Anda di halaman 1dari 24

PENDIDIKAN

AGAMA
ISLAM

334
PEMBELAJARAN PAI
KELAS XI. RPL / ANIMASI / DKV

PERTEMUAN KE-I
STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang kompetensi dalam kebaikan
KOMPETENSI DASAR
1.1. Membaca QS. Al-Baqarah : 148 dan QS. Fatir : 32

1) QS. Al-Baqarah : 148


ُِ ‫تُُأَﯾْﻦَُﻣَﺎُﺗَﻜﻮﻧﻮاُﯾَْﺄ‬
ُ‫تُﺑِﻜﻢ‬ ُِ ‫ھُﻮَُﻣﻮَﻟﱢﯿﮭَﺎُﻓَﺎﺳْﺘَﺒِﻘﻮاُاﻟْﺨَﯿْﺮَا‬ ُْ ‫َُوﻟِﻜﻞﱟُ ُِو‬
‫ﺟ‬
ُ
‫ا ُُُﷲ‬ ٌُ‫َﮭﺔ‬
‫ﺷُﻲُْءَُُُﻗِﺪﯾﺮ‬ َ ُ‫ﻞ‬
‫ﷲُﻋﻠَﻰُﻛ ﱢ‬
َ ‫نُ ا‬ ‫ُ ﱠ‬
ُِ ‫ﺟِﻤﯿﻌًُﺎُإ‬
َ
Artinya: “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah
akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah : 148)
2) QS. Fatir : 32
‫ُِﻣْﻨﮭُﻢ‬
َُ ‫ﺴِﮫُو‬ِ ‫ﻇﺎِﻟٌﻢُِﻟَﻨْﻔ‬
َ ُ‫َُﻧﺎَُﻓﻤُِْﻨﮭُْﻢ‬
ُِ ‫ﻋﺒَﺎد‬
ِ ُ‫ﻦ‬ ْ ‫ﺻﻄﻔَْﯿﻨَﺎُِﻣ‬
ْ ‫ﯾﻦُا‬
َ ‫ُُاﱠﻟِﺬ‬ َُ ‫ُْﺛﻨَﺎُاْﻟِﻜَﺘﺎب‬ ُْ ‫ُُﱠﻢأَُو‬
‫ُ ُ َُر‬ ‫ﺛ‬
ُ‫ُﻞ‬ُْ
‫ﻀ‬ ُ‫ﻚ‬
َ ‫ُِﻟ‬ َُ ‫ﷲُذ‬
ِ ‫ُُ ا‬ُِ ‫ُن‬ ُْ ‫ُُِﺑِﺈذ‬
ُِ ‫ُﯿَْﺮات‬
َُ ُ‫ﻖ‬
‫ﺨ‬ ٌ ‫ُﺎِﺑ‬ َُ
‫ﺳ‬ ‫ُِﻣْﻨ‬
‫ُ َُو‬ ُِ َ‫ﻣﱡﻘْﺘ‬
‫اْﻟَﻜِﺒﯿﺮ‬ ‫ھَُُﻮا ُُْﻟَﻔ‬ ْ‫ِﺑﺎﻟ‬ ‫ﺼٌﺪ ﮭْﻢ‬
Artinya: “Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di
antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri
dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih
dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat
besar”. (QS. Fatir : 32)

LATIHAN SOAL
‫ﻦَُﻣﺎُ ُِتُﺑُِﻜﻢُاﷲ‬ َ ‫ُْﯾ‬
َُ ‫ُُأ‬
ُِ ‫ُات‬
‫َُﺮ‬ َُُ ‫ﺳﺘَِﺒﻘﻮاُا ُُْﻟ‬ ْ ‫ﯿﮭﺎَُﻓﺎ‬
َ ‫ﺟَﮭٌﺔُھَُُﻮُﻣﻮَُﱢﻟ‬
ْ ُ
ُِ ‫ﻞُو‬
‫ُِﻟﻜ ﱟ‬
َُ ‫و‬
ْ‫َﺗﻜﻮﻧﻮاَُﯾﺄ‬ ‫ﺨْﯿ‬
‫ﺟَﻤِﯿًُﻌﺎُإِنﱠُاﷲَُﻋَﻠَﻰ ُُﻛﻞﱢُﺷَﻲْءُﻗَُِﺪﯾ ُُﺮ‬
1. Sebutkan tajwid yang terdapat pada ayat di atas!
ُْ
‫ُﻦُﻋَِﺒﺎ ُِدﻧَﺎُﻓَﻤِﻨْﮭﻢُْﻇَﺎﻟِﻢٌُ َُوﻣِﻨُْﮭﻢ‬ ِ‫بُاﱠﻟﺬِﯾﻦَُاﺻْﻄَﻔَﯿْﻨَﺎُﻣ‬ َ ‫ﺛﻢﱠُأَ ْو َُرﺛْﻨَﺎُاﻟْﻜِﺘَﺎ‬
‫ﻟَِﻨُْﻔﺴُِِﮫ‬
ُ‫ُﻚُھُﻮَاﻟْﻔَﻀْﻞ‬ َُ ِ‫ُﻖ ُﺑِﺎﻟْﺨَﯿْﺮَاتُِﺑِﺈِ ْذ ِنُ ُُِﷲَُذﻟ‬
ٌُ ُ‫ُِﻣْﻨﮭْﻢ‬ ‫َُو‬ ٌ‫ﻣﱡﻘْﺘَﺼِﺪ‬
‫ُاْﻟﻜَِﺒﯿﺮ‬ ‫ا‬ ‫ﺳﺎِﺑ‬
َ
2. Sebutkan tajwid yang terdapat pada ayat di atas!
ُ‫تُﺑُِﻜﻢُا ُُُﷲ‬
ُِ ْ‫ُُ ﺗَﻜﻮﻧﻮاُﯾَﺄ‬
ُِ ‫ﺨْﯿَﺮات‬ َ ‫ﺳَﺘِﺒﻘﻮاُاْﻟ‬ْ ‫َُُﻮُﻣﻮَُﱢﻟﯿﮭَُﺎَُﻓﺎ‬
‫ھ‬ ْ‫ُﺟ‬ ‫َُوﻟِﻜﻞﱟ ُِو‬
‫ُﻣﺎ‬
َُ َ ُ‫ُ ُْﯾ‬
‫ﻦ‬ َُ ‫أ‬ ‫َﮭٌﺔ‬
‫ﻲءَُُﻗﺪُِﯾﺮ‬
ْ َُ‫ﻞ ُﺷ‬
‫ﻋَﻠﻰُﻛ ﱢ‬ َ ُ‫ﷲ‬
َ ‫نُ ا‬‫ُ ﱠ‬ ُِ ‫ﺟِﻤﯿﻌًُﺎُإ‬
َ
3. Kemukakan arti perkata yang terdapat pada ayat di atas!

‫ﻇَﺎﻟِﻢٌ ُﻟِﻨَُْﻔﺴِﮫُِ َوُِﻣﻨُْﮭﻢ‬ ُ‫ُﻣﻦُْﻋِﺒَﺎ ُِدﻧَﺎ‬


ُِ ‫ﻓَﻤِﻨْﮭُْﻢ‬ ‫ُﻦُاﺻْﻄََﻔﯿَْﻨﺎ‬
َُ
335
َُ ‫ﺛﻢﱠ ُأَ ْو َُرﺛْﻨَﺎُاﻟُِْﻜَﺘﺎ‬
‫بُاﻟﱠﺬِﯾ‬
ُ‫ُﻞ‬ ُْ
‫ﻀ‬ ُ‫ﻚ‬
َ ‫ُِﻟ‬ َُ ‫ﷲُذ‬
ِ ‫ُُ ا‬
ُِ ‫ُُِﺑِﺈذُْن‬
ُِ ‫ﺨْﯿَﺮات‬
َ ‫ﻖُِﺑﺎْﻟ‬
ٌ ‫ﺳﺎِﺑ‬
َ ُ‫ُِﻣﻨْﮭ‬
‫ﻣﱡُْﻘَﺘﺼِﺪٌ َُو‬
‫ا ُُْﻟَﻜﺒِﯿﺮ‬ ‫ُاْﻟَﻔ‬
‫ھُُُ َُﻮ‬ ‫ُْﻢ‬
ُ
4. Kemukakan arti perkata yang terdapat pada ayat di atas!
5. Pada no 1 terdapat hukum bacaan Mad Iwadh, coba jelaskan apa yang di maksud
dengan Mad Iwadh!

336
PERTEMUAN KE-2
STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang kompetensi dalam kebaikan
KOMPETENSI DASAR
1.2. Menjelaskan arti QS. Al-Baqarah : 148 dan QS. Fatir : 32
1.3. Menampilkan perilaku berkompetensi dalam kebaikan seperti terkandung dalam QS. Al-
Baqarah : 148 dan QS. Fatir : 32

1) Kandungan QS. Al-Baqarah : 148


 Setiap umat, kaum, atau bangsa mempunyai kiblat sendiri-sendiri yaitu syariat dan
peraturan-peraturan hidup yang mereka jalani. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as (umat
Islam) menghadap ke ka’bah, Bani israil menghadap ke Baitul Maqdis dan orang-
orang Nasrani menghadap ke timur.
 Allah memerintahkan supaya kaum muslimin menghadap ke Ka’bah dalam shalat.
 Fitnahan dan cemoohan dari orang-orang yang ingkar itu tidak perlu dilayani
 Setiap umat hendaknya menggunakan akal dan segenap kemampuannya agar
berlomba-lomba dalam kebaikan dan mencari agama yang sempurna.
 Penegasan Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa setiap umat manusia akan
dikumpulkan pada Hari Kiamat kelak. Pada hari itu, mereka akan diadili dengan
seadilnya tentang perbuatan yang mereka lakukan ketika didunia. Pada saat itu pula
akan diketahui dengan jelas siapa diantara mereka yang paling baik amalnya.

2) Kandungan QS. Fatir : 32


 Allah SWT mewariskan kitab suci Al-Qur’an kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih
yaitu umat Islam
 Sikap umat Islam terhadap Al-Qur’an terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu
a. Orang yang zalim kepada dirinya sendiri. Maksudnya orang yang mengerjakan
sebahagian perbuatan yang wajib (menurut hukum agama) dan juga tidak
meninggalkan sebahagian perbuatan terlarang (haram). Golongan di akhirat akan
dihisab dengan hisab yang berat dan dimasukan ke neraka, mereka akan
dipindahkan ke syurga dengan syarat ketika di dunia tergolong orang beriman.
b. Pertengahan, yakni orang-orang yang melaksnakan segala kewajibaan-kewajiban
dan larangan-larangannya. Perbuatan baik sebanding dengan perbauatan jahat.
Kelompok ini kelak akan ditempatkan disuatu tempat yang bernama A’raf terletak
diantara surga dan neraka. Kemudian dengan izin dan kasih sayang Allah akan
dipindahkan ke surga.
c. Orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan, orang melakukan kebaikannya lebih
banyak dari pada kejahatannya. Kelompok ini kelak di alam akhirat akan
ditempatkan di surga Adn.

LATIHAN SOAL
1. Sebutkan usaha-usaha yang harus dilakukan umat Islam, agar mereka menjadi umat
terbaik!
2. Sebutkan tiga hal yang merupakan sikap perilaku orang Islam yang tergolong, Sabiqun
bil khairat !
3. Sebutkan 3 diantara perwujudan dari pengamalan QS. Al-Baqarah : 148 dalam bentuk
perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari!
4. Mengapa orang muslim harus berlomba-lomba dalam kebaikan!
5. Bagaimana nasib orang Islam yang termasuk “Muqtasid” di alam akhirat kelak?
Jelaskan!

337
PERTEMUAN KE-3
STANDAR KOMPETENSI
2. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang perintah menyantuni kaum dhuafa
KOMPETENSI DASAR
2.1. Membaca QS. Al-Isra : 26-27 dan QS. Al-Baqarah : 177

1) QS. Al-Isra : 26-27


‫{ ُِإنﱠ‬26} ‫ُﺗﺒْﺬِﯾ‬
َُ ‫ﻻﺗَﺒﱢﺬ‬ َ ُ َ ‫ُا ُُْﺑ‬
‫ﻦُ َُو‬ َُ ‫ﻦُو‬
َ ‫ﺴِﻜﯿ‬
ْ ُِ‫ُاْﻟﻤ‬
َُ ‫ُﱠﻘﮫُو‬
َُ
‫ﺣ‬ ‫َو َءاتُِذَاُاﻟْﻘﺮَْﺑﻲ‬
‫ُ ﺮًا‬ ُْ ‫ر‬ ِ‫ﺴِﺒﯿﻞ‬‫اﻟ ﱠ‬
ُ‫ُﺎنُُُِﻟَﺮﱢﺑِﮫ‬ َُ
‫ﻄ‬ ‫ﺸْﯿ‬
‫ﺎﻃﯿ َُوﻛَﺎُ اﻟُ ﱠ‬ ِ ‫اﻟُْﻤﺒَﺬﱢ ُِرﯾﻦَُﻛَﺎﻧﻮاُُِإﺧْﻮَا اﻟُﺸﱠَﯿ‬
‫َﻛﻔﻮرًُُا‬ ‫ُﻦ َُن‬ َُ ‫َُن‬
Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-
hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.

2) QS. Al-Baqarah : 177

ْ‫ُُ ﱠﻦ ُاﻟِْﺒﺮﱠُﻣَﻦ‬ ُِ ‫ُب‬ ‫ُ ُِقُ َواﻟْﻤَُ ُِﺮ‬ ُْ َُ‫ُﺲُاﻟْﺒِﺮﱠُ ُُﺗﻮَﱡﻟﻮاُوُﺟﻮ َُھﻜﻢُْﻗِﺒَﻞ‬


‫ﺸ‬ َُ ْ‫َُُﻟﯿ‬
‫ُِﻜ‬‫ُ َُﻟ‬ َُ ‫ُﻐ و‬ ُْ ‫اﻟْﻤَ ِﺮ‬ ‫أَ ُْن‬
‫َُﻠﻰ‬
َُ ُ‫ُاَﺗﻰ‬
‫ﻋ‬ ‫ُُ َُء‬ َُ ‫ُُو‬ َُ ِ‫ُاﻟﱠﻨﺒ‬
‫ﻦ‬ ‫ُا ُُْﻟﻠﻤَُِﺌﻜَُِﺔُ َُو‬ ‫َُو‬ ُُ
ُِ ‫ُم‬ ‫ُْﻮ‬ ُ َ‫ُﻦُ َواﻟْﯿ‬ َُ ُ ‫ُاُ َُﻣ‬ ‫َُء‬
َُ ‫اْﻟَﻤﺎل‬
ُ ‫ﱢﯿ‬ ُِ ‫ُاْﻟِﻜَﺘﺎب‬
ُ َُ ‫و‬ ‫ﺧِﺮ‬ ِ ‫ﻷ‬ ُْ ‫ﺑِﺎ ُُِﷲ ا‬
َ ُ
ُ‫ﻦ‬َ ‫ﺴﺎِﺋِﻠﯿ‬ ‫ُاﻟ ﱠ‬ َُ ‫ﻞُو‬ ِ ‫ﺴﺒِﯿ‬ ‫ﻦُاﻟ ﱠ‬َ ‫ُا ُُْﺑ‬ َُ ‫ﯿﻦُو‬ َ ‫ُﺎِﻛ‬ َُ ُْ‫ﺣﺒﱢﮫِ َُذ ِويُُاْﻟﻘﺮْﺑَﻰُ َواﻟْﯿَﺘَﺎﻣَﻰُ َواﻟ‬
‫ﺴ‬
‫ُِﻓﻲ‬ َُ ‫و‬ ‫ُﻤ‬
َُ
ُ‫ُا‬
َُ ‫ُذ‬ ُِ ‫ُْﻢُإ‬ ُِ ‫ُُِﺑَﻌْﮭِﺪھ‬ َُ ُ‫ُاْﻟ‬
‫ن‬ َُ ‫ُُو‬ َُ ‫ﻟﺰﻛَﺎة‬‫ُاَﺗﻰُا ُﱠ‬ ‫ُُ َُء‬
‫ُ َُو‬ َُ ‫ﺼَﻠﻮة‬ ‫ُُاﻟ ﱠ‬ َُ ‫ُﻗَﺎم‬
َُ ‫ُأ‬
َُ ‫ُُو‬ ُِ ‫اﻟﺮﱢَُﻗﺎب‬
‫ﻋﺎھَُﺪوا‬ َ ‫ُُﻮﻓﻮ‬ ‫ﻤ‬
‫ُﺻَُﺪﻗﻮا‬ َُ ُ‫ﻚ‬ َ ‫ُ َُُﻟِﺌ‬ ‫ُﻦُُاْﻟَﺒﺄْ أُ ُ ُْو‬ َُ ُُ ُِ ‫ُﺂُ َواﻟ ﻀﱠﱠﺮآء‬ َُ ‫ُﻦ ُِﻓﻲُُاْﻟَﺒْﺄ‬
‫ﺳ‬ َُ ‫ُاﻟ ﺼﱠﺎﺑِِﺮﯾ‬ ‫َُو‬
َ ‫ﻟﱠاِﺬﯾ‬
‫ﻦ‬ ‫ُِس‬ ‫ﺣﯿ‬ِ ُ
َُ ‫و‬ ‫ُِء‬
ُ
َُ‫َوُ ْأو َُُﻟﺌِﻚَ ُھُﻢُاﻟْﻤﱠﺘﻘﻮن‬
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya);
dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa”.

338
‫‪LATIHAN SOAL‬‬

‫ُﺗْﺒﺬِﯾﺮًا‬
‫ﻞُ َُ‬
‫ﺴﱠِﺒﯿ ِ‬ ‫ﺣﱠﻘﮫُ َواﻟْﻤِﺴْﻜِﯿﻦَُ َوا ْﺑ اﻟُ‬
‫ُاُاْﻟﻘْﺮَﺑﻲُ َ‬
‫ُُذ َُ‬
‫ُات ُِ‬
‫ُء َُ‬
‫َُو‬
‫ﻻﺗَﺒﱢﺬر ُْ‬
‫ُ‬ ‫ُ َ‬
‫َُُﻦ و َُ‬
‫!‪1. Sebutkan tajwid yang terdapat pada ayat di atas‬‬

‫ب َُ َوﻟُ ﱠﻦُاﻟِْﺒ ﱠﺮ ُﻣَﻦْ‬ ‫ُِﺮ َوُاْﻟَُﻤﻐْﺮِ ُِ‬ ‫ُﻜْﻢُ ُْ‬


‫ﺸ‬ ‫ُُﻮھ َُ‬ ‫ُُ ُ ﺟ‬ ‫و‬ ‫َُُﻟﯿْﺲَُاﻟْﺒِ ﱠﺮُأَ ُْن ُُﺗﻮَﱡﻟ‬
‫ُﻜ‬
‫ُِ‬ ‫ﻞُا ُُْﻟﻤَُ ق ُِ‬
‫ُ‬ ‫ِﻗَﺒ َ‬ ‫ﻮا‬
‫َُﻠﻰ‬‫ُاَﺗﻰُ َُ‬
‫ﻋ‬ ‫ُء َُ‬ ‫ﻦُو َُ‬ ‫ُاﻟﻨﱠِﺒﱢﯿ َ‬‫ُُو َُ‬ ‫ُاْﻟِﻜﺘَﺎب ُِ‬ ‫ُاْﻟَﻤَﻠِﺌ َُو‬ ‫ﺧﺮِ َُو‬ ‫ﻷ ِ‬‫ُ َ‬ ‫ُُا ُْ‬‫ُاْﻟَﯿْﻮم ُِ‬
‫ﷲُو َُ‬‫ﻦُﺑِﺎ ِ‬ ‫ُ َ‬ ‫ُاُ َُﻣ‬‫َُء‬
‫اْﻟَﻤﺎل َُ‬
‫ُ‬ ‫َﻜِﺔ‬
‫ﻦُ‬ ‫ﺴﺎﺋﻠِﯿ َ‬
‫ُاﻟ ﱠ‬ ‫ﻞُو َُ‬ ‫ﯿﻦُ ﺴﱠِﺒﯿ ِ‬ ‫ﺴﺎِﻛ َ‬ ‫ُاْﻟَﻤ َ‬ ‫ُاْﻟﯿﺘَﺎَﻣﻰُو َُ‬ ‫َُﺑﻰُو َُ‬ ‫ُْﺮ‬ ‫ُُﱢﺒﮫُِ ذَ ِويُاﻟْﻘ‬ ‫ﺣ‬
‫ُِﻓﻲ‬ ‫و َُ‬ ‫ﻦُاﻟ‬ ‫ُاْﺑ َ‬ ‫و َُ‬
‫ُُ ِإذَاُﻋَﺎ َُھﺪوا‬ ‫ُاْﻟﻤُﻮﻓﻮن َُ‬ ‫ُُو َُ‬ ‫ﻟﺰﻛَﺎة َُ‬
‫ُا َُُﺗﻰُا ُﱠ‬ ‫ُُ َُء‬‫ُُ َُو‬‫ُُوَُ َُُأﻗﺎَم َُ‬ ‫ُِ‬
‫ب‬ ‫اﻟﺮﱢُﻗَﺎ‬
‫ُُ ُْﻢ‬
‫ُ‬ ‫ِﺑَﻌْﮭﺪُِھ ُِ‬ ‫ﺼﻠَﻮةَ‬‫اﻟ ﱠ‬
‫ﻦُ‬‫ﻚُاﱠﻟِﺬﯾ َ‬ ‫ُْو‬
‫َُﻟِﺌ َ‬ ‫ُوﺣِﯿﻦَُاﻟْﺒَﺄْ أُ ُ‬ ‫ُﻦُﻓِﻲُُاْﻟﺒَْﺄﺳَﺂ ُِءُ َواﻟﻀﱠﺮﱠ ِآء َُ‬ ‫َواﻟﺼﱠﺎﺑِﺮِﯾ َُ‬
‫ﺻَﺪﻗﻮا‬ ‫َ‬ ‫ُِس‬
‫ﻚُھُُﻢُاْﻟﻤﱠﺘﻘﻮن َُ‬
‫ُ‬ ‫َُﻟِﺌ َ‬ ‫ُأُُو ُْ‬ ‫َُو‬
‫!‪2. Sebutkan tajwid yang terdapat pada ayat di atas‬‬

‫ﻄﺎنُُُِﻟَﺮﱢﺑِﮫُ‬
‫ﺸﱠْﯿ َ‬ ‫ﯿﻦُ اﻟُ‬
‫ُ َ‬ ‫ُِ‬
‫ﻃ‬ ‫ﺸَﯿﺎ‬
‫ُُاﻟ ﱠ‬
‫ﺧﻮَُان َُ‬
‫ُ ْ‬
‫ﻦَُﻛﺎﻧﻮاُ ُِإ‬
‫ُﯾ َ‬
‫نُاْﻟﻤَﺒﱢﺬر ُِ‬
‫ُ ﱠ‬
‫إ ُِ‬
‫َﻛﻔﻮرًُُا‬ ‫َُﻛﺎ َُن‬
‫و َُ‬
‫!‪3. Kemukakan arti perkata yang terdapat pada ayat di atas‬‬
‫‪4. Pada no 1 terdapat hukum bacaan Mad Silah Qasirah, coba jelaskan apa yang di‬‬
‫!‪maksud dengan Mad Silah Qasirah‬‬
‫‪5. Pada no 2 terdapat hukum bacaan idzhar syafawi, coba jelaskan apa yang di maksud‬‬
‫!‪dengan idzhar syafawi‬‬

‫‪339‬‬
PERTEMUAN KE-4
STANDAR KOMPETENSI
2. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang perintah menyantuni kaum duafa
KOMPETENSI DASAR
2.2. Menjelaskan arti Q.S. Al-Isra’ 26-27 dan Q.S. Al-Baqarah: 177
2.3. Memahami dan mendeskripsikan ayat-ayat tentang anjuran membantu kaum duafa
SURAT AL-ISRA: 26-27

{26} ُْ‫ﻦُ َُوَُﻻﺗَﺒُﱢﺬ ُْرُﺗَﺒ‬ َ ‫ُا ُُْﺑ‬َُ ‫ﻦُو‬


َ ‫ﺴِﻜﯿ‬
ْ ‫ُاْﻟِﻤ‬
َُ ‫ُﻘﱠﮫُو‬
َُ
‫ﺣ‬ ‫ت َُذاُ ُْﺮ‬
َ‫ُﺑ‬ ُِ ‫َو َءا‬
‫ُﺬﯾﺮًا‬
ُِ ِ ‫ﺴِﺒﯿ‬
‫ﻞ‬ ‫اﻟ ﱠ‬ ‫اُْﻟﻘ ﻲ‬
ُُِ‫ُﱢﺑﮫ‬‫َُﺮ‬ ُُ
َُ ‫َُﻛﺎن‬
َُ ‫ﯿﻦُو‬َ ‫ﺎﻃ‬ِ ‫ﺸﱠَﯿ‬ ُ‫ﻦَُﻛﺎﻧﻮا‬ َ ‫ُﯾ‬‫ُِر‬ ‫ِإنﱠُاﻟْﻤَﺒﺬﱢ‬
‫ﻄﺎنُُُِﻟ َﻛﻔﻮرًُُا‬ َ ‫ﺸْﯿ‬ ‫اﻟ ﱠ‬ ‫ُُاﻟ‬َُ ‫ﺧَﻮان‬ ْ ُ ُِ ‫إ‬
Artinya: “Dan berikanlahkepadakeluarga-keluarga yang dekatakanhaknya, kepada orang
miskindan orang yang dalamperjalanandanjanganlahkamumenghambur-hamburkan (hartamu)
secaraboros.Sesungguhnyapemboros-pemborosituadalahSaudara-
saudarasyaitandansyaitanituadalahsangatingkarkepadaTuhannya.

KANDUNGAN AYAT
AL-ISRA’: 26-27
Allah SWT menyuruh kepada umat manusia (umat Islam) untuk memenuhi hak kaum
kerabat, fakir miskin, dan orang-orang yang dalam perjalanan.
Allah SWT melarang menghambur-hamburkan harta secara boros, karena pemboros
adalah teman atau saudaranya setan.
SURAT AL-BAQARAH 177

ُ‫ﻦُا ُُْﻟِﺒﱠﺮ‬ ‫َُﻟﻜُِ ﱠ‬


‫ُِقُ ُُِﺮ َُو‬ ُْ ‫ُُﻮھ ﻗِﺒَﻞَ ُاﻟَُْﻤ‬
‫ﺸ‬
ُ ‫ُﻟْﯿ ُاْﻟﺒِﺮﱠ ُ َُأ ُُﺗﻮَﻟﱡﻮا ُ ﺟ‬ َُ
ْ ‫َﻣ‬
‫ﻦ‬ ‫ِﺮ َوُاْﻟﻤَﻐْ ب‬ ُْ‫ُﻜﻢ‬ َُ ُ‫و‬ ‫ُﺲ ُْن‬ َُ
ُِ
ُ
‫ُا َُُﺗﻰُاْﻟﻤَُﺎلَُُﻋﻠَﻰ‬ َُ ‫ﻦُوَُء‬َ ‫ُاﻟﻨﱠﺒِﯿﱢ‬
َُ ‫ُُو‬ ُِ ‫ﻷﺧِﺮُوَُا ُُْﻟ ﻠَﻤِﺌﻜَُِﺔُوَُاْﻟِﻜﺘَﺎب‬ ِ ُ ‫ُ ُُ ْ َُا‬
ُِ ‫ُاْﻟُﯿَُْﻮم‬َُ ‫ﷲُو‬ ِ ‫ﻦُﺑِﺎ‬ َ ُ
‫ُاُ َُﻣ‬
‫َُء‬
ُ‫ﻞ‬ِ ‫ﺴِﺒﯿ‬ ‫ﻦُاﻟ ﱠ‬ َ ‫ُا ُُْﺑ‬ َُ ‫ﯿﻦُو‬ َ ‫ﺴﺎِﻛ‬ َ ‫ُا ُُْﻟَﻤ‬َُ ‫ُاْﻟَﯿَﺘﺎَﻣﻰُو‬ ‫َُو‬ ‫ﺣﺒﱢﮫِ َُذ ِويُ ُْﺮ‬
َ‫ُﺑ‬
‫ُِﻓﻲ‬ َُ ‫ﻦُو‬َ ‫ﺴﺎِﺋِﻠﯿ‬ ‫ُاﻟ ﱠ‬ َُ ‫و‬ ‫ُاْﻟﻘ ﻰ‬
ُُ َُ ‫ﻟﺰﻛَﺎةَُوَُا ُُْﻟﻤﻮﻓﻮن‬ ‫ُا َُُﺗﻰُا ُﱠ‬ َُ ‫ُء‬ َُ ‫ُُو‬ َُ ‫ﺼﻠَﻮة‬ ‫ُﻗَﺎمَُُاﻟ ﱠ‬
َُ ‫ُأ‬ َُ ‫ُُو‬ ُِ ‫اﻟﱢﺮَﻗﺎب‬
‫ﻋﺎھَُﺪوا‬ َ ُ‫ُا‬ َُ ‫ُذ‬ ُِ ‫ُْﻢُإ‬ ُِ ‫ِﺑَﻌْﮭِﺪھ‬
ُ‫ﻦ‬
َ ‫ﻚُاﱠﻟِﺬﯾ‬ َ ‫َُﻟِﺌ‬ ُْ ‫ُُو‬‫ُُ أ‬ ُِ ‫ﻦُاْﻟَﺒْﺄس‬ َ ‫ﺣﯿ‬ ِ ُ
َُ ‫ُُو‬ ُِ ‫ُ ﻀﱠﱠﺮآء‬ ‫َُو‬ ُ‫ﯾﻦُِﻓﻲ‬ َ ‫ﺼﺎِﺑِﺮ‬ ‫ُاﻟ ﱠ‬ ‫َُو‬
‫ﺻَﺪﻗﻮا‬ َ ‫اﻟ‬ ُِ ‫ﺳﺂء‬
ُ َ ‫اْﻟَﺒْﺄ‬
َُ‫َوأ ُْوﻟَﺌِﻚَُھُﻢُاﻟُْﻤﺘﱠﻘﻮن‬
Artinya: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,
akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan)
dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka
Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.

KANDUNGANAYATAL-BAQARAH: 177
Ciri iman:
 Beriman kepada Allah, hari kemudian, para malaikat, kitab-kitab, para nabi.
340
 Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir, orang-orang yang minta-minta, memerdekakan hamba sahaya.
 Menepati janji apabila ia berjanji.
Orang yang bertakwa tentu akan:
 Menjalin hubungan baik dengan Allah
 Menjalin hubungan baik dengan sesama manusia
 Menjalin hubungan baik dengan dirinya sendiri

341
LATIHAN SOAL
1. Sebutkan jumlah hukum tajwid Mad Thobi’i yang terdapat dalam QS. Al-Isra: 26-27,
dan QS. Al-baqoroh : 177!
2. Jelaskan arti QS. Al-Isra: 26-27, dan QS. Al-baqoroh : 177
3. Simpulkan arti QS. Al-Isra :26-27, dan QS. Al-baqoroh : 177.
4. Kemukakan kandungan QS. Al-Isra: 26-27, dan QS. Al-baqoroh : 177.
5. Simpulkan kandungan QS. Al-Isra: 26-27, dan QS. Al-baqoroh : 177

340
PERTEMUAN KE 5 - 6
STANDAR KOMPETENSI
3. Meningkatkan keimanan kepada rasul-rasul Allah
KOMPETENSI DASAR:
3.1. Menjelaskan tanda-tanda beriman kepada Rasul Allah
3.2. Menunjukkan contoh-contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul Allah
3.3. Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada
Rasul-rasul Allah dalam kehidupan sehari-hari
1. Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
Iman kepada rasul Allah berarti memercayai bahwa rasul Allah adalah orang yang diutus dan
ditugaskan oleh Allah untuk menyampaikan ajaran Allah (wahyu) yang diterimanya, kepada
umatnya agar dijadikan sebagai pedoman hidup.
CIRI-CIRI SEORANG RASUL
 LAKI-LAKI SEHAT JASMANI DAN ROHANI
 MEMPUNYAI AKAL YANG SEMPURNA
 BERJIWA ISMAH
(Jiwa mampu mengendalikan diri dari berbuat dosa)
 BERASAL DARI KETURUNAN ORANG BAIK-BAIK
MUKJIZAT SETIAP RASUL
Mukjizat adalah suatu kejadian luar biasa yang menyalahi adat kebiasaan dan hukum sebab akibat,
yang dikaruniakan Allah kepada Rasul-Nya
Contoh mukjizat para rasul:
 Nabi Ibrahim, tidak hangus ketika dibakar oleh Raja Namrud
 Tongkat Nabi Musa berubah menjadi ular besar yang memakan habis ular ciptaan
tukang sihir raja Fir’aun.
 Nabi Isa AS mampu membuat burung dari tanah, menyembuhkan penyakit kusta
tanpa pengobatan, dan dapat menghidupkan orang yang telah mati.
 Nabi Muhammad SAW mukjizatnya yang terbesar adalah Al-Qur’an, yang isi
kandungannya serta keindahan bahasanya tidak ada yang menandingi.
A. TANDA BERIMAN KEPADA RASUL-RASUL ALLAH
1. SIKAP MENTAL:
MEMERCAYAI PARA RASUL/NABI IALAH:
1. MANUSIA PILIHAN ALLAH YANG DIUTUS UNTUK MENYAMPAIKAN
WAHYU KEPADA UMAT MANUSIA
2. WAJIB MEMPUNYAI SIFAT MULIA:
 SIDIQ ARTINYA BENAR ATAU JUJUR
 AMANAH ARTINYA JUJUR ATAU DAPAT DIPERCAYA
 TABLIG ARTINYA MENYAMPAIKAN RISALAH ALLAH SWT
 FATANAH ARTINYA CERDIK CENDEKIA
3. ADA YANG TERMASUK ULUL AZMI (Nabi dan Rasul yang memiliki kesabaran dan
ketabahan yang luar biasa selama melaksanakan tugas risalahnya)
YAITU : NABI MUHAMMAD SAW, IBRAHIM AS, MUSA AS, ISA AS, dan NUH
AS.
4. BAHWA NABI MUHAMMAD ADALAH PENUTUP SELURUH NABI DAN
RASUL DAN BERTUGAS MENYEMPURNAKAN AGAMA SAMAWI.
2. SIKAP LAHIR
 Menaati risalah yang disampaikan Rasul
 melaksanakan seruan Rasulullah untuk beribadah hanya kepada Allah SWT.
 Giat dan rajin bekerja
 Selalu mengingat, memahami dan berperilaku sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah
saw.
 Melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Evaluasi
1. jelaskan pengertian rosul !
2. kemukakan tanda-tanda beriman kepada rosul
3. kemukakan dalil naqli tentang iman kepada rosul Alloh.
4. sebutkan tugas-tugas rosul Alloh.
5. Uraikan contoh prilaku beriman pada Rosul !
6. Jelaskan Perilaku yang mencerminkan beriman kepada rasul-rasul Allah!
341
PERTEMUAN KE-7

STANDAR KOMPETENSI:
4. Membiasakan Perilaku Terpuji
KOMPETENSI DASAR:
4.1. Menjelaskan pengertian Taubat dan Raja
4.2. Menampilkan contoh perilaku Taubat dan Raja
4.3. Membiasakan perilaku Taubat dan Raja
1. Pengertian Tobat
Kata taubat berasal dari bahasa Arab at-taubah, yang kata kerjanya taaba, yatuubu yang
berarti rujuk atau kembali.
Menurut istilah yang dikemukakan ulama, pengertian taubat ialah :
1) Kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh dari Allah kepada
jalan yang lebih dekat kepada Allah.
2) Membersihkan hati dari segala dosa
3) Meninggalkan keinginan untuk melakukan kejahatan, seperti yang pernah dilakukan dengan
mengagungkan nama Allah dan menjauhkan diri dari kemurkaan-Nya.
Hukum bertaubat adalah wajib bagi setiap muslim atau muslimah yang sudah mukallaf
(balig dan berakal). Allah SWT berfirman :
Artinya : “ ... dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.” (QS. An-Nuur ; 31)
2. SyaratBertaubat
Taubat baru dianggap sah dan dapat menghapus dosa apabila telah memenuhi syarat yang
telah ditentukan. Bila dosa itu terhadap Allah SWT, maka ayat taubatnya ada tiga macam, yaitu:
1) Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat (nadam).
2) Meninggalkan perbuatan maksiat itu.
3) Bertekad dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi perbuatan
maksiat itu
Namun, bila dosanya terhadap sesama manusia, maka syarat taubatnya selain yang tiga
macam tersebut ditambah dengan dua syarat lagi yaitu:
1) Meminta maaf terhadap orang yang telah dizalimi (dianiaya) atau dirugikan.
2) Mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang dialaminya, akibat perbuatan zalim itu
atau minta kerelaannya.
Dosa terhadap sesama manusia akibat perbuatan zalim itu hendaknya diselesaikan di dunia
ini juga. Karena kalau tidak, pelaku dosanya di akhirat termasuk orang yang merugi bahkan celaka.
Apabila seseorang telah terlanjur bertaubat dosa, kemudian bertaubat dengan sebenar- benarnya,
tentu ia akan memperoleh banyak hikmah dan manfaat. Tentu saja taubat yang dilakukan harus
memenuhi syarat-syarat taubat seperti tersebut. Adapun hikmah dan manfaat yang di peroleh dari
pertaubatan itu antara lain: dosanya diampuni, memperoleh rahmat Allah, dan bimbingan untuk
masuk surga. Terkait dengan taubat ini Allah SWT berfirman:
Artinya :“wahai orang-orang yang beriman, bertubatlah kepada Allah dengan taubat semurni-
murninya. Mudah-mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukan
kamu kedalam surga.” (Q.S.At-Tahrim,66: 8)
Perlu pula diketahui dan disadari oleh setiap orang yang telah terlanjur berbuat dosa, bahwa
seorang yang membaca istigfar (mohon ampunan dosa kepada Alloh), tetapi terus menerus berbuat
doasa, maka ia akan dianggap telah mengolok-olok Tuhannya. Demikian juga seorang yang berbuat
dosa, dan baru bertaubat ketika “sakratul maut” (nyawanya yang sudah berada di tenggorokan)
maka taubatnya tidak akan diterima Allah.
Selain pelaku dosa itu harus betul-betul meninggalkan perbuatan dosanya (taubt nasuha),
hendaknya ia juga terus-menerus melakukan perbuatan baik yang diridai Allah SWT. Allah
berfirman:
Artinya : “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan yang
buruk (dosa) “ (Q.S. Huud, 11:114)
LATIHAN SOAL
1) Apa Pengertian dari Taubat menurut bahasa?
2) Apa Pengertian dari Taubat menurut istilah ulama?
3) Apa saja syarat dalam bertaubat?
4) Tuliskan 1 dalil naqli yang berhubungan dengan taubat ?
5) Apa Hukum Taubat bagi setiap muslim atau muslimah yang sudah mukallaf (balig dan berakal)?

342
PERTEMUAN KE-8

STANDAR KOMPETENSI:
4. Membiasakan Perilaku Terpuji
KOMPETENSI DASAR:
4.1. Menjelaskan pengertian Taubat dan Raja
4.2.Menampilkan contoh perilaku Taubat dan Raja
4.3. Membiasakan perilaku Taubat dan Raja
1. Pengertian Raja’
Kata Raja (‫ )رﺟﺄ‬berasal dari bahasa arab yang artinya harapan. Yang dimaksud raja’ pada
pembahasan ini ialah mengharapkan keridaan Allah SWT dan rahmat-Nya. Rahmat adalah segala
karunia Allah SWT yang mendatangkan manfaat dan nikmat.
Raja’ termasuk akhlakul karimah terhadap Allah SWT, yang manfaatnya dapat mempertebal
iman dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Muslim (muslimah) yang mengharapkan ampunan
Allah, berarti ia mengakui bahwa Allah itu Maha Pengampun. Muslim (Muslimah) yang
mengharapkan agar Allah melimpahkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, berarti ia menyakini
bahwa Allah itu Maha pengasih dan Maha Penyayang.
Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap muslim (muslimah) senantiasa berharap
memperoleh rida dan rahmat Allah, sebagai bukti penghambaan kepada-Nya. Allah SWT telah
memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar banyak berdoa kepada Allah SWT, dengan
berharap Allah SWT akan mengabulkan doanya. Allah SWT berfirman :
Artinya: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu... (Q.S.Al-Mu’min, 40:60)

Kebalikan dari sifat raja’ ialah berputus harapan terhadap rida dan rahmat Allah SWT.
Orang berputus harapan terhadap Allah, berarti ia berprasangka buruk kepada Allah SWT. Yang
hukumanya haram dan merupakan ciri dari orang kafir. Allah SWT berfirman:
Artinya:
“Dan jangan kamu berputus harapan terhadap rahmat Allah, sesungguhnya tidak berputus harapan
terhadap rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (Q.S.Yusuf, 12: 87)

Seseorang yang berharap memperoleh rida dan rahmat Allah SWT, bahagia di dunia dan
akhirat tentu harus berusaha dengan melakukan perbuatan-perbutan yang menyebabkan apa yang
diharapkannya itu terwujud. Jika ia hanya berharap saja dan tidak mau berusaha itu namanya
berangan-angan kosong atau berkhayal yang dalam bahasa arabnya disebut tamanni.
Seseorang muslim yang mengharapkan rida Allah SWT, tentu harus berusaha dengan jalan
betul-betul bertakwa pada Allah, sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Allah berfirman:
Artinya:
“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah.” (Q.S.Al-Ahzab, 33: 21)

Muslim/muslimah yang bersifat raja’ tentu dalam hidupnya akan bersikap


Optimis,dinamis,berfikir kritis, dan mengenal diri dalam mengharap keridaan Allah SWT, berikut
adalah penjelasan ringkas tentang hal tesebut:

1. Optimis
Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan optimis
adalah orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal atau
persoalan.
Optimis termasuk sifat terpuji. Sifat optimis seharusnya dimiliki oleh setiap muslim
(muslimah). Seorang muslim (muslimah) yang optimis tentu akan berprasangka baik terhadap
Allah. Ia kan selalu berusaha agar kualitas hidupnya meningkat.
Kebalikan dari sifat optimis ialah sifat pesimistis. Sifat pesimistis ini seharusnya dijauhi,
karena termasuk dalam sifat tercela. Seseorang yang pesimis dapat di artikan berprasangka buruk
kepada Allah. Ia dalam hidupnya kemungkinan besar tidak akan memperoleh kemajuan. Seseorang
yang pesimis biasanya selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau
bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencobanya.

343
Muslim (muslimah) yang bersifat optimistis hendaknya bertawakkal kepada Allah SWT
yaitu berusaha sekuat tenaga untuk meraih apa yang dicita-citakannya, sedangkan hasilnya
diserahkan kapada Allah SWT. Orang yang tawakkal tentu akan memperoleh pertolongan dari
Allah SWT. Allah SWT berfirman :
Artinya:
“Dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya.” (Q.S.Ath-Thalaq, 65: 3)

2. Dinamis
Kata dinamis berasal dari bahasa belanda dynamisch yang berarti giat bekerja, tidak mau
tinggal diam, selalu bergerak, terus tumbuh. Seseorang yang berjiwa dinamis, tentu selama
hidupnya, tidak akan diam berpangku tangan. Dia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh,
untuk meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju.
Misalnya :
 Seorang petani akan berusaha agar hasil pertaniannya meningkat.
 Seorang pedagang akan terus berusaha agar usaha dagangnya berkembang.
 Seorang pelajar akan meningkatkan kegiatan belajaranya supaya ilmuanya betambah.

Sikap pelaku dinamis seperti itu sebenarnya sesuai dengan fitrah (pembawaan)
manusia, yang memiliki kecenderungan untuk meningkat ke arah yang lebih baik. Allah SWT
berfirman:
Artinya :
“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),” (Q.S.Al-Insyiqaq, 84:19)
Mengacu kepada pengertian dinamis tersebut, jelas bahwa sikap dinamis termasuk
akhlakul karimah, yang seyogyanya dimiliki dan di amalkan oleh setiap muslim (muslimah).
Seorang muslim (muslimah) yang sudah meraih prestasi baik dalam bidang positif seperti dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam bidang pertanian dan perdagangan serta dalam bidang
ekonomi dan industri, hendaknya berusaha terus meningkatkan prestasinya ke arah yang lebih baik
lagi. Hal itu sesuai dengan suruhan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan anjuran Rasulullah SAW
dalam haditsnya. Allah SWT berfirman.
Artinya :
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S.Al-
Insyirah, 94: 7-8)

Juga Rasulullah SAW bersabda yang artinya:” barang siapa yang amal usahanya lebih baik
dari kemarin maka orang itu termasuk orang yang beruntung, dan jika amal usahanya sama
dengan kemarin, termasuk yang merugi, dan jika amal usahanya lebih buruk dari yang kemarin,
maka orang itu termasuk yang tercela”. (H.R. Tabrany)
Kebalikan dari sifat dinamis adalah sifat statis. Sifat statis seharusnya dijauhi karena
termasuk akhlak tercela yang dapat menghambat kemajuan dan mendatngkan kerugian. Seorang
siswa/siswi yang berperilaku statis biasanya malas belajar dan tidak bergairah untuk menuntut ilmu
yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan siswa/siswi tersebut kuallitas ilmunya tidak meningkat,
sehingga ia tergolong orang yang merugi bahkan tercela.

3 Berpikir Kritis
Dalam kamus bersar bahasa indonesia di jelaskan, bahwa perpikir krtitis itu artinya tajam
dalam penganalisaan. Bersifat tidak lekas percaya, dan sifat terlalu berusaha menemukan
kelasalahan, kekeliruan atau kekurangan. Orang yang ahli memberi kjritik atau memperikan
pertimbangan apakah sesuatu itu benar atau salah, tepat atau keliru, sudah lngkap atau masih kurang
disebut seorang kritikus.
Kritik itu ada dua macam yaitu, yang termasuk akhlak terpuji dan yang tercela. Kritik yang
termasuk akhlak terpuji adalah kritik yang sehat, yang didasari dengan niat ikhlas karena Allah
SWT, tidak menggunakan kata-kata pedas yang menyakitkan hati, dan dengan maksud untuk
memberi pertolongan kepada orang yang dikritik agar menyadari kesalahannya, kekeliruannya, dan
kekurangan, disertai dengan memberikan petinjuk tantang jalur keluar dari kesalahan, kekeliruan
dan kekurangan tersebut. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “yang dinamakan orang Islam
adalah orang yang menyelamatkan orang-orang muslim lainnya dari gangguan lidah dan tangannya,

344
sedang yang dinamakan orang yang hijrah itu adalah orang yang meninggalkan semua larangan
Allah” (H.R.Bukhari,Abu Dawud dan Nasa’iy)

Kritik yang sehat, seperti tersebut sebenarnya termasuk ke dalam tolong menolong yang di
perintahkan Allah SWT untuk dilaksenakan. Allah SWT berfirman yang artinya : “ dan bertolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan)kebijakan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran.” (Q.S. Al-Maa-idah, 5:2)
Kritik yang termasuk akhlak tercela adalah kritik yang merusak, yang tidak didasari niat
ikhlas karena Allah SWT, dengan menggunakan kata-kata keji yang menyakitkan hati dan tidak
disertai memberi petunjuk tentang jalur keluar dari kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan. Kritik
mcam ini termasuk akhlak tercela karena dapat merusak hubungan antara yang mengkritik dan yang
dikritik, sehingga antara mereka saling bermusuhan dan saling dengki, yang sangat dilarang oleh
Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
“ janganlah kamu berdengki-dengkian, jangan putus memutuskan persaudaraan, jangan
benci-membenci, jangan pula belakang membelakangi, dan jadilah kamu hamba Allah yang
bersaudara, sebagaimana telah di perintahkan Allah kepadamu.” (H.R.Bukhari dan Muslim)

4. Mengenali Diri Dengan Mengharap Keridaan Allah SWT


Salah satu cara dalam mengharap keridaan Allah SWT ialah berusaha mengenali diri
sendiri. Hal ini sesuai dengan pepatah yang terkenal di kalangan tasawuf:
Artinya :
“Barang siapa yang mengenal dirinya tentu akan mengenal Tuhannya.”

Mukmin yang mengenali dirinya, tentu akan menyadari bahwa dirinya adalah makhluk
Allah, yang harus selalu tunduk pada ketentuan-ketentuan-Nya (sunnatullah). Termasuk ke dalam
sunatullah antara lain ia pernah berada di dalam kandungan ibunya, selama kurang lebih 9 bulan,
lalu ia lahir ke dunia dalam keadaan bayi, kemudian berproses menjadi balita, kanak-kanak, remaja,
dewasa, tua, dan akhirnya meninggal dunia.
Apakah setelah meninggal dunia kehidupan seorang manusia berakhir? Seorang mukmin
akan menjawab mantap penuh keyakinian bahwa meninggal dunia bukan akhir kehidupan, karena
setelah itu manusia akan terus hidup di alam Barzah (Kubur) dan alalu di dalam akhirat.
Mukmin yang mengenali dirinya akan menyadari bahwa ia hidup karena Allah dan
bertujuan untuk memperoleh keridaan Allah. Mukmin yang ketika di dunianya memperoleh
kerdiaan Allah, tentu di alam kubur dan alam akhiratpun akan memperoleh rida Allah SWT, ia akan
terbebas dari siksa kubur dan azab neraka dan akan mendapatkan nikmat kubur serta pahala surga.
Seorang mukmin akan memperoleh rida Allah SWT, apabila semasa hidupnya di alam
dunia betul-betul berada di jalan yang diridai Allah SWT, yakni betul-betul menghambakan dirinya
hanya kepada-Nya dengan cara melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-
larangan-Nya.
Hal ini sesuai dengan maksud dan tujuan diciptakannya umat manusia yakni semata-mata
untuk menghambakan diri pada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
Artinya :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
(Q.S. Adz-Dzaariyaat,51: 56)
Mukmin yang mengenali dirinya di mana pun dan kapan pun, tentu akan selalu
mengadakan instropeksi apakah dirinya sudah betul-betul menghambakan dirinya kepada
AllahSWT? Kalau sudah, bersyukurlah dan tingkatkan kualitasnya. Kalau belum, kembalilah ke
jalan yang diridai Allah SWT dengan jalan beul-betul bertakwa kepada-Nya.
Mukmin yang selama hidupnya selalu berada di jalan yang diridhoi Allah SWT dan tatkala
meninggal dunia dalam keadaan bertakwa tentu nyawanya akan di cabut oleh malaikat Izrail dengan
sikap ramah dan tidak menyakitan bahkan akan dipersilahkan pindah hidupnya dari alam dunia ke
alam Barzah dan dimasukan ke dalam golongan hamba-hamba Allah yang diridai-Nya serta
memperoleh pahala surga. Allah SWT berfirman yang artinya :
“Hai jiwa yang tenang (nafsu mutamainnah) kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridai-Nya, maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam
suraga-Ku.” (Q.S. Al-Fajr, 89:27-30)

345
LATIHAN SOAL
1) Apa Pengertian dari Raja’ menurut bahasa?
2) Apa Pengertian dari Raja’ menurut istilah ulama?
3) Apa saja sikap dari orang yang bersifat raja’?
4) Tuliskan 1 dalil naqli yang berhubungan dengan Raja’ ?
5) Apa yang dimaksud dengan optimis, dinamis, dan kritis dalam sifat raja?

346
EVALUASI PAI
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada
huruf a, b, c, d atau e
1. Mim mati bertemu huruf sin (‫ )س‬pada kalimat dibaca dengan hukum
bacaan...
a. Idgham Mutamasilain c. Idhar syafawi e. Idgham Bilagunnah
b. Idgham Bigunnah d. Ikhfa Syafawi
2. Kata pada QS. Al-Isra: 26
artinya.....
a. Dan berikanlah c. Haknya e. Dan orang dalam perjalanan
b. Kepada keluarga dekat d. Dan orang miskin
3. Pernyataan bahwa setan itu ingkar kepada Tuhannya terdapat dalam Al-Qur’an surat …
a. At-Taubah ayat 37 c. Al-Maidah ayat 70 e. An-Nisa ayat 26
b. Al-Furqan ayat 52 d. Al-Isra ayat 27
4. Kalimat pada QS Fatir: 32 memiliki arti.....
a. Kitab itu c. Kemudian kami berikan e. Pertengahan
b. Kemudian kami wariskan d. Orang-Orang yang kami pilih
5. Nun Mati menghadapi huruf ta pada lafal harus dibaca....
a. Ikhfa c. Mad Arid e. Gunnah
b. Idhzar Syafawi d. Idzhar
6. Dalam surat Fatir ayat 32 orang yang berhak mendapat surga adn adalah ….
a. Golongan yang kejahatannya lebih banyak dari kebaikan
b. Golongan yang kebaikannya sebanding dengan kejahatannya
c. Orang yang terlebih dahulu melakukan kebaikan
d. Golongan yang tidak pernah melakukan kejahatan
e. Golongan yang tidak pernah melakukan kebaikan
7. Menurut surat Al-Isra ayat 26, orang yang harus diberikan haknya menurut urutan yang benar
adalah…
a. Keluarga dekat, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan
b. Orang miskin, orang yang dalam perjalanan, dan keluarga dekat
c. Orang yang dalam perjalanan, keluarga dekat, dan orang miskin
d. Orang miskin, orang yang dalam perjalanan, dan keluarga dekat
e. Keluarga dekat, orang yang dalam perjalanan, dan orang miskin.
8. Allah melarang umat manusia untuk menghamburkan harta. Hal ini terdapat dalam surat …
a. Al-Baqarah ayat 12 c. Al-Maidah ayat 20 e. An-Nur ayat 24
b. Al-Imran ayat 14 d. Al-Isra ayat 26
9. Tanwin fathah pada huruf a’in (‫ )ع‬pada kata dibaca waqaf dan panjangnya dua harkat,
karena merupakan bacaan mad....
a. Badal c. Wajib Muttasil e. Iwad
b. Tabi’i d. Arid Lisukun
10. Huruf alif lam pada kata tidak dibaca, alif lam semacam ini termasuk..
a. Alif lam qomariyah c. Mad silah qasirah e. Mad silah
b. Alif lam syamsiyah d. Qalqalah
11. Orang islam harus yakin bahwa Nabi dan Rasul itu mempunyai sifat fathanah yang artinya
pandai. Sebagai seorang pelajar yang beriman kepada Nabi dan Rasul mampu mengimani dan
meneladani sifat tersebut dibuktikan dengan perbuatan sebagai berikut, diantaranya adalah …
a. Rajin Sekolah
b. Rajin mengumpulkan tugas
c. Rajin bersilaturahmi kepada guru
d. Rajin Belajar
e. Rajin mengikuti Ekstrakurikuler
347
12. Seorang Rasul haruslah seorang . . .
a. Laki-laki Ganteng

348
b. Laki-laki Merdeka
c. Laki-laki Sederhana
d. Laki-laki Kaya
e. Laki-laki
13. Mu’jizat yang diberikan Allah kepada Nabi Isa a.s. salah satunya adalah . . .
a. Mampu berbicara ketika Bayi
b. Mampu membelah lautan
c. Mampu berbicara dengan semua makhluk
d. Mampu berdo’a dengan khusyuk
e. Mampu memberi makan semua makhluk yang ada dilautan
14. Dalam berdakwah, Nabi dan Rasul itu dibekali sesuatu yang menjadikan manusia heran dan
takjub dan diluar jangkauan akal manusia, yaitu yang disebut dengan . . .
a. Irhas
b. Karamah
c. Maunah
d. Azimah
e. Mu’jizat
15. Risalah yang dibawa para Rasul sebagai. . .
a. Rahmatan Lil’alamin
b. Petunjuk
c. Keteladanan Hidup
d. Pedoman Hidup
e. Penuntun Umat
16. Para Rasul tidak mungkin menyembunyikan wahyu karena beliau bersifat. . .
a. Amanah
b. Fathanah
c. Siddiq
d. Tabligh
e. Mahir
17. Gelar ulul azmi diberikan kepada Rasul yang mempunyai…
a. Cobaan yang berat
b. Keteguhan hati dan kesabaran yang tinggi
c. Mu’jizat yang besar dan tak terkalahkan
d. Kitab yang diturunkan kepadanya
e. Umur hingga ratusan tahun
18. Sesungguhnya dalam diri Rasulullah itu terdapat suri teladan yang baik bagi orang yang ..
a. Mengharap rahmat dari Allah
b. Ingin masuk surga
c. Beramal shaleh
d. Ingin bertemu Rasulullah kelak di hari kiamat
e. Beriman
19. Salah satu mu’jizat yang dimiliki oleh nabi Musa a.s adalah. . .
a. Dapat menyembuhkan orang buta
b. Dapat menghidupkan orang mati
c. Tidak mempan dibakar api
d. Dari jari-jarinya keluar air
e. Tongkat dapat mengubah lautan menjadi jalan
20. Cerdas dan bijasana arti dari sifat . . .
a. Siddiq
b. Amanah
c. Fathanah
d. Tabligh
e. Mahir
21. Ciri diri orang yang bertaubat Nasuha adalah . . .
a. Perilakunya tidak berubah
b. Selalu Pesimis
c. Meminta Maaf
d. Cinta kepada semua makhluk hidup
e. Perilakunya berubah kearah yang lebih baik
349
22. Tobat masih diterima oleh Allah SWT sebelum . . .
a. Nyawa sampai tenggorokan
b. Nyawa lepas dari raga
c. Sakit
d. Pensiun
e. Usia lanjut
23. Saat seseorang bersalah kepada orang lain cara bertaubatnya adalah . . .
a. Membaca Istigfar
b. Bertaubat kepada Allah
c. Meminta Maaf
d. Berperilaku Seperti Biasa
e. Mendiamkan saja persoalannya
24. Seseorang dilarang mematuhi kedua orang tuanya apabila mereka menyuruh untuk . . .
a. Menikahi sseseorang yang tidak dicintai
b. Menyekutukan atau syirik kepada Allah swt
c. Melakukan perbuatan yang tidak disukai
d. Membelanjakan harta yang bukan dijalan Allah swt
e. Menuntut Ilmu Pengetahuan
25. Sikap Raja’ akan menumbuhkan rasa . . .
a. Optimis
b. Putus Asa
c. Tidak Putus Asa
d. Optimis dan Tidak Putus Asa
e. Kepasrahan
26. Ahmad selalu mengharapkan ridha Allah, berarti Ahmad memiliki sifat . . . terhadap Allah.
a. Taubat
b. Takut
c. Raja’
d. Husnudzan
e. Suudzan
27. Salah satu cara kita berharap akan rahmat dan karunia Allah swt, adalah . . .
a. Melaksanakan Larangan-Nya
b. Menjalankan Perintah-Nya
c. Menjauhi perintah-Nya
d. Berdo’a kepada-Nya
e. Bertaubat Kepada-Nya
28. Raja’ merupakan perbuatan terpuji karena Raja’ dapat . . .
a. Membangkitkan kepercayaan diri
b. Meningkatkan keimanan
c. Menghapuskan dosa
d. Mendatangkan rezeki
e. Mencegah perbuatan munkar
29. Orang yang memohon ampun kepada Allah, tetapi ia tetap melakukan perbuatan dosa atau
maksiat dianggap . . .
a. Tidak serius dalam bertaubat
b. Kafir
c. Mempermalukan Tuhannya
d. Mengolok-olok Tuhannya
e. Menganiaya diri sendiri
30. Hukum bertaubat bagi seseorang yang banyak melakukan kesalahan atau dosa adalah . . .
a. Sunnah
b. Makruh
c. Wajib
d. Haram
e. Mubah
31. Tujuan utama beriman kepada Rasul adalah...
a. Memperoleh do’a dan pertolongan di hari kiamat
b. Mendapatkan bimbingan dan kemuliaan dari ajarannya
350
c. Terhindar dari godaan syetan yang terkutuk
d. Meneladani kepribadian dan mempercayai ajaran yang dibawanya
e. Memperoleh hidayah dan pertolongannya
32. Nabi Muhammad saw diutus Allah swt untuk...
a. Bangsa Arab
b. Seluruh umat manusia
c. Seluruh alam
d. Orang Makkah dan Madinah
e. Keluarga
33. Dibawah ini nama-nama Rasul yang termasuk Ulul Azmi adalah...
a. Nabi Muhammad saw, Isa as., Musa as., Sulaiman as., dan Ya’kub as.
b. Nabi Muhammad saw, Ibrahim as., Saleh as., Harun as., dan Nuh as.
c. Nabi Muhammad saw, Sulaiman as., Adam as., Yusuf as., dan Ya’kub as.
d. Nabi Muhammad saw, Isa as., Musa as., Ibrahim as., dan Nuh as.
e. Nabi Muhammad saw, Isa as., Musa as., Adam as., dan Ya’kub as.
34. Nabi Muhammad saw mendapat martabat tertinggi dibanding dengan para rasul yang lain
sebab...
a. Nabi yang paling akhir
b. Seorang yang ummi
c. Kitabnya paling sempurna
d. Diutus untuk memperbaiki akhlak
e. Diutus untuk seluruh alam
35. Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para Rasul yang...
a. Memiliki mukjizat
b. Sangat dicintai Allah
c. Memiliki kegigihan dan ketabahan dalam dakwah
d. Pengikutnya sangat banyak
e. Memiliki ilmu yang tinggi
36. Yang membedakan antara manusia biasa dengan seorang Rasul adalah...
a. Tidak menerima wahyu
b. Tinggal di luar Makkah dan di Makkah
c. Wujud fisiknya
d. Diciptakan dari tanah dan cahaya
e. Diciptakan dari cahaya dan api
37. Selalu mengharap akan ampunan dan rahmat Allah, merupakan bagian dari pengertian
a. Takabur
b. Sum’ah
c. Tawadhu
d. Taqarrub
e. Raja
38. Apabila dosa yang dilakukan itu berkenaan dengan orang lain maka harus disertai dengan..
a. Ikhlas
b. Rasa kasihan
c. Rasa mencintai
d. Mohon ampun
e. Permintaan maaf
39. Kesalahannya yang dilakukan menyangkut pelanggaran hak-hak orang lain disebut juga...
a. Hablum minallah
b. Hablum minannas
c. Haqqullah
d. Haqqul adam
e. Muamalah
40. Segeralah kembali ke jalan kebenaran merupakan peringatan bagi orang-orang yang...
a. Taat kepada Allah
b. Percaya adanya hari akhir
c. Beriman kepada Allah
d. Percaya kepada Takdir
e. Ingkar kepada qada’ dan qadar

350
41.
Penggalan ayat tersebut mempunyai arti………
a. Tiap-tiap umat mempunyai kiblat
b. Di mana saja kamu berada
c. Berlomba-lombalah dalam kebaikan
d. Allah akan mengumpulkan hamba-Nya
e. Sesungguhnya Allah maha kuasa
42. Yang bukan merupakan kandungan Al-qur’an surah al-baqarah ayat 148 adalah…….
a. Tiap-tiap umat mempunyai kiblat
b. Dimana saja manusia berada Allah pasti akan mengumpulkannya
c. Berlomba-lombalah dalam kebaikan
d. Allah akan menyiksa manusia yang kafir
e. Sesungguhnya Allah maha kuasa
43. Lafal yang bergaris bawah yang terdapat pada soal nomor 41 mempunyai hukum bacaan…..
a. Alif lam syamsiyah d. Izhar qomariyah
b. Idgham bilagunnah e. Izhar syafawi
c Izhar halqi
44. Kitab-kitab Allah diwariskan kepada…….
a. Semua orang d. Orang yang hidup sederhana
b. Orang yang berakal e. Orang yang dipilih dari hamba-Nya
c Orang yang pintar

45. Orang-orang yang berlomba-lomba dalam melakukan kebajikan disebut………


a. d.

b. e.

c.

46.
Lafal diatas berarti……..
a. Orang yang menzalimi dirinya
b. Pertengahan
c. Kami mewariskan al-kitab
d. Terdahulu dalam melakukan kebaikan
e. Memperoleh karunia yang besar
47. Nun mati bertemu dengan huruf lam atau ra hukumnya tajwidnya disebut:
a. Izhar syafawi d. Iqlab
b. Idgham bilagunnah e. Gunnah
c. Idgham bigunnah
48. Menurut al-qur’an surah al-isra’ ayat 26-27, orang yang paling berhak menerima sedeqah
adalah…..
a. Ibnu sabil d. tetangga dekat
b. Sabilillah e. anak yatim
c. Karib kerabat
49. Yang dimaksud dengan ibnu sabil menurut QS Al-isra’ ayat 26 adalah……
a. Musafir dengan tujuan yang tidak dilarang
b. Orang yang memiliki banyak hutang
c. Orang yang ditinggal mati suaminya
d. Orang yang berjuang di jalan Allah
e. Orang yang baru masuk Islam.

351
50.
Lafal di atas mempunyai hukum bacaan…………………….
a. Idgham bilagunnah d. Mad iwadh
b. Idgham bigunnah e. Mad Thabi’i
c. Mad jais munfasil

51.
Lanjutannya adalah……………………

a. d.

b. e.

c.

52.
Kalimat di atas mempunyai arti……
a. Dan peminta-minta d. Dan orang-orang yang berjanji
b. Dan untuk memerdekakan budak e. Dan orang-orang miskin
c. Dalam kemelaratan
53.

Lanjutannya adalah………..
a.

b.

c.

d.

e.
54. Pengertian Rasul menurut bahasa adalah……….
a. Pilihan c. Pembawa berita e. Utusan
b. Pembawa kabar d. Pengingat
55. Persamaan nabi dan rasul adalah keduanya sama-sama....
a. Menerima wahyu
b. Mempunyai mushaf
c. Mempunyai mukjizat
d. Berkewajiban menyampaikan dakwah
e. Mempunyai suhuf
56. Yang tidak termasuk tugas rasul adalah………………………..
a. Menyampaikan ajaran tentang keesaan Allah
b. Menyerukan kepada umatnya untuk berbuat baik
c. Memberikan berita tentang alam gaib
d. Menjelaskan pada umatnya bahwa dirinya memiliki mu’jizat.
e. Menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan
57. Keimanan kepada rasul akan memunculkan sikap………………….
a. Berbangga diri d. Takut pada orang lain
b. Menumbuhkan sikap tidak jujur e. Berani berpergian jauh
352
c. Berani menyampaikan amanah

353
58. Yang bukan merupakan salah satumukjizat adalah
a. Mukjizat syakhsiyah d. Mukjizat kauniyah
b. Mukjizat salbiyah e. Mukjizat syamsiyah
c. Mukjizat ’aqliyyah
59. Salah satu tujuan Al-qur’an diturunkan secara berangsur-angsur adalah.......
a. Agar sulit dipahami
b. Agar terjamin keasliannya
c. Agar lebih mudah dimengerti
d. Untuk menjawab pertanyaan masyarakat ketika itu
e. Agar tidak terlalu tebal
60. Orang yang mendapat sedeqah menurut Al-qur’an surah Al-Baqarah ayat 177 .........
a. Relasi c. Teman e. Ibnu sabil
b. Kenalan d. Guru

354

Anda mungkin juga menyukai