1
Laporan Kasus
DATA PASIEN
Nama : Tn. R
Usia : 58 tahun
Alamat : Kaliboto Lor, Jatiroto
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Suku : Jawa
DPJP : dr. Isbandiyah, Sp.PD
Tanggal : 31 Agustus 2020
Pukul : 18.30 WIB
HONK
• Kepala : Normocephali, rambut merata, tidak mudah dicabut
• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat, isokor
3mm/3mm, reflex cahaya +/+
• Keadaan Umum : Tampak sakit • Telinga : Sekret -/-, darah -/-, tanda radang -/-
sedang • Hidung
(-)
: Nafas cuping hidung (-), sekret -/-, septum deviasi
• Kesadaran : Apatis • Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-)
• Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid normal
• Tanda Vital • Thoraks
12,1
Pemeriksaan Laboratorium
Gula darah sewaktu High Albumin Positif/+1
(stick)
Hb 18.7 g/dL Reduksi Positif/+3
Ureum 258.6 mg/dL
Bilirubin Negatif/-
WBC 15.400 Creatinin 4.79 mg/dL
Urobilin Negatif/-
HCT 54.7 % SGOT 12 U/I Keton Positif/+2
1/9/20 lemas (+), nyeri dada KU/Kes : tampak sakit sedang, CM Honk - IVFD NaCl 0,9 % guyur 1-2L
kadang – kadang. BAK TD: 80/palpasi, N: 98 - IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
(-) dari pagi.
x/mnt, - Novorapid 10 IU bolus IV
RR: 20 x/mnt, T: 36,5 °C - Novorapid 5U/jam (pump)
SaO2 99% - Ceftriaxone 2 x 1gr
Mata : Anemis +/+, Ikterik -/- THT : DBN - Bila Td<100 setelah guyur Dopamin 3-10meq/kgBB
Thorax: Simetris, ves +/+, Rh - Cek GDA tiap 4 jam
-/-, Wh -/-
DM yang tidak
terkontrol Infeksi > 20-
hiperglikemia
keadaan dehidrasi
50% kasus
Kelainan
Obat - obatan
gastrointestinal
Wachtel TJ, Tetu-Mouradjian LM, Goldman DL, Ellis SE, O'Sullivan PS. Hyperosmolarity and acidosis in diabetes mellitus: a
three-year experience in Rhode Island. J Gen Intern Med. 1991 Nov-Dec;6(6):495-502. [PubMed] [Reference list] 4
PATOGENESIS
5
MANIFESTASI KLINIS
9
Manifestasi Klinis
Diabetes mellitus
Hiperosmolaritas
Penurunan
Defisiensi insulin
Diuresis osmotik kesadaran
ANAMNESIS
Pasien dengan HONK, umumnya berusia lanjut, belum diketahui mempunyai DM, dan pasien DM tipe:2 yang
mendapat pengaturan diet dan atau obat hipoglikemik oral. Seringkali dijumpai penggunaan obat yang semakin
memperberat masalah, misalnya diuretik. Keluhan pasien HONK ialah: rasa lemah, gangguan penglihatan, atau
kaki kejang.
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda-tanda dehidrasi berat seperti turgor yang buruk, mukosa pipi yang kering, mata cekung,
perabaan ekstremitas yang dingin dan denyut nadi yang cepat dan lemah. Dapat
pula ditemukan peningkatan suhu tubuh yang tak terlalu tinggi.
• Perubahan pada status mental dapat berkisar dari disorientasi sampai koma.
11
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Glukosa darah sangat tinggi (600-1200 mg/dl), tanpa tanda dan gejala asidosis,
• Osmolaritas plasma sangat meningkat (330-380 mOs/ml),
• Plasma keton (+/-),
• Anion gap normal atau sedikit meningkat.
DIAGNOSIS BANDING
11
TATALAKSANA
Pembahasan
Teori Kasus
- Epidemiologi - Pasien R, merupakan seorang
Data di Amerika laki - laki berusia 58 tahun dan
menunjukkan bahwa penderita DM tipe 2.
insidens HONK sebesar 17,5
per 100.000 penduduk.
Insiden ini sedikit lebih
tinggi dibanding insiden
KAD.
HONK lebih sering
ditemukan pada perempuan
dibandingkan dengan laki-
laki.
HONK lebih sering
ditemukan pada orang lanjut
usia, dengan rata-rata usia
onset pada dekade ketujuh.
Angka mortalitas pada
kasus HONK cukup tinggi,
sekitar 10-20%.
Teori Kasus
- Etiologi dan faktor pencetus
- Pada pasien ini faktor pencetus
HONK biasanya terjadi pada
HONK diduga dari pengobatan
pasien dengan usia lanjut
diabetes mellitus yang tidak terkontrol
intake sulit
dan terdapat infeksi pada pasien
Infeksi 57,1%
ISK.
- Gejala klinis
- Pada pasien ini didapati:
Lemas, letargi, disorientasi
Penurunan kesadaran
koma
Dehidrasi
Tanda dehidrasi turgor
Takikardi
Hipotensi
Teori
Kasus
- Diagnosis
- Pada pasien ini didapati:
Kadar glukosa > 600mg/dl
Pasien mengalami
Osmolaritas serum yang
penurunan kesadaran sejak
tinggi
± 1 hari yang lalu. Pasien
pH > 7,30
merupakan penderita DM 2
Keton minimal
dengan pengobatan tidak
Kalium dapat normal
teratur.
maupun meningkat
GDA : High
Ureum, creatinine dan
Keton urine: +2/Positif
hematokrit hamper selalu
Ureum : 258,6
meningkat
Kreatinin : 4,79
Teori
Kasus
- Tatalaksana
- Pada pasien ini didapati:
Rehidrasi cairan dengan
Dilakukan primary survey
estimasi cairan yang
dengan protokol ABCDE
diperlukan 100 ml/kgBB.
IVFD NaCl 0,9 % guyur 1-2L
Terapi insulin
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Koreksi elektrolit
Novorapid 10 IU bolus IV
Novorapid 5U/jam (pump)
Ceftiaxone 2 x 1gr
Bila Td<100 setelah guyur
Dopamin 3-10meq/kgBB
Cek GDA tiap 4 jam
Daftar Pustaka
1. Manaf A. Insulin: Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme. dalam Aru W, dkk, editor, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid III. Ed VI. Jakarta: Interna Publishing, 2014: 2350
2. Hyperglycemic crises in patients with diabetes mellitus. American Diabetes Association. Diabetes
Carevol 27 supplement; 2006.
3. Kitabchi AE, Fisher JN, Murphy MB, Rumbak MJ. Diabetic ketoacidosis and the hyperglycemic
hyperosmolar nonketotic state. In Joslin’s Diabetes Mellitus; 2010
4. Kahn CR, Weir GC, Eds. Diabetic ketoacidosis and the hyperglicemic hyperosmolar. Philadelphia: Lea
& Febiger.1998. h.738- 70
5. Tjokroprawiro, A. Diabetes Melitus – II. Divisi Endokrinologi dan Metabolisme. Departemen Penyakit
Dalam. FK Universitas Airlangga. Surabaya, 5 Maret 2012
6. Lipsky, BA et al. 2012 Infectious Diseases Society of America Clinical Practice Guideline for the
Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot Infections. CID 2012:54 (15 June) DOI: 10.1093/cid/cis346
7. PAPDI. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Hiperosmolar Hiperglikemia Non Ketoasidosis. hal. 2382-2385 .
Jakarta : EGC
TERIMA KASIH