Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ALTERASI DAN MINERALISASI


EPHITERMAL SULFIDA TINGGI DAERAH X
MARTABE, TAPANULI

Disusun oleh:

Ristio Efendi
270110120047

Fakultas Teknik Geologi


Universitas Padjadjaran
Jatinangor

Ditujukan Kepada:
PT Agincourt Resource (MARTABE)
Tapanuli
Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

logam mulia merupakan salah satu instrumen investasi tertua sepanjang

sejarah umat manusia. Sejak zaman dahulu, logam mulia telah menjadi alat untuk

menyimpan kekayaan yang teruji dalam kurun waktu yang panjang. Salah satu

logam mulia yang bernilai tinggi ialah emas.

Emas (Au) merupakan logam yang juga sangat dibutuhkan untuk industri.

Kebutuhan akan logam ini semakin meningkat seiring dengan peningkatan

teknologi. Meningkatnya kebutuhan industri akan logam khususnya Tembaga dan

Emas mendorong untuk digiatkannya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber

daya alam ini.

Salah satu perusahaan tambang emas terbesar di Indonesia adalah PT.

Agincourt Resources (Martabe). Perusahaan ini adalah anak perusahaan dari G-

Resources. G Resources merupakan perusahaan asal Hong Kong yang memiliki

beberapa wilayah peratambangan di Indonesia. Wilayah kontrak karya Martabe

meliputi kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten

Tapanuli Tengah, Kabupaten Mandailing Natal, dan Kota Padang Sidempuan.

Sedangkan wilayah tambang sendiri hanya mencakup sekitar 29 km 2. Umur dari

kontrak karya yang dimiliki oleh PTAR (Martabe) adalah sampai 50 tahun.

Perusahaan ini mampu memproduksi pada tingkat 250.000 oz emas dan 3M oz

perak per tahun.

1
Tipe mineralisasi pada Martabe adalah endapan epitermal sulfida tinggi

dan terbentuk secara besar pada bagian kubah dasit dan kompleks diatreme.

Mineralisasi umumnya terjadi pada zona argillic dan chloritic. Jalur mineralisasi

yang telah diketahui berada sepanjang lebih dari 6 km dari utara ke selatan dan

meliputi 5 lokasi utama, yaitu Barani, Pit 1, Ramba Joring, Tor Uluala, dan Uluala

hulu.

Untuk kelanjutan dari masa produksi serta menambah jumlah cadangan

maka perlu dilakukan eksplorasi lebih lanjut terhadap daerah yang baru maupun

daerah yang sudah berproduksi. Karena itu, dengan karakteristik dan alasan yang

telah disebutkan di atas, maka peneliti akan mencoba untuk melakukan analisis

alterasi dan mineralisasi dari endapan epithermal sulfidasi tinggi di daerah x,

Martabe.

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.2.1 Maksud Penelitian

Tugas akhir ini bermaksud untuk mengetahui kondisi dan karakteristik

alterasi yang kaitannya dengan karakteristik mineralisasi pada daerah penelitian

yang ditinjau dari studi petrografi dan minegrafi yang selanjutnya disajikan dalam

bentuk peta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan dan

para ahli geologi dalam melakukan penelitian terkait daerah tersebut.

1.2.2 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi jenis litologi yang ada di lapangan penelitian.

2
b. Mengindentifikasi mineral alterasi dan melakukan analisis susunan

mineral serta mengelompokkannya dalam zonasi alterasi.


c. Mencoba menentukan tingkat alterasi dan pola penyebaran alterasi mineral

seta mengkaitkanny dengan zona mineralisasi yang membawa mineral

logam.
d. Menghubungkan alterasi mineral yang berberbeda untuk menentukan

model endapan emas


e. Mengidentifikasi jenis dan asosiasi mineral logam yang ditemukan serta

paragenesa mineral logam tersebut.

BAB II

TINAJAUAN PUSTAKA

3
2.1 Geologi Regional
Daerah pertambanganini terletak di dalam busur vulkanik Cainozoic

Sumatra, yang perpanjangannya membentuk busur Sunda-Banda pada barat laut,

sepanjang 1.600 km. Zona Subduksi lempeng samudra Hindia yang ada di

sepanjang busur tersebut mempengaruhi terjadinya sesar-sesar regional, aktivitas

seismic, dan vulkanik lainnya. Sistem Sesar Sumatera (Sumatran Fault System-

SFS) membentang sepanjang pulau dan berada 10 km di sebelah timur Martabe.

Aktivitas hidrotermal yang berhubungan dengan system ini diperkirakan sebagai

mekanisme utama dalam pembentukan deposit emas Martabe.


2.2 Kondisi Geologi Lokal

Kondisi geologi di daerahMartabe didominasi oleh formasi pada jaman

Miosen. Formasi ini dibentuk oleh dasit dan fragmen lava yang dikelilingi oleh

tuf, aglomerat, batuan sedimen, lava andesitik dan basaltik. Kondisi geologi dan

mineralisasi diontrol oleh sesar yang merupakan bagian dari Sistem Sesar

Sumatra. Batuan tertua adalah batuan meta-sedimen paleozoikum yang

merupakan bagian dari Formasi Tapanuli. Batuan ini berada di bawah lapisan

Formasi Vulkanik tersier dan sedimenter.

Bagian timur dari daerah ini didominasi oleh batuan granit yang telah

mengintrusi batuan yang lebih tua. Batuan tertua terbentuk pada era Triasik dan

memiliki hubungan dengan Formasi granit Sibolga di sebelah barat laut. Formasi

Barus yang umumnya terdiri dari konglomerat dan batupasir, merupakan formasi

tersier paling tua dan paling dasar pada Martabe. Di atas formasi tersebut terdapat

Formasi vulkanik Angkola yang terbentuk pada era Miosen. Formasi tersebut

4
umumnya terdiri dari lava andesitic dan basaltic serta breksi. Di atas formasi

tersebut ada Formasi Tuf Toba yang membentuk dataran tinggi di sepanjang utara

wilayah Martabe.

2.3 Struktur Geologi

Struktur sesar di Martabe yang merupakan bagian dari SFS mengontrol

persebaran zona mineralisasi. Sesar-sesar pada bagian barat laut, seperti pada Pit

1, dikategorikan sebagai bagian dari dextral strike-slip Sistem Sesar Sumatera.

2.4 Alterasi dan Mineralisasi

Tipe mineralisasi pada Martabe adalah endapan epitermal sulfida tinggi

dan terbentuk secara besar pada bagian kubah dasit dan kompleks diatreme.

Mineralisasi umumnya terjadi pada zona argillic dan chloritic. Pencucian batuan

oleh asam hidrotermal menyisakan silica yang kemudian membentuk vuggy,

batuan permeable yang bersifat brittle. Terdapat hubungan yang erat antara

mineralisasi dan silisifikasi. Bijih dengan kadar tinggi seringkali ditemukan

berasosiasi pada zona breksiasi tahap akhir yang telah mengalami patahan dan

retakan.

Jalur mineralisasi yang telah diketahui berada sepanjang lebih dari 6 km

dari utara ke selatan dan meliputi 5 lokasi utama, yaitu Barani, Pit 1, Ramba

Joring, Tor Uluala, dan Uluala hulu.Meskipun profil oksidasi sangat tidak

menentu, outcrop yang ditemukan biasanya sudah sangat teroksidasi menjadi

hematite dan goetit. Sulfida tembaga primer akan teroksidasi dan tercuci (leached)

5
secara besar-besaran. Emas yang umumnya berbentuk butiran halus akan

terdistribusi secara merata. Walaupun demikian, bijih dengan kadar tinggi akan

lebih banyak berasosiasi dengan zona ter-silisifikasi.

Di bawah zona oksidasi terdapat zona transisi yang merupakan gabungan

antara oksida dan sulfide dengan ketebalan rata-rata adalah 50 m. Dibawah zona

tersebut terdapat zona mineralisasi yang ditandai dengan adanya pyrite-enargite,

covellite (Sulfida Tembaga), sulfur,pirit, barit, dan markasit. Meskipun begitu,

kadar tembaga yang ada pada zona tersebut tidak ada yang melebihi 0,2%.

Terdapat juga perak yang berupa proustite (Sulfida Perak-Arsen) dan pyrargyrite

(Sulfida Perak-Antimon).

Tipe mineralisai Pit 1 dan Ramba Joring tergolong sama sedangkan pada

Barani agak berbeda. Pada Barani mineralisasi terjadi pada urat kuarsa yang

beebentuk lembaran atau yang memiliki dip curam.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Metodologi Penelitian

6
Objek penelitian berfokus data core untuk mengidentifikasi mineral

alterasi dan mineral bijih. Objek penelitian lainnya adalah sayatan tipis dan

sayatan poles dari sampel core.

Adapun untuk mencapai hasil yang diinginkan, maka peneliti akan

melakukan beberapa metode, yang terbagi menjadi beberapa langkah yaitu Analisi

data core, Analisis Studio, dan Penyusunan Laporan.

Pengambilan data core

Analisis Laboratorium

Analisis Analisis Anlisis Analisis Data


Petrologi Petrograf Mineragraf Sekunder

* *

Pembuatan Peta

Penyusunan Laporan

Gambar 1. Bagan alir kegiatan penelitian

Keterangan :

* : Analisis dilakukan di site/lapangan/Laboratorium PT. AR

7
** : Analisis dilakukan di Laboratorium Petrologi dan Mineralogi FTG

Unpad, Jatinangor

1. Pengambilan data core

Langkah meliputi :

a. Pemerian data core yang berkaitan dengan daerah penelitian untuk

mengidentifikasi penyebaran mineral alterasi secara makroskopis.


b. Pengambilan sample dari core untuk dilakukan analisis lebih lanjut

dengan pembuatan sayatan tipis dan sayatan poles.


2. Analisis Laboratorium
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
a. Analisis Petrologi
Analisis petrologi merupakan analisis batuan secara makroskopis

dengan menggunakan peralatan seperti lup, jarum penguji,magnetic

pen, komparator, dan parameter.


Analisis petrologi akan memberikan informasi mengenai deskripsi

batuan dalam skala makroskopis. Hasil deskripsi kemudian dapat

digunakan untuk penamaan batuan berdasarkan klasifikasi batuan

makroskpis oleh Streckeisen, 1974.


b. Analsis Petrografi dan Minegrafi
Analisis petrografi dan minegrafi adalah analisis batuan secara

mikroskopis dengan menggunakan mikroskop polarisasi. Dalam

analisis petrografi, batuan harus dibuat sayatan tipis hingga ketebalan

0.03 mm. Selanjutnya dilakukan pengamatan dengan menggunakan

mikroskop polarisasi menggunakan sinar bias. Deskripsi batuan

meliputi sifat-sifat optik dari mineral, sedangkan untuk penamaan

8
batuan digunakan klasifikasi batuan beku menurut Streckeisen, 1974

dan Travis, 1955.


Analisis petrografi dilakukan untuk mengetahui beberapa hal berikut,

yaitu:
- Mengetahui mineral penyusun batuan
- Mengetahui adanya mineral ubahan pada batuan
- Paragenesa mineral
Analisis minegrafi dilakukan dengan menggunakan cahaya pantul pada

mikroskop polarisasi. Dalam analisis ini, sampel dibuat sayatan poles

guna mengidentifikasi mineral bijih pada sampel yang tidak dapat

diidentifikasi menggunakan analisis petrografi. Analisis ini digunakan

untuk mengetahui paragenesis mineral bijih pada sampel batuan yang

diperkirakan mewakili keadaan di lapangan.


c. Analisis data sekunder
analisis data sekunder merupakan analisis dari penelitian terdahulu

terkait daerah penelitian mencakup umur, stratigrafi, struktur geologi,

data geokimia, ASSAY, dan ASD guna pengkorelasian data.


3. Pembuatan Peta
Peta yang akan dibuat adalah peta persebaran mineral yang akan memberikan

informasi distribusi mineral di daerah penelitian.


4. Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan merupakan hasil analisis dan mengkorelasikan data yang

didapatkan baik dari lapangan dan laboratorium. Hasil analisis dapat berupa

diagram pemodelan yang berisi informasi tentang zona alterasi dan

karakteristik tipe endapan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

9
Penelitian akan dilakukan di wilayah Izin Usaha Pertambangan PTAR

(MARTABE) berlokasi di desa Aek Pinang, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten

Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Secara astronomis berada pada daerah

yang terletak pada 1°25´17´´LU - 1°32´17´´LS dan 99°03´40´´BT - 99°15´00´´

BT. Untuk bisa sampai di lokasi PTAR (MARTABE) dapat ditempuh melalui jalur

darat dan udara. Dari kota Padang menuju daerah Batangtoru dapat di tempuh

dengan menggunakan bus melalui lintas Sumatera dengan waktu tempuh ±12 jam.

Jika melaui jalur udara dari kota Padang dapat ditempuh dengan jalur

udara, dan transit terlebih dahulu di Medan menggunakan pesawat perintis dan

menghabiskan waktu ± 2 jam.

Pengambilan data. pengolahan, interpretasi, dan evalusi dilakukan di

PTAR (MARTABE) dan akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan, yaitu

disesuaikan dengan jadwal perusahaan. Pengerjaan laporan akhir dilaksanakan di

kampus Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang.

Tabel 1. Rencana Waktu Penelitian

2016

Bulan Bulan Bulan Bulan


Tahapan
1 2 3 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan
Persiapan

Studi Literatur

2. Pengambilan
Data

10
Data coring

Data grade

3. Analisis dan
Pengolahan
Data
-Database
-Drill hole
compositing
-Modelling
4. Penyusunan
Laporan
5. Presentasi

Demikian proposal tugas akhir ini saya ajukan kepada PTAR

(MARTABE), Batangtoru, Tapanuli. Dengan segala keterbukaan tidak menutup

kemungkinan tema dan waktu pelaksanaan dapat berubah sesuai dengan keadaan

di tempat Tugas Akhir. Besar harapan saya proposal ini dapat menjadi

pertimbangan untuk dapat melaksanakan penelitian di PTAR (MARTABE). Atas

perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Rekomendasi :

Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung – Sumedang

KM. 21 Jatinangor 45363 Telp/Fax : (022) 7796-545 email : ftg@unpad.ac.id

Kontak :

11
Ristio Efendi, Jl. Caringin Desa Sayang RT 4 RW 12 Wisma Arkey, Jatinangor.

Phone : +62 85766118000 email : ristio.efendi@gmail.com

Jatinangor, Januari 2016

Mahasiswa Pengaju,

Ristio Efendi
NPM 270110120047

12

Anda mungkin juga menyukai