Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL SISTEM KEAMANAN TERPADU PT.

KASOEM

Pengertian Sistem Manajemen Keamanan Terpadu

Sistem keamanan terus berubah dengan cepat dan menjadi standar produk
teknologi informasi yang berjalan pada Local Area Network (LAN) atau Wide Area
Network (WAN). Peluang ini adalah kesempatan bagi industri keamanan untuk
terus mengembangkan generasi baru sistem keamanan yang terintegrasi.
Integrated Security Management Systems atau Sistem Manajemen Keamanan
Terpadu adalah sistem yang secara bersama-sama mampu mengelola semua
aspek keamanan organisasi. Artikel singkat ini bertujuan menjelaskan sebagian
besar peluang integrasi menjadi sistem manajemen tunggal.

Manfaat Sistem Manajemen keamanan Terpadu

Salah satu manfaat solusi keamanan terpadu adalah dapat mengurangi biaya dan
memberikan pengembalian investasi dengan menghilangkan proses manual yang
mahal. Namun manfaat terbesarnya adalah untuk meningkatkan keamanan bagi
semua organisasi tak peduli apakah mereka berada di sektor publik atau swasta.
Manfaat sistem terintegrasi ini termasuk kemampuan untuk memantau alarm dari
semua sistem dalam satu antarmuka pengguna dan kemampuan untuk
menghubungkan akses dan peristiwa intrusi ke rekaman video. Hal ini dapat
membuat penyelidikan menjadi lebih mudah dan mengurangi kebutuhan untuk
mengirim petugas untuk menanggapi setiap pelanggaran keamanan.

Sistem manajemen keamanan terpadu dapat menyatukan berbagai elemen


keamanan (Akses kontrol, CCTV, Alarm), sistem manajemen bangunan (HVAC,
lighting) dan berbagai aspek lain dari suatu organisasi. Sistem yang dipilih harus
memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi juga harus sesuai dengan kebutuhan di
masa depan. Ini adalah tantangan yang sulit, tetapi kita perlu dapat memprediksi
bagaimana organisasi berubah dan tumbuh dan memastikan bahwa sistem yang
dicari dapat diperluas untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Peluang Sistem Integrasi Keamanan

Ada sejumlah keuntungan yang bisa diperoleh baik dari sisi keamanan maupun
aspek komersial dengan mengadopsi sistem keamanan yang terintegrasi. Bagian
ini berisi daftar beberapa keuntungan sistem manajemen keamanan terpadu
dibandingkan dengan sistem yang terpisah-pisah.

1. Sistem Akses Kontrol

Akses kontrol biasanya digunakan untuk memberikan perlindungan baik untuk


properti maupun karyawan. Umumnya akses kontrol lebih sering digunakan
pada segi pengelolaan pintu. Namun sering juga penggunaannya meluas ke
area publik yang menggunakan pintu putar, gerbang, penghalang lain, atau
daerah yang sangat sensitif ketika digabungkan dengan biometrik. Dengan
mengintegrasikan akses kontrol dengan sistem lain akan banyak keuntungan
dapat direalisasikan seperti:

o Integrasi untuk mengetahui di mana karyawan pada waktu


tertentu.
o Mengetahui pintu / daerah mana yang dimasuki karyawan, atau
mencoba untuk masuk.
o Menghubungkan gambar CCTV dengan peristiwa pada akses kontrol
o Menghubungkan pemantauan waktu kehadiran menggunakan token
software yang sama.
o Menghubungkan pemantauan pengunjung dengan akses kontrol &
CCTV menggunakan token software yang sama.
o Meningkatkan keamanan sistem melalui sistem seperti akses kartu
ganda atau akses menggunakan teknologi biometrik.
o Fungsi kontrol sistem alarm dapat dikelola oleh sistem akses
kontrol.

2. Pemantauan Absensi

Token yang sama dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang dalam


akses kontrol dapat juga digunakan sebagai pemantauan waktu kehadiran
dan absensi. Dengan perangkat lunak anda dapat dengan mudah menghitung
jam kerja pegawai dan memantau absensi karyawan.

3. Sistem Managemen Pengunjung

Bagi banyak perusahaan dan organisasi, sistem manajemen pengunjung


(Visitor Management Systems) manual berbasis kertas sudah cukup
menyediakan data identitas visual pengunjung. Namun dengan adanya sistem
komputerisasi terkait dengan akses kontrol dan sistem waktu & kehadiran
maka sistem manajemen pengunjung akan menjadi lebih baik. Tidak hanya
melalui kartu ID tetapi data pengunjung juga dilengkapi dengan identifikasi
biometrik, scanning dokumentasi pengunjung lainnya.

4. Sistem CCTV

Dengan mengintegrasikan CCTV dan sistem lain seperti akses kontrol maka
akan memberikan solusi yang lebih efisien dan bermanfaat bagi pengguna.
Sebagai contoh:

o Live view camera pada sistem CCTV dapat diintegrasikan dengan


software akses kontrol atau data lainnya
o Akses kontrol dan sistem deteksi keamanan lainnya dapat
melakukan perekaman video sebelum dan sesudah kejadian. Hal ini
membuat pencarian pada DVR lebih efektif karena hanya acara
tertentu yang perlu dicari, misalnya ‘Pintu Toko dibuka dipaksa’
o Melacak dan mencatat rincian akses tersangka individu bila terjadi
pencurian kartu.
o Mengatur kamera secara otomatis saat peristiwa spesifik terjadi,
misalnya ketika seseorang memasuki sebuah ruangan di bank, atau
kamera melakukan zoom ke arah pintu untuk mengidentifikasi
individu.
o Menggunakan CCTV untuk mendukung sistem absensi agar
karyawan tidak dapat menitip absen.

5. Sistem Alarm Intrusi

Dengan mengintegrasikan alarm dengan sistem keamanan terpadu lainnya


maka manfaat yang didapatkan yaitu:

o Mengatur sistem alarm cukup menggunakan pembaca akses


(access reader). Tidak perlu menggunakan keypad.
o Tidak ada penundaan waktu jika pintu utama dibuka paksa. Akses
masuk secara paksa akan langsung membunyikan alarm.
o Menonaktifkan access reader ketika sistem penyusup dalam
keadaan aktif, untuk mencegah alarm palsu karena akses masuk
tanpa izin ke wilayah tertentu.
o Dengan menggunakan penghitungan otomatis jumlah penghuni
dari sistem lain, sistem alarm dapat memberitahu bahwa mungkin
ada orang lain yang hadir di gedung ketika sistem sedang diatur.

6. Sistem Pencegahan Kebakaran

Dengan mengintegrasikan sistem pencegah kebakaran manfaat yang dapat


diperoleh yaitu:

o Bila terjadi kebakaran maka semua pintu keluar darurat harus


secara otomatis dibebaskan dari jalur listrik. Tapi pembuka pintu
manual tetap bekerja untuk menjaga keamanan dan masih
memungkinkan orang untuk menyelamatkan diri.
o Selain menyediakan kontrol hardware selama kebakaran, mungkin
perlu untuk menyediakan ‘roll call‘ untuk mendaftar semua orang
yang ada di gedung pada saat alarm kebakaran berbunyi.

7. Sistem Managemen Bangunan

Sistem manajemen bangunan berguna untuk memantau dan mengendalikan


lingkungan pada suatu bangunan, misalnya untuk mengatur pencahayaan,
pemanas dan ventilasi. Agar hemat energi, lampu dapat dimatikan saat suatu
tempat kosong. Dengan mengintegrasikan sistem akses kontrol dengan
sistem manajemen bangunan, pencahayaan dapat secara otomatis
dikendalikan dan perekaman video terjadi ketika seseorang mengakses suatu
daerah. Sistem ini juga dapat dikonfigurasi untuk mengendalikan pemanas
dengan mengurangi suhu kamar ketika tidak ada orang daripada
membiarkannya hidup sepanjang hari.

8. Sistem Integrasi SDM

Mengapa harus memasukkan data dua kali? Ketika seorang karyawan baru
bergabung dengan perusahaan maka penginputan data perlu dilakukan pada
sistem HR dan juga pada sistem keamanan. Dengan mengintegrasikan kedua
sistem ini maka data karyawan dapat secara otomatis ditransfer ke dalam
sistem akses kontrol ketika seorang karyawan baru masuk. Atau ketika
seorang karyawan resign maka hak-haknya dapat secara otomatis dihapus
dari sistem akses kontrol sehingga efisen dan keamanan tetap terjaga.

9. Manajemen Parkir

Bila akses parkir mobil terbatas, sistem manajemen keamanan terpadu secara
otomatis dapat memantau jumlah tempat yang tersisa dan mengatur hak
akses yang sesuai. Sebagai contoh:

o Memantau secara visual melalui CCTV.


o Melalui sistem interkom.
o Pengidentifikasian plat nomor secara otomatis.

10. Deteksi Perimeter Eksternal

Salah satu tujuan utama dari sistem keamanan adalah untuk memberikan
perlindungan pada perimeter terluar dari sebuah properti. Sebuah sistem
deteksi penyusup dapat dihubungkan dengan CCTV untuk memberikan
peringatan dini dan meningkatkan keamanan melalui sistem verifikasi bila
terjadi pelanggaran. Misalnya pintu eksternal dapat otomatis terkunci jika
sistem mendeteksi sebuah kejadian yang abnormal.

11. Logical Security

Logical security adalah saudara dari akses kontrol fisik tetapi umumnya
terbatas untuk mengamankan login pada PC. Dengan mengintegrasikan dua
elemen ini akan secara signifikan dapat meningkatkan keamanan Anda.
Misalnya, Perusahaan dapat membatasi akses ke PC hanya pada mereka yang
memiliki kartu dan menggunakannya untuk masuk ke jaringan IT Anda. Atau
dapat membatasi logon jika orang itu tidak berada di dalam gedung sehingga
lebih meningkatkan keamanan Anda.

12. Manajemen Aset

Hal ini dapat mencakup banyak bidang. Tetapi sebagai titik awal
pertimbangkan menghubungkan alarm dengan aset perusahaan ke dalam
sistem keamanan terpadu. Misalnya anda dengan menghubungkan aset pada
karyawan tertentu. Dengan demikian alarm otomatis akan berbunyi jika aset
dipindahkan ke luar area tertentu tanpa pemiliknya, misalnya sebuah laptop.

13. Audio / Video Intercom

Dengan mengintegrasikan sistem interkom Perusahaan dengan sistem


manajemen keamanan terpadu, Perusahaan dapat memberikan
pemberitahuan bahwa ada panggilan interkom atau pemanggil dapat
diverifikasi secara visual melalui CCTV.

KESIMPULAN

Manfaat CCTV di Tempat Kerja ~ Adanya kamera pengawas yang ditempatkan


di kantor atau tempat kerja ternyata sangat berguna. Manfaat CCTV di lokasi kerja
digunakan untuk mengawasi beberapa hal yang luput dari pengawasan. Hal-hal
tersebut akan membantu baik atasan maupun petugas keamanan untuk
mengawasi area kerja. Terutama, area kerja yang luas dan sulit dijangkau.
Beberapa hal di bawah ini adalah kegunaan memasang CCTV di tempat kerja:

1. Mencegah Kriminalitas
Pelaku kriminal biasanya mengobservasi terlebih dahulu target lokasi kejahatan
mereka. Adanya CCTV akan menjadi salah satu poin yang membuat pelaku
kriminal akan berpikir ulang untuk mengincar harta dan aset milik perusahaan.
CCTV akan merekam gerak-gerik yang mencurigakan dari pelaku kriminal
sebelum mereka melakukan kejahatan. Rekaman yang ditampilkan di layar dapat
dilihat oleh petugas keamanan dan petugas keamanan dapat mengamankan
pelaku sebelum kejahatan terjadi. Dengan begitu, kejahatan dapat dicegah dan
aset perusahaan dapat terselamatkan.

2. Memantau Kegiatan di Area Kerja


Bagi area kerja yang mempunyai banyak orang di dalamnya, seperti Mall,
ruangan kantor dengan berpuluh-puluh pegawai, maupun yang sedikit orang,
CCTV dapat menjadi alat pengawas yang mencakup area luas. Area yang luas
akan membuat kesulitan bagi mata manusia untuk memandang secara
keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan CCTV untuk mengawasi kegiatan yang
tidak terpantau oleh mata pengawas. CCTV juga memungkinkan bagi pengawas
keamanan untuk melihat melalui monitor-monitor yang berbeda di masing-masing
area yang terjangkau oleh kamera CCTV.

3. Mengawasi Kinerja Pegawai


Selain mengawasi kegiatan manusia yang hilir-mudik, adanya CCTV juga dapat
berdampak pada kegiatan pegawai. Kinerja pegawai dapat meningkat seiring
adanya pengawasan terhadap kegiatan yang mereka lakukan. Pegawai akan
merasa bahwa mereka sedang diawasi dan dapat berfokus dengan kegiatan
mereka. Pegawai juga tidak akan sembarangan untuk bersantai maupun keluar
masuk dari area kerja mereka. Dengan begitu, atasan juga dapat memantau dan
mengevaluasi kinerja pegawai dari rekaman yang dihasilkan oleh CCTV.

4. Menyediakan Bukti Jika Terjadi Kejahatan


Dengan bantuan CCTV, rekaman dapat dijadikan sebagai salah satu alat bukti
yang mendukung atau melawan. Alat bukti tersebut dapat berupa hasil rekaman
dari CCTV yang merujuk pada kegiatan yang berhubungan dengan alibi pelaku.
Hasil rekaman tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
petugas hukum yang berwenang untuk diproses.

5. Melindungi Aset Perusahaan dari Kerugian


Aset perusahaan sangat berharga, terutama menyangkut aset-aset baik berupa
fisik maupun non-fisik. Pemasangan CCTV dapat menghindarkan dan melindungi
secara langsung aset-aset berharga tesebut. Contohnya, barang antik dan sangat
berharga yang memerlukan perlindungan tinggi di museum. Barang tersebut
harus dipasangi CCTV dengan keamanan yang canggih pula agar terhindar dari
pencuri yang berani mendekatinya.
Pemeliharaan & Perawatan CCTV
Pemeliharaan dan perawatan CCTV yang efektif dan teratur sangat penting untuk
memastikan bahwa sistem tetap dapat bekerja setiap saat. Pemeliharaan rutin
oleh Vendor dan laporan bila ada masalah pada sistem oleh pengguna, akan
memungkinkan potensi masalah dapat diidentifikasi pada tahap awal sehingga
tindakan yang tepat dapat segera diambil.

Perjanjian pemeliharaan harus disepakati antara perusahaan CCTV dan pengguna


dengan mencakup hal-hal sebagai berikut:

 Kunjungan perawatan sistem CCTV untuk pencegahan masalah yang


dilakukan secara teratur sesuai jadwal.
 Pemeliharaan korektif untuk memperbaiki bila ada masalah pada sistem.
 Perawatan dan pemeliharaan oleh pengguna yaitu tanggung jawab dasar
dari pengguna untuk merawat sistem CCTV.

Operasi Sistem CCTV

Alur Kerja Operasi CCTV


1. Pemantauan

Kebutuhan pemantauan sistem CCTV akan sangat bervariasi tergantung pada


banyak faktor seperti kebutuhan untuk melihat gambar langsung dan atau
direkam, apakah pemantauan dilakukan secara lokal atau jarak jauh, kompleksitas
sistem CCTV dan jenis respon diperlukan, operator.

2. Ruang Kontrol

Jika sistem CCTV membutuhkan pemantauan langsung, kontrol kamera, sistem


manajemen, atau aktivitas manusia yang intensif lainnya, ruang kontrol akan
diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi ini. Ruang kontrol CCTV bisa berupa
workstation tunggal, atau ruang pusat operasi yang besar. Pencahayaan dalam
ruang kontrol perlu diperhatikan dengan baik. Jika ruangan memiliki jendela, maka
cahaya matahari akan mempengaruhi kemampuan operator untuk memonitor
sistem. Oleh karena itu perlu dperhatikan tata letak ruang kontrol atau anda bisa
menambahkan tirai pada jendela. Untuk penyajian gambar dapat digunakan
analog kamera atau digital IP camera.

 Operator harus mampu memantau banyak CCTV. Misalnya seorang


operator harus dapat memantau 8 kamera dan melakukan tugas-tugas
yang berhubungan dengannya.
 Tampilan kamera yang dipantau harus disajikan pada ukuran yang cukup
untuk memungkinkan operator mampu menjalankan tugasnya dengan
baik dan mampu secara otomatis atau manual merubah fokus
penayangan. Misalnya jika operator diberikan tugas identifikasi, tetapi ia
ternyata hanya diberikan tugas memantau 4 kamera pada sebuah layar
kecil resolusi rendah saja maka tugas tersebut tidak akan dijalankan
secara optimal.
 Operator juga harus berada pada posisi yang ideal dan tidak terlalu jauh
dari layar agar mereka dapat melihat informasi di monitor CCTV dengan
baik. Jarak ideal untuk pantauan yang lebih baik bagi operator CCTV
adalah sekitar 0,5 – 1,5 meter. Mereka juga harus ditempatkan sehingga
operator dapat dengan mudah mengubah posisi duduk mereka untuk
menghadapi display.

Akan lebih baik jika ruang kontrol memiliki 2-4 buah monitor CCTV. Operator dapat
melihat gambar CCTV pada layar utama dan menggunakan display yang
berdekatan untuk menampilkan fokus pada kamera tertentu atau rincian sistem
dan setting. Tergantung pada kebutuhan, akan lebih baik jika anda memiliki
beberapa operator untuk membagi beban kerja selama masa sibuk. Misalnya
selama acara event tertentu di mana mungkin muncul beberapa insiden yang
terjadi secara bersamaan.

Bila tampilan CCTV dapat dipasang pada dinding maka pemantauan akan lebih
baik karena banyak kamera dapat dipantau secara bersamaan.

Sebuah ruang kontrol sebaiknya dirancang dengan spesifikasi berikut:

 Terletak dalam bangunan khusus atau berada di ruang dalam bangunan


 Selalu tetap terkunci, baik ketika sedang digunakan maupun bila terjadi
kondisi darurat
 Bila memungkinkan, memiliki fasilitas terpisah untuk penyegaran dan
beristirahat
 Harus memiliki sarana untuk komunikasi langsung dengan aparat penegak
hukum
 Akses pemantauan CCTV harus dikontrol dengan ketat, termasuk saat
pergantian shift operator
 Semua pengunjung dan kontraktor yang memasuki ruang kontrol harus
mengisi data pengunjung
 Ruang kontrol harus dirancang sesuai dengan standar ergonomis yang baik

3. Pelatihan operator untuk penggunaan yang efektif

Operator terlatih akan membantu memberikan kontribusi penggunaan sistem


CCTV yang efektif. Kebutuhan operasional akan membantu dalam menentukan
siapa yang membutuhkan pelatihan dan hingga tingkat mana. Pelatihan harus
didokumentasikan dan dicatat dan dapat diberikan oleh perusahaan CCTV selama
acara serah terima. Pelatihan operator CCTV juga bisa diberikan oleh karyawan
lama yang berpengalaman saat melatih operator baru atau bila diperlukan
pelatihan ulang.

4. Prosedur untuk perlindungan data dan otorisasi akses

Sistem CCTV yang dioperasikan oleh perusahaan dan organisasi yang secara rutin
merekam gambar individu harus mematuhi persyaratan dan prinsip-prinsip dari
Undang-Undang Perlindungan yang berlaku di daerah tersebut. Undang-undang
setempat tersebut berisi kewajiban untuk organisasi, juga memberikan hak-hak
individu, seperti hak untuk mendapatkan akses dan untuk mengklaim kompensasi
ketika mereka menderita kerugian.

5. Respon bila terjadi Insiden


Lokal prosedur yang disepakati harus merinci tindakan yang akan diambil bila
terjadi hal insiden seperti:

 Tindakan yang akan diambil


 Siapa yang harus merespon
 Skala waktu respon
 Waktu di mana pengamatan harus dilakukan
 Kriteria untuk respon sukses

Operator CCTV harus membuat catatan dari semua insiden. Prosedur harus
mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab untuk merespon bila terjadi
insiden. Tergantung pada jenis insiden itu, maka yang akan bertanggung jawab
adalah:

 Lembaga penegak hukum


 Staf keamanan / security (satpam)
 Manager toko
 Pemegang Kunci
 Dewan Direksi

Skala waktu respon

Waktu di mana insiden itu dilaporkan kepada aparat yang berwenang harus
didokumentasikan. Kebijakan dan prosedur harus menunjukkan waktu di mana
pengamatan dan / atau rekaman diperlukan dan mungkin sebagai berikut:

 Segera setelah terjadinya insiden


 Sampai terjadi penangkapan pelaku
 Selama kejadian, dipicu oleh alarm
 Tidak ada insiden terkait, misalnya; kehilangan video, kegagalan detektor
dll
 Untuk periode tertentu

Hasil suksesnya respon bila terjadi insiden

Indikator keseluruhan respon yang sukses saat insiden adalah operasi sistem
CCTV berhasil memenuhi tujuannya, yaitu:

 Mengembalikan ketenangan
 Mengendalikan situasi
 Pencegahan atau minimalisasi tingkat cedera dan kerusakan
 Pengurangan kejahatan dan gangguan, untuk meningkatkan keselamatan
dan meyakinkan publik
 Identifikasi tersangka
 Mengumpulkan informasi yang relevan untuk membantu dalam
menangkap pelaku
 Penangkapan tersangka dengan bukti
 Keselamatan publik melalui evakuasi yang efektif
 Arus lalu lintas kembali normal

Kualitas rekaman dan waktu penyimpanan

Materi direkam harus bisa digunakan sebagai bukti yang diperlukan oleh
pengadilan jika ingin diterima sebagai bukti kejahatan. Oleh karena itu penting
untuk mempertahankan integritas bukti material rekaman setiap saat. Teknologi
modern memungkinkan data direkam dan disimpan pada berbagai media.
Langkah-langkah keamanan yang tepat harus diambil untuk mencegah akses
tidak sah untuk merubah, membocorkan isi rekaman, merusak, menghancurkan,
atau menghilangkan materi rekaman. Data tidak boleh diberikan ke organisasi
selain pemilikan sistem CCTV, selain untuk tujuan mengidentifikasi tersangka
pelaku atau saksi. Salinan rekaman tidak boleh dilakukan rutin. Bila ada maka
orang yang membuatnya harus bertanggung jawab bila salinan tersebut diambil
sesuai dengan prosedur. Idealnya setiap salinan harus diberikan nomor unik dan
dicatat.

Penggunaan media, penyimpanan dan pembuangan

Materi rekaman harus disimpan dalam lingkungan yang aman, sehingga integritas
media terjaga. Ini termasuk materi rekaman yang telah diminta oleh lembaga
penegak hukum atau berisi insiden yang telah diketahui. Akses pada tempat
penyimpanan rekaman harus terkendali dan ketat dijalankan. Data yang akan
dibuang harus dihancurkan di bawah operasi yang terkontrol.

Material Rekaman

Dalam sistem CCTV digital, pencatatan harus menunjukkan umur media pada
semua tahap kepemilikan agar ia berguna untuk mengevaluasi skema CCTV.

Catatan harus mencakup sebagai berikut:

 Nomor unik referensi peralatan


 Waktu / tanggal / nama orang yang mengambil peralatan dari
penyimpanan untuk digunakan
 Waktu / tanggal / nama orang yang mengembalikan peralatan ke
penyimpanan setelah digunakan
 Kolom keterangan untuk menjelaskan poin tambahan (misalnya
menghapus / menghancurkan / diserahkan kepada lembaga penegak
hukum / dihapus dari mesin rekaman)
 Waktu dan tanggal pengiriman ke lembaga penegak hukum, serta identitas
petugas lembaga penegak hukum yang bersangkutan
 Dalam hal terjadi penghapusan data sistem non-otomatis, maka perlu
dicatat waktu, tanggal serta orang yang bertanggung jawab melakukan
penghapusan dan atau perusakan

7. Database

Setiap informasi yang digunakan untuk mendukung sistem kamera CCTV maka
database yang digunakan untuk keperluan pencocokan harus akurat dan terus up
to date. Sumber informasi harus dinilai ketepatan akurasinya sebelum digunakan.
Database harus mematuhi semua peraturan yang relevan termasuk kepatuhan
dengan Undang-Undang Perlindungan Data. Contoh database terkait adalah
pengenalan wajah.

8. Mengekspor rekaman

Ketika mengekspor rekaman CCTV maka prosedur berikut harus diikuti:

 Operator membuat catatan operator dari peralatan yang akan


memungkinkan manajer untuk menngetahui siapa yang mengoperasikan
peralatan pada waktu tertentu.
 Merekam tanpa gangguan, bila memungkinkan. Setiap adanya gangguan
harus dicatat.
Ekspor data harus sesuai dengan prosedur Digital Imaging dan persyaratan
kepolisian setempat mengenai operasi sistem CCTV.

9. Review kebutuhan operasional

Pemilik sistem harus melakukan review secara berkala yang tidak melebihi 12
bulan untuk:

 Memastikan setiap perubahan persyaratan operasional dari sistem


pengawasan CCTV diidentifikasi.
 Mengidentifikasi perbaikan sistem yang dapat meningkatkan kemampuan
sistem untuk memenuhi kebutuhan operasional.

Disarankan bahwa perusahaan memberikan masukan desain dan atau


pemeliharaan sistem yang terkait dalam review dan etiap perubahan diidentifikasi
dicatat bersamaan dengan rincian pekerjaan yang akan dilakukan.

Contoh hal yang harus dipertimbangkan selama review meliputi:

 Perubahan untuk menggunakan properti


 Perubahan di lingkungan sekitar (misalnya sinar matahari yang
mempengaruhi, bayangan, kemungkinan pejalan kaki atau gerakan
kendaraan)
 Pertumbuhan vegetasi (tanaman yang menghalangi pandangan,
bayangan, hewan, tanaman yang dapat menjadi tempat bersembunyi bagi
penyusup, dll)
 Perubahan ancaman
 Perubahan dalam kemampuan pemantauan (misalnya staf operator)
 Peningkatan teknologi detektor, kamera dan perekaman
 Perubahan dalam undang-undang (misalnya undang-undang Perlindungan
Kebebasan, Undang-Undang Hak Asasi Manusia, dll).

Tinjauan dari kebutuhan operasi sistem CCTV mungkin didasarkan pada upaya
untuk mengukur efektivitas sistem. Perawatan harus diambil ketika meninjau
sistem kebutuhan operasional. Misalnya selama 1 tahun setelah sistem
pengawasan CCTV dipasang ada penjahat tertangkap. Namun pada tahun 3 tidak
ada penjahat yang tertangkap. Ini tidak berarti bahwa kamera CCTV tidak lagi
efektif karena mungkin kejahatan berkurang karena efektivitas kamera yang ada.

Anda mungkin juga menyukai