MODUL SEJARAH
Tugas Akhir
Lawatan Sejarah Nasional
Oleh : Ganda Yanuar, S.Pd.
Provinsi Banten
MODUL SEJARAH INDONESIA
IDENTITAS SISWA
KH. SYAM’UN SANG
ULAMA, GURU, Nama :
BIROKRAT &
Kelas :
PRAJURIT
Mapel : Sejarah Indonesia
A. Pendahuluan
Proklamasi yang dibacakan oleh Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusta,
ternyata bukan akhir dari perjuangan bangsa ini dalam memperoleh kemerdekaan. Setelah
Proklamasi justru bangsa Indonesia baru mengawali sebuah Revolusi Fisik dalam cita cita
kemerdekaan yang sesungguhnya. Banyak masalah muncul, mengganggu Republik yang
baru lahir ini. Masalah yang paling mencolok dihadapi bangsa ini adalah adanya keinginan
pihak asing (NICA dan AFNEI) untuk kembali mengukuhkan kedudukannya di tanah air.
AFNEI yang bersekongkol dengan NICA, datang ke berbagai wilayah Indonesia untuk
kembali berkuasa.
Kondisi ini membuat bangsa Indonesia mau tidak mau harus berhadapan dengan kekuatan
negara kolonial untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diproklamasikan. Di
berbagai daerah, muncul pertempuran rakyat yang harus menghadapi AFNEI dan NICA.
Perlawanan-perlawanan diberbagai daerah banyak digerakkan oleh para tokoh daerah
yang kharismatik. Di Banten, perlawanan rakyat dalam memprtahankan kemerdekaan
dipimpin oleh beberapa tokoh seperti KH. Syamun dan KH Ahmad Khatib. Menarik untuk
menyimak bagaimana peranan tokoh daerah dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan. Untuk itu mari kita bahas mengenai peranan KH. Syam’un dalam rangka
berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan khususnya wilayah Serang Banten
B. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.
MODUL SEJARAH INDONESIA
C. Kompetensi Dasar
3.2. Mengevaluasi peran dan nilai-nilai perjuangan tokoh nasional dan daerah dalam
mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa 1945–1965.
4.2 Menuliskan peran dan nilai-nilai perjuangan tokoh nasional dan daerah yang
berjuang mempertahankan keutuhan negara dan bangsa Indonesia pada masa
1945–1965
D. Deskripsi Modul
Modul ini merupakan modul pembelajaran mata pelajaran Sejarah Indonesia untuk
jenjang Sekolah Menengah Atas kelas XII yang bila digunakan dengan tepat akan
mempermudah dalam proses pembelajarannya. Di dalam modul ini terdapat 1
kegiatan pebelajaran dengan tema Peranan Tokoh Daerah Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan, dan sub tema adalah KH. Syam’un sang Ulama, Guru, Birokrat dan
Prajurit.
F. Tujuan Akhir
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan kepada para pengguna modul untuk
dapat memahami Peranan Tokoh KH. Syam’un dalam mempertahankan kemerdekaan di
wilayah Serang Banten dan menarik kesimpulan sendiri serta mengambil nilai-nilai
perjuangan tokoh KH. Syam’un untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
MODUL SEJARAH INDONESIA
G. Materi Pembelajaran
dari menuntut ilmu di laur Indonesia, Kh. Syam’un kembali ke tanah air dan kemudian
mendirikan Pesantren Al Khairiyah di Citangkil Cilegon.
Selain berkecimpung dalam dunia pendidikan dan agama, ternyata KH. Syamun juga
merupakan prajurit yang tangguh. Hal ini dibuktikan dengan keikutsertaan dirinya dalam
organisasi militer bentukan Jepang yaitu PETA. Dalam usia dewasa, KH. Syam’un pun dipilih
oleh Residen Banten KH. Achmad Khatib sebagai Bupati Serang 1945-1949.
Pada Tahun 1948 meletus Agresi Militer Belanda II yang mengharuskan KH. Syam’un
bergerilya dari Gunung Karang Kab. Pandeglang hingga kampung Kamasan Kecamatan
Cinangka Kab. Serang. Dia memutuskan kembali dan memusatkan perjuangan di Kamasan yang
merupakan wilayah dimana KH. Syamun pernah menuntut ilmu dari gurunya KH Jasim . Di Kampung
ini juga, Brigjen KH. Syam’un meninggal pada Tahun 1949 karena sakit saat memimpin
gerilya dari hutan sekitar Kamasan.
Banten, Historia.id). Bukti bahwa KH. Syam’un begitu konsen terhadap bidang pendidikan
dan agama adalah pendirian pesantren Al Khairiyah di Citangkil, Cilegon pada tahun 1916.
Pada awal berdirinya pesantren Al Khairiyah, KH. Syam’un hanya mengajarkan ilmu
agama seperti Bahasa arab, fikih, qur’an hadits, tafsir dan akidah. Pada perkembangan
selanjutnya, KH. Syam’un mulai mengkolaborasikan model pendidikan pesantren dengan
sekolah biasa. KH Syam’un membuat kurikulum baru dengan memasukkan mata pelajaran
sekolah modern seperti matematika, ilmu alam, ilmu hayat, ilmu bumi, kosmografi, sejarah,
bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan kegiatan ekstrakurikuler seperti kepanduan, kesenian,
dan olahraga. Dia juga mulai menerapkan pembelajaran dalam ruang kelas secara
berjenjang, sesuai tingkatan umur santri.
“K.H. Syam’un berusaha mengembangkan rasionalitas Islam dengan seruan kembali
kepada ajaran Islam yang pokok,” tulis Abdul Malik dkk., dalam Jejak Ulama Banten Dari
Syekh Yusuf Hingga Abuya Dimyati. Pesantren Al Khairiyah lambat laun mengalami
kemajuan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah banyak dan jangkauan santrinya
yang berasal dari wilayah luar Serang. Pesantren Citangkil pun dikemudian hari mempunyai
banyak cabang di wilayah pulau Jawa. Keberhasilan pesantren Al Khairiyah menunjukan
kapasitas KH. Syam’un yang merupakan ulama dan guru yang sangat dihormati oleh para
siswanya.
Mereka (pamong praja) takut akan menjadi sasaran luapan kemarahan orang-orang Banten.
Bahkan Raden Tirtasujatna yang baru menerima delegasi kekuasaan dari Yuki Yoshii pun
melarikan diri ke daerah Bogor bersama keluarganya (Lubis, 2014: 258).
Semenjak kepergian Raden Tirtasujatna, maka jabatan residen Banten menjadi kosong.
Kekosongan ini tentu saja berdampak kepada tidak berjalannya roda pemerintahan di
Banten pada awal-awal kemerdekaan. Pada akhirnya kondisi politik dan sosial di wilayah
Banten (terutama Serang) menjadi sangat kacau. Kondisi kacau tersebut diperparah dengan
kedatangan Pasukan Sekutu yang membuat kondisi politik, sosial dan ekonomi semakin
buruk.
Tokoh pemuda yaitu Ali Amangku juga mendesak kepada sejumlah tokoh senior
Banten seperti K.H. Ahmad Chatib, K.H. Sjamun dan Zulkarnaen Surya Kertalegawa untuk
mengadakan perundingan membahas kondisi Banten yang sedang kacau. Atas desakannya,
pada pertengahan bulan September 1945, diadakan pertemuan para tokoh masyarakat se-
Kabupaten Serang di rumah Zulkarnaen Surya Kertalegawa yang berlokasi di dekat Rumah
Sakit Serang. Dalam perundingan tersebut dibicarakan banyak hal tentang kondisi Banten
(terutama Serang). Hasil dari pertemuan tersebut adalah pemuda mengusulkan agar Ahmad
Chatib diangkat menjadi residen Banten (Handayani, 2016: 82).
Usulan pemuda tersebut segera direspon oleh Pemerintah Pusat. Soekarno sebagai
Presiden Indonesia segera melantik KH. Ahmad Chatib sebagai Residen Banten. Sebagai
langkah awal untuk menjamin pemerintahan tetap berjalan maka, KH. Ahamd Chatib
meminta para birokrat lama untuk tetap menjadi bupati diwilayahnya masing-masing.
Keputusan tersebut mengundang reaksi yang negative dari beberapa kelompok masyarakat
terutama kelompok “kiri” pimpinan Ce Mamat. Mereka beranggapan bahwa birokrat lama
tidak sungguh-sungguh menjalankan pemerintahan. Sebagai “jalan tengah”, KH. Ahmad
Chatib mendudukkan kaum ulama untuk mendampingi para birokrat dipemerintahan. Oleh
karena itu KH. Syam.un dipilih sebagai Bupati wilayah Serang.
Dalam tugasnya sebagai Bupati Serang, KH. Syam’un menjalankan sebaik mungkin. Dia
berusaha menjaga ketertiban wilayah Serang yang memang pada saat itu muncul banyak
kekacauan akibat ulah beberapa kelompok. Selain menjaga keamanan internal, KH. Syam’un
dan anak buahnya juga memimpin perjuangan rakyat melawan Sekutu yang berusaha
berkuasa kembali.
MODUL SEJARAH INDONESIA
Daftar Pustaka
Lubis, Nina dkk. 2014. Sejarah Banten: Membangun Tradisi dan Peradaban. Serang: Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Banten.
Michrob, Halwany, dan Chudari, A. Mudjahid. 1993. Catatan Masa Lalu Banten. Serang: Penerbit
Saudara.
Michrob, Halwany. Hasan, M. Ambary., dan Uka Tjandrasasmita (ed). 1987. Naskah Sejarah
Kerajaan Banten dan Pemerintahan Serang Dari Masa ke Masa. Serang: Pemerintah
Kabupaten Daerah Tingkat II Serang.
Machdum Bachtiar. 2014. Kepemimpinan K.H. Sjam’un (Tokoh Agama, Pendidikan, dan Militer
serta Perannya Dalam Perubahan Sumber Daya Manusia di Banten. [Disertasi]. Serang:
Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin.
Rahayu Permana. 2004. Kyai Haji Sjam’un (1883-1949): Gagasan dan Perjuangannya. [Tesis].
Depok: Universitas Indonesia.
Dedi Soneta. 2011. Pemberontakan Komunis Pasca Kemerdekaan di Banten Tahun 1945-1946.
[Skripsi]. Serang: Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin.
Handayani, Mila Sari. 2016. Peranan Md. Juhdi Ma’mur Dalam Organisasi Pembela Tanah Air
(PIETA) di Banten Tahun 1943-1945. [Skripsi]. Serang: Institut Agama Islam Negeri Sultan
Maulana Hasanudin.
Hendaru. Tri Hanggoro. Historia id. 14 November 2018. KH Syam’un, Pahlawan Nasional dari
Banten. https://historia.id/politik/articles/kh-syam-un-pahlawan-nasional-dari-banten-DWeZk,
[diakses tanggal 27 Juli 2019).
Jawaban:
2. Jelaskan peranan KH. Syam’un dalam upaya menjaga keamanan Serang pada awal
kemerdekaan!
3. Setelah membaca materi di atas, maka nilai nilai apakah yang dapat diperoleh kalian
dari tokoh KH. Syam’un? Dan dapatkah diterapkan oleh kalian dalam kehidupan sehari-
hari.
MODUL SEJARAH INDONESIA
MODUL SEJARAH INDONESIA
Langkah Kerja
Cari dan jelaskan konsep-konsep yang kalian temukan baik secara vertikal, horizontal
maupun diagonal dalam TTS di bawah ini!
R E M U K V H K R T H U P A N G
O T A M D R N D Y J E P A N G G
M O D I K D X A E A R R S P E O
A K G D I A A I V R N T O R E D
W Y P P K I M D E G T I F O U B
Z O Y A G I A A N I N P T K R E
B E R L I N T N S F Q K Q L C O
G T C R A E W C N A E W S A R Y
H A L A P I G O W L N S R M Y U
F G T T K A H J K K B E R A H T
H U A P T E B H J H K R T S A E
P A U H E S O E K A R N O I E T
H P F E R T A A M E D A N T E M
B H R U I B R D S R B A O N G P
C I R E B Y R E S I D E N G R T
H A T T A E N G O Y A O P I U M
W D F G B F R T I A C V B U Y T
R T H K L E A O N H C I L E G O