0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan2 halaman
Emodemo berhasil merubah pola pikir ibu hamil di Desa Mlinjon tentang kesehatan. Ibu hamil yang awalnya cemas dan sensitif karena masalah kehamilan, setelah mengikuti Emodemo menjadi lebih tenang dan fokus pada kesehatan dirinya dan janinnya. Kader yang menggunakan Emodemo dalam posyandu ibu hamil berhasil menjelaskan bagaimana mengelola stres selama kehamilan agar bayi lahir sehat.
Emodemo berhasil merubah pola pikir ibu hamil di Desa Mlinjon tentang kesehatan. Ibu hamil yang awalnya cemas dan sensitif karena masalah kehamilan, setelah mengikuti Emodemo menjadi lebih tenang dan fokus pada kesehatan dirinya dan janinnya. Kader yang menggunakan Emodemo dalam posyandu ibu hamil berhasil menjelaskan bagaimana mengelola stres selama kehamilan agar bayi lahir sehat.
Emodemo berhasil merubah pola pikir ibu hamil di Desa Mlinjon tentang kesehatan. Ibu hamil yang awalnya cemas dan sensitif karena masalah kehamilan, setelah mengikuti Emodemo menjadi lebih tenang dan fokus pada kesehatan dirinya dan janinnya. Kader yang menggunakan Emodemo dalam posyandu ibu hamil berhasil menjelaskan bagaimana mengelola stres selama kehamilan agar bayi lahir sehat.
Nama saya Ika, saya Bidan Desa Mlinjon Kecamatan Suruh Kabupaten Trenggalek. Sejak saya jadi Bidan Desa baru kali ini mengenal cara merubah perilaku kesehatan masyarakat dengan kegiatan yang partisipatif yaitu dengan Emodemo. Memang benar, masyarakat lebih menyukai cara penyampaian pesan dengan cara yang menyenangkan dan sederhana menggunakan alat peraga sehingga masyarakat lebih bisa memahami terhadap isi pesan yang disampaikan. Setelah mengikuti pelatihan TOT Emodemo yang terakhir. Saya mencoba berinovasi membentuk posyandu ibu hamil di desa saya. Pada tanggal 17 Juli 2019 saya mengumpulkan 40 ibu hamil yag tersebar di seluruh wilayah Desa Mlinjon di rumah, ibu perangkat desa sekaligus kader posyandu Desa Mlinjon. Disana saya membuat posyandu ibu hamil dibantu oleh teman-teman dari Puskesmas Suruh dan ibu-ibu kader yang sudah dilatih Emodemo. Kami membagi ibu hamilnya 4 kelompok kecil. Kemudian ibu-ibu kader mulai mengenalkan ibu hamil dengan Emodemo dan judul permainannya. Ibu hamil ini semua masih awam dengan Emodemo. Mereka terlihat begitu menyimak permainannya. Selama ini mereka tidak pernah mengikuti posyandu balita, jadi bagi mereka ini adalah penyuluhan yang menarik. Pada tanggal 25 Juli 2019 kami (Bidan dan kader) mengunjungi beberapa ibu hamil yang datang di posyandu sekaligus melakukan pendampingan ibu hamil resti, KEK dan atau anemia. Kami menanyakan terkait dengan kehamilannya dan menggali cerita mereka setelah mengikuti Emodemo. Ibu Deby 28 tahun RT 16/RW 04 Mlinjon bercerita sebelum adanya Emodemo dia begitu cemas tentang kehamilannya sekarang karena masih trauma dengan keguguran yang dialaminya 4 bulan yang lalu. Setelah ikut Emodemo, Ibu Deby baru tahu ternyata banyak ibu hamil yang mempunyai masalah-masalah yang tidak mudah untuk diselesaikan saat hamil. Jadi sekarang sudah mengerti bagaimana bersikap terhadap masalah kecemasan yang dialaminya, cukup dengan lebih berbesar hati menerima kenyataan dan lebih fokus pada kehamilannya ini agar bayi yang lahir sehat dan selamat. Sama seperti pendapat Ibu Wulan 25 tahun RT 25/RW 6 yang merupakan kehamilan keduanya. Sebelum Emodemo dia merasa kehamilannya ini membuat emosionalnya lebih dominan. Ia menjadi lebih sensitif. Ia pikir ini mungkin sudah bawaan bayi. Tetapi setelah mengikuti Emodemo ditarik ke segala arah. Ia baru menyadari pada dasarnya semua permasalahan/kekhawatiran seputar kehamilan sebenarnya bisa teratasi, seperti masalahnya saat ini. Ia menjadi tahu bagaimana agar bisa tidak terlalu sensitif terhadap keadaan. Ia tidak harus membuat masalah yang sepele menjadi beban pikirannya. Yang membuatnya tetap bersemangat menjalani kehamilan ini adalah dukungan besar dari suami dan keluarga. Ibu Wulan mengungkapkan sekarang menjadi lebih bahagia daripada sebelumnya. Kader yang dilatih Emodemo pun menceritakan pengalamannya mendemonstasikan permainan ditarik ke segela arah ini. Kendalanya ibu hamil awal belum begitu memahami masalah yang harus diputus atau dikendorkan. Jadi sebagai kader mereka harus menjelaskan dulu atau bercerita tentang kasus agar ibu hamil paham dan memberi pengertian kepada dirinya kalau janin yang dikandungnya juga akan merasakan keadaan yang sama dengan apa yang dialami oleh ibu hamil. Jadi kader coba menekankan bahwa ibu jamil harus bisa memikirkan dirinya sendiri dengan cara bisa mengelola stress dan lebih banyak meluangkan waktu untuk dirinya dengan istirahat yang cukup. Ternyata cerita kader dan ibu hamil ini sangatlah menarik. Kami sebagai petugas kesehatan juga pasti lebih bersemangat lagi untuk merubah pola pikir mereka tentang kesehatan kearah yang lebih baik demi kesejahteraan ibu dan bayinya. Salam sehat.