Anda di halaman 1dari 5

BAHAN PELEMBAB

Pelembab adalah suatu agen yang dirancang untuk membuat stratum


corneum menjadi lebih lembut dan lebih liat dengan meningkatkan jumlah
hidrasi. Dasar pelembaban kulit yang didapat adalah efek emolien, yaitu
mencegah kekeringan dan kerusakan kulit akibat sinar matahari atau penuaan
kulit, sekaligus membuat kulit terlihat bersinar. Bentuk sediaan kosmetika
pelembab biasanya emulsi minyak dalam air (M/A) namun dapat pula berbentuk
emulsi air dalam minyak (A/M). Krim siang berbentuk emulsi minyak dalam air
yang lebih encer sehingga terasa lebih dingin dan tidak lengket, berisi minyak
mineral, propilen glikol dalam air.

Pelembab menghidrasi kulit dengan mengurangi transepideral water loss


(TEWL) dan menarik air untuk menghidrasi ke stratum korneum dan epidermis.
Zat yang mengurangi TEWL adalah zat oklusif berminyak, seperti petrolatum,
parafin, minyak mineral, dimethicone, cyclo-methicone, dll. Bahan yang menarik
air ke kulit dikenal sebagai humektan dan termasuk gliserin, sorbitol, propilen
glikol, hyaluronic acid, sodium PCA, protein,dll. Pelembab paling manjur
mengandung bahan oklusif dan humektan.

Pelembab adalah kelompok produk kosmetik yang dirancang untuk


perawatan kulit dan kebersihan. Mereka berpusat pada pengobatan kulit kering
yang menghasilkan kulit halus, lebih kenyal dan tampak sehat. Dalam beberapa
tahun terakhir pelembab berada di bawah pengawasan ketat terutama tentang efek
terapi mereka. Mereka mungkin adalah produk yang paling sering diresepkan
dalam dermatologi, dan, sampai saat ini, dermatologists telah menerima sedikit
pelatihan atau bahkan tidak ada tentang produk ini, termasuk bahan-bahan dari
pelembab, farmakokinetik, manfaat, dan toksisitas dari pelembab tersebut.3 Untuk
itu penulis ingin mengetahui bahan, farmakokinetik, manfaat dan toksisitas dari
pelembab itu sendiri.
Oklusif merupakan suatu bahan yang melapisi stratum korneum,
mengganti lapisan hidrofobik sehingga mengurangi TEWL. Bahan oklusif ini
mengandung lipid, dibagi menjadi dua yaitu lipid nonfisiologis dan lipid
fisiologis. Jenis emolien lipid nonfisiologis yang banyak dipakai adalah
petrolatum yang merupakan campuran beberapa hidrokarbon. Petrolatum
dianggap sebagai emolien utama, sehingga dipakai sebagai standar preparat
emolien. Keuntungan dari petrolatum adalah tidak menimbulkan reaksi alergi,
yang biasanya memperparah kondisi DA. Jenis lain emolien adalah lanolin yang
berasal dari sekresi glandula sebasea domba. Lanolin sering menimbulkan alergi,
sehingga pada umumnya sekarang emolien tidak mengandung lanolin. Aplikasi
lipid fisiologis dapat diberikan dengan meningkatkan konsentrasi salah satu lipid
yang mengalami penurunan dari ketiga lipid utama, dengan ratio 3:1:1, Sehingga
pada DA dapat diberikan emolien yang komposisinya dominan seramid.

Humektan adalah suatu bahan yang bersifat larut dalam air dan
mempunyai kemampuan tinggi menyerap air. Sebaiknya pemakaian humektan
dikombinasi dengan emolien sehingga dapat mencapai efek maksimal. Beberapa
contoh humektan yang banyak digunakan adalah Gliserin, sorbitol sodium
hyaluronate, urea, propylene glycol, a-hydroxy acid.

Untuk memperbaiki kulit kering, harus mengurangi hilangnya air lewat


epidermis ( TEWL ) dengan jalan memberikan bahan yang bersifat hidrasi
(moisturizer ) yang larut dalam air atau pelumas ( lumbricating) dan penutup
(oclution) yang tidak larut dalam air.

Istilah pelembab dan emolien sering dikacaukan sehingga timbul


bermacam definisi. Istilah pelembab menggambarkan terjadinya penambahan air
ke kulit, sehingga menurunkan kekasaran kulit atau peningkatan kadar air secara
aktif ke kulit. Pengertian emolien adalah bahan oklusif yang membantu hidrasi
kulit dengan cara mengoklusi permukaan kulit dan menahan air di stratum
corneum.
A. Jenis-Jenis Pelembab

Penggolongan pelembab berdasarkan atas mekanisme hidrasi


langsung dan tidak langsung.

1. Tidak langsung
a. Bahan Oklusi/ emolien
Emolien berfungsi sebagai oklusif atau membentuk
lapisan yang mempunyai kemampuan untuk mengganti
lapisan hidrofilik alamiah, sehingga mengurangi TEWL.
Emolien dapat bekerja pada kulit normal maupun dengan
kelainan, sehingga dapat digunakan untuk pengobatan
kelainan kulit pada umumnya. Efek emolien adalah:
 sebagai pelembab
 anti inflamasi
 anti mitotik
 anti pruritus
Komponen terpenting pada emolien adalah lipid.
Lipid bisa berasal dari tumbuhan dan hewan, minyak
mineral atau sintetik. Asam lemak yang digunakan berantai
karbon 8-18 dan dapat jenuh maupun tidak jenuh.
Bahan pembentuk lipofilik :
 asam lemak esensial
 seramid
2. Langsung
a. Bahan pembentuk lapisan hidrofilik
 glikosaminoglikan ( asam hyaluronat, kondroitin
sulfat )
 kolagen
 khitin dan khitosan
 polimer hidrofilik
b. Humektan : bahan higroskopis yang menyebabkan lapisan
epidermis mampu menyerap dan menyimpan air.
 Gliserin
 Sorbitol
 propilen glikol
 ester poligliseril
 asam laktat
c. Natural moisturizing factor ( NMF )
 natrium pirolidon karbosiklat
 urea
 asam amino
 asam alfa hidroksi. 4
Daftar Pustaka
1. Citrashanty I, Kerusakan Sawar Kulit pada Dermatitis Atopik, Berkala
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Univ Airlangga, Surabaya, 2012
2. Wasitaatmadja, S.M. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas
Indonesia Press. Hal.61
3. Draelos , Zoe Diana, MD. An evaluation of prescription device
moisturizers. Journal of Cosmetic Dermatology 2009. 40-43
4. Schawartz Robert A, MD; Chief Editor: Dirk M Elston, MD et al. 2012.
Moisturizers. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/1067211-overview
5. Purwandhani E, Effendi EHF. Pelembab & emolien untuk kelainan kulit
pada bayi dan anak dalam MDVI vol 27 no 4 September 2000 : 20s – 26s

Anda mungkin juga menyukai