Anda di halaman 1dari 23

RANGKUMAN

CATATAN KOASS

PEDIATRI

dr. FDC
BERAT BADAN IDEAL KEBUTUHAN BBL

- < 3 bulan  (n+2) : 9 Hari ke- <1000 g antaranya >2500 g


- 3 – 12 bulan  (n:2) + 4 1 100 80 60
- 1 – 6 tahun  2n + 8 2 120 100 80
- > 6 tahun  (7n-5) : 2 3 140 120 100
4 160 140 120
IKTERUS KRAMER 5 180 160 140
6 200 180 160
I Kepala 5 mg% 7 200 180
II Badan atas 9 mg% 8 200
III Badan bawah s.d. paha 11,4 mg%
IV Lengan-tungkai bawah 12,4 mg% Note :
V Tangan-kaki (telapak) 16 mg% 1. Kurangi 20cc/kgbb/hari, jika terjadi RDS.
2. Tambahkan 20cc/kgbb/hari, jika dalam
SKOR DOWNE incubator care.
3. Tambahkan 20cc/kgbb/hari, jika pasien
SKOR 0 1 2 fototerapi o/k pajanan panas terus-
Frekuensi <60 60-80 >80 menerus ↑ IWL 40 – 50 %.
Air entry Udara Udara Udara 4. Jika terjadi ↓BB 10%  tambahkan
masuk masuk tidak kebutuhan cairan 10cc/kgbb/hari
baik dikit masuk 5. Jika terjadi ↓BB 20%  lakukan resusitasi
Retraksi (-) Ringan Berat cairan 100cc/kgbb/6jam dengan
Merintih (-) (+) (+) tanpa manajemen :
stetoskop stetoskop - 30 cc/kgbb/1jam
Sianosis (-) Hilang dg Menetap - 50cc/kgbb/5jam
O2 dg O2 6. Penggunaan BB pasien
*)Grunting = merintih - Usia < 14 hari : BBL
- Usia > 14 hari : BBS
NILAI SD : Jika terjadi ↑ BB tanpa perbaikan KU.
1 – 3 Gagal napas ringan Nasal canul Cek :
Head box - Edema (ec hipoalbumin?)
4–6 Gagal napas sedang C-pap - Sklerema
>6 Gagal napas berat Ventilator - Liat balance cairan hari sebelumnya!
mekanik 7. IWL neonatus = ¼ total cairan dalam sehari

APGAR SCORE

Appearance Seluruh Kemerahan Merah Kriteria :


(warna kulit) tubuh (ekstr.biru) semua
biru/pucat - Tidak asfiksia : ≥7
Pulse (-) <100x/m ≥100x/m - Asfiksia ringan sedang : 4 – 6
(HR) - Asfiksia berat :≤3
Grimace (-) Gerakan Reaksi
(Reflek) sedikit melawan
Activity LUMPUH Ext. Fleksi Gerakan
(Tonus otot) sedikit aktif
Respiration (-) Lambat Menangis
(RR) kuat

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 2


NILAI NORMAL LABORATORIUM NILAI NORMAL LABORATORIUM

BBL 2 minggu 2 bulan 1. Berat Jenis


Hb 14,9 – 13,4 – 9,4 – 13 ↑ : lebih kental(DM, Dehidrasi, proteinuria)
23,7 19,8 ↓ : lebih encer (diabetes insipidus, banyak
WBC *) 10 – 26 6 – 21 5 – 15 minum, udara dingin)
PLT *) 150 – 450 2. pH
*) X 103 ↑ (basa) :infeksi(sistitis),alkalosis (met/res)
↓ (asam): penyakit metabolik, febris
NILAI NORMAL LABORATORIUM

 Hematologi def. as folat


Laki – laki : 11,4 – 15,1 gr/dl
Wanita : 12,4 – 17,1 gr/dl makrositer def. vit B 12
BBL : 13,6 – 19,6 gr/dl
 LED Pre-
↑ : infeksi, keganasan, anemia, multipel leukemia
mioloma, inflamasi, keracunan
perdarahan
 Hematokrit
↑ : polisitemia, hemokonsentrasi (dehidrasi) ukuran RBC anemia
↓ : anemia, hemodilusi, massive blood loss normositer
aplastik
 Diff. Count
Eo / Ba/ St / Sg/ Li /Mo anemia
1-3/ 0-1/0-7/50-65/25-40/4-10 hemolitik
- Eosinofil : ↑ (alergi, infeksi cacing)
def. fe
- Basofil : ↑ (CML, polisitemia, leukemia
Granuler, inf. Kronik) mikrositer
- Neutrofil :↑ (apendisitis, pneumonia, peny. kronis
tonsilitis, meningitis, abses)
 Hitung WBC
- Monosit : ↑ (TB, tifoid, LL, SLE, RA, inf.
Neutropenia(tifoid, inf.virus & protozoa)
Bakteri)
Etiologi :
- Limfosit : ↑ (morbili, LL, inf. Kronis, sifilis,
- gg. Pembentukan neutrofil (supresi
Pertusis, CLL)
bone marrow akibat kloramfenikol)
↓ (SLE, Limfoma hodgkin,
- Idiopatik (tifoid)
sarkoiditis, radiasi)
Limfopenia
 Hitung RBC Etiologi :
↑ : polisitemia, leukopenia, trombositopenia - produksi ↓ (Limfoma Hodgkin)
↓ : leukositosis, limfositosis, trombositosis, - penghancuran ↑ (radiasi)
Polisitemia relatif (dehidrasi)
 RDW (Red Distribution Width)
Bentuk : N (bikonkaf)
↑ pada anemian hemolitik, def. Fe,
abN (sferosit, tear drom, cigar cell)
Thalasemia  Anisositosis
Warna : N (merah muda)

Warna Abnormal
Hipokrom Hiperkrom
Anemia def. Besi
Perdarahan
Anemia peny. Kronis
Hemolisis
Anemia refrakter

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 3


INTAKE HARIAN NEONATUS DOSIS AMINOSTERIL 6%
- 6 gram/100 cc
 Kalori - Dosis : 0,5 – 1 gr/kgbb/hari
D10 1/5 NS = 0,4 x cc Kcal - Ex :
D ¼ NS = 0,2 x cc Kcal BB = 3kg
D4 NS = 0,2 x cc Kcal  3 x 0,5 = 1,5 gr/hari
PD2 = 0,2 x cc Kcal 3 x 1 = 3 gr/ hari
PD4 = 0,2 x cc Kcal :. Range kebutuhan 1,5 – 3 gr/hari
ASI = 0,7 x cc Kcal
PASI = 0,63 x cc Kcal .:. Asam Amino : 2 – 4 gram / kgbb/hari
Aminosteril = 0,24 x cc Kcal
Interlipid = 1,8 x cc Kcal DOSIS ALBUMIN 20%
- 20 gram/100 cc
 Protein - ∆ albumin x BB x 0,8 = ..... gram
- Target : 3,5 – 4,5
ASI = 0,01 x cc Kcal
- Max : 1,5 gram/hari
PASI = 0,02 x cc Kcal
Aminosteril = 0,06 x cc Kcal

KEBUTUHAN ELEKTROLIT DOSIS INTRALIPID 20% (LEMAK)

Kalium 1 – 2 meq 1 meq = 1 cc - u/ maturasi saraf dan retina


Natrium 2 – 4 meq 1 meq = 2cc NaCl 3% - 0,5 – 1 gram/kgbb/ hari
Kalsium 45 gram 1 cc CaGlukonas = 9mg Ca

KEBUTUHAN

 Kebutuhan cairan infus maintenance  Kebutuhan protein


(cc/ kgbb/hari) Umur (tahun) Kebutuhan protein
Berat Badan Kebutuhan Cairan (gram/kgbb/hari)
≤ 3 kg 150 – 180 0 – 0,5 2,5
3 – 5 kg 120 – 130 0,5 – 1 2,5
5 – 10 kg 100 – 110 1–3 2
10 – 15 kg 80 – 85 4–6 1,8
15 – 20 kg 60 – 65 6 – 10 1,5
dewasa 50 – 60 10 – 14 1 – 1,5
*) u/ bayi yang tidak diketahui BB lahir, mka
kebutuhan cairannya (200 cc/ kgbb/hari) *) Prinsip pemberian cairan oral
*) cairan untuk KEP berat -- BBLR = cairan (cc)/12x/hari
 (+) edema  kwasiorkor 100cc/kgbb/hari -- BBLC = cairan (cc) / 8x/hari
 (-) edema marasmus 130cc/kgbb/hari

 Kebutuhan kalori (Holiday Sigar)


< 10 kg 100 kkal/kgbb/hari
10 – 20 kg 1000 kkal + (50 x selisih (BB-10))
>20 kg 1500 kkal + (20 x selisih (BB-20))

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 4


TANDA-TANDA VITAL PENILAIAN DEHIDRASI

 Tekanan darah Penilaian Rencana Rencana Rencana


Umur Sistolik Diastolik Terapi A Terapi B Terapi C
Neonatus 85 – 100 51 – 65 KU Normal Rewel Lesu
Bayi 87 –105 53 – 66 Tidak
Toddler 95 – 105 53 – 66 sadar
Sekolah 97 – 112 57 – 71 Air mata Normal Cekung Sangat
Remaja 112 – 128 66 – 80 (Lengkung) cekung
Mulut Basah Kering Sangat
 Pernapasan kering
Usia x/menit Haus (-) Sangat Malas
Bayi prematur 40 – 60 haus minum
Neonatus 30 – 60 Turgor 2–5 5 – 10 >10
1 – 2 tahun 25 – 50 detik detik detik
2 – 5 tahun 20 – 30 Derajat Non Ringan - Berat
5 – 10 tahun dehidrasi sedang
10 – 15 tahun 15 - 30
Dewasa Rencana Terapi A
- beri carian rumah tangga lebih banyak (air
 Denyut Jantung tajin, sup, susu, ASI)
- makan cukup
Usia x/menit
- oralit :
Bayi 120 – 160
- < 1 tahun = 50 – 100 cc/BAB
Toddler 70 – 120
- 1 – 4 tahun = 100 – 200 cc/BAB
Pra sekolah 60 – 90
- > 5 tahun = 200 – 300 cc/ BAB
Sekolah 60 – 90
Remaja 50 – 90 Rencana Terapi B
*) kalau demam HR bisa >200x/menit pada bayi - Oralit : 25 cc/kgbb  dalam 3 jam I
- Oralit : (jika BB tidak diketahui)
 Suhu - < 1 tahun = 300 cc
< 35,5 Hipotermi berat - 1 – 5 tahun = 600 cc
35,5 – 36,5 Hipotermi sedang - > 5 tahun = 1.200 cc
36,5 – 37,5 Suhu normal
37,5 – 38,3 Demam Rencana Terapi C
38,4 – 39,9 Hipertermia - Inf. RL/NaCl 0,9%
40,0 – 41,5 hiperpireksia Pemberian I Pemberian II
Umur (jam) (jam)
30cc/kgbb 70cc/kgbb
< 1 tahun 1 jam 5 jam
≥ 1 tahun 1/2 jam 2 ½ jam

*) setelah 3 – 6 jam, evaluasi, planning


Rencana terapi A, B, C atau maintenance

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 5


TAHAP PERTUMBUHAN ANAK

Taham Pertumbuhan Anak Berat Badan


1. Preterm newborn infant Rumus Perkiraan BB :
2. Term newborn infant ( 0 – 28 hari) .: usia 3 – 12 bulan = (𝑢𝑠𝑖𝑎 (𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)+9
2
) kg
3. Infant and toddlers ( >28 hari – 23 bulan) .: usia 1 -6 tahun = ((usia (tahun) x 2)+8) kg
4. Children ( 2 – 11 tahun)
5. Adolescent ( 12 – 18 tahun)

Tinggi Badan Panjang Badan


Usia Perkiraan TB Usia Penambahan panjang
Lahir 50 cm 0 – 3 bulan 3,5 cm/bulan
1 tahun 75 cm 3 – 6 bulan 2,0 cm/bulan
2 – 12 tahun ((Umur (th) x 6 )+ 77) cm 6 – 9 bulan 1,5 cm/bulan
9 – 12 bulan 1,2 cm/bulan
1 – 3 tahun 1,0 cm/bulan
4 – 6 tahun 3,0 cm/bulan

BERAT BADAN IDEAL


Penambahan BB
Usia Penambahan BB - < 3 bulan  (n+2) : 9
1 – 3 bulan 700 – 1000 gr/bulan - 3 – 12 bulan  (n:2) + 4
3 – 6 bulan 500 – 600 gr/bulan - 1 – 6 tahun  2n + 8
6 – 9 bulan 250 – 450 gr/bulan - > 6 tahun  (7n-5) : 2
9 – 12 bulan 250 – 350 gr/bulan

STATUS GIZI (WATERLOW, 1972)

𝑩𝑩 𝑩𝑩 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍
𝑻𝑩
% = 𝑩𝑩 𝒃𝒂𝒌𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑻𝑩 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 x 100%

> 120 % Obesitas


111 – 120 % Gizi Lebih
90 – 109 % Gizi Baik
70 – 89 % Gizi Kurang
< 70 % Gizi Buruk

> 80 % Baik
70 – 79 % KEP ringan
60 – 69 % KEP sedang
< 60 % KEP berat

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 6


BALANCED CAIRAN

Insensible Water Loss


[10% 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑥 ∆𝑘𝑒𝑛𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢] + 𝐼𝑊𝐿 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

Ex : BB = 30 kg, demam 390C, suhu awal 370C . input


cairan 200 cc

= [10% 200𝑐𝑐 𝑥 (39 − 37)] + 15𝑐𝑐 𝑥 30


= [20𝑐𝑐 𝑥 2] + 450
= 490 𝑐𝑐

RUMUS TETESAN INFUS

Transfusi set Makro Mikro


(1 cc = 15 tetes) ( 1 cc = 20 tetes) ( 1 cc = 60 tetes)
𝑐𝑐 𝑐𝑐 𝑐𝑐
𝑡𝑝𝑚 = 𝑡𝑝𝑚 = 𝑡𝑝𝑚 =
4 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚 3 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚 1 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
𝑐𝑐 𝑐𝑐 𝑐𝑐
𝑡𝑝𝑚 = 𝑡𝑝𝑚 = 𝑡𝑝𝑚 =
96 72 24

KALORI CAIRAN INFUS

LAKTAT GLUKOSA KALORI


Ringer Laktat 27 mmol/L - -
NaCl 0,9% - - -
D5 - 50 gram/L 200 kal/L
D10 - 100 gram/L 100 kal/L
PD5 - 50 gram/L 200 kal/L

CONTOH SOAL:

Bayi 2.200 gram


 dosis aminosteril 6% (kebutuhan protein) 2 – 4 gram/kgbb/hari
 dosis intralipid 20% (kebutuhan lemak)  0,5 – 1 gram /kgbb/hari

Kebutuhan protein = 2,2 x 2 = 4,4 sampai =2,2 x 4 = 8,8 ( 4,4 – 8,8 gram /hari)  4,5 gram
6 𝑔𝑟𝑎𝑚 4,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
 aminosteril = = . Jadi, aminosteril yang dibutuhkan 75 cc
100 𝑐𝑐 75 𝑐𝑐
Kebutuhan lemak = 2,2 x 0,5 = 1,1 sampai = 2,2 x 1 = 2,2 (1,1 – 2,2 gram /hari)  1,5 gram
20 𝑔𝑟𝑎𝑚 1,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
intralipid = 100 𝑐𝑐
= 7,5 𝑐𝑐
. Jadi, intralipid yang dibutuhkan 7,5ccc

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 7


TERAPI CAIRAN

 Kontraindikasi
Mutlak tidak ada kecuali bila keluarga
pasien menolak (tandatangan penolakan)
 Macam cairan infus pilihan  D10  Glukosa 10%
 Resusitasi pasien syok  D40  Glukosa 40%
o Ringer laktat  Ringer Laktat
o Ringer asetat ( untuk pasien dgn gg. Na+ 131 mmol/L
Faal hepar) K+ 5 mmol/L
 Kasus diare Cl- 111 mmol/L
o Ringer Dextrose 1:1 Ca2+ 2 mmol/L
o KaEN 3B (untuk pasien hipokalemi, HCO3 29 mmol/L
diare dengan kembung)  Ringer Dextrose
 Kasus demam berdarah Glukosa 27,5 gram
o Ringer Dextrose 1:1 NaCl 4,3 gram ~ Na+ 147,1 mEq/L
o PZ : Dextrose 1:1 KCl 0,15 gram ~ K+ 4 mEq/L
 Kasus KEP berat RD 1:1 CaCl2 0,165 gram ~ Ca2+ 4,5 mEq/L
o Ringer Dextrose 1:1 ~ Cl- 155,6 mEq/L
 Terapi maintenance  PD 4  D5 ¼ NS
 Neonatus sesuai dengan GIR  500 cc (1 flash) berisi 100 kkal
termasuk kasus diare  Glukosa 25 gram dan NaCl 1,125 gram
 1 – 3 bulan : PD4  PD 2 D5 ½ NS
 > 3 bulan : PD 2 (termasuk kasus  500 cc( 1 flash)
juvenile diabetes)  Glukosa 25 gram dan NaCl 2,25 gram
 Kebutuhan cairan infus maintenance Nb :
BB Kebutuhan Untuk usia neonatus ( >7 hari)
≤ 3 kg 150 – 180 cc/kgbb/hari - bila BB saat ini lebih rendah dari BBL
3 – 5 kg 120 – 130 cc/kgbb/hari  buat kebutuhan sesuai umur dalam hari
5 – 10 kg 100 – 110 cc/kgbb/hari dengan ukuran berat badan lahir
10 – 15 kg 80 – 85 cc/kgbb/hari -bila BBL tidak diketahui
15 – 20 kg 60 – 65 cc/kgbb/hari  kebutuhan cairan 200cc/kgbb/hari
dewasa 50 – 60 cc/kgbb/hari

TERAPI CAIRAN
RESUSITASI RUMATAN
Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi
Asering Otsutrans-40 KA-EN 3B Amipa Ten
Ringer laktat Otsutrans-70 KA-EN 3A Aminovel
Normal saline KA-EN 1B Pan-amin G
KA-EN 4A Paed KA-EN MG 3
KA-EN 4B Paed MARTO 5 10
TRIPAREN

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 8


GLUCOSE INFUSE RATE

 Definisi
Konsentrasi glukosa neonatus berhubngan sangat erat dengan kecepatan infus glukosa. GIR
secara istilah menunjukkan seberapa banyak glukosa dalam miligram per kgbb neonatus per
menitnya (mg/kgbb/menit). GIR dapat dihitung melalui rumus dibawah :
Rumus 1 :
𝑚𝑔
𝑘𝑔𝑏𝑏 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 (𝑐𝑐/𝑘𝑔𝑏𝑏/𝑗𝑎𝑚)𝑥 𝐷%
𝐺𝐼𝑅 ( )=
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 6 𝑥 𝑘𝑔𝑏𝑏

Rumus 2 :
𝑐𝑐
𝑘𝑔𝑏𝑏
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ( ) 𝑥 𝐷%
ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐺𝐼𝑅 =
144
Rumus 3:
𝑐𝑐
𝑘𝑔𝑏𝑏
𝐺𝐼𝑅 = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ( ) 𝑥 𝐷% 𝑥 0,007
ℎ𝑎𝑟𝑖

Untuk menghitung menggunakan rumus 1 (sama dengan rumus 2). Pertama, tentukan
kebutuhan cairan neonatus perharinya dalam cc/kgbb/hari dan dikonversi ke dalam
ml/kgbb/menit dengan membaginya dengan 1440

Apabila D10% yang digunakan , kalikan hasil diatas dengan 100 untuk mendapatkan GIR (untuk
rumus 2) dalam cc/kgbb/menit.
Ingat !
 D10% didalamnya terdapat 100 mg/ml dekstrose
 D5% didalamnya terdapat 50 mg/ml dekstrose
 D7,5% didalamnya terdapat 75 mg/ml dekstrose

Contoh soal :
Neonatus 3 kg, kebutuhan cairannya 70 cc/kgbb/hari. Cairan infus D10% !
Rumus 1 :
70 𝑥 3 ∶ 24 𝑥 10 𝑚𝑔
𝐺𝐼𝑅 = = 4,8 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
6𝑥3 𝑘𝑔
Rumus 2:
70 𝑥 10 𝑚𝑔
𝐺𝐼𝑅 = = 4,86 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
144 𝑘𝑔
Rumus 3 :
𝑚𝑔
𝐺𝐼𝑅 = 70 𝑥 10 𝑥 0,007 = 4,9 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑘𝑔
 Perhatian !
- GIR yang dianjutkan 4 – 8 mg/kgbb/menit
- Neonatus dengan usia < 3hari dengan alasan maturitas ginjal ; digunakan cairan yang tidak
mengandung elektrolit :
o D10 untuk BBL ≥ 1 kg
o D5 untuk BBL < 1 kg

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 9


- Usia 3 hari bisa digunakan D10 1/5 NS (hitung GIR yang didapat pasien)
Cek elektrolit  jika balance, lakukan rumatan ini :
o Ca glukonas bisa diberikan hari ke-1 (1 cc/kgbb/hari, 1x pemberian)
o Drip KCl 5 cc pada cairan infus D10 1/5 NS. Ingat ! KCl tidak boleh diberikan bolus
- Jika terpaksa membuat cairan GIR dan elektrolit sendiri lakukan secara steril

- Asam amino (Aminosteril 6%)


Berikan sediini mungkin terutam pada pasien yang diperkirakan dipuasakan atau
kebutuhan nutri tidak terpenuhi secara adekuat
bisa diberikan hari I (2 – 4 gram/kgbb/hari)
 perhatian :
Untuk dapat gizi yang seimbang jangan memberikan protein > 20% dari total kalori yang
didapat
Jangan lupa menghitung protein dari ASI dan PASI

- Lemak (intralipid 20%)


Dosis : 0,5 – 1 gram/kgbb/hari secara syringe pump jalur terpisah dari nutrisi lain (protein)
Hati-hati pada pasien hiperbilirubinemia
Perkembangan maturasi saraf dan retina karena asam linoleat merupakan prekursor asam
arachidonat dan DHA, sebagai kendaraan bagi vitamin yang larut dalam lemak

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 10


TRANSFUSI DARAH

 Yang perlu diperhatikan :  Kontraindikasi :


1. Jangan transfusi kalau pasien lagi  Sebaiknya dihentikan atau diganti
demam dengan darah yang lain
2. Sebaiknya transfusi dihentikan/diganti  Pertimbangkan kemungkina timbul
dgn darah lain kalau terjadi reaksi hemolisis :
alergi seperti : -- peningkatan suhu tubuh
- urtikaria -- ikterus (kadang-kadang)
- peningkatan suhu tubuh -- Hb malah turun
3. Pertimbangkan kemungkinan hemolisis
- peningkatan suhu tubuh
- ikhterus
- malah terjadi penurunan Hb
 Jenis darah yang diperlukan :
1. PRC 3. Plasma
Untuk anemia gravis tanpa perdarahan - mengatasi kasus syok, bila dengan
nyata pemberian RL/RA
𝐻𝑏 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 − 𝐻𝑏 𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑥 80%𝑥𝐵𝐵 (𝑘𝑔) - pada kasus hipoalbumin, tambahkan
(𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ)𝑐𝑐 =
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐻𝑏 𝑑𝑜𝑛𝑜𝑟 (22 − 24𝑔𝑟%) dengan albumin juga
- dosis :
2. FWB plasma  10cc/kgbb/jam
Anemia dengan perdarahan nyata (max 30cc/kgbb/jam)
- neonatus yang ikterus; nilai bilirubin Albumin 1 gr/kgbb/jam
indirek lebih tinggi dari bilirubin
direk (𝐴𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 20%) 𝑐𝑐 = ∆ 𝑎𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑥 5
- dosis (𝐴𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛 𝑓𝑢𝑙𝑙 )𝑐𝑐 = ∆ 𝑎𝑙𝑏𝑢𝑚𝑖𝑛𝑥𝑘𝑔𝑏𝑏 𝑥 0,8
𝐻𝑏 𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 − 𝐻𝑏 𝑖𝑛𝑖𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑥 80%𝑥𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
(𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ)𝑐𝑐 = 4. Trombosit
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐻𝑏 𝑑𝑜𝑛𝑜𝑟 (12 − 15 𝑔𝑟%)
- Pada kasus trombositopenia
- Dosis : 1 unit TC/5kgbb  dlm ½-4 jam
- cara
- 1 unit TC dpat ↑ 5000 trombosit
 kasus perdarahan ~ darah keluar
kasus non perdarahan :
10 – 15 cc/kgbb/hari
<50 cc/hari : bisa perbolus @6jam
>50cc/hari : perdrip max 20 tpm

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 11


SOAP PERINATOLOGI

S/
Telah lahir bayi dengan jenis kelamin :
Pada hari/tanggal :
Dari ibu : G_P_A_
Lahir : Spontan/SC/vakum
Atas indikasi (a/i) :
Operator (ditolong oleh) :
Lahir : langsung menangis / tidak langsung menangis
Apgar Score (AS) :
Ketuban : jernih / keruh / mekoneal
UK ( ) menurut BS : _______ minggu
Cacat : +/-
Caput suksadenum : +/-
Cephal hematom : +/-
Anus : +/-
BBL (______gram)
PB (______cm)
LK (______cm)
LD (______cm)
LA (______cm)

O/
KU : Buruk/ Baik/ Cukup
TTV : FJ = _____ FP=_____ Tax=_____CRT=_____
K/L : a/i/c/d = / / /
Normocephal +/-
Caput suksadenum +/-
Cephal hematom +/-
Pembesaran KGB +/-
Thoraks : simetri +/-
Retraksi +/-
Cor S1S2 tunggal ekstrasistol +/- gallop +/- murmur +/-
Pulmo vesikular +/- wheezing +/- rhonki +/-
Abdom : cembung/flat/fatty/scaphoid
Soepel
Timpani /hipertimpani/redup
Bising Usus +/- ↑/↓
Ext : Akral hangat +/- oedema +/-
Integum : ikterus +/-
Purpura +/-
Sianosis +/-
Ptekie +/-

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 12


A/
- BBLC / BBLR/ BBLSR
 BBLC : 2500 – 4000 gram
 BBLR : 1500 – 2499 gram
 BBLSR : 1000 – 1499 gram
 BBLASR : < 1000 gram

- NCB/ NKB/ NLB


- BMK/ SMK/ KMK
- lahir spontan/ lahir SC a/i _____________
Ketuban _____________
AS _____________
- UKBS _____________
- hipotermi/ hiperkalemia/ dyspneu

P/
- observasi TTV
- observasi tanda infeksi
- observasi gawat napas
- ekstra lampu / jaga kehangatan / termoregulasi
- perawatan tali pusat
- cek DL
- usul : pelatihan menyusui
- terapi : kebutuhan cairan : ___________ kebutuhan oral : ___________

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 13


SOAP PEDIATRI

S/
KU :
Riw. Peny. Sekarang :
Riw. Peny. Dahulu :
Riw. Peny. Obat :
Riw. Peny. Keluarga :
Riw. Kehamilan :
Selama hamil diperiksa di _______________
ANC teratur ( Ya / Tidak)
Konsumsi jamu saat hamil ( Ya / Tidak)
Riw. Persalinan :
Anak lahir dari ibu G_P_A_
Persalinan Pervaginam Spontan atau SC a/i ______________
Langsung menangis ( Ya/ Tidak)
Apgar Score :
UKBS : (intinya, lahir cukup bulan atau prematur)
Riw. Imunisasi :
Hep. B :
BCG :
Polio :
DPT :
Campak :
Riw. Makan - minum :
0 – 6 bulan : ASI Eksklusif
6 – 8 bulan : ASI dan MP-ASI
8 bulan – sekarang :
Riw. Peny. TumBang :
Motorik Kasar :
- mengangkat kepala : ( 0 – 3 bulan)
- tengkurap : ( 3 – 6 bulan)
- duduk : ( 6 – 9 bulan)
- berdiri : (9 – 12 bulan)
- berjalan : ( 12 – 13 bulan)
- bicara : ( 12 – 13 bulan)
Motorik Halus :
- tertawa
- pegang benda
- bahasa / kata – kata
- bermain

O/
KU : Buruk/ Baik/ Cukup
TTV : FJ = _____ FP=_____ Tax=_____CRT=_____
K/L : a/i/c/d = / / /
Normocephal +/-

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 14


Pembesaran KGB +/-
Thoraks : simetri +/-
Retraksi +/-
Cor S1S2 tunggal ekstrasistol +/- gallop +/- murmur +/-
Pulmo vesikular +/- wheezing +/- rhonki +/-
Abdom : cembung/flat/fatty/scaphoid
Soepel
Timpani /hipertimpani/redup
Bising Usus +/- ↑/↓
Ext : Akral hangat +/- oedema +/-
Integum : ikterus +/-
Purpura +/-
Sianosis +/-
Ptekie +/-
A/

P/
- observasi TTV
- observasi tanda infeksi
- cek DL
- terapi : kebutuhan cairan : ___________ kebutuhan oral : ___________

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 15


IMUNISASI

IMUNISASI

IMUNISASI PPI IMUNISASI NON PPI


- BCG - HiB
- Hep. B - MMR
- Polio - Demam Tifoid
- Campak - Varisela
- DPT -Hep. A

PREFACE
 Definisi :
Imunisasi adalah meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu Ag,
sehingga bila ia terpapa pada Ag yang serupa tidak terjadi penyakit.
 Tujuan
- mencegah terjadinya penyakit tertentu
- menghilangkan penyakit tertentu (transmisinya manusia)

IMUNISASI

IMUNISASI PASIF
IMUNISASI AKTIF Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh,
Kekebalan dibuat oleh tubuh sendiri akibat bukan oleh individu itu sendiri, misalnya
terpapar pada Ag seperti pada imunisasi kekebalan bayi yang diperoleh dari ibu,
atau terpapar secara alamiah setelah pemberian Ig serum
--> berlangsung lama --> tidak berlangsung lama

 Respon Imun
Respon tubuh terhada Ag, untuk mengeliminasi Ag tersebut.
 Primer
o Respon imun yang terjadi pada paparan pertama kali dengan Ag
o Ab yang terbentuk IgM dengan titer yang rendah
 Sekunder
o Respon imun yang terjadi pada paparan setelah paparan pertama kalinya
dengan Ag yang serupa
o Ab yang terbentuk IgG dengan titer yang tinggi  sel memori mengalami
transformasi, proliferasi, diferensiasi
 Keberhasilan Imunisasi tergantung faktor
 Status imun
Adanya Ab spesifik pada pejamu  keberhasilan vaksinasi, misalnya : campak pada
bayi dan kolustrum ASI ( IgA polio)

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 16


Maturasi imunologik, neonatus  fungsi makrofag↓, kadar komplemen, aktivasi
optonin ↓
Pemberian Ab spesifik terhadap Ag kurang  hasil vaksinasi ↓  ditunda sampai
umur 2 bulan
Apabila diharapkan :
o Cakupan imunisasi semaksimal mungkin
o Frekuensi penyakit ↑, dampaknya pada neonatus berat  imunisasi dapat
diberikan pada neonatus
o Status imunologik ↓  respon terhadap vaksin kurang
 Faktor genetik pejamu
o Secara genetik respon imun manusia terhadap Ag tertentu  baik, cukup,
rendah
o Keberhasilan vaksinasi tidak 100%
 Kualitas – kuantitas vaksin
 Cara pemberian
Polio oral  imunitas lokal dan sistemik
 Dosis vaksin
Tinggi  menghambat respon menimbulkan efek samping
Rendah  tidak merangsang sel imunokompeten
 Frekuensi pemberian
Respon imun sekunder  sel efektor aktif lebih cepat, lebih tinggi produksinya, afinitas lebih
tinggi.
Frekuensi pemberian mempengaruhi respon imun yang terjadi
Bila vaksin berikutnya diberikan pada saat kadar Ab spesifik masih tinggi, Ag dinetralkan oleh
Ab spesifik  tidak merangsang sel imunokompeten
 Ajuvan
Zat yang meningkatkan respon imun terhadap Ag
 Mempertahankan Ag tidak cepat hilang
 Mengaktifkan sel imunokompeten
 Jenis vaksin
Vaksin hidup menimbulkan respon imun lebih baik
 Faktor epidemiologik
Menentukan saat pemberian vaksin
 Kandungan Vaksin
 Antigen  virus, bakteri
 Vaksin yang dilemahkan : polio, campak, BCG
 Vaksin mati : pertusis
 Eksotoksin : toksoid difteri, tetanus
 Ajuvan  persenyawaan Aluminium Sulfat
 Cairan pelarut  air,garam fisiologis
 Hal-hal yang merusak vaksin
 Panas  semua vaksin
 Sinar matahari  BCG
 Pembekuan  toxoid
 Desinfeksi / antiseptik  sabun

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 17


 Jadwal imunisasi
 Untuk keseragaman
 Mendapatkan respon imun yang baik  berdasarkan keadaan epidemiologi,
prioritas penyebab kematian, kesakitan

PPI
Non- PPI
(Program Pengembangan Imunisasi)
• BCG • Hib --> meningitis
• Polio • Typhim --> tifoid
• DPT • Varilrix --> varisela
• campak • MMR --> Measles, Mumps, Rubella
• Hepatitis B • Havrix --> Hepatitis A
• TT ibu hamil

Imunisasi Ulangan (Booster):


 Sering tidak diperhatikan
 Meningkatkan titer Ab yang mulai turun

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 18


Cold Chain (Rantai Dingin):
 Vaksin harus disimpan dalam keadaan dingin mulai dari pabrik sampai ke sasaran
 Simpan vaksin di lemari es pada suhu yang tepat 2 – 8 0C
 Pintu lemari harus selalu tertutup, terkunci
 Simpan termometer untuk memonitor lemari es
 Taruh vaksin Polio, Campak pada rak dekat freezer
 Untuk membab vaksin ke posyandu harus mengguhkan vaccine carrier/termos yang berisi es

A. BCG (BACILLE CALMETE GUARIN)


 Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari infeksi M.tuberculosa 100%
tapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Ditemukan oleh Calmette
Guerin.
 Sediaan : bubuk kuning harus dilarutkan dengan 4 cc NaCl0,0%, setelah dilarutkan harus
segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang.
 Kandungan : bakteri hidup yang dilemahkan (M.bovis)
 Waktu pemberian : 0 – 2 bulan ( intinya sebelum usai 2 bulan)
*) kalau sudah lebih dari 2 bulan  harus Mantoux Test
≥ 10 mm (+) Px TB  Pemeriksaan TB
6 – 9 mm (ragu)  ulang 2 minggu
< 5 mm (- )  imunisasi BCG
- untuk menunjukkan apakah pernah kontak dengan M.TB
*) Mantoux Test (PPD test)  PPD (protein)
1. 0,1 cc di injeksikan I.C. di flexor lengan bawah
2. Dibawa setelah 48 – 72 jam
 Cara pemberian imunisasi :
1. Diberikan secara intrakutan/intradermal (desinfeksi dulu, suntikkan secara IC/ID, letakkan
jarum hampir sejajar dengan lengan anak dengan ujung jarum yang berlubang
menghadap keatas)
Kenapa suntikan IC?
- vaksin BCG  lapisan chorium kulit sebagai depo  berkembang biak  reaksi indurasi
Eritema, pustula
- setelah cukup berkembang  subkutan  kapiler  kel. Limfe  peredaran darah
- masalah : bayi kulit tipis  IC sulit, sering kebabas jadi SC
2. Suntikkan 0,05 cc vaksin IC, merasakan ada tahanan dan muncul benjolan kulit yang pucat
dengan pori-pori yang jelas diameter 4 – 6 mm
3. Di insersio M.deltoid (mudah, jaringan lemak subkutan sedikit) kanan
4. Tidak perlu imunisasi ulangan
 Dosis :
*) 0,05 cc  bayi < 1tahun
*) 1 cc  anak ≥ 1 tahun
 Kontraindikasi :
*) uji tuberkuli > 5 mm
*) sedang demam
*)imunosupresif (HIV, terapi kortikosteroid, radiasi, keganasan)
*)gizi buruk
 Sediaan :

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 19


bubuk kering berwarna kuning lalu dilarut dengan NaCl 0,9% 4cc  langsung dipakai dan hindari
sinar matahari.
Penyimpanan : suhu < 50C ( 2 – 8 0C), terhindari dari sinar matahari.
 Reaksi sesudah imunisasi :
Reaksi normal
 Lokal : 2 minggu = indurasi, eritema dan pustul
3 – 4 minggu = pustul pecah. Jadi ulkus lalu kering (tidak perlu pengobatan)
8 – 12 minggu= ulkus menjadi scar diameter 3 – 7 mm
pada kelenjar (membesar)  limfadenitis ( respon pertahanan tubuh)
- merupakan respon selular pertahanan tubuh
- 2 – 6 bulan sesudah imunisasi
- biasanya di kelenjar axilla dan supraklavikula ( padat, tidak nyeri, tidak demam)
- akan mengecil 1 – 3 bulan kemudian tanpa pengobatan
 Komplikasi :
o Abses ditempat suntikan
- abses bersifat tenang (cold abcess )  tidak perlu diterapi
- abses matang  aspirasi
o Limfadenitis supurativa
- oleh karena suntikan SC atau dosis tinggi
- terjadi 2 – 6 bulan sesudah imunisasi
- bila telah matang  aspirasi
-terapi tuberkulostatika  mempercepat pengecilan
 Reaksi pada yang pernah tertular TBC :
Koch Phnomen  reaksi lokal BCG berjalan cepat (2 – 3 hari sesudah imunisasi), 4 – 6
minggu timbul scar.

B. HEPATITIS B
 Vaksin berisi HbsAg murni
 Diberikan sedini mungkin setelah lahir oleh karena Indonesia daerah endermis Hepatitis
B
 Suntikan secara IM didaerah Deltoid atau paha, dosis 0,5 ml
 Penyimpanan vaksin pada suhu 2 – 8 0C
 Bayi lahir dari ibu HbsAg (+) diberikan Ig Hep B 12 jam setelah lahir ditambah imunisasi
hepatitis B, dosis kedua 1 bulan berikutnya, dosis ketiga 6 bulan berikutnya dan
imunisasi ulangan 5 tahun kemudian
 Kadar pencegahan anti HbsAg > 10 µg/ml.
 Produksi vaksin Hepatitis B di Indonesia, mulai program imunisasi pada tahun 1997

C. POLIO
 Vaksin dari virus polio yang dilemahkan
 Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, pipet
 Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 cc)
 Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 – 6 minggu
 Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI
 Anak diare  gangguan penyerapan vaksin, beri 1 dosis tambahan setelah 4 minggu

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 20


 Ada dua jenis vaksin
- IPV  salk
-OPV sabin  IgA lokal
 Penyimpanan pada suhu 2 – 8 0C

D. DPT
 Terdiri dari :
o Toxoid difteri  racun yang dilemahkan
o Pertusis  bakteri yang dimatikan
o Toxoid tetanus  racun yang dilemahkan
 Merupakan vaksin cair. Jika didiamkan sedikit berkabut endapan putih didasarnya
 Shake test melihat vaksi sudah membeku
 Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena reaktogenitas pertusis pada bayi kecil
 Dosis 0,5 ml secara intramuskular dibagian luar paha oleh karena otot yang paling besar
pada bayi
 Imunisasi dasar 3x, dengan interval 4 – 6 minggu
 Vaksin mengandung Aluminium fosfat jika diberikan subkutan menyebabkan iritasi
lokal, peradangan dan nekrosis setempat.
 Reaksi pasca imunisasi
- demam, nyeri pada tempat suntikan 1 – 2 hari  diberikan analgetik – antipiretik
- bila ada reaksi berlebihan pasca imunisasi  demam > 40 0C, syok imunisasi
selanjutnya DT atau DPaT

E. CAMPAK
 Vaksin dari virus hidup yang dilemahkan
 Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5 cc pelarut aquadest
 Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi bayi yang diperoleh
dari ibu
 Dosis 0,5cc, diberikan subkutan di lengan kiri
 Disimpan pada suhu 2 – 8 0C
 Efek samping demam, ruam setelah 7 – 12 hari pada suhu 2 – 8 0C
 Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian

F. HiB
 Untuk mencegah infeksi SSP oleh karena Haemofilus influenza tipe B
 Diberikan pada umur 2-4-6 bulan, pada anak > 1 tahun, diberikan 1 kali
 Vaksin dalam bentuk beku kering dan 0,5 cc pelarut dalam semprit
 Dosis 0,5 cc diberikan intramuskular
 Disimpan pada suhu 2 – 8 0C
 Di Asia belum diberikan rutin
 Imunisasi rutin diberikan di negara Eropa, Amerika, Australia

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 21


G. MMR
 Merupakan vaksin hidup yang dilemahkan terdiri dari :
o Measles (campak)
o Mumps (parotitis)
o Rubela (campak jerman)
 Diberikan pada umur 15 bulan. Ulangan umur 12 tahun
 Dosis 0,5 cc secara subkutan
 Sediaan vaksin MMR, Trimovax

H. TIFOID
 Tersedia 2 jenis vaksin :
o Suntikan (Typhim)  2 tahun
o Oral (Vivotif)  6 tahun. 3 dosis hari 1, 3 dan 5, kapsul diminum 1 jam sebelum
makan, ulangan tiap 5 tahun.
 Typhim (Typherix) diberikan dengan dosis 0,5 cc secara IM. Ulangan dilakukan setiap 3
tahun.
 Disimpan pada suhu 2 – 8 0C
 Tidak mencegah Salmonella para typhi A atau B

I. VARICELLA
 Bisa diberikan mulai umur 1 tahun, ulangan umur 12 tahun
 Vaksin varisela (varilrix) berisi virus hidup yang dilemahkan
 Kemasan beku kering disertai pelarut
 Vaksin diberikan secara subkutan
 Penyimpanan pada suhu 2 – 8 0C

J. HEPATITIS A
 Imunisasi diberikan pada anak umur > 2 tahun
 Imunisasi dasar 2x dengan interval 6 bulan
 Dosis vaksin 0,5 cc secara IM di daerah deltoid
 Sediaan vaksin : Havrix, Avaxim, Vaqta

Fdc (dr.) PEDIATRI Page 22


Fdc (dr.) PEDIATRI Page 23

Anda mungkin juga menyukai