CATATAN KOASS
PEDIATRI
dr. FDC
BERAT BADAN IDEAL KEBUTUHAN BBL
APGAR SCORE
Warna Abnormal
Hipokrom Hiperkrom
Anemia def. Besi
Perdarahan
Anemia peny. Kronis
Hemolisis
Anemia refrakter
KEBUTUHAN
𝑩𝑩 𝑩𝑩 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍
𝑻𝑩
% = 𝑩𝑩 𝒃𝒂𝒌𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑻𝑩 𝒂𝒌𝒕𝒖𝒂𝒍 x 100%
> 80 % Baik
70 – 79 % KEP ringan
60 – 69 % KEP sedang
< 60 % KEP berat
CONTOH SOAL:
Kebutuhan protein = 2,2 x 2 = 4,4 sampai =2,2 x 4 = 8,8 ( 4,4 – 8,8 gram /hari) 4,5 gram
6 𝑔𝑟𝑎𝑚 4,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
aminosteril = = . Jadi, aminosteril yang dibutuhkan 75 cc
100 𝑐𝑐 75 𝑐𝑐
Kebutuhan lemak = 2,2 x 0,5 = 1,1 sampai = 2,2 x 1 = 2,2 (1,1 – 2,2 gram /hari) 1,5 gram
20 𝑔𝑟𝑎𝑚 1,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
intralipid = 100 𝑐𝑐
= 7,5 𝑐𝑐
. Jadi, intralipid yang dibutuhkan 7,5ccc
Kontraindikasi
Mutlak tidak ada kecuali bila keluarga
pasien menolak (tandatangan penolakan)
Macam cairan infus pilihan D10 Glukosa 10%
Resusitasi pasien syok D40 Glukosa 40%
o Ringer laktat Ringer Laktat
o Ringer asetat ( untuk pasien dgn gg. Na+ 131 mmol/L
Faal hepar) K+ 5 mmol/L
Kasus diare Cl- 111 mmol/L
o Ringer Dextrose 1:1 Ca2+ 2 mmol/L
o KaEN 3B (untuk pasien hipokalemi, HCO3 29 mmol/L
diare dengan kembung) Ringer Dextrose
Kasus demam berdarah Glukosa 27,5 gram
o Ringer Dextrose 1:1 NaCl 4,3 gram ~ Na+ 147,1 mEq/L
o PZ : Dextrose 1:1 KCl 0,15 gram ~ K+ 4 mEq/L
Kasus KEP berat RD 1:1 CaCl2 0,165 gram ~ Ca2+ 4,5 mEq/L
o Ringer Dextrose 1:1 ~ Cl- 155,6 mEq/L
Terapi maintenance PD 4 D5 ¼ NS
Neonatus sesuai dengan GIR 500 cc (1 flash) berisi 100 kkal
termasuk kasus diare Glukosa 25 gram dan NaCl 1,125 gram
1 – 3 bulan : PD4 PD 2 D5 ½ NS
> 3 bulan : PD 2 (termasuk kasus 500 cc( 1 flash)
juvenile diabetes) Glukosa 25 gram dan NaCl 2,25 gram
Kebutuhan cairan infus maintenance Nb :
BB Kebutuhan Untuk usia neonatus ( >7 hari)
≤ 3 kg 150 – 180 cc/kgbb/hari - bila BB saat ini lebih rendah dari BBL
3 – 5 kg 120 – 130 cc/kgbb/hari buat kebutuhan sesuai umur dalam hari
5 – 10 kg 100 – 110 cc/kgbb/hari dengan ukuran berat badan lahir
10 – 15 kg 80 – 85 cc/kgbb/hari -bila BBL tidak diketahui
15 – 20 kg 60 – 65 cc/kgbb/hari kebutuhan cairan 200cc/kgbb/hari
dewasa 50 – 60 cc/kgbb/hari
TERAPI CAIRAN
RESUSITASI RUMATAN
Kristaloid Koloid Elektrolit Nutrisi
Asering Otsutrans-40 KA-EN 3B Amipa Ten
Ringer laktat Otsutrans-70 KA-EN 3A Aminovel
Normal saline KA-EN 1B Pan-amin G
KA-EN 4A Paed KA-EN MG 3
KA-EN 4B Paed MARTO 5 10
TRIPAREN
Definisi
Konsentrasi glukosa neonatus berhubngan sangat erat dengan kecepatan infus glukosa. GIR
secara istilah menunjukkan seberapa banyak glukosa dalam miligram per kgbb neonatus per
menitnya (mg/kgbb/menit). GIR dapat dihitung melalui rumus dibawah :
Rumus 1 :
𝑚𝑔
𝑘𝑔𝑏𝑏 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑖 (𝑐𝑐/𝑘𝑔𝑏𝑏/𝑗𝑎𝑚)𝑥 𝐷%
𝐺𝐼𝑅 ( )=
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 6 𝑥 𝑘𝑔𝑏𝑏
Rumus 2 :
𝑐𝑐
𝑘𝑔𝑏𝑏
𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ( ) 𝑥 𝐷%
ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐺𝐼𝑅 =
144
Rumus 3:
𝑐𝑐
𝑘𝑔𝑏𝑏
𝐺𝐼𝑅 = 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 ( ) 𝑥 𝐷% 𝑥 0,007
ℎ𝑎𝑟𝑖
Untuk menghitung menggunakan rumus 1 (sama dengan rumus 2). Pertama, tentukan
kebutuhan cairan neonatus perharinya dalam cc/kgbb/hari dan dikonversi ke dalam
ml/kgbb/menit dengan membaginya dengan 1440
Apabila D10% yang digunakan , kalikan hasil diatas dengan 100 untuk mendapatkan GIR (untuk
rumus 2) dalam cc/kgbb/menit.
Ingat !
D10% didalamnya terdapat 100 mg/ml dekstrose
D5% didalamnya terdapat 50 mg/ml dekstrose
D7,5% didalamnya terdapat 75 mg/ml dekstrose
Contoh soal :
Neonatus 3 kg, kebutuhan cairannya 70 cc/kgbb/hari. Cairan infus D10% !
Rumus 1 :
70 𝑥 3 ∶ 24 𝑥 10 𝑚𝑔
𝐺𝐼𝑅 = = 4,8 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
6𝑥3 𝑘𝑔
Rumus 2:
70 𝑥 10 𝑚𝑔
𝐺𝐼𝑅 = = 4,86 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
144 𝑘𝑔
Rumus 3 :
𝑚𝑔
𝐺𝐼𝑅 = 70 𝑥 10 𝑥 0,007 = 4,9 /𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑘𝑔
Perhatian !
- GIR yang dianjutkan 4 – 8 mg/kgbb/menit
- Neonatus dengan usia < 3hari dengan alasan maturitas ginjal ; digunakan cairan yang tidak
mengandung elektrolit :
o D10 untuk BBL ≥ 1 kg
o D5 untuk BBL < 1 kg
S/
Telah lahir bayi dengan jenis kelamin :
Pada hari/tanggal :
Dari ibu : G_P_A_
Lahir : Spontan/SC/vakum
Atas indikasi (a/i) :
Operator (ditolong oleh) :
Lahir : langsung menangis / tidak langsung menangis
Apgar Score (AS) :
Ketuban : jernih / keruh / mekoneal
UK ( ) menurut BS : _______ minggu
Cacat : +/-
Caput suksadenum : +/-
Cephal hematom : +/-
Anus : +/-
BBL (______gram)
PB (______cm)
LK (______cm)
LD (______cm)
LA (______cm)
O/
KU : Buruk/ Baik/ Cukup
TTV : FJ = _____ FP=_____ Tax=_____CRT=_____
K/L : a/i/c/d = / / /
Normocephal +/-
Caput suksadenum +/-
Cephal hematom +/-
Pembesaran KGB +/-
Thoraks : simetri +/-
Retraksi +/-
Cor S1S2 tunggal ekstrasistol +/- gallop +/- murmur +/-
Pulmo vesikular +/- wheezing +/- rhonki +/-
Abdom : cembung/flat/fatty/scaphoid
Soepel
Timpani /hipertimpani/redup
Bising Usus +/- ↑/↓
Ext : Akral hangat +/- oedema +/-
Integum : ikterus +/-
Purpura +/-
Sianosis +/-
Ptekie +/-
P/
- observasi TTV
- observasi tanda infeksi
- observasi gawat napas
- ekstra lampu / jaga kehangatan / termoregulasi
- perawatan tali pusat
- cek DL
- usul : pelatihan menyusui
- terapi : kebutuhan cairan : ___________ kebutuhan oral : ___________
S/
KU :
Riw. Peny. Sekarang :
Riw. Peny. Dahulu :
Riw. Peny. Obat :
Riw. Peny. Keluarga :
Riw. Kehamilan :
Selama hamil diperiksa di _______________
ANC teratur ( Ya / Tidak)
Konsumsi jamu saat hamil ( Ya / Tidak)
Riw. Persalinan :
Anak lahir dari ibu G_P_A_
Persalinan Pervaginam Spontan atau SC a/i ______________
Langsung menangis ( Ya/ Tidak)
Apgar Score :
UKBS : (intinya, lahir cukup bulan atau prematur)
Riw. Imunisasi :
Hep. B :
BCG :
Polio :
DPT :
Campak :
Riw. Makan - minum :
0 – 6 bulan : ASI Eksklusif
6 – 8 bulan : ASI dan MP-ASI
8 bulan – sekarang :
Riw. Peny. TumBang :
Motorik Kasar :
- mengangkat kepala : ( 0 – 3 bulan)
- tengkurap : ( 3 – 6 bulan)
- duduk : ( 6 – 9 bulan)
- berdiri : (9 – 12 bulan)
- berjalan : ( 12 – 13 bulan)
- bicara : ( 12 – 13 bulan)
Motorik Halus :
- tertawa
- pegang benda
- bahasa / kata – kata
- bermain
O/
KU : Buruk/ Baik/ Cukup
TTV : FJ = _____ FP=_____ Tax=_____CRT=_____
K/L : a/i/c/d = / / /
Normocephal +/-
P/
- observasi TTV
- observasi tanda infeksi
- cek DL
- terapi : kebutuhan cairan : ___________ kebutuhan oral : ___________
IMUNISASI
PREFACE
Definisi :
Imunisasi adalah meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu Ag,
sehingga bila ia terpapa pada Ag yang serupa tidak terjadi penyakit.
Tujuan
- mencegah terjadinya penyakit tertentu
- menghilangkan penyakit tertentu (transmisinya manusia)
IMUNISASI
IMUNISASI PASIF
IMUNISASI AKTIF Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh,
Kekebalan dibuat oleh tubuh sendiri akibat bukan oleh individu itu sendiri, misalnya
terpapar pada Ag seperti pada imunisasi kekebalan bayi yang diperoleh dari ibu,
atau terpapar secara alamiah setelah pemberian Ig serum
--> berlangsung lama --> tidak berlangsung lama
Respon Imun
Respon tubuh terhada Ag, untuk mengeliminasi Ag tersebut.
Primer
o Respon imun yang terjadi pada paparan pertama kali dengan Ag
o Ab yang terbentuk IgM dengan titer yang rendah
Sekunder
o Respon imun yang terjadi pada paparan setelah paparan pertama kalinya
dengan Ag yang serupa
o Ab yang terbentuk IgG dengan titer yang tinggi sel memori mengalami
transformasi, proliferasi, diferensiasi
Keberhasilan Imunisasi tergantung faktor
Status imun
Adanya Ab spesifik pada pejamu keberhasilan vaksinasi, misalnya : campak pada
bayi dan kolustrum ASI ( IgA polio)
PPI
Non- PPI
(Program Pengembangan Imunisasi)
• BCG • Hib --> meningitis
• Polio • Typhim --> tifoid
• DPT • Varilrix --> varisela
• campak • MMR --> Measles, Mumps, Rubella
• Hepatitis B • Havrix --> Hepatitis A
• TT ibu hamil
B. HEPATITIS B
Vaksin berisi HbsAg murni
Diberikan sedini mungkin setelah lahir oleh karena Indonesia daerah endermis Hepatitis
B
Suntikan secara IM didaerah Deltoid atau paha, dosis 0,5 ml
Penyimpanan vaksin pada suhu 2 – 8 0C
Bayi lahir dari ibu HbsAg (+) diberikan Ig Hep B 12 jam setelah lahir ditambah imunisasi
hepatitis B, dosis kedua 1 bulan berikutnya, dosis ketiga 6 bulan berikutnya dan
imunisasi ulangan 5 tahun kemudian
Kadar pencegahan anti HbsAg > 10 µg/ml.
Produksi vaksin Hepatitis B di Indonesia, mulai program imunisasi pada tahun 1997
C. POLIO
Vaksin dari virus polio yang dilemahkan
Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, pipet
Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 cc)
Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 – 6 minggu
Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI
Anak diare gangguan penyerapan vaksin, beri 1 dosis tambahan setelah 4 minggu
D. DPT
Terdiri dari :
o Toxoid difteri racun yang dilemahkan
o Pertusis bakteri yang dimatikan
o Toxoid tetanus racun yang dilemahkan
Merupakan vaksin cair. Jika didiamkan sedikit berkabut endapan putih didasarnya
Shake test melihat vaksi sudah membeku
Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena reaktogenitas pertusis pada bayi kecil
Dosis 0,5 ml secara intramuskular dibagian luar paha oleh karena otot yang paling besar
pada bayi
Imunisasi dasar 3x, dengan interval 4 – 6 minggu
Vaksin mengandung Aluminium fosfat jika diberikan subkutan menyebabkan iritasi
lokal, peradangan dan nekrosis setempat.
Reaksi pasca imunisasi
- demam, nyeri pada tempat suntikan 1 – 2 hari diberikan analgetik – antipiretik
- bila ada reaksi berlebihan pasca imunisasi demam > 40 0C, syok imunisasi
selanjutnya DT atau DPaT
E. CAMPAK
Vaksin dari virus hidup yang dilemahkan
Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5 cc pelarut aquadest
Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi bayi yang diperoleh
dari ibu
Dosis 0,5cc, diberikan subkutan di lengan kiri
Disimpan pada suhu 2 – 8 0C
Efek samping demam, ruam setelah 7 – 12 hari pada suhu 2 – 8 0C
Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian
F. HiB
Untuk mencegah infeksi SSP oleh karena Haemofilus influenza tipe B
Diberikan pada umur 2-4-6 bulan, pada anak > 1 tahun, diberikan 1 kali
Vaksin dalam bentuk beku kering dan 0,5 cc pelarut dalam semprit
Dosis 0,5 cc diberikan intramuskular
Disimpan pada suhu 2 – 8 0C
Di Asia belum diberikan rutin
Imunisasi rutin diberikan di negara Eropa, Amerika, Australia
H. TIFOID
Tersedia 2 jenis vaksin :
o Suntikan (Typhim) 2 tahun
o Oral (Vivotif) 6 tahun. 3 dosis hari 1, 3 dan 5, kapsul diminum 1 jam sebelum
makan, ulangan tiap 5 tahun.
Typhim (Typherix) diberikan dengan dosis 0,5 cc secara IM. Ulangan dilakukan setiap 3
tahun.
Disimpan pada suhu 2 – 8 0C
Tidak mencegah Salmonella para typhi A atau B
I. VARICELLA
Bisa diberikan mulai umur 1 tahun, ulangan umur 12 tahun
Vaksin varisela (varilrix) berisi virus hidup yang dilemahkan
Kemasan beku kering disertai pelarut
Vaksin diberikan secara subkutan
Penyimpanan pada suhu 2 – 8 0C
J. HEPATITIS A
Imunisasi diberikan pada anak umur > 2 tahun
Imunisasi dasar 2x dengan interval 6 bulan
Dosis vaksin 0,5 cc secara IM di daerah deltoid
Sediaan vaksin : Havrix, Avaxim, Vaqta