Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN

KEPERAWATAN ANSIETAS
I. PENGERTIAN
A. Ketegangan atau kecemasan dalam diri tanpa tujuan / obyek kecemasan tidak
disadari dan berkaitan dengan kehilangan self image (freud).
B. Kecemasan timbul karena adanya ancaman terhadap self esteem oleh orang
terdekat. pada orang dewasa kecemasan dialami bila prestige dan dignity diri
terancam oleh orang lain (sullivan).
C. Kecemasan mempengaruhi hubungan interpersonal, suatu respon terhadap bahaya
yang tidak diketahui yang muncul bila ada hambatan pemanuhan kebutuhan
(pepleu).
D. Kekuatiran (uneasiness), keprihatinan, (apprehension), ketakutan (dread) terhadap
sesuatu yang akan terjadi yang dihubungkan dengan sumber yang tidak dikenali dari
bahaya yang diantisipasi (friedman, kaplan, sadock)
E. Respon emosional / manifestasi afek yang tidak pasti dan tidak berdaya

II. FAKTOR PREDISPOSISI


F. Teori psikoanalitik (freud) adanya konflik emosional antara id dan Super Ego untuk
mengingatkan Ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi
G. Teori interpersonal, adanya kekuatiran akan penolakan interpersonal, akibat trauma
masa pertumbuhan dan perkembangan (perpisahan, kehilangan) sehingga tidak
berdaya, harga diri rendah.
H. Teori perilaku, hasil frustrasi dari segala sesuatu yang menggangu kemampuan
untuk mencapai tujuan
I. Kajian biologis
1. Otak mengandung reseptor benzodiazepines mengatur ansietas.
2. Penghambat asam amino butirik- gama nerureguler (GABA) berperan
dalam mekanisme biologis ansietas.
II. FAKTOR PRESIPITASI
A. Ancaman integritas diri, ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap
kebutuhan dasar (maslow).
B. Ancaman sistem diri / keselamatan diri (security of the self) integritas diri, harga
diri, prestige, hubungan interpersonal, kehilangan dan perubahan peran / status,
fungsi sosial yang terintegrasi

III. MEKANISME ANSIETAS

STRESSOR

STRESS

KECEMASAN

secara sadar, mekanisme tidak sadar


beorientasi pada tugas

mekanisme pembelaan Ego, reaksi konversi ke organ


represi – syaraf otonom

somatofrom kecemasan gangguan neurotik otot gastro


intestinal

syaraf

cemas meningkat foby obsesi kompulsi


IV. RENTANG RESPON KECEMASAN

RESPON ADAPTIF RESPON


MALADAPTIF
Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

A. ANSIETAS RINGAN
1. Respon Fisiologis
 Sesekali nafas pendek
 Nadi dan tekanan darah naik
 Gejala ringan pada lambung
 Muka berkerut dan bibir bergetar.
2. Respon Koginitif
 Lapang persepsi meluas
 Mampu menerima rangsang yang komplek
 Konsentrasi pada masalah kecemasannya
 Menyelesaikan masalah secara efektif
3. Respon Perilaku dan Emosi
 Tidak dapat duduk tenang
 Tremor halus pada tangan
 Suara kadang-kadang meninggi
B. ANSIETAS SEDANG
1. Respon Fisiologis
 Sering nafas pendek
 Nadi (extra sistole) dan tekanan darah naik
 Mulut kering
 Anorexia
 Diare / konstipasi
 Gelisah

2. Respon Koqnitif
 Lapang persepsi menyempit
 Rangsang luar tidak mampu diterima
 Berfokus pada aa saja yang menjadi perhatiannya
3. Respon Perilaku dan emosi.
 Gerakan tersentak-sentak
 Bicara banyak dan lebih cepat
 Susah tidur
 Perasaan tidak aman
C. ANSIETAS BERAT
1. Respon Fisiologis
 Nafas pendek
 Nadi dan tekanan darah naik
 Berkeringat dan sakif kepala
 Penglihatan kabur
 Ketegangan.
2. Respon Koginitif
 Lapang persepsi sangat sempit
 Tidak mau menyelesaikan masalah
3. Respon Perilaku dan Emosi
 Perasaan ancaman meningkat
 Verbalisasi cepat
 Blocking
D. ANSIETAS PANIK.
1. Respon Fisiologis
 Nafas pendek
 Rasa tercekik dan palpitasi
 Sakit dada
 Pucat
 Hipotensi
 Koordinasi motorik rendah.
2. Respon Kognitif
 Lapang persepsi sangat sempit
 Tidak dapat berfikir logis
3. Respon Emosi
 Agitasi, menmgamuk, marah
 Ketakutan, berteriak – teriak, blocking
 Kehilangan kendali / kontrol diri
 Persepsi kacau

V. RESPON FISIOLOGIS SECARA UMUM PADA SISTEM TUBUH


A. Kardiovaskuler
Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah, nadi menurun, rasa mau pingsan, pingsan
B. Saluran pernafasan
Nafas cepat, dangkal, rasa tertekan pada dada, rasa tercekik, terengah-engah.
C. Neuromuskuler
Peningkatan reflek, reaksi kejutan, mata berkedip kedip, insomnia, wajah tegang,
kelelahan secara umum, gerakan lambat
D. Gastro intestinal
Kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdominal, rasa
terbakar daerah epigastrium, nausea, diare.
E. Saluran kemih
Tidak dapat menahan buang air kecil, sering buang air kecil/anyang-anyangen.
F. Sistem kulit
Rasa terbakar pada muka, berkeringat setempat (telapak tangan), gatal-gatal,
perasaan panas atau dingin pada kulit, muka pucat, berkeringat seluruh tubuh.
G. Perilaku
Gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, menarik diri, hiperventilasi, inhibis
(terlambat)

H. Kognitif
Gangguan perhatian, konsentrasi hilang, pelupa, salah tafsir, blocking, menurunnya
lahan persepsi, kreatifitas dan produktifitas menurun, bingung, kesadaran diri dan
kuatir berlebihan, hilang obyektifitas.
I. Afektif
Tidak sabar, tegang berlebihan, teror, gugup luar biasa dan sangat gelisah

VI. MEKANISME KOPING


Pada ansietas sedang dan berat menggunakan 2 mekanisme koping yaitu:
A. Reaksi orientasi tugas (task oriented)
1. Menyerang (Attack Behavior)
 Pola destruktif : marah-marah, memusuhi – agresif
 Pola konstruktif : pemecahan masalah, asertive
2. Menarik diri : merokok, menghindar dari sumber stres
3. Kompromi : merubah kebiasaan, mengganti tujuan, mengorbankan salah satu
kebutuhan
B. Mekanisme pembelaan ego /mpe (ego defence mecanism)
Sublimasi, proyeksi, rasionalisasi, displacement, reaksi konversi, acting out, regresi
dsb

VII. MASALAH KEPERAWATAN


1. Resiko tinggi kekerasan, menciderai diri sendiri dan orang lain
2. Ganguan pola tidur
3. Gangguan nutrisi
4. Koping individu tidak efektif
5. Kecemasan sedang / berat / panik berhubungan dengan ……

VIII. RENCANA TINDAKAN (KECEMASAN SEDANG / BERAT / PANIK


TERLAMPIR)
A. Tujuan tindakan keperawatan klien ansietas adalah menurunkan tingkat ansietas
B. Prinsip tindakan keperawatan ansietas berat dan panik adalah melindungi klien dari
bahaya fisik, dan memberi rasa aman
C. Bila tingkat ansietas menurun sampai tingkat sedang atau ringan prinsip
tindakannya adalah : reedukatif, bertujuan pada kognitif dalam menggunakan
mekanisme koping yang konstruktif
D. Tindakan pertama bagi perawat untuk merawat pasien ansietas adalah : menyadari,
mengenali perasaannya sendiri dan harus mengendalikannya karena ansietas pada
diri perawat mempengarui tingkat ansietas pasien dan perasaan negatif perawat akan
menghambat hubungan terapeutik.

IX. EVALUASI
A. Ancaman integritas fisik atau sistern diri klien berkurang dalam sifat, jumlah, asal
dan waktunya.
B. Perilaku klien mencerminkan penurunan tingkat ansietas.
C. Klien mengenal ansietasnya mempunyai pandangan terhadap perasaan ansietasnya.
D. Sumber koping dimanfaatkan setara adekuat dan konstruktif.
E. Klien mampu menggunakan strategi penyelesaian masalah yang adaptif untuk
mengurangi ansietas.
F. Menggunakan ansietas ringan untuk meningkatkan pertumbuhan atau perubahan
personal.

Lampiran : Tindakan Keperawatan Asietas Berat / Panik


Tujuan Khusus / Rencana Tindakan
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dan terhindar dari bahaya
 Kenalkan diri dan temani pasien
 Dorong dan dengarkan klien mengungkapkan perasaannya
 Bersikap terbuka, siap menerima klien apa adanya
 Gali penyebab ansietasnya, diskusikan dan terima perasaan positif dan negatif
termasuk perkembangan ansietasnya langsung jawab pertanyaan klien
2. Klien dapat meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis
 Kolaborasi obat, menurunkan ansietas (dia-zepam, laroxyl)
 Amati efek samping obat
3. Klien dapat mengidentifikasi dan berusaha menurunkan penyebab ansietas
 Ciptakan situasi dan lingkungan tenang
 Batasi interaksi klien dengan lingkungan untuk mengurangi rangsangan ansietas
 Berikan terapi fisik, mandi air hangat, pijat, relaksasi, jalan – jalan, joging dsb
4. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang konstruktif
 Menerima klien apa adanya dengan tanpa menentang keyakinannya
 Berikan feed back, perilaku, stressor
 Penilaian stressor dan sumber koping
 Kuatkan ide – ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan mental
 Pada saat yang tepat, perilaku yang mal adaptif beri batasan perilaku dengan cara
yang konstruktif
5. Klien dapat melakukan kegiatan yang menarik dan aktifitas terjadwal
 Berikan aktifitas bersifat mendukung dan menguatkan perilaku sosial yang
konstruktif
 Bersama klien, buat jadwal sehari – hari
 Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung lainnya

Lampiran : Tindakan Keperawatan Ansietas Sedang


Tujuan Khusus / Rencana Tindakan
1. Klien dapat menjalin hubungan dan mempertahankan hubungan saling percaya
 Dengarkan klien, responsif
 Beri dorongan untuk mengekspresikan perasaannya
 Identifikasi pola perilaku destruktif dan konstruktif
2. Klien dapat mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
 Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap klien
 Gunakan konfrontasi positif
3. Klien dapat memperluas kesadarannya terhadap perkembangan ansietas:
 Bantu identifikasi situai dan interaksi yang menimbulkan ansietas
 Bersama klien tinjau kembali penilaian klien terhadap stressor yang dirasakan
mengancam dan menimbulkan konflik
 Hubungkan pengalaman lalu dan sekarang
4. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
 Gali cara klien mengurangi ansietas dimasa lalu
 Tunjukkan akibat perilaku mal adaptif dan destruktif
 Dorong untuk menggunakan respon koping yang konstruktif
 Bantu untuk menyusun, memodifikasi tujuan dengan mengunakan sumber dan
mencoba koping yang baru
 Latih klien menghadapi ansietas ringan
 Beri latihan fisik
 Libatkan sistem pendukung untuk menggunakan koping adaptif yang baru
5. Klien mampu menggunakan teknik relaksasi
 Ajarkan klien teknik relaksasi, jalan – jalan, joging, pernafasan dalam dsb
 Dorong menggunakan teknik relaksasi, untuk menurunkan tingkat ansietasnya

Anda mungkin juga menyukai