Buku 2: RKPM
(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Modul Pembelajaran Pertemuan ke 6
PERKERASAN JALAN
IV/2/PDTS 1212
oleh
1. Dr. Eng. Iman Haryanto, ST., MT.
2. Heru Budi Utomo, MT.
Desember 2012
1
I. Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM)
Media Ajar
Pertemuan ke
Topik
Aktivitas
Tujuan Ajar/ (pokok, Metode
Audio/Video
Metode Ajar Aktivitas Dosen/ Sumber
Presentasi
Soal-tugas
Keluaran/ subpokok Evaluasi dan
Gambar
(STAR) Mahasiswa Nama Ajar
Teks
Web
Indikator bahasan, alokasi Penilaian
Pengajar
waktu)
6 Dapat melakukan Ruang lingkup mix - - Hasil tugas Mahasiswa (1) Baca buku Menjelaska Buku ajar
mix design beton design beton aspal: Skoring 0- mendengarkan ajar sebelum n materi
aspal (1) sifat-sifat dan kuliah, (2) kuliah,
volumetrik, (2)
100 memberikan Mendengar- memandu
stabilitas, (3) flow, komentar, kan (3) diskusi
(4)MQ, (5) KAO berdiskusi serta bertanya dan
berlatih soal menjawab (4) Pengajar:
Waktu: 2 × 50 menit berlatih Iman
menghitung Haryanto
mix design
beton aspal
2
BAB V
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Bab ini menjelaskan pengertian campuran kerja, persyaratan teknis campuran
2. Relevansi
Campuran kerja terdiri dari agergat dan aspal atau semen-air. campuran kerja
kerja untuk campuran beraspal atau beton berpengaruh terhadap kinerja struktural
perkerasan jalan. Oleh karena itu, bab ini berkaitan dengan bab-bab lain dalam
campuran kerja untuk campuran beraspal dan metode perencanaan campuran kerja
untuk beton.
B. PENYAJIAN
lapangan. Variasi sifat-sifat teknik agregat, aspal, dan semen cukup luas sesuai
lokasi proyek dan tidak selalu dapat langsung memenuhi persyaratan teknis yang
ditetapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan tahap coba-coba untuk menemukan
Komposisi campuran beraspal atau beton yang telah memenuhi persyaratan teknik
disebut resep campuran kerja. Proses perencanaan resep campuran kerjadisebut
fraksiagregat yang menghasilkan spesifikasi gradasi dan proporsi bahan ikat, dalam
Indonesia adalah campuran beraspal panas (hot mixed asphalt). Campuran beraspal
panas diperoleh dari pencampuran agregat panas dan aspal keras yang dipanaskan
agar benar-benar kering dari air. Persyaratan kering dari air penting sekali karena
kekentalar, aspal harus dipenuhi supaya diperoleh aspal dapat rnelapisi agergat
harus dilakukan karena pencampuran di dalam pabrik tidak sama persis dengan
agregat dan aspal di mixing plant selesai dilakukan selanjutnya diangkut ke lokasi
pekerjaan dan segera dihamparkan sampai didapat lapisan yang seragam. Dalam
lapisan yang rata dan padat. Mula-mula dilaksanakan percobaan pemadatan (trial
terpenuhi, uji coba pemadatan terhadap resep campuran kerja biasanya dapat
mixing plant dan pekerjaan pemadatan dapat dilanjutkan. Namun apabila ternyata
uji coba tersebut tidak berhasil memenuhi persyaratan kepadatan, maka mau tidak
4
mau resep campuran kerja harus diubah atau dikoreksi lagi.
Stability, yaitu kemampuan untuk menahan deformasi akibat beban yang diderita.
friction.
karakteristik aspal, antara lain karena oksidasi, kerusakan oleh air dan lain-lain.
Flexibility, yaitu kemampuan untuk dapat mengikuti perubahan bentuk akibat beban
Fatigue resistance, yaitu ketahanan lapis perkerasan untuk menahan beban roda yang
berulang.
5
diperoleh dari sampel yang disiapkan dengan prosedur dan peralatan pemadatan
serta kemudian diuji dengan mesin yang dikembangkan oleh Bruce Marshall dari
USA. Secara rinci persyaratan teknik campuran terdiri dari stabilitas, kelelehan, dan
parameter volumetrik (yaitu Voids In the Mixtures (VIM), Voids in Mineral Aggregates
(VMA) dan Voids Filled with Bitumens (VFB). Di USA sendiri telah dikembangkan
spesifikasi baru yang disusun oleh SHRP (Strategic Highway Research Project).
ASTM atau AASHTO. Material yang tidak memenuhi persyaratan, tidak digunakan
a) Evaluasi agregatyang terdiri dari : fraksi kasar, agregat halus dan bahan
pengisi. Sifat-sifat teknis agregat yang diuji adalah :
Tabel 5.1. Sifat-sifat teknis agregat dan persyaratannya
Ketersediaan (lokal)
Ekononlis
6
Kualitas
........................................................................................ (5.1)
dengan
pemadatan. Suhu pencampuran adalah suhu pada saat viskositas aspal mencapai
170 ± 20 cSt. Suhu pemadatan adalah suhu pada saat viskositas aspal mencapai
7
280 ± 30 cSt.
c) Peralatan utamaberupa alas pemadat dan mesin uji marshall untuk mengukur nilai
stabilitas dan kelelehan briket yang telah dipadatkan.
Pengujian Campuran Beraspal yang terdiri dari :
a) Pencampuran agregat panas dan aspal cair panas.
b) Pemadatan Marshall sejumlah jumlah tumbukan Marshall yang sesuai kategori
lalulintas rencananya. Variasi tumbukan Marshall terdiri dari 2 × 35, 2 × 50, 2 ×
75tumbukan.
c) Jumlah benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan jumlah variasi kadaraspal. Untuk
campuran beraspal jenis Hot Rolled Asphalt (FIRA) biasanya dilakukan uji coba
terhadap enam variasi kadar aspal sesuai tipe HRA yang dipilih. Untuk jenis aspal
beton, jumlah uji coba sampel adalah enam variasi kadar aspal, yaitu P est, Pest, ± 0,5 %,
Pest ± 1 % dan Pest– 1,5 %. Nilai Pest, dihitung dari persamaan berikut :
Pest = 0,035 × CA + 0,045 × FA + 0,18 × FF + Konstanta ..................(5.2)
Keterangan :
8
Vmm : volume campuran tanpa volume udara
Vb : volume aspal
persamaan-persamaan berikut.
Kadar aspal terserap :
....................................................................... (5.3)
dengan
...................................................................................... (5.4)
dengan
.................................................................... (5.5)
beberapa cara, salah satunya dengan menyelimuti benda uji dengan peraffin
9
............................................................................... (5.6)
dengan
............................................................ (5.7)
Cara lain adalah tanpa menyelimuti benda uji dengan paraffin, tetapi dengan
................................................................................ (5.8)
Nomor
Parameter Rumus Persama
an
Berat campuran beraspal W = 100 Gmb (5.9)
Berat aspal (5.10)
10
Berat jenis maksimum (teoritis) campuran beraspal yaitu BJ campuran
................................................................ (5.18)
atau
............................................................................... (5.19)
Kadar aspal efektif adalah kadar aspal total tanpa jumlah aspal yang terserap
adalah :
..................................................................................... (5.20)
............................................................... (5.21)
e) Pengukuran stabilitas dan kelelehan campuran beraspal dengan mesin uji Marshall.
f) Penentuan kadar aspal optimum, yaitu kadar aspal yang dinilai memenuhi semua
kriteria sifat-sifat Marshall sesuai spesifikasi teknis yang diacu, misalnya persyaratan
VIM, VMA, VFA, stabilitas, kelelehan dan stabilitas sisa.
Contoh Perhitungan Campuran Beraspal
Contoh data :
a) BJ aspal dan agregat serta proporsi agregat sesuai fraksi
Berat Jenis Prosentase thd
Material
Apparent Bulk berat total campuran
11
Asphalt Cement, 85 – 100 1,010 - 6,96
Agregat kasar - 2,604 51,45
Agregat halus - 2,723 34,24
Filler/pengisi 2,701 - 7,35
sehinggahitungan menjadi :
hitungan menjadi :
12
Kemudian digunakan persamaan 5.3 untuk menghitung P ba, sehingga
hitungan menjadi :
berikut :
Perhitungan berat (persamaan 5.9)
13
Perhitungan VIM (persamaan 5.16)
harus dilakukan karena pencampuran di dalam pabrik tidak sama persis dengan
agregat air dan semen di concrete mixing plant selesai dilakukan selanjutnya diangkut
akhir. Setelah itu, dilakukan core drill pada struktur atau diuji secara non destruktive
test. Jika dilakukan secara core drill selanjutnya harus diuji dengan uji tekan silinder.
Jika persyaratan kekuatan tekan terpenuhi maka resep campuran kerja dapat
diterima sehingga produksi campuran beton di concrete mixing plant dan pekerjaan
pemadatan dapat dilanjutkan. Jika persyaratan teknis tersebut tidak dipenuhi maka
14
perencanaan campuran kerja harus diulang dan konstruksi semula harus dibongkar.
Sifat-sifat teknis yang penting untuk campuran beton adalah kekuatan tekan,
sebagai berikut :
a) Kekuatan tekan yaitu tekanan maksimum yang dapat ditahan silinder beton setelah 28
hari. Kekuatan tekan diperoleh dari beban maksimum yang dapat ditahan silinder dibagi
luas penampang silinder beton. Kekuatan tekan beton penting karena beton terutama
mampu menahan beban tekan.
b) Kekuatan tank beton sebenarnya jauh lebih rendah dibandingkan kekuatan
menimbulkan tegangan dan regangan tarik pada slab beton. Regangan tarik
pada beton juga dapat terjadi akibat perubahan volume beton. Namun untuk
regangan tank yang disebabkan oleh beban kendaraan biasanya diatasi dengan
c) Kekuatan lentur atau modulus rupture (Mr). Kekuatan lentur diperoleh dari uji
lentur. Secara kasar nilai kekuatan lentur dapat dikaitkan dengan kekuatan tekan
atau
e) Permeabilitas adalah sifat kedap air. Semakin porous campuran beton, semakin
mudah aliran udara atau air melalui material beton. Terdapat indikasi bahwa
15
f) Tahanan terhadap abrasi. Sifat ini penting karena beban dan orientasi roda
agregat kasar dari mortar. Bleeding adalah perpindahan atau pergerakan air ke
yang jelek. Secara umum dikatakan bahwa penambahan air akan meningkatkan
kadar air minimum yang memungkinkan beton dapat dihampar dan kemudian
berikut :
1. Dipilih nilai Slamuntuk konstruksi jenis perkerasan atau pelat (slab)yaitu 25 mm – 75
mm.
2. Dipilih ukuran nomimal agregat yang ekonomis sesuai ketersediaan bahan diagregat
crushing plant. Sebagai kriteria, ukuran nominal agergat sebaiknya nilai maksimum dari
1/5 lebar cetakan, 1/3 dari ketebalan slab dan ¼ dari jarak antar tulangan.
3. Dipilih ketentuan kebutuhan air dan jumlah pori udara berdasarkan ukuran nominal
agregat sesuai tabel berikut.
16
Tabel 5.3. Estimasi air untuk campuran beton dan persyaratan kadar udara
Air (kg/m) sesuai ukuran nominal agregat
Slam (mm)
9,5 12,5 19 25 37,5 50 75 150
Non Air entrained concrete
25 – 50 207 199 190 179 166 154 130 113
50 – 75 228 216 205 193 181 169 145 124
Perkiraan entrapped air ( ) 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0,3 0,2
Air entrained concrete
25 – 50 181 175 168 160 150 142 122 107
50 – 75 202 193 184 175 165 157 133 119
Kadar udara yang direkomendasikan ( )
Kontak udara luar ringan 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1
Kontak udara luar sedang 6 5,5 5 4,5 4,5 4 3,5 3
Kontak udara luar inensif 7,5 7 6 6 5,5 5 4,5 4
4. Dipilih rasio air-semen berdasarkan estimasi kekuatan tekan atau kondisi kontak dengan
udara luar (exposure) dari tabel berikut.
5. Dihitung kadar semen berdasarkan nilai rasio air-semen (langkah 4) dan estimasi
kebutuhan air (langkah 3).
17
Volume agregat kasar kering per unit volume
beton untuk beragam nilai Fineness modull
agregat halus
Ukuran nominal
2,4 2,6 2,8 3
agregat(mm)
9,5 0,5 0,48 0,46 0,44
12,5 0,59 0,57 0,55 0,53
19 0,66 0,64 0,62 0,6
25 0,71 0,69 0,67 0,65
37,5 0,75 0,73 0,71 0,69
50 0,78 0,76 0,74 0,72
75 0,82 0,8 0,78 0,76
150 0,87 0,85 0,83 0,81
7. Diperkirakan massa agregat halus dari tabel massa beton segar berikut
Tabel 5.7. Estimasi massa agregat halus
Perkiraan awal massa beton sear per kg, /m3
Ukuran nominal
Non air entarinedconcrete Air entarined concrete
agregat (mm)
9,5 2280 2200
12,5 2310 2230
19 2345 2275
25 2380 2290
37,5 2410 2350
50 2445 2345
75 2490 2405
150 2530 2435
8. Dihitung ulang proporsi agregat halus, agregat kasar, semen dan air berdasarkan nilai
absorpsi agregat halus.
9. Dihitung kebutuhan pembuatan silinder uji desak beton.
10. Dilakukan uji coba campuran beton di batch-batch. Pada proses ini diukur nilai Slam,
kadar rongga, kepadatan dan kekuatan tekan. Pada tahap ini dimungkinkan penambahan
dan pengurangan air untuk memenuhi persyaratan Slam. Jika terdapat koreksi terhadap
jumlah air semula maka dilakukan perhitugan ulang.
11. Selanjutnya dilakukan uji desak silinder beton jika diperlukan. Jika telah memenuhi
persyaratan maka, resep campuran kerja untuk beton dapat digunakan. Jika tidak maka
perlu dilakukan percobaan lagi misalnya dengan perubahan material.
6. Rangkuman
18
1) Resep campuran kerja adalah komposisi campuran beraspal atau beton yang
C. PENUTUP
19
1. Latihan Soal
1) Apakah yang dimaksud resep campuran kerja?
3) Campuran beton aspal mengandung 2250 kg agregat dan 150 aspal per m3.
Absorpsi agregat 1.2 %. BJ bulk agregat = 2,67 dan BJ aspal = 1,05. Hitunglah
kepadatan, kadar aspal (total, efektif, terserap) dan sifat-sifat volumetrik (VIM,
yangterkena pengaruh air laut. Persyaratan kekuatan tekan sebesar 20 Mpa. Nilai
modulus offineness pasir = 2,8 dan memiliki nilai absorpsi 1,2 %. Agregatkasarnya
memiliki nilai absorpsi 1,6 %, kepadatan keringnya 1730 kg/m 3 dankadar air 3 %.
Jenis beton air entrained concrete. Rencanakan kebutuhan bahan untuk uji desak
silinder beton dan uji-uji lainnya bila diperkiran semua uji tersebut
2. Petunjuk Penilaian
Setiap nomor pada latihan di atas berbobot 25 %. Kemampuan anda
diberikan.
3. Jawaban
1) Resep campuran kerja adalah komposisi campuran beraspal atau beton yang
20
menghasilkan spesifikasi gradasi dan proporsi bahan ikat (% aspal atau rasio
semen-air).
2) Penerapan resep campuran kerja dilapangan meliputi pembuatan resep campuran kerja di
pabrik/plant. Setelah itu, campuran diangkut ke lokasi proyek dengan truk untuk
dihampar dan dipadatkan. Pada campuran beraspal, mula-mula dilaksanakan trial mix
untuk menentukan jumlah gilasan pemadatan mesin pemadat yang diperlukan utuk
mencapai persyaratan kepadatan. Jika persyaratan kepadatan terpenuhi maka resep
campuran kerja dapat diterima sehingga produksi campuran beraspal di asphalt mixing
plant dan pekerjaan pemadatan dapat dilanjutkan. Pada campuran beton, sesampai
ditempat tujuan, campuran segar beton dihampar dan dipadatkan dengan pemadat getar.
Hasilnya kemudian ditunggu sampai dengan 28hari. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menunggu beton membentuk kekuatan akhir.Setelah itu, dilakukan core drill pada
struktur atau diuji secara non destructive test. Jika dilakukan secara core drill selanjutnya
harus diuji dengan uji tekan silinder. Jika persyaratan kekuatan tekan terpenuhi maka
resep campuran kerja dapat diterima sehingga produksi campuran beton di concrete
mixing plant dan pekerjaan pemadatan dapat dilanjutkan. Jika persyaratan teknis tersebut
tidak dipenuhi maka perencanaan campuran kerja harus diulang dan konstruksi semula
harus dibongkar.
3) Diasumsikan volume = 1 m3.
Massa aspal terserap = 1,2 % × 2250 = 27 kg.
Massa aspal efektif (yang melapisi agregat) 150 – 27 = 123 kg.
Volume bulk agregat = 2250 (2,67 × 1000) 0, 843 m3.
Volume aspal efektif = 123 / (1,02 × 1000) = 0,1 17 m3.
Volume rongga berisi udara = I – (0,843 + 0,117) = 0,04 m3.
Kadar aspal = 150 / (2250 + 150) = 6,25 %.
Kadar aspal efektif = 123 / (2250 + 150) = 5,12 %.
Kadar aspal terserap = 27 / (2250 + 150) = 1,12
VIM = 0,04/1 =4%.
VMA = (0,04 0.117) / I = 15,7 %.
V FA = 0,1 17 (0,04 + 0,117) = 74,5 %.
4) Perhitungan dilakukan sebagai berikut :
a) Nilai slam = 25 – 27 inni.
21
b) Ketebalan slab 150 mm, sehingga maksimum ukuran nominal agregat sebesar = 1/3 ×
150 = 50 mm. Selanjutnya dipilih ukuran nominal agregat sebesar 37,5 mm (misalnya
dengan pertimbangan faktor ketersediaan bahan di lapangan).
c) Jumlah kebutuhan air untuk nilai-nilai slam 25 – 50 mm adalah 150 (lihat tabel 5.3).
d) Maksimum rasio air semen adalah 0,47 untuk kriteria kekuatan (lihat tabel 5.4) dan
0,45 untuk kriteria kondisi lingkungan (lihat tabel 5.5). Dipilih yang paling rendah
rasio air semennya yaitu 0,45. (Mengapa?)
e) Kadar semen = 150 × 0,45 = 333 kg/m3.
f) Estimasi awal volume kering agregat terhadap volume kering beton = 0,71 (lihat
Label 5.6). Sehingga massa agregat kasar = 0,71 × 1730 kg = 1228 kg.
g) Estimasi massa awal beton segar = 2350 kg, sehingga massa kering agregat halus =
2350 – (150 + 333 + 1228) = 2350 – 1711 = 639 Kg.
h) Dengan pertimbangan faktor absorpsi (agregat halus dan agregat kasar) maka
kebutuhan air perlu dikoreksi sebagai berikut :
q Akibat faktor absorpsi agregat halus, maka jumlah air yang nantinya akan
q Faktor absorpsi agregat kasar 1,6 %. Oleh karena kadar air agregat kasar 3
22
23