mu’adalah : Antara
Pembebasan dan Pengebirian Jatidiri M. Dian Nafi. 2007. Praktis Pembelajaran Pesantren.
Pendidikan Pesantren. Jurnal Karsa Vol. IXI Yogyakarta : PT LKiS Pelangi Aksara.
No. 1 April 2011, pdf. Diakses pada 17
Oktober 2014. Mochtar Effendy. 1986. Membangun Koperasi di
Madrasah dan Pondok Pesantren. Jakarta :
Buku Bhatara Karya Aksara.
Abd. Chayyi Fanany. 2008. Pesantren Anak Jalanan.
Surabaya : Penerbit Alpha. Moh Abdullah Moechtar. 1980. SPMAA. Lamongan :
Yayasan Pondok Pesantren Sumber
Abdullah Aly. 2011. Pendidikan Islam Multikultural di Pendidikan Mental Agama Allah.
Pesantren Telaah terhadap Kurikulum Pondok
Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta. Mujamil Qomar. Pesantren dari Transformasi
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Metodologi Menuju Demokrasi Institusi.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Abdurrahman Wahid. 2001. Menggerakkan Tradisi Esai-
Esai Pesantren. Yogyakarta : LKiS. Setiawan Hari Purnomo. 1999. Manajemen Strategi
Sebuah Konsep Pengantar. Jakarta : Penerbit
A.Fatah Yasin. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Fakultas Ekonomi UI.
Islam. Malang : UIN Malang Press.
Sindu Galba. 1995. Pesantren Sebagai Wadah
Ahmad Musthofa Haroen. 2009. Khazanah Intelektual Komunikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
Pesantren. Jakarta : CV. Maloho Jaya Abadi.
Sudrajad Rasyid. 2005. Kewirausahaan Santri. Jakarta :
Aminuddin Kasdi. 2005. Memahami Sejarah. Surabaya : PT Citrayudha.
Unesa University Press. Suhartono Wiryo Pranoto. 2010. Teori dan Metodologi
Sejarah. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Departemen Agama RI. 2003. Pondok Pesantren dan
Madrasah Diniyah Pertumbuhan dan Sukamto. 1999. Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren.
Perkembangannya. Jakarta : Direktorat Jakarta : PT Pustaka LP3ES.
Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

124
AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume 3, No. 2, Juli 2015

Winardi. 2003. Entrepreneur dan Entrepreneurship. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lamongan.


Jakarta : Prenada Media. Diakses pada tanggal 05 Februari 2015,
pukul 10:09.
Yasmadi. 2005. Modernisasi Pesantren Kritik Nurcholis
Madjid terhadap Pendidikan Islam http://id.wikipedia.org/wiki/Turi_Lamongan. Diakses
Tradisional. Jakarta : Quantum Teaching. pada tanggal 05 Februari 2015, pukul 12:10.

Zakiyah Daradjat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :


Bumi Aksara.

Zamakhsyari Dhofier. 1984. Tradisi Pesantren Studi


Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta :
LP3ES.

Zamroni. 2001. Pendidikan Tantangan Menuju Untuk


Demokrasi (Civil Society). Jakarta : Bigraf
Publishing.

Laporan Penelitian

Muh. Qomaruddin. 2001. Dinamika Sistem Pendidikan


Pondok Pesantren (Studi Perbandingan
Kurikulum Pondok Pesantren Tradisional
dan Kurikulum Pondok Pesantren Modern).
Solo : Fakultas Sastra Universitas Sebelas
Maret.

Tim Peneliti Fakultas Tarbiyah. 1993. Relevansi


Pengembangan Kurikulum Pondok
Pesantren dengan Pembangunan dan
Pengembangan Masyarakat. Jember :
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel.

Wawancara

Wawancara dengan Bapak Subari (Guru di Madrasah


Tsanawiyah dan Aliyah Pondok Pesantren
SPMAA Lamongan).

Wawancara dengan Ibu Aswatin (Bagian Sekretariat di


Pondok Pesantren SPMAA Lamongan).

Wawancara dengan Ustadzah Zubaidah (Bagian Sub


Divisi Pesantren).

Wawancara dengan Ustadzah Yani Rahma (Pengajar Life


Skill di Pondok Pesantren SPMAA
Lamongan).

Wawancara dengan Siti Mutmainah (Santri Pondok


Pesantren SPMAA Lamongan).

Wawancara dengan Bapak Misyantoro (Alumni Pondok


Pesantren SPMAA Lamongan).

Internet

http://www.spmaa.org. Diakses pada tanggal 18 Maret


2014.

125

Anda mungkin juga menyukai