Anda di halaman 1dari 6

CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)

DAN ETIKA BISNIS


PT. ANEKA TAMBANG. Tbk

Disusun Oleh

Nama : Sri Ruhmiati

NIM : 0171030323

JURUSAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DEWANTARA


Mengawal Progam CSR PT ANTAM (PERSERO) Tbk.
Program Pengembangan Sentra Buah-buahan Tahap III

Yayasan Amiri Bogor sebagai lembaga yang peduli kepada upaya pelestarian lingkungan hidup,
konservasi tanah dan air, pengembangan pertanian dan pemberdayaan masyarakat, mendapat
kepercayaan dari PT Antam (Persero) Tbk melalui Program CSR (Corporate Social
Responsibility) guna mengawal Program Pengembangan Sentra Buah-buahan Tahap III untuk
Penghijuan dan Peningkatan Pendapatan Masyarakat di Wilayah Kecamatan Nanggung
Kabupaten Bogor Tahun 2014-2015.

Secara simbolik pelaksanaan program tersebut telah dicanangkan oleh Plt Bupati Bogor Hj.
Nurhayanti yang didampingi oleh Vice President CSR PT Antam (Persero) Tbk Agus Yulianto
dan General Manager UBPE (Unit Bisnis Penambangan Emas) Pongkor Agus Zamzam
Jamaluddin pada tanggal 29 Desember 2014.

Sebelum dilakukan pencanangan penanaman, maka diawali dengan laporan singkat tentang
pelaksanaan program tersebut oleh Ketua Yayasan Amiri Bogor Rio Sudarpo. Selanjutnya Plt
Bupati Bogor secara simbolik melakukan kegiatan penanaman pohon buah-buahan manggis
serta pembuatan lubang biopori. Hj. Nurhayanti sangat mengapresiasi kegiatan tersebut, karena
membantu Pemerintah Kabupaten Bogor menciptakan lingkungan bersih dan sehat bagi seluruh
masyarakat.
"Saya minta agar penanaman pohon tersebut benar benar dihayati pelaksanaannya sesuai dengan
tujuan dan filosofi sebagai upaya reboisasi lahan yang dalam jangka panjang dan juga berpotensi
serta menimalisir terjadinya bencana di Kabupaten Bogor, terlebih kini sudah masuk musim
hujan kita tidak ingin terjadi apa-apa," ucapnya. Juga ditekankan kepada Yayasan Amiri agar
proses penanaman juga dibarengi dengan bimbingan dan pendampingan masyarakat sehingga
tujuan program dapat tercapai dan bermanfaat.

Sementara itu, Vice President PT.Antam Persero) Tbk, Agus Yulianto mengatakan bahwa dalam
penanaman kali ini, PT Antam akan menyumbangkan sebanyak 30 ribu bibit tanaman buah-
buahan. “bibit tanaman buah-buahan antara lain meliputi Manggis Raya sebanyak 16 ribu,
Durian Matahari 6 ribu, Durian Monthong 4 ribu dan Jambu Kristal 4 ribu,” demikian
penjelasannya. Agus Yulianto juga menjelaskan bahwa dalam implementasinya akan dilakukan
rangkaian kegiatan pendataan masyarakat penerima manfaat, distribusi bibit dan sarana
produksi, penanaman dan pemeliharaan tanaman, serta pelatihan penguatan masyarakat yang
akan dilakukan oleh lembaga yang ditunjuk oleh PT Antam (Persero) Tbk yaitu Yayasan Amiri
Bogor. (rio2014)
Keberhasilan PT Antam, Tbk. dalam
Menerapkan Etika Bisnis

Dalam buku Business Ethics: Decision Making for Personal Integrity & Social
Responsibility, 3rd ed, dijelaskan bahwa “Etika Bisnis” terdiri atas etika dan bisnis. Kata
“etika” sendiri merujuk pada aplikasi nilai-nilai dalam konteks bisnis. Dalam lingkungan yang
bertujuan mencari keuntungan, konteks bisnis tersebut berarti bahwa suatu perusahaan harus
mendapatkan profit untuk dapat bertahan dan menjalankan misinya.

Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan (rightness) dan moralitas
(morality) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini, etika diartikan sebagai aturan yang tidak
dapat dilanggar dari perilaku yang dapat diterima di masyarakat.

Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan pemimpin dan
segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan menjalankan bisnis seara etik. Etika bisnis
dapat juga diartikan sebagai proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Singkatnya, skandal korporasi yang dirasakan oleh berbagai institusi kerap kali disebabkan oleh
kegagalan penyelenggaraan etika bisnis di institusi tersebut.

Hartman, Desjardins dan MacDonalds (2014, p.4) mengatakan bahwa pengambilan keputusan
berdasar etika dalam dunia bisnis tidak hanya berkisar pada keputusan major yang dibuat
perusahaan dengan dampak sosial yang dramatis. Setiap orang yang terlibat dalam bidang
manajemen hampir dapat dipastikan akan menghadapi permasalahan yang membutuhkan
pengambilan keputusan yang etis. Perlu diperhatikan pula bahwa tidak semua pengambilan
keputusan etis dapat didasarkan pada peraturan dan regulasi ekonomi, hukum maupun
perusahaan. Terkadang keputusan-keputusan tersebut berdasar pada nilai-nilai yang dianut oleh
individu yang terlibat di dalamnya. Selain itu, tentu saja keputusan-keputusan yang diambil oleh
suatu perusahaan dapat juga memberikan dampak besar pada perusahaan, seperti pada beberapa
kasus-kasus skandal korporasi yang terungkap.

Salah satu perusahaan yang menarik untuk diulas karena keberhasilannya dalam menerapkan
etika bisnis adalah PT. ANTAM, Tbk. Antam adalah sebuah BUMN yang bergerak dalam bisnis
pertambangan umum dengan beberapa unit bisnis seperti nikel, emas dan bauksit yang tersebar
di beberapa provinsi di Indonesia.

ANTAM, Tbk dinobatkan menjadi satu dari 3 perusahaan pertambangan yang mendapatkan
penghargaan sebagai perusahaan dengan penerapan GCG (Good Corporate Governance) terbaik
dalam ajang Indonesia Good Corporate Governance Award 2015 pada 26 Agustus 2015 lalu
bersama dengan Bukit Asam (Persero) Tbk, dan Timah (Persero) Tbk.

Ajang penghargaan bertajuk Indonesia Good Corpoate Governance Award 2015 ini diprakarsai
oleh Economic Review Magazine dan IPMI International Business School. Ajang ini juga
memberikan penghargaan kepada 54 perusahaan lain yang membawahi berbagai bidang seperti
perbankan, pembiayaan, asuransi, pertambangan, jalan tol, transportasi, telekomunikasi, industri
serta property dan real estate.

Definisi GCG menurut Bank Dunia adalah aturan, standar dan organisasi di bidang
ekonomi yang mengatur perilaku pemilik perusahaan, direktur dan manajer serta perincian
dan penjabaran tugas dan wewenang serta pertanggungjawabannya kepada investor
(pemegang saham dan kreditur). Tujuan utama dari GCG adalah untuk menciptakan sistem
pengendaliaan dan keseimbangan (check and balances) untuk mencegah penyalahgunaan
dari sumberdaya perusahaan dan tetap mendorong terjadinya pertumbuhan perusahaan.

Dalam keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-117/M-Mbu/2002 tentang
Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada BUMN dijelaskan bahwa corporate
governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika bisnis yang berlaku secara
universal.

GCG dan etika bisnis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. GCG merupakan satu
bentuk nyata dari implementasi etika bisnis dalam suatu perusahaan. PT ANTAM, Tbk
menerapkan GCG secara konsisten demi mengarahkan perusahaan tersebut untuk mencapai
bisnis yang terus bertumbuh dan berkelanjutan. Perusahaan ini meyakini bahwa GCG akan
menciptakan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Penerapan GCG yang baik diyakini
dapat membuat perusahaan menjadi kompetitif, memiliki sustain growth, high return,
mendapatkan nilai yang optimal sehingga pada akhirnya value added tersebut akan melahirkan
happy management, happy owner and happy community.

Sebagai wujud penerapan GCG yang komprehensif, ANTAM berupaya untuk dapat mengadopsi
standar terbaik yang berlaku secara internasional seperti Australian Securities
Exchange (ASX)Corporate Governance Principles and Recommendations yang diterbitkan oleh
ASX Corporate Governance Council tahun 2010 dan ASEAN Corporate Governance
Scorecard yang diterbitkan oleh ASEAN Capital Market Forum, serta standar yang berlaku di
Indonesia seperti Pedoman GCG yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG) tahun 2006, standar penerapan GCG untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
dikeluarkan oleh Kantor Kementerian Negara BUMN, yaitu Peraturan Menteri Negara BUMN
No. Per-01/MBU/2011 dan SK-16/S MBU/2012.

Visi ANTAM tahun 2020 adalah menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan
pertumbuhan sehat dan berstandar kelas dunia. Untuk mencapai visi tersebut, Antam memiliki
roadmap sendiri, yakni sebagai berikut:
1. Excellent Human Capital.

Dalam human capital, ANTAM memiliki prinsip bernama BEST (Beyond expectation,
Environmental, Awareness, Synergized, and Partnership). Untuk dapat menjalankan BEST,
setiap pegawai Antam dituntut untuk memiliki live value, berupa PIONEER (Professionalism,
Integrity, Global mentality, Harmony, Excellence, Reputation).

Para pemimpin di lingkungan Antam juga dituntut untuk memiliki live value, berupa SENSE
(Speed, Energize, Respect, Courage).

Kedua hal tersebut dileburkan dalam IMAM (Integrity, Maturity, Abundant Mentality) dan
kriteria GCG yakni TARIF (Transparency, Accountability, Responsibility, Independency,
Fairness).

1. Kerangka pendekatan penerapanknowledge management sebagai salah satu penunjang


dalam pengelolaan bisnis perusahaan dimulai dari culture and behavior,
membangun infrastructure, process & content.
2. Strategi implementasi GCG berupa komitmen (corporate governance commitment, good
corporate commitment,good corporate citizen).

Kebijakan Tata Kelola Perusahaan dilaksanakan oleh ANTAM dengan memberlakukan Pedoman
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Policy), Standar Etika Perusahaan
(Code of Conduct, COC), Pedoman Kerja (Charter) Dewan
Komisaris, Charter Direksi, CharterKomite Penunjang Dewan Komisaris, Charter Internal
Audit, Pedoman Kebijakan Manajemen Perusahaan (Corporate Management Policy), Pedoman
Kebijakan Manajemen Risiko, serta kebijakan-kebijakan lainnya seperti Sistem dan Prosedur
Operasional (Standard and Operating Procedure) serta Instruksi Kerja (Work Instructions). Soft
structure Good Corporate Governance(GCG) ini dipublikasikan dalam portal internal dan situs
ANTAM, serta selalu dikaji secara berkala setiap tahun dan dilakukan revisi untuk disesuaikan
dengan situasi dan kondisi ANTAM yang berjalan, praktik terbaik GCG serta penyesuaian
terhadap peraturan perundangan yang berlaku.

Guna mengetahui tingkat penerapan GCG di Perusahaan, ANTAM melakukan penilaian


penerapan GCG secara konsisten setiap tahunnya sejak tahun 2004. Penilaian dilakukan oleh
Pihak Independen dengan menggunakan parameter SK-16/MBU/2012 dari Kementerian
BUMN, Pedoman GCG Indonesia-KNKG, ASX Corporete Governance Principles &
Recommendations dan ASEAN CG Scorecard. Selain itu ANTAM secara aktif ikut serta dalam
penilaian Corporate Governance Perception Index (CGPI) dari Indonesia Institute of Corporate
Governance (IICG) dan memperoleh predikat Most Trusted Company. Hasil penilaian penerapan
GCG di ANTAM ini juga dilaporkan dalam RUPS.

Implementasi prinsip-prinsip GCG di Antam didasari oleh nilai-nilai perusahaan dalam


PIONEER sebagai ethical driven dan dengan tersedianya soft structure berupa kebijakan
perusahaan (yang terdiri dari Pedoman Tata kelola Perusahaan, management policy dan SOP
sebagai regulatory driven di mana hal ini menunjukkan bahwa Antam telah mengintegrasikan
nilai-nilai perusahaan dengan implementasi GCG secara menyeluruh baik dari segi sasaran
maupun strategi dan program.

Setelah membaca paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG pada hakikatnya
adalah menjalankan bisnis yang beretika untuk menjamin kelangsungan bisnis di masa
mendatang (future sustainability).

Anda mungkin juga menyukai