Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap orang pasti pernah mengalami luka, baik luka ringan maupun luka
berat. Kita akan menemui banyak kasus luka, Sebelum kita melakukan perawatan
luka pada pasien, sebaiknya kita mengetahui lebih dalam tentang peradangan dan
penyembuhan luka.

Peradangan dan penyembuhan luka merupakan dua hal yang


salingberhubungan satu sama lain namun berbeda dalam prinsip, mekanisme
kerja, dan fungsinya. Proses yang terlebih dahulu terjadi adalah peradangan,
karena peradangan merupakan salah satu fase yang harus dilewati sebelum
terjadinya penyembuhan luka.

Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah rangkaian reaksi yang


terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau
terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan
terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin,
bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel
yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk
melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.

Radang mempunyai tiga peran penting dalam perlawanan terhadap


infeksi:

1. Memungkinkan penambahan molekul dan sel efektor ke lokasi infeksi


untuk meningkatkan performa makrofaga
2. Menyediakan rintangan untuk mencegah penyebaran infeksi
3. Mencetuskan proses perbaikan untuk jaringan yang rusak.

Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam dll,
yang disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi,
pembesaran diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di daerah
infeksi. Hal ini dapat menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan penurunan
tekanan darah terutama pada pembuluh kecil. Aktivasi molekul adhesi untuk
merekatkan endotelia dengan pembuluh darah. Kombinasi dari turunnya tekanan
darah dan aktivasi molekul adhesi, akan memungkinkan sel darah putih
bermigrasi ke endotelium dan masuk ke dalam jaringan. Proses ini dikenal sebagai
ekstravasasi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai
berikut:
a) tumor atau membengkak

b) calor atau menghangat

c) dolor atau nyeri

d) rubor atau memerah

e) functio laesa atau daya pergerakan menurun

f) dan kemungkinan disfungsi organ atau jaringan.

Dalam makalah ini penyusun akan mencoba untuk membahas masalah


peradangan.
BAB II

ISI

A. Pengertian Radang

Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah rangkaian reaksi yang terjadi


pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau
terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan
terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin,
bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel
yang berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk
melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.

Menurut Kamus Kedokteran Dorland:


Radang ialah respon protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau
kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung
baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu.

Menurut Katzung (2002):

Radang ialah suatu proses yang dinamis dari jaringan hidup atau sel terhadap
suatu rangsang atau injury (jejas) yang dilakukan terutama oleh pembuluh darah
(vaskuler) dan jaringan ikat (connective tissue).

B. Fungsi Peradangan
Fungsi peradangan antara lain :
a. Netralisasi dan pembuangan agen penyerang
b. Penghancuran jaringan nekrosis
c. Membantu mempersiapkan proses perbaikan dan pemulihan
C. Sebab Peradangan
Sebab peradangan adalah :
a. Infeksi dari mikroorganisme dalam jaringan
b. Trauma fisik
c. Cedera kimiawi, radiasi, mekanik atau termal
d. Reaksi imun (menimbulkan respon hipersensitiff dalam jaringan)
D. Tanda-tanda Peradangan
Beberapa tanda pokok peradangan antara lain :
a) Rubor (kemerahan)
Rubor merupakan hal pertama yang terlihant pada daerah peradangan.
Waktu. reaksi peradangan mulai timbul maka anteriol yangg mensuplai
daerah tersebut melebar, dengan lebih banyak darah mengalir kedalam
mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau
sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah.
Keadaan ini dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna
merah lokal karena peradangan akut.

b) Kalor (panas)
Pada daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya
sebab daerah yang disalurkan tubuh kepermukaan daerah yang terkena
lebih banyak dari pada yang disalurkan kedaerah normal.
c) Dolor (rasa sakit)
perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat
merangsang ujung-ujung saraf. Selain itu, pembengkakan jaringan yang
meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan
lagi dapat menimbulkan rasa sakit.
d) Tumor (pembengkakan)
pembemkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari
sirkulasi darah kejaringan-jaringan iterstitial. Campuran dari cairan dan sel
yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat. Pada keadaan dini
reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah cair,seperti yang terjadi
pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan.
E. Berbagai jenis radang pada rongga mulut
1. Gingivitis
Defenisi : Gingivitis adalah peradangan padag gusi (gingiva).
Gingivitis sering terjadi dan bisa timbul kapan saja setelah tumbuhnya
gigi.
Gejala : pada gingivitis simplek, gusi tampak merah, membengkak
dan mudah berdarah jika penderita menggosok gigi atau makan. Pada
gingivitisnya berat pada saat bangun pagi hari bantal bisa dipenuhi
oleh bercak darah, terutama jika pada saat tidur penderita bernafas
melalui mulutnya.
Gingivostomatitis herpatik akut merupakan infeksi virus pada gusi dan
bagian mulut lainnya , yang menimbulkan nyeri. Gusi tampak
berwarna merah terang dan terdapat banyak luka terbuka yang
berwarna putih atau kuning di dalam mulut
Gingivitis pada leukemia merupakan tanda awal dari leukemia yang
terjadi pada sekitar 25 % penderita anak-anak. Penyusupan (infiltrasi)
sel-sel leukemia ke dalam gusi menyebabkan gingivitis dan
berkurangnya kemampuan untuk melawan infeksi akan semakin
memperburuk keadaan ini. Gusi tampak merah dan mudah berdarah.
Perdarahan seringkali berlanjut sampai beberapa menit atau lebih
karena pada penderita leukemia, dalam tidak membeku secara normal.
Penyebab : gingivitis hampir selalu terjadi akibat penggosokan dan
flosing (membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi) yang
tidak benar sehingga plak tetap ada disepanjang garis gusi. Plak
merupakan suatu lapisan yang terutama terdiri dari bakteri : plak lebih
sering menempel pada tambalan yang salah atau disekitar gigi yang
terletak berseblahan dengan gigi palsu yang jarang dibersihkan. Jika
plak tetap melekat pada gigi selama lebih dari 72 jam , maka akan
mengeras dan membentuk karang gigi. Plak merupakan penyebab
utama gingivitis.
Factor lainnya yang akan semakin memperburuk peradangan adalah :
- Kehamilan
- Pubertas
- Pil KB
Obat- obat tertentu nisa menyebabkan pertumbuhan gusi yang
berlebihan sehingga plak sulit dibersihkan dan terjadilah gingivitis.
Obat-obatan tersebut adalah :

- Fenition
- Ciclosporin
- Calcium channel blockers
- Pil atau suntikan kb

Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan gingivitis, dimana gusi


meradang dan mudah berdarah, kekurangan niasin (pellagra) juga bisa
menyebabkan peradangan dan perdarahan gusi, serta mempermudah
terjadinya infeksi mulut.

Pada kehamilan, gingivitis bisa semakin memburuk hal ini terutama


disebabkan oleh perubahan hormonal. Keadaan ini didukung oleh
kurangnya menjaga kebersihan mulut karena wanita hamil sering
merasa mual dipagi hari. Selama kehamilan, iritasi ringan (yang paling
sering adalah pembentukan karang gigi) bisa menyebabkan
pertumbuhan berlebih dari jaringan gusi yang menyerupai benjolan.
Keadaan ini disebut tumor kehamilan (epulis gravidarum). Jika terluka
atau pada saat makan, jaringan gusi yang membengkak ini mudah
mengalami perdarahan.

Gingivitis deskuamativa merupakan suatu keadaan yang paling sering


ditemukan pada wanita pasca menopause. Lapisan gusi yang paling
luar terpisah dari jaringan dibawahnya. Gusi nmenjadi sangat longgar
sehingga lapisan terluarnya bisa digerakkan dengan kapas lidi.

Pada perikoronitis, yang menbengkak adalah gusi pada sebuah gigi


yang belum keluar seluruhnya. Cairan, potongan makanan dan bakteri
bisa terperangkap di dalam bagian gusi yang menutupi gigi ini. Bisa
terjadi infeksi, yang selanjutnya bisa menyebar ke tenggorokan atau
pipi.
Diagnose : diagnose ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik. Gusi yang meradang tampak merah, membengkak
dan mudah berdarah.

Pengobatan : kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk


gingivitis harus diatasi. Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka
pertumbuhan gusi yang berlebihan harus diangkat melalui
pembedahan.

Jika terjadi kekurangan vitamin c dan niasin, maka diberikan tambahan


vitamin.

Gingivostomatitis herpetic akut biasanya membaik tanpa pengobatan


dalam waktu 2 minggu. Bisa diberikan obat kumur anestetik untuk
mengurangi rasa tidak nyaman ketika penderita makan dan minum.

Tumor kehamilan (Epulis Gravidarum) dapat diangkat melalui


pembedahan. Tetapi tumor ini cenderung tumbuh kembali selama
kehamilan masih berlangsung dan biasanya akan menghilang setelah
melahirkan.

Pada gingivitis desukuamativa diberikan terapi sulih hormone. Pilihan


pengobatan lainnya adalah tablet kortikosteroid yang dioleskan
langsung ke gusi.

Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada leukemia, sebaiknya


penderita membersihkan giginya tidak dengan sikat gigi, tetapi
menggunakan bantalan atau busa. Obat kumur chlorhexidine bisa
diberikan untuk mengendalikan plak dan mencegah infeksi mulut.

Pada perikoronitis sisa makanan dan bakteri dibawah lipatan gusi


dibersihkan oleh dokter gigi. Jika rontgen menunjukkan bahwa gigi
geraham bawah tidak mungkin tumbuh secara sempurna, maka
sebaiknya gigi geraham bawah dicabut.
Untuk pengobatan infeksi akut yang tanpa komplikasi dapat diberikan
antibiotic. Penggunaan antiseptic kumur seperti chloehexidine dapat
membantu mengurangi jumlah kuman dalam mulut.

Bila nyeri dirasakan sangat menganggu maka dapat diberikan pereda


nyeri seperti paracetamol dan ibuprofen.

2. Stomatitis
Defenisi : Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada
mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan. Bercak itu
dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok. Sariawan dapat
menyerang selaput lender pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah,
gusi, serta langit-langit dalam rongga mulut. Meski tidak tergolong
berbahaya, namun sariawan sangat menganggu.
Sariawan yang berukuran lebih besar jarang terjadi dan berbentuk
tidak teratur. Sariawan ini memerlukan waktu beberapa minggu untuk
penyembuhan dan seringkali meninggalkan jaringan parut.
Penyebab : penyebab pasti terjadinya sariawan atau stomatitis masih
belum jelas. Kombinasi berbagai factor berkontribusi menjadi
penyebab terjadinya sariawan atau stomatitis.
Factor-faktor pemicu untuk terjadinya sariawan (stomatitis) :
 Trauma pada mulut, seperti menyikat gigi yang terlalu keras, pipi
atau bibir yang tergigit, makanan pedas atau asam.
 Pasta gigi atau obat kumur yang mengandung larutan sodium
lauryl sulfate
 Sensitivitas terhadap makanan tertentu misalnya coklat, kopi, telur,
kacang, keju, makanan asam seperti nanas.
 Kekurangan vitamin B12, Zink, Asam Folat atau zat besi
 Adanya reaksi alergi terhadap bacteri tertentu didalam mulut
 Helicobacter pilory, bacteri yang menyebabkan ulkus peptikum
 Perubahan hormonal pada saat menstruasi
 Stress psikis
Gejala : kebanyakan sariawan berbentuk bulat atau oval dengan
bagian tengah berwarna putih atau kuning dan tepi yang merah.
Lesi ini terbentuk didalam mulut, bisa pada pipi, bibir, dibawah
lidah, pada dasar gusi, atau pada langit-langit lunak mulut (palatum
molle).
Gejala utama yang dirasakan adalah rasa nyeri, yang dapat
berlangsung selama 4-10 hari. Nyeri akan bertambah buruk bila
lidah menyentuh sariawan atau jika penderita makan makanan
yang pedas atau panas. Sariawan yang berat bisa menyebabkan
demam, pembengkakan kelenjar getah bening dileher dan rasa letih
atau lesu.
Sariawan dapat terjadi berulang, mungkin satu sampai beberapakali
dalam setahun.
Diagnose : diagnose didasarkan dari ditemukannya luka sariawan
dan nyeri yang dirasakan penderita. Sariawan tampak sebagai
bintik bulat putih dengan tepi berwarna merah. Sariawan hampir
selalu terbentuk di jaringan longgar dan lunak, terutama dibibir
atau pipi sebelah dalam lidah atau langit-langit muda mulut, dan
kadang ditenggorokan.
Pengobatan : sariawan yang kecil biasanya tidak terlalu
membutuhkan pengobatan, karena cenderung akan sembuh dengan
sendirinya dalam waktu 1- 2 minggu. Tapi sariawan yang besar
yang tidak sembuh-sembuh seringkali membutuhkan penanganan
yang lebih lanjut. Obat yang diberikan bisa berupa obat kumur,
obat oles , atau bahkan obat minum. Tujuan pengobatan pada
umumnya adalah untuk mengurangi nyeri sampai l;uka sembuh
dengan sendirinya. Obat-obatan yang diminum biasanya tidak
spesifik menyembuhkan sariawan, namun dapat membantu
penanganan.
3. Candidiasis Oral
Defenisi : Candidiasis Oral adalah kelainan peradangan yang
disebabkan oleh jamur candida, terutama candida albicans.
Penyebab : penyebabnya adalah jamur candida, terutama candida
albicans. Jamur candida normal terdapat pada kulit, saluran
pencernaan, dan daerah genetalia pada daerah-daerah ini tidak
menimbulkan masalah. Namun, terkadang dapat menyebabkan infeksi.
Gejala : gejalanya tergantung kepada bagian tubuh yang terkena
infeksi :
- Timbulnya bercak putih yang terasa nyeri.
- Bercak di esofagus, menimbulkan rasa nyeri saat menelan
- Infeksi kulit
- Jika candida menyebar ke bagian tubuh lainnya, maka infeksi dapat
lebih serius, dimana penderita bisa mengalami demam, gangguan
bunyi jantung, pembesaran limpa, penurunan tekanan darah,atau
penurunan produksi air kemih. Infeksi pada retina bisa
menyebabkan kebutaan. Jika infeksi yang terjadi berat, maka
beberapa organ dapat berhenti berfungsi dan dapat terjadi
kematian.

Diagnose : dilakukan berdasarkan gejala-gejala yang ada. Untuk


mengkonfirmasi diagnose, perlu dilakukan identifikasi jamur secara
mikroskopis.contoh darah atau jaringan lain yang terinfeksi dapat
dikirim ke laboratorium untuk dibiarkan dan diperiksa apakah
ditemukan adanya jamur.

Pengobatan : dapat diobati dengan obat-obat anti jamur. Kandidiasis


diobati dan kurang responsive terhadap terapi pada orang-orang
dengan gangguan tertentu, seperti diabetes.

4. Pulpitis (Radang pulpa Gigi)


Defenisi : Pulpitis adalah peradangan pada pulpa gigi yang
menimbulkan rasa nyeri. Pulpa adalah bagian gigi paling dalam, yang
mengandung syaraf dan pembuluh darah.
Penyebab : pulpitis yang paling sering ditemukan adalah pembusukan
gigi, penyebab kedua karena cedera. Pulpa terbungkus dalam dinding
yang keras sehingga tidak memiliki ruang yang cukup untuk ketika
terjadi peradangan. Yang terjadi hanyalah peningkatan tekanan di
dalam gigi. Peradangan yang ringan jika berhasil diatasi, tidak
menimbulkan kerusakan gigi yang permanen. Peradangan yang berat
jika mematikan pulpa. Meningkatnya tekanan di dalam gigi bisa
mendorong pulpa melalui ujung akar, sehingga melukai tulang rahang
dan jaringan disekitarnya.
Gejala : pulpitis menyebabkan sakit gigi luar biasa
Diagnose : diagnose ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik. Untuk menentukan apakah pulpa masih bisa
diselamatkan, bisa dilakukan pengujian :
- Diberikan rangsangan dingin. Jika setelah rangsangan dihentikan
nyerinya hilang, berarti pulpa masih sehat. Pulpa bisa
dipertahankan dengan cara membuang bagian gigi yang membusuk
dan menambalnya. Jika nyeri tetap ada meskipun dingin telah
dihilangkan atau jika nyeri timbul secara spontan, maka pulpa tidak
dapat dipertahankan.
- Penguji pulpa elektrik. Alat ini digunakan untuk menunjukkan
apakah pulpa masih hidup, bukan untuk menentukan apakah pulpa
masih sehat. Jika penderita merasakan aliran listrik pada giginya,
berarti pulpa masih hidup.
- Mengetuk dengan sebuah alat . jika dengan pengetukan gigi timbul
nyeri, berarti peradangan telah menyebar ke jaringan dan tulang di
sekitarnya.
- Rontgen gigi. Dilakukan untuk memperkuat adanya pembusukan
gigi dan menunjukkan apakah penyebaran peradangan telah
menyebabkan pengeroposan tulang disekitar akar gigi.
Pengobatan : peradangan mereda jika penyebabnya diobati. Jika
pulpitis diketahui pada stadium dini, maka penambalan sementara
yang mengandung obat penenang saraf bisa menghilangkan nyeri.
Tambalan ini bisa dibiarkan 6-8 minggu dan kemudian diganti
dengan tambalan permanen. Jika terjadi kerusakan pulpa yang luas
dan tidak dapat diperbaiki, satu-satunya cara untuk menghilangkan
nyeri adalah dengan mencabut pulpa, baik melalui pengobatan
saluran akar maupun pecabutan gigi.
5. Tonsilitis (radang amandel)
Defenisi : tonsillitis adalah peradangan yang terjadi pada tonsil
(amandel). Tonsil membantu system imunitas dengan cara melindungi
tubuh dari infeksi yang bisa masuk melalui mulut. Tetapi, tonsil itu
sendiri kadang bisa mengalami infeksi. Karena banyaknya virus/
bakteri yang masuk, tonsil bisa membengkak dan mengalami
peradangan, yang disebut tonsilitid.
Penyebab : amandel/ tonsil yang merupakan jaringan limfatik yang
terletak pada kedua sisi tenggorokan, diatas dan dibelakang lidah . jika
terdapat infeksi didalam tubuh, maka tonsil yang merupakan bagaian
dari system imun akan membantu memerangi dengan bekerja lebih
keras sehingga dapat terjadi pembesaran maupun peradangan tonsil.
Tonsilitis bisa disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri , misalnya
virus influenza atau bakteri streptotokus. Tonsillitis sering ditemukan,
terutama pada anak-anak. Kondisi ini bisa terjadi sesekali atau sering
berulang.
Gejala : tonsillitis paling sering mengenai anak-anak antara usia pra-
sekolah sampai pertengahan masa remaja. Tanda dan gejala tonsillitis
yang sering ditemukan :
- Tonsil (amandel) membengkak dan merah, bisa terdapat lapisan
atau bercak-bercak putih atau kuning pada tonsil
- sakit tenggorokan
- sulit atau nyeri untuk menelan
- nyeri terkadang sampai dirasakan sampai ke telinga
- demam,
- kelenjar getah bening dileher membesar dan terasa nyeri
- Bau nafas yang tidak enak
- Suara seperti bergumam atau serak
- Kaku leher
- Sakit kepala
- Nyeri perut, terutama pada anak yang masih kecil.
- Hilang nafsu makan
Peradangan dan pembengkakan pada tonsil (amandel) terkadang
cukup besar hingga dapat menyumbat jalan nafas. Pada anak-anak
yang masih kecil dan tidak mampu mengatakan apa yang ia
rasakan, tanda-tanda tonsillitis dapat berupa :
- Air ludah menetes keluar karena anak kesulitan atau merasa sakit
untuk menelan
- Anak tidak mau makan
- Anak menjadi rewel yang tidak seperti biasanya

Diagnose : diagnose berdasarkan gejala-gejala yang ada dan hasil


pemeriksaan fisik pemeriksaan darah bisa dilakukan untuk membantu
menentukan apakah penyebabnya adalah infeksi bacteri atau virus.
Selain itu, bisa dilakukan pemeriksaan apusan tenggorokan untuk
mengetahui bacteri penyebabnya.

Pengobatan : ada beberapa hal yang dapat dilakukan selama masa


penyembuhan :

- Istirahat yang cukup


- Minum air yang cukup
- Minum yang hangat, seperti teh atau air hangat.
- Kumur-kumur dengan air garam untuk membantu meringankan
nyeri tenggorokan
- Gunakan pelembab udara agar tidak menambah iritasi pada
tenggorokan
- Hindari bahan-bahan yang bisa mengiritasi tenggorokan, misalnya
asap rokok.
Selama proses penyembuhan ndapat diberikan obat-obat untuk
mengatasi rasa nyeri dan demam, seperti ibuprofen atau
acetaminophen, jika diperlukan. Hindari penggunaan aspirin untuk
anak-anak, karena berisiko untuk terjadinya sindroma reye.

Jika penyebabnya adalah bakteri, maka perlu diberikan antibiotic.


Tetapi jika penyebabnya adalah virus, maka antibiotic tidak perlu
diberikan. Pada infeksi virus, anak cenderung akan membaik dalam
waktu 7-10 hari.

Antibiotic yang diberikan oleh dokter harus dihabiskan meskipun


gejala-gejala telah hilang sepenuhnya. Jika antibiotic tidak dihabiskan,
maka infeksi bisa memberat dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Penderita juga berisiko untuk mengalami demam rematik dan
peradangan ginjal serius.

Operasi pengangkatan tonsil bisa dilakukan jika tonsilitis sering


berulang, tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotic, atau
jika menyebabkan komplikasi yang sulit diatasi, seperti :

- Gangguan tidur karena sumbatan saluran nafas


- Kesulitan nafas
- Sulit menelan, terutama daging dan makanan padat lainnya
- Adanya abses yang tidak membaik dengan pemberian antibiotic

Pencegahan : virus atau bakteri yang menyebabkan tonsilitis bersifat


menular. Penularan bisa terjadi melalui kontak dengan mulut atau
sekret seorang terinfeksi. Oleh karena itu, cara pencegahan yang paling
baik adalah dengan menjaga kebersiha, misalnya :

- Mencuci tangan dengan baik dan sering, terutama setelah


menggunakan toilet dan sebelum makan
- Hindari berbagi makanan, minuman atau alat-alat makan dengan
penderita
Seseorang yang mengalami tonsillitis perlu melakukan tindakan
pencegahan agar tidak menular ke orang lain, yaitu dengan cara :

- Istirahat dirumah hingga sembuh atau telah dijinkan dokter


- Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
- Cuci tangan setelah batuk atau bersin
6. Sialadenitis (gangguan kelenjar air ludah)
Kelainan yang penting pada kelenjar liur adalah peradangan yang
disebut dengan Sialadenitis, yang biasanya disebabkan oleh bakteri.
Biasanya peradangan merupakan lanjutan dari peradangan rongga
mulut dengan faktor resiko keadaan rongga mulut yang terlalu kering
(xerostomia)

7. Glossitis
Mungkin terdengar asing penyakit satu ini, penyakit satu ini membuat
lidah terasa sakit karena adanya rekahan. Kondisi ini terjadi akibat
jaringan pelindung di permukaan lidah tidak terbentuk secara
sempurna. Untuk pengobatannya harus diketahui dulu apa
penyebabnya, bisa karena anemia atau kekurangan vitamin

http://artikelkesehatanwanita.com/penyakit-yang-mengakibatkan-infeksi-rongga-
mulut.html

www.medicastore.com

http://muslymusli.blogdetik.com/2012/03/19/patologi

Anda mungkin juga menyukai