Kementerian Keuangan
negeri ini”
Tim Pengarah
Hadiyanto
Tim Pelaksana
Karena Kita Garda
Kontributor:
Sarwa Edi, Paulus Hatigoran Pangaribuan, Untung Setyo Margono,
Hiras Nomensen Pangaribuan, Teguh Iman Subagyo, Yanuar Calliandra,
M. Mutfi Arkan, Puguh Hermawan, Hadi Nursahid, Hisyam Haikal,
4
Diana Rulita, Muhith Afif Syam Harahap, Eva Maulina Aritonang, Yelly
Metasari, Syahrial Saputra, Dina Amalia, Lenni Ika Wahyudiasti, Gustin
Tjindarwasih, Pandu Rizky Fauzi, Muhammad Ulil Albab, Anggun
Wibowo, Boru Sion, Niko Prastiya, Tang Dewi Sumawati, Casman, RM.
Agus Ekawidjaja, Nurul Aini, Herliana W., Muslikhudin, Joko Susanto,
Kawas Rolant Tarigan, Galih Shaha Dewa, Amalia Hanif, Hendy S.
Yudhiyanto, Raymond Jackson Effendy, Rini Ariviani, Ferdha Hermanto,
Dody Dharma Hutabarat, Sujarwo Adi, Fajar Sidik, Vina Eriyandi, Sigid
Mulyadi, Ar Rizqiyatul Barokah, Margono Dwi Susilo
Editor:
Arief Wibisono, Wardjianto, Didit Hidayat, Endi Hazar, Candra Riasari,
Agus Darmawan, Wisnandari Dwijowati, Alda Horison, Esti Dwi
Apriliana, Alek Setiyawan, Sri Putri Siregar, Sofi Dinda Permata Sari,
Dwi Retno, Eva Maulina Aritonang, Ogi Boi S. Sitohang, Sigid Mulyadi,
Novri H.S. Tanjung, Aditya Rahmat, Indriani Natasya, Dhani Kurniawan,
Hantony Muharman, Dwi Koriyanto, Noer Anggraeni, Hisyam Haikal,
Rudy Novianto, Prama Wiratama, Cucu Pujasetia, Alijon Adit, Diniafini
Saputri Siregar, Arif Musafa
ISBN 978-602-71971-6-9
5
Karena Kita Garda
Kementerian Keuangan
Kisah Inspiratif Gerakan Nasional
Revolusi Mental & Budaya Kerja
Kementerian Keuangan RI
Sambutan Menteri Keuangan
7
Keuangan membaca, memahami, menumbuhkan, dan
mempraktikkan GNRM dan budaya kerja Kementerian
Keuangan dengan sungguh-sungguh. Sebuah organisasi
Kementerian Keuangan
hanya dapat mencapai tujuannya sesuai visinya apabila
ada kerja sama yang solid dan kontribusi yang penuh
dari seluruh anggota organisasi. Demikian pula bagi
Kementerian Keuangan. Setiap pejabat/pegawai
Kementerian Keuangan merupakan aset berharga
organisasi yang memberikan value added dan kontribusi
yang berdampak pada pencapaian tujuan organisasi sesuai
visinya.
12 Gerakan Nasional
Revolusi Mental
Menanam Nilai,
Menyemai Budaya
Karena Kita Garda
16
Nilai-Nilai Kementerian
Keuangan
26
Good Governance Aparatur Sipil
Negara
9
84 Almost Dead Seorang PNS 188
Gelombang Laut Selatan, Siapa
(Diselamatkan Balok Kayu Takut?!
Utusan Tuhan)
194
Melancarkan Kembali Arus
Kementerian Keuangan
115 Amplop Cokelat
Kontainer Ekspor
122
Catatan Kecil Reformasi di Pelabuhan Tanjung Priok
Birokrasi dengan IT Knowledge
127
Maka Berutanglah Kita kepada 200 Mencari Nilai dari Tumpukan
Rakyat Sampah Musim Dingin 2016
224
Ayahku Auditor, Ayahku
Pahlawan
240 ...............
282
Yes, Sir, I’m Casman, Member of
Cast
322 1 + 1 = 27
326 Nafasku Melayani 376 Sempurnakan dengan Inovasi
11
353 Idealisme dalam Sebuah Kamera
410 Ada Awan yang Lebih Tinggi
358 Pengabdian di Ujung Peluru
414 Hidup Terhormat Tidak Harus
Kementerian Keuangan
364
Di Pintu Masuk Kubawa
Menjadi Pemenang
Harapanku
367
Hal Kecil untuk Mimpi yang
Besar
13
Kementerian Keuangan sebagai jajaran birokrasi yang
melayani, memiliki values yang diluncurkan pada tanggal
29 Juli 2011 oleh Menteri Keuangan pada saat Rapat Kerja
Kementerian Keuangan
Kemenkeu yang dihadiri oleh seluruh pejabat eselon I
dan II yang selaras dengan nilai utama Gerakan Nasional
Revolusi Mental, yaitu Integritas, Profesionalisme, Sinergi,
Pelayanan, dan Kesempurnaan.
15
Kementerian Keuangan.
3. Indonesia tertib, melalui peningkatan perilaku tertib
penggunaan ruang publik, peningkatan sinergi
Kementerian Keuangan
penyediaan sarana dan prasarana penunjang perilaku
tertib (mesin absen, mesin antrean pada Kantor
Pelayanan), penerbitan laporan bulanan ketertiban
pegawai.
4. Indonesia mandiri, melalui peningkatan peran koperasi
yang dikelola oleh pejabat/pegawai Kementerian
Keuangan, gerakan efisiensi, penyusunan buku budaya
kerja Kementerian Keuangan;
5. Indonesia bersatu, melalui program Kemenkeu
Mengajar, penguatan values, dan perilaku utama
Kementerian Keuangan.
Nilai-Nilai Kementerian Keuangan
Penyelarasan &
• implementasi
sistem organisasi
& SDM
17
2013 - 2016
Kementerian Keuangan
• Internalisasi, • Kontinuitas
Implementasi & penyelarasan &
Eksternalisasi implementasi
sistem organisasi Inspire
• Efektivitas peran & SDM to Affect
jajaran pimpinan Behavior
& Guiding Team • Implementasi
melalui program
• Perumusan dan learning &
Implementasi development
Program Budaya
(KMK 127/
KMK.01/2013)
• Implementasi
program
monitoring &
evaluasi
Perumusan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan pada
tanggal 27 s.d. 28 Juli 2011 dihadiri oleh Menteri Keuangan,
Pejabat Eselon I, dan Pejabat Eselon II terpilih sejumlah 74
orang, dengan dibantu oleh Konsultan Independen.
Karena Kita Garda
19
diyakini baik dan benar dalam menjalankan organisasi,
yang mengarahkan perilaku anggota organisasi dan
menjadi landasan dalam penetapan aturan, kebijakan dan
Kementerian Keuangan
sistem organisasi.
Hasil perumusan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan
sebagai berikut.
Karena Kita Garda
Integritas Berpikir, berkata, berperilaku dan 1. Bersikap jujur, tulus dan dapat
(Integrity) bertindak dengan baik dan benar dipercaya
serta memegang teguh kode etik 2. Menjaga martabat dan tidak
dan prinsip-prinsip moral. melakukan hal-hal tercela
20
21
tahun 2011 dilaksanakan di Hotel Borobudur Jakarta pada
tanggal 28 dan 29 November 2011 yang diikuti oleh 60
pejabat eselon II. Workshop Change Leader diselenggarakan
Kementerian Keuangan
kembali pada tahun 2012 di Hotel Borobudur Jakarta pada
tanggal 10, 11, dan 12 April 2012 yang diikuti oleh 91
pejabat Eselon II. Dengan demikian total Pejabat Eselon
II sebagai Change Leader yang telah mengikuti workshop
sejumlah 151 orang. Kegiatan ini menghasilkan contoh-
contoh perilaku yang tertuang dalam Buku Panduan
Perilaku Nilai-Nilai Kementerian Keuangan.
23
Change Agent Sharing Session adalah kegiatan setiap tahun
yang dilaksanakan oleh para change agent dan bertujuan
Kementerian Keuangan
untuk menginformasikan hal-hal berupa kiat-kiat baru
dalam rangka implementasi nilai-nilai; menyelesaikan
permasalahan dan kendala yang dihadapi change agent
dalam menginternalisasi nilai-nilai; dan monitoring dan
evaluasi kepada unit eselon I yang dipilih secara random.
Change Leader
25
MONITOR & FACILITATE
Change Management Change Management Team
Team • Memfasilitasi perumusan program
• Memonitor dan mengevaluasi implementasi program-program &
Kementerian Keuangan
Tim Budaya budaya
Kementerian Keuangan • Memfasilitasi, memastikan efektivitas kelangsungan program-
program transformasi budaya
• Menjadi figur panutan (role model)
Change Agent
Change Target
DELIVER
Seluruh Jajaran Insan Change Targets
Kementerian Keuangan • Menjadikan nilai-nilai Kementerian Keuangan sebagai pegangan
dalam bertindak & berperilaku
Good Governance
Aparatur Sipil Negara
Asas Proporsionalitas
Asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban penyelenggara negara.
27
Asas Profesionalitas
Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode
etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
Kementerian Keuangan
berlaku.
Asas Akuntabilitas
Asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggaaraan Negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat (rakyat)
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Budaya Organisasi
Budaya Kerja
29
Budaya kerja akan memberikan manfaat dan kesempatan
bagi seluruh pegawai untuk berperan, berprestasi,
aktualisasi diri, mendapat pengakuan, penghargaan,
Kementerian Keuangan
kebanggaan bekerja, rasa ikut memiliki, dan bertanggung
jawab, memperluas wawasan, serta meningkatkan
kemampuan memimpin dan memecahkan masalah.
31
minimum.
d) Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara
efisien dan efektif.
e) Menarik dan mempertahankan talent terbaik di
Kementerian Keuangan
kelasnya dengan menawarkan proposisi nilai pegawai
yang kompetitif.
Integritas
Tanpa Batas
Karena Kita Garda
32
33
masih banyak hal yang harus diperbaiki dalam sistem/
manajemen di Kementerian Keuangan. Namun demikian,
Kementerian Keuangan tidak patah semangat dalam usaha
Kementerian Keuangan
untuk memerangi segala bentuk kecurangan. Sehingga
jawaban untuk pertanyaan di awal paragraf adalah mereka
merupakan orang-orang yang perlu dikasihani karena
mereka telah dibutakan mata hatinya dengan gemerlap
dunia ini. Mereka terlena dengan itu semua, sehingga rela
menggadaikan prinsip integritas yang telah dijaga selama
ini.
35
arus perubahan hanya akan merepotkan diri sendiri.
Kembalikan saja semua pada hati nurani.
Kementerian Keuangan
pondasi-pondasi korupsi, kolusi, dan nepotisme membawa
pengaruh pada dua kutub yang pro perubahan dan kontra
perubahan. Perbedaan budaya organisasi yang berbeda
awalnya membuat komunikasi dan hubungan personal
di antara anggotanya terhambat. Masing-masing pihak
merasakan adanya garis tak kasat mata yang selalu
ada. Modernisasi yang gaungnya terasa besar harus
mampu mengubah budaya-budaya yang kurang etis di
masa lampau. Perlu ada dorongan motivasi dari seluruh
pegawai yang masuk dalam alam reformasi birokrasi itu
dengan kesadaran penuh. Perilaku PNS Kemenkeu yang
berintegritas harus menunjukkan sikap jujur, tulus, dapat
dipercaya, bertindak transparan, konsisten, menjaga
martabat, tidak melakukan hal-hal tercela, bertanggung
jawab atas hasil kerja, dan bersikap objektif.
37
Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)
pada seluruh unit di lingkungan Kemenkeu. Sasaran
Kementerian Keuangan
utama pembangunan ZI menuju WBK/WBBM adalah
peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi,
pemerintah yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan
pelayanan publik. Predikat ZI diberikan kepada instansi
pemerintah yang berkomitmen mewujudkan WBK/
WBBM. Sedangkan, predikat WBK diberikan kepada
unit kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen
perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem
manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan
akuntabilitas kinerja. Predikat WBBM diberikan kepada
unit kerja yang memenuhi sebagaian besar manajemen
perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem
manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan
akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan
publik. Sampai dengan tahun 2016, unit-unit di Kemenkeu
yang telah berpredikat ZI menuju WBK/WBBM sebanyak
19 unit. Kemenkeu merupakan instansi pemerintah dengan
jumlah unit berpredikat ZI menuju WBK/WBBM terbesar
dari total instansi pemerintah berpredikat ZI menuju
WBK/WBBM sebanyak 52 unit.
39
Kementerian Keuangan
Kami Adalah Fiskus,
Bukan Gayus
Oleh:
Sarwa Edi,
Pegawai DJP
Karena Kita Garda
41
Sesampainya aku di ruang tunggu, aku melihat sosok laki-
laki dengan setelan jas dan tas kulit yang terlihat mahal.
Kementerian Keuangan
Otakku langsung berpikir acak dengan analisis flowchart,
“Ini paling orang penting atau pejabat.” Deretan kata
arogansi yang sudah sering aku dengar langsung terbayang
dalam benakku. Luapan kemarahan dan makian seperti:
“Kalian orang pajak dibayar dengan uang rakyat”, “Kalian
kerjanya ngapain, ngurus pajak gak pernah becus”, “You
tahu siapa saya?” “Saya bisa memindahkan you besok pagi ke
Papua sana”, “You tahu gak, saya sering ketemu Darmin.”
menjelaskan.
43
Aku mencoba menenangkan diri dan menanyakan kepada
mereka apa keperluannya.
Kementerian Keuangan
“Saya mau ketemu kepala seksi yang mengurus PBB. PBB
atas nama ini (menyebut nama Wajib Pajak) jangan dikutak-
katik. Alamat saya di kompleks pejabat.”
45
Biarlah semua orang bicara tentang Gayus, karena Gayus
memang ada. Namun, kami ingin menunjukkan, bahwa
tidak semua pegawai DJP seperti Gayus, masih banyak
pegawai yang baik dan ingin hidup berkah, sama dengan
Kementerian Keuangan
yang lain. Kami adalah fiskus, bukan Gayus.
Oleh:
Paulus Hatigoran Pangaribuan,
Pegawai DJBC
Karena Kita Garda
47
Baiklah, apa yang saya sampaikan di atas hanya sebagai
prolog sebelum masuk ke dalam kisah inspiratif ini. Kisah
Kementerian Keuangan
ini berawal dari uang tips atau uang “terima kasih” yang
diberikan oleh pengguna jasa kepada si pegawai (sebut saja
Bang Polan) yang pada zaman itu dianggap wajar-wajar
saja karena kebanyakan orang juga melakukan hal yang
sama. Selanjutnya, lebih dari sekadar uang tips atau terima
kasih karena Bang Polan pada waktu bertugas di
Bidang Audit Kanwil DJBC Jakarta tahun 1999 sudah mulai
berani bernegosiasi dengan auditee untuk mendapatkan
“rezeki” tambahan. Sebenarnya apa yang dilakukan Bang
Polan adalah hal yang biasa karena hal yang sama pun
dilakukan oleh teman-teman sejawatnya. Di samping
itu, apa yang dilakukannya mungkin bisa dikategorikan
menjadi “hal yang baik” karena ia bisa memberikan
penghasilan tambahan buat anggota tim yang lain. Hal ini
dikuatkan dengan ucapan terima kasih yang tak terhingga
dari anggota timnya karena “rezeki” yang ia berikan dapat
digunakan oleh si anggota tim untuk membiayai kuliah
anaknya.
Seandainya apa yang dilakukan oleh Bang Polan adalah
hal yang benar, tentunya Bang Polan tak perlu merasa
bersalah. Namun nyatanya, Bang Polan justru merasa
semakin tertekan atau tidak bahagia karena di dalam
dirinya berkecamuk sebuah perasaaan bahwa meski di
hadapan manusia ia dianggap sebagai pahlawan, namun di
hadapan yang Maha Kuasa sesungguhnya ia adalah seorang
pecundang yang tak berani mengatakan kebenaran atau
kejujuran. Rasa bersalah ini terus saja menyelimuti Bang
Polan, terlebih bila ia membandingkan dirinya dengan
teman sejawatnya yang ternyata bisa hidup jujur dan tidak
Karena Kita Garda
49
yang tidak ‘jelas’.
Kementerian Keuangan
saat Bang Poltak menelpon Bang Polan dan meminta nomor
rekeningnya untuk mentransfer jatah atau bagian Bang
Polan. Entah bagaimana memang pada saat itu Bang Polan
sebenarnya juga membutuhkan uang karena istrinya baru
saja mengalami keguguran dan rahimnya harus dikuret.
Apakah ini sebuah kebetulan atau sebuah jawaban?
51
seandainya nanti kamu dipindah jauh?” Atau komentar
lainnya, “Aku nggak tega kalau kamu yang sudah bekerja
seperti ini ternyata malahan dipindah jauh, Polan. Coba deh
Kementerian Keuangan
kamu cari orang yang bisa membela atau menolong kamu.”
Oleh:
Untung Setyo Margono,
Pegawai DJBC
53
peristiwa itu sebagai breaking news. Wajah-wajah
tegang, penuh kekhawatiran serasa tak percaya Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) yang biasa ditonton di
Kementerian Keuangan
televisi nun jauh di sana kini sedang beraksi di depan mata.
Satu per satu dengan tertunduk dan penuh penyesalan
para pejabat dikawal dari lantai empat ke lantai tiga Ruang
Kepatuhan Internal Kantor Pelayanan Utama (KPU)
Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok Jakarta. Setumpuk
ponsel berbagai merek yang disita KPK teronggok di
sudut ruangan, berdering bersahutan tiada henti seakan
menanyakan bagaimana nasib ayah, ibu, suami, istri,
anak, atau saudara mereka yang belum pulang. Tak sedikit
ponsel-ponsel itu berhenti berdering karena low batt namun
kebanyakan sengaja dimatikan tim IT KPK untuk di-
download semua informasi di dalamnya.
55
dulu pegawai DJBC. Beberapa bulan berlalu, istriku dan
mertuaku baru menyadari bahwa penghasilanku ternyata
pas-pasan. Lebih heran lagi rumah mertuaku kupenuhi
Kementerian Keuangan
dengan komputer dan laptop milik teman-teman kantor
yang kuperbaiki untuk mencari tambahan penghasilan.
Pernah di tengah malam, Yamaha Force One-ku hampir saja
terperosok ke selokan di sekitar Ciledug karena aku sangat
mengantuk. Malam itu aku baru saja mengantar pesanan
tiga buah Toshiba Tecra 8000 dari teman kantor yang
tinggal di kawasan Mugeni, Rawamangun.
***
57
aku berlindung ketika gempa berkekuatan 8,9 skala richter
menghantam jepang pada tanggal 11 Maret 2011. Di sebelah
kiri kampusku berbatasan dengan The National Art Center
Kementerian Keuangan
Tokyo. Di kala musim dingin atau panas yang ekstrem aku
dan teman-teman sering melewati terowongan menuju
museum ini dari Stasiun Nogizaka.
59
Tak terasa waktu berlalu. Keseriusanku belajar tak
sia sia. Dari 8 mata kuliah yang harus kuambil semua
Kementerian Keuangan
memperoleh grade A. Hanya satu mata kuliah tambahan
yang memperoleh B. Profesor Hirono Ryokichi yang
mengajar mata kuliah Development Assistance By International
Organization sangat terkesan dengan presentasiku. Profesor
senior ini mantan praktisi yang sudah melanglang buana
ke berbagai negara. Beberapa kali menjadi chairman dalam
pertemuan internasional. Ketika menanyakan asal usulku
ternyata ia sudah pernah juga ke Semarang.
Dear Students,
We are pleased to inform you that you are receiving Dean’s Award
on the graduation ceremony. To give you some instructions on the
procedures for receiving the Award, we would like to ask you to be
in front of Sokairou Hall at 14:15 on Friday, September 16.
Should you have any questions, please do not hesitate to contact us.
61
Best regards,
Academic Support Team
Kementerian Keuangan
National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS)
***
63
Kementerian Keuangan
Oleh:
Hiras Nomensen Pangaribuan,
Pegawai DJBC
Karena Kita Garda
65
“Terima kasih, Pak Goby,” ucap si pembawa nota dinas
sambil berlalu meninggalkan ruangan dengan membawa
Kementerian Keuangan
kertas yang sama untuk diantarkan ke unit seksi yang lain.
***
67
menggunakan mesin itu. Bayangan pantulan sinar lampu
pada lantai yang telah dibersihkan terlihat dengan jelas.
Sebaliknya, bagian lantai yang belum dibersihkan berwarna
Kementerian Keuangan
buram dan kasar.
“Baik, Pak.”
69
diselesaikan kewajiban pabeannya. Di depan conveyor belt
nomor delapan, terdapat pemeriksaan Bea Cukai yang
menggunakan tiga buah mesin X-ray. Dua buah mesin
Kementerian Keuangan
X-ray model lama dan satu buah mesin X-ray model baru
(sepertinya sudah lama tidak digunakan karena bentuknya
yang terlalu besar dan menyulitkan untuk memasukkan
barang/bagasi).
“Sudah, Pak”
”Karena hari ini hanya ada Goby dan saya yang jaga, kita
ganti-gantian memeriksa barang dan menerima CD-nya ya?
Nanti Goby bisa memperhatikan saya waktu menerima CD
dan memeriksa barang,” tuturnya lagi.
“Baik, Pak.”
Karena Kita Garda
“Okey, Sir and Mam, please your Customs Form,” Teriak Otto
dengan bangganya karena bisa menggunakan bahasa Inggris
dengan fasih.
71
tertentu yang bermaksud untuk memperjelas benda yang
mungkin terlihat samar-samar. Namun, pada penerbangan
kali ini tidak ada seorang penumpang pun yang diperiksa.
Umumnya penumpang yang mengikuti tur perjalanan
Kementerian Keuangan
sudah terlebih dahulu mendapat arahan dari pemandu
tur tentang aturan mengenai barang-barang apa saja yang
dilarang dibawa ke Indonesia.
“Selamat Pagi, Pak.” Sapa Otto. Tidak ada balasan kata atau
bahkan senyum pun tidak dari si penumpang. Dengan
cueknya penumpang ini memasukkan barang bawaannya ke
mesin X-ray.
“Bentar ya, Mbak Yuli. Bapak ini dari tadi ngeganggu terus.
Yang mana, Pak?!” tanyanya gusar.
73
“’Kan tadi di Singapore sudah diperiksa, kenapa di sini
diperiksa lagi sih, Pak?” protes si ibu. “Lagian pulang ke
negeri sendiri, kok di scan-scan segala. Kan saya nggak ada
Kementerian Keuangan
bawa narkoba. Bapak udah lihat Customs Form saya belum?
Ini green channel ‘kan? Ngga ada yang saya declare Pak, jadi
untuk apa lagi tas sama koper saya diperiksa-periksa?”
baya tersebut.
“Tas ini juga baru kok, Pak! Baru saya beli dari Singapore,”
jelas si ibu bangga.
75
“Tadi Ibu Angelica sudah mengisi customs form-nya?”
“Sudah, Pak. Tadi saya kasih sama Bapak yang cerewet itu di
sana.”
Kementerian Keuangan
Goby pun menghampiri Otto dan meminta customs form atas
nama Angelica Riyani. Dilihatnya pengisian customs form
tersebut, satu pun tidak ada yang dicentang pada pilihan
”Ya”. Seluruhnya dicentang pada pilihan ”Tidak”.
“Terus?”
“Iya ibu Angel, ibu bisa ikut saya ke ruang kasir sekarang.
Nanti mengenai berapa jumlah pajak yang ibu harus bayar,
kita hitung sama-sama di sana ya.”
76
“Ah, sudahlah, Pak. Saya buru-buru ini, saya ada janji sama
anggota DPR siang ini.”
“Bapak jangan sok sucilah, semua orang juga tahu kok, Pak.
Lagian ‘kan cuman ada Bapak dan saya di sini. Nggak ada
yang lihat, Pak!”
77
tas tersebut terkena pajak pertambahan nilai barang mewah
yang menyebabkan nilai pajaknya semakin tinggi.
Kementerian Keuangan
memutuskan untuk tidak membayar pajak tersebut dan
menerima selembar kertas yang menerangkan bahwa
tas tersebut dititipkan kepada Bea Cukai dengan batas
waktu pengambilan dan pembayaran adalah 30 hari.
Tas-tas tersebut pun masuk ke dalam suatu ruang khusus
penyimpanan milik Bea Cukai yang berisi barang-barang
yang belum diselesaikan kewajiban pabeaannya.
Oleh:
Teguh Iman Subagyo,
Pegawai DJBC
Karena Kita Garda
79
tugas) audit ke luar kota, tepatnya ke Purwakarta. Sisa uang
SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) kusisihkan untuk
membeli motor seharga enam ratus ribu rupiah. Sebuah
kemewahan, setelah kemana-mana nggowes sepeda onthel.
Kementerian Keuangan
Tentu bukan karena mengikuti lifestyle hidup sehat, Mas
Bro. Tapi karena tuntutan hidup yang memaksa harus super
ngirit. Bahkan Klender – Blok M seminggu sekali kulibas,
demi sebuah pengajian istimewa seorang ustaz. Walaupun
risikonya adalah dengkul serasa mau copot, hampir pingsan,
tapi tetap kujalani dengan mencoba tetap tersenyum karena
memang tidak ada pilihan.
Dumai, 2013
81
Memang sejak kedatanganku sebagai kepala kantor,
konsolidasi internal menjadi agenda prioritas. Untuk
masalah teknis pekerjaan, para kepala seksi kuberi
Kementerian Keuangan
keleluasaan untuk memutuskan, sepanjang sesuai aturan.
Aku lebih menekankan pada dua hal dalam menjalankan
tugas. Jangan pernah merendahkan orang dan jangan
pernah mengambil sesuatu yang bukan haknya. Tidak ada
toleransi untuk kongkalikong, zero tolerance. Dan mungkin
imbasnya adalah kapal-kapal yang mengangkut barang
impor menjadi takut untuk merapat di pelabuhan, takut
ditindak aparat Bea dan Cukai. Bongkar muat menjadi
sepi, buruh dan kuli angkut bergejolak. Berita demo buruh
menghiasi media. Dari koran lokal, koran nasional, bahkan
TV nasional.
Soekarno-Hatta 2016
Epilog
82
83
Kementerian Keuangan
85
pengimaman musala kantor.
Kementerian Keuangan
seorang yang sangat ramah, selalu gembira, mudah
tertawa, dan murah dalam menebar senyum. Teman-teman
lebih sering memanggil dengan nama julukan daripada
nama aslinya, karena tahu persis Beliau pasti tidak akan
marah. Peristiwa tsunami membuat banyak perubahan
pada diri Beliau menjadi semakin arif dan bijaksana
menjalani episode hidupnya. Pada sebuah pertemuan yang
mengharukan, cerita deras mengalir dari Beliau:
87
SMS buat istriku tercinta, mengabarkan gempa yang baru
saja aku alami.
Kementerian Keuangan
kecil dibanding gempa yang pertama. Kami pun kembali
berkumpul di aspal. Marhan, rekan kami menenangkan
hati kami, ”Biasanya gempa susulan tidak lebih besar dari
gempa pertama”. Alip yang masih memegang secangkir
kopi tersenyum sambil berkata, ”Mudah-mudahan ya, Pak.”
laut.
Tsunami datang!
89
Bu Yono (dan beberapa orang lain yang tidak kulihat
dengan jelas), menyelamatkan diri lari ke lantai dua yang
ada di bagian belakang kamarku.
Kementerian Keuangan
Tiba-tiba air datang begitu cepat, tingginya ± 2 meter, air
menerjang pagar tembok tempat kami menyelamatkan diri.
Sabar, Nak…
91
menguasai pernafasanku. Ombak itu datang menghantam
dan menenggelamkanku selama ± 10 kali.
Kementerian Keuangan
Akhirnya ombak pun berhenti. Aku masih mengapung
dengan balok kayu di tangan kiriku, terbawa arus menuju
daratan (kota). Tak jauh dari tempatku mengapung, kulihat
arus balik dari kota kembali ke laut begitu deras.
93
kehawatiran yang sama, yaitu datangnya gelombang air
susulan.
Harus bergerak!
Kementerian Keuangan
Aku mulai berharap, mudah-mudahan segera datang
pertolongan/bantuan/evakuasi dari udara. Tempatku
beristirahat sangat terbuka, sehingga mudah dilihat dari
udara jika bantuan tiba. Selama 20 menit di atas seng, aku
mulai tak tahan. Matahari mulai menyengat tubuhku.
Aku pun ingat pesan si kakek, bahwa jika terus bertahan
seperti ini, kita belum tentu selamat dari bencana. Aku tak
mungkin lagi mengharapkan bantuan. Jika ingin selamat,
aku harus berusaha sendiri.
95
Kulanjutkan perjalananku, aku bertemu dengan seorang
bapak dengan badan tegap berjalan menggandeng anaknya
yang berusia 6 tahun dan kulihat sebuah kamera di pundak
Kementerian Keuangan
kirinya. Sesekali dia memotret anaknya dengan latar
belakang tumpukan kayu dan seng. Ternyata Bapak itu
adalah anggota kepolisian sektor Ulee Lheue. Pada saat
kejadian, bapak itu bersama istri dan anak-anaknya sedang
berada di rumahnya (± 3 km dari Ulee). Namun, badai
telah memisahkan istri dan anaknya yang lain. Kami pun
berjalan beriringan, aku di depan memandu jalan buat
anaknya, dan bapak itu menjaga di belakang. Sampai di satu
tempat aku bertemu dengan sekumpulan orang-orang, kira-
kira ada dua puluh orang.
97
yakin semua stasiun televisi pasti sudah memberitakan
dahsyatnya Tsunami di Banda Aceh. Aku ingin segera
memberi kabar kepada orang-orang yang mencintaiku dan
Kementerian Keuangan
yang kucintai. Aku tidak mau membuat mereka khawatir
karena terlalu lama menunggu kabar tentang keadaanku.
99
Aku terus berjalan menuju masjid, kutemui seseorang
dengan sebotol air mineral di tangannya. Aku mencoba
meminta, alhamdulillah dengan senang hati disodorkannya
Kementerian Keuangan
air mineral tersebut kepadaku. Basah sudah tenggorokanku
yang sudah kering sejak tadi.
101
ini.
Trauma air…
Kementerian Keuangan
Tak lama kemudian aku tersadar dari lamunanku, tampak
di depan rumah, orang-orang berlarian panik sambil
meneriakkan, “Air… air… air…” Aku trauma, teringat
kejadian pagi tadi di mess-ku. Aku kurang sigap mendengar
peringatan orang-orang dari pantai, aku tak mau
mengulangi kesalahanku yang pertama.
Tak kuhiraukan lagi saran Ibu Sherly, aku segera lari dari
rumah itu. Bahkan aku sampai lupa mengucapkan terima
kasih. Aku lupa kakiku yang masih perih akibat luka di
telapak kakiku. Yang ada di otakku hanyalah air yang
begitu cepat, begitu tinggi, begitu dahsyat. Aku harus lari
secepat mungkin. Lari, lari, dan terus berlari.
103
mempunyai rute Aceh - Meulaboh - Tapak Tuan -
Medan) sedang berada di Terminal Setui dan berusaha
diselamatkan oleh awak bus ke tempat yang lebih tinggi.
Kementerian Keuangan
Pada saat bencana datang, air sudah menggenangi Terminal
Bus Setui hingga 1 meter (setinggi ban bus). Bus tersebut
terisi 20 orang pengungsi yang ternyata adalah 2 buah
keluarga dan aku tak kenal siapapun. Bus berhenti di depan
Stadion Harapan Bangsa (± 4km dari Terminal Setui).
105
masih termasuk daerah rawan, masih ada anggota GAM
yang berkeliaran di daerah ini. Aku hanya bisa pasrah,
kuserahkan semuanya kepada Sang Pencipta.
Kementerian Keuangan
Tiba-tiba di jalan raya, mobil
bergerak beriringan dengan
lampu menyala dan klakson
dibunyikan panik sekali. Ternyata
tersebar isu bahwa air laut naik
kembali. Bus Sahabat yang ada
di depan stadion bersiap-siap
mengikuti rombongan. Aku pun
segera lari menuju bus.
Di saat-saat begini, kembali Allah menolongku melalui para
pengungsi yang ada dalam bus beserta para awak busnya.
Mereka sangat memperhatikan segala keperluanku, mulai
dari makan, minum, rokok, dan tempat istirahat buatku.
Bahkan seorang bapak memaksaku untuk menerima uang
Rp20.000,00.
Menuju Medan…
107
sarapanku sudah dibayar oleh seorang pengungsi yang
satu bus denganku. Walaupun cuma Rp1.500,00, tapi niat
baik untuk membantuku sangat aku hargai dan hormati.
Kementerian Keuangan
Sementara aku masih duduk di kedai menghabiskan sisa
teh. Tiba-tiba sebuah bus PM Toh berhenti di depan kedai,
di-stop oleh 2 orang pemuda. Setahuku, bus PM Toh adalah
bus jurusan Banda Aceh - Medan. Pikirku mungkin bus
ini yang bisa segera membawaku ke Medan. Aku segera
berlari menuju bus (aku lupa berterima kasih kepada
awak bus Sahabat yang telah membawaku selama dalam
pengungsian dan para pengungsi lain yang juga telah
banyak membantuku). Aku mendapat tempat duduk paling
belakang. Kutanyakan pada kondektur bus, ternyata tujuan
bus ini hanya sampai Sigli.
”Mas kalau mau ke Medan naik apa ya dari sini?” Tapi aku
dibuat kaget mendengar jawabannya.
109
baterai yang hampir habis. Sinyal pun tak ada. ”Kalau ada
sinyal, Mas bisa pakai HP ini untuk mengirim SMS kepada
keluarga”. Alhamdulillah senang sekali aku mendapat
tawaran dari Rafli.
Kementerian Keuangan
Setelah 1 jam mengganti tali kipas, bus langsung berangkat.
Sepanjang perjalanan kulihat banyak rombongan hilir
mudik. Mereka adalah warga di pesisir pantai yang akan
mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, khawatir akan
terjadinya tsunami susulan.
111
dan keluarga Rafli. Kemudian mereka mengantarku ke
hotel tempat teman aku menginap. Aku ragu memasuki
hotel, dengan memakai kaos lusuh (2 hari belum ganti dan
Kementerian Keuangan
tidak mandi), sarung, sandal jepit, dan dihiasi dengan luka
di seluruh tubuhku. Khawatir tidak diperbolehkan masuk
hotel.
113
amal baiknya), sampai mereka ingin menjadi debu saja.
“…Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”
(An Naba’ 78: 40).
Kementerian Keuangan
Marilah kita bersama isi setiap episode hidup kita yang
sangat sebentar ini dengan kebajikan penuh makna. Nikmat
kesempatan hidup yang diberikan Tuhan, semaksimal
mungkin digunakan seluruh detiknya untuk mendatangkan
kemanfaatan dan kebaikan untuk alam semesta.
Oleh:
Puguh Hermawan,
Pegawai DJPb
115
lakukan yang terbaik demi agama, nusa, dan bangsa yo, Le!
Yang penting satu: jangan korupsi! Bu’e di rumah baik-baik
saja. Mangkato, Le, nanti terlambat!”
Kementerian Keuangan
Kalimat itu terngiang-ngiang di telingaku, seperti baru
kemarin Bu’e mengatakan itu, ketika aku berangkat untuk
pertama kalinya meninggalkan Tanah Jawa. Tak kulihat
wajah Bu’e yang sembap menahan perasaannya. Bukan tidak
mau, hanya tak tega rasanya meninggalkan sosok yang telah
merawatku sejak kecil itu seorang diri. Tak tega melihat
matanya yang basah mulai menitikkan kristal-kristal
cintanya. Aku tahu Beliau pun tak ingin aku melihatnya,
sehingga cepat-cepat dihapus seolah-olah takut kupergoki
Bu’e menangis. Aku sangat mengerti betapa berat dirinya
melepas keberangkatanku, tapi aku juga tahu betapa besar
pula rasa bangganya melihatku berangkat menuju tempat
asing untuk mengabdi demi nusa, bangsa, dan agama,
seperti yang selalu Beliau tanamkan dengan sederhana
kepadaku sejak kecil.
***
117
“Tidak usah basa-basi lah, ambil saja!” ujarnya enteng sambil
meninggalkan ruanganku begitu saja.
Kementerian Keuangan
itu. Segepok uang yang tidak sedikit!
Ah, itu sama saja aku bunuh diri. Bukankah baru kemarin
aku berdebat dengannya tentang masalah integritas?
Tentang arti sebuah loyalitas terhadap pekerjaan dan atasan?
Dan hasilnya aku terancam masuk blacklist? Atau memang
ini saatnya aku menegaskan teoriku tentang istilah “loyalitas
buta”? Ah, begitu banyak pertanyaan yang dengan riang
menari-nari di atas kebimbangan pikiranku.
119
tak kuketahui asal-usulnya. Yang kutahu hanyalah dari
pemahamanku yang sempit, bahwa ini di luar hak rutinku,
di luar penghasilan normalku. Yang kupahami hanyalah
ini bukan hakku. Namun mengapa atasanku tadi berkata
Kementerian Keuangan
bahwa ini hasil keringatku sendiri? Bukankah tanpa uang
ini pun aku tetap harus menyelesaikan pekerjaanku, karena
memang sudah kewajibanku?
***
***
121
pertanyaan Bu’e. Hanya ada satu dalam pikiranku. Bu’e
harus sembuh. Bu’e harus segera dirawat di rumah sakit.
Aku yakin, pasti akan ada jalan untuk mendapatkan biaya
Kementerian Keuangan
perawatan Bu’e. “Duh Gusti, paringi pitulungan.” desahku.
***
Oleh:
Hadi Nursahid,
Pegawai DJPb
Karena Kita Garda
123
Padahal semua tahu dia selalu kena migrain berat setiap
akhir bulan karena pusing mengatur gajinya yang tidak
Kementerian Keuangan
cukup. Selalu beralasan sok alim puasa Senin - Kamis untuk
menghemat jatah makan. Selalu mabuk laut berat setiap
pulang kampung karena harus naik kapal tua yang hanya
ada jadwal seminggu sekali.
125
menjaga kehormatannya, yang telah memberinya hadiah
terindah berupa pahlawan-pahlawan kecil yang selama ini
selalu mengalirkan semangat kepadanya, yang mengobati
kelelahannya, yang meredam emosinya, yang selalu
Kementerian Keuangan
mendorongnya untuk segera pulang selepas bekerja.
Oleh:
Hisyam Haikal,
Pegawai Itjen
127
tua dari tempat parkir khusus pejabat eselon II. Mungkin
terpikir dalam benak sang satpam, sungguh tak layak mobil
bobrok begitu nangkring di sana. Hampir tak mungkin pula
Kementerian Keuangan
seorang pejabat eselon II punya mobil “seelok” itu. Maka
ketika sesosok tubuh tinggi, berkulit putih, lengkap dengan
kumis tebalnya, keluar dari Datsun itu, terkejutlah sang
satpam. Beliau memang pejabat eselon II, tempat parkir
itu memang jatahnya, dan “mobil bobrok” itu memang
mobilnya.
129
menyebut nama saya dengan jelas. Saya tak terkejut, Beliau
memang hafal nama anak buahnya satu per satu. Tapi
setelah hampir lima belas tahun tak bertemu, tentu hanya
Kementerian Keuangan
pria luar biasa yang hafal nama anak buahnya. Pak Leman
mengajak saya duduk di kursi sebelah Beliau yang kebetulan
kosong.
Fasilitas negara yang kita nikmati hari demi hari, itu pun
utang yang mesti kita bayar. Itu bukan “makan siang gratis”.
Pendingin udara yang kita nikmati, jernihnya air toilet,
laptop kantor yang kita jinjing ke mana-mana, dan tak lupa
kendaraan dinas yang membawa kita ke mana hendak pergi,
semua itu dibayar dan dipinjamkan publik kepada kita.
Semakin banyak yang kita nikmati, semakin menumpuk
utang kita. Semua itu harus kita bayar, sekarang atau kelak,
senyampang kita masih mampu, dan tahu cara melunasinya.
Publik tak membayar kita mahal, hanya untuk membuat
kita tertawa. Publik menuntut kerja keras, pemikiran, ide,
gagasan untuk perbaikan negeri. Publik menuntut keringat
kita. Paling tidak, begitulah menurut teori Pak Leman.
131
Entah kita menyadarinya atau tidak, atau tidak peduli.
Setiap hari, kerja kita hanya menumpuk utang. Utang
kepada publik. Semakin tinggi jabatan yang kita duduki,
Kementerian Keuangan
semakin besar utang yang harus kita lunasi. Semakin
banyak fasilitas yang kita nikmati, semakin menumpuk
utang kita berpundi-pundi. Semakin antre tanda terima
honorarium yang harus kita tanda tangani, semakin
berderet utang kita menanti.
mulut dikunci
kata tak ada lagi…”
Oleh:
Diana Rulita,
Pegawai DJA
133
mengikatnya dengan kencang. Aku tak ingin kejadian
tempo hari terulang kembali ketika sebelah sepatuku
terjatuh ke sisi rel kereta, sehingga aku terpaksa harus
Kementerian Keuangan
pulang kembali dengan hanya sebelah kaki yang memakai
sepatu. Dengan sigap aku menerobos kerumunan orang-
orang, agar bisa masuk ke dalam gerbong kereta yang akan
mengangkutku. Kereta melaju kencang meninggalkan Kota
Depok, menuju tempat kerjaku, DJA harapan.
“Iya saya mau pinjem, Mbak, tapi agak lama, soalnya buat
kuliah. Boleh tidak, Mbak?” ucapnya sedikit memohon.
135
selembar formulir kepadanya.
Kementerian Keuangan
Setelah dia mengembalikan formulir yang telah diisinya
kepadaku, segera kutukar dengan buku yang dimintanya.
Oleh:
Liilzam Nuur,
Pegawai DJPK
137
dan banyak kereta listrik masih menunggu antrean sinyal
di Stasiun Tanah Abang. Hujan kali ini cukup membuat
penumpang panik, terutama jika sampai terlambat hadir,
Kementerian Keuangan
tidak seperti biasa, saya pun tiba di kantor pukul 07.50,
rekor terlambat flexi yang pertama setelah bekerja 169 hari
sebagai CPNS di Kementerian Keuangan, kementerian
yang kata kebanyakan orang merupakan kementerian yang
prestige.
Saat itu, Rabu pagi saya melihat ada kardus besar dibalut
dengan kertas apik berada di atas meja Beliau, padahal
saat itu Beliau sedang Diklat Penatausahaan BMN. Karena
penasaran, saya lihat kardus itu. Tertulis pengirim: Bapak
Karena Kita Garda
“Iya, Mas, sebentar aku buka ini, isinya snack dan camilan,
Mas, ada kerupuk rambak, keripik paru, kerupuk teripang,
dan masih banyak lagi, Mas,” jawab saya tanpa ada yang
aneh dari isi kardus tersebut.
“Iya, Mas, segera saya antar ke Mas Faisal lantai 10,” jawab
saya untuk segera mengantar kardus tersebut. Saya begitu
salut dengan Mas Herjuno, sikap berintegritasnya patut
ditiru, meski harga snack dan camilan tidak seberapa yang
namanya gratifikasi tetap gratifikasi, yang harus ditolak,
dan sejak itu saya tahu ternyata di kantor saya terdapat
Unit Layanan Gratifikasi dan Suap, unit yang menangani
barang gratifikasi dan suap yang selanjutnya barang-barang
tersebut akan dilaporkan ke KPK.
139
SAW naik mimbar dan berkhotbah, Amma Ba’du,
Kementerian Keuangan
143
Kemenkeu dituntut untuk bersikap saling percaya, tulus,
ikhlas, saling mengingatkan dan memberikan masukan,
solid, dan bersinergi untuk mencapai visi dan misi
Kementerian Keuangan
Kemenkeu.
145
Coaching dilaksanakan oleh atasan langsung; v) counseling
merupakan proses pemberian saran, bimbingan, bantuan,
dan umpan balik kepada pegawai agar mampu mengatasi
masalah pribadi yang mengganggu kinerja dari counselor
Kementerian Keuangan
kepada counselee. Counseling merupakan proses bimbingan
yang dilakukan oleh atasan atau senior kepada pegawai
untuk memahami dirinya sendiri dan lingkungannya,
sehingga mampu mengambil langkah-langkah yang
tepat, guna memecahkan masalah yang dihadapinya; vi)
mentoring merupakan aktivitas supporting dan bimbingan
yang menyediakan dukungan, petunjuk, persahabatan, dan
penghargaan yang dilakukan mentor untuk mentee dalam
rangka membantu mentee melakukan pekerjaannya lebih
efektif, efisien, dan/atau untuk kemajuan dalam kariernya
pada Kementerian Keuangan.
147
relasi dengan media massa untuk menjangkau publik,
meningkatkan citra, kepercayaan, dan tercapainya tujuan-
tujuan organisasi. Untuk itu Kemenkeu berusaha untuk
selalu memberikan informasi yang akurat dan dapat
Kementerian Keuangan
dipertanggungjawabkan kepada publik. Hanya PNS
Kemenkeu yang sifat pekerjaannya berkaitan dengan
media saja yang diperbolehkan untuk menjalin hubungan
atau menanggapi pertanyaan dari media massa atas nama
Kemenkeu.
Oleh:
Muhith Afif Syam Harahap,
Pegawai DJP
Karena Kita Garda
Salah satu dari mereka adalah Pak Budi –sebut saja namanya
demikian. Seperti hari-hari biasa, Pak Budi menyambut
kami dengan penuh kehangatan saat kami datang, meski
kami sudah menyita sebuah mobil sedan miliknya. Tak
terlihat raut mukanya seperti penunggak pajak lainnya. Ia
tetap santun dan tak memperlihatkan sikap sinis maupun
dendam. Menurutku hal itu bukan sandiwara. Aku merasa
itu memang sifat kesehariannya yang asli. Para pegawainya
juga bersikap sama.
149
kondisi keluarga yang sedang sakit dan butuh pengobatan
intensif. Dia harus membuat prioritas, para pegawai,
keluarga yang sedang sakit, atau tunggakan pajak.
Kementerian Keuangan
Kemudian, setelah lebih kurang 60 menit bercakap-cakap,
kami meninggalkan kantor Pak Budi. Aku lupa-lupa ingat
apa saja poin yang menjadi kesepakatan dalam pertemuan
itu. Aku hanya ingat satu poin. Beliau mempersilakan kami
melelang mobil sedannya meski mengaku berat untuk
melepaskannya. Entah karena mobil itu punya kenangan
dan sejarah panjang buatnya atau hal lainnya. Hanya Pak
Budi dan Tuhan yang tahu.
pada posisi yang sama pada hari ini, aku akan berusaha
untuk memperjuangkan sebuah pilihan. Untuk sebuah
kepentingan. Kepentingan yang lebih besar.
Oleh:
DJP
151
kejam. Balige itu rumahku. Setidaknya dulu. Kota kecil di
pinggiran Danau Toba yang menjadi latar belakang kenang-
kenangan masa kecilku. Kali ini aku pulang. Bukan sekadar
Kementerian Keuangan
kunjungan beberapa hari yang beberapa tahun terakhir
kulakukan, melainkan untuk menapaki jejak karier yang
baru saja mulai kurintis.
***
bagiku,” batinku.
153
semakin sempit karena dipadati para pedagang di sisi kiri
dan kanan jalan. Mendekati Laguboti, alunan gondang
dan lagu Batak menyambut. Lirik lagu yang sendu kembali
menghanyutkanku dalam kegalauan. Bagaimana dengan
Kementerian Keuangan
kelanjutan kuliahku nanti? Mengapa aku harus terpisah
jauh dengan kekasihku, Jakarta-Balige? Bagaimana dengan
waktu-waktu kebersamaan kami, rencana pernikahan
kami, keluarga yang akan kami bina, rumah idaman kami,
masa depan kami?
***
***
155
Satu waktu kehadiran kami hanya disambut oleh anjing
besar berbulu lebat dengan gonggongan yang memekakkan
telinga padahal wajib pajak ada di dalam rumah tapi tidak
Kementerian Keuangan
mau keluar walau hanya sebentar. Di lain waktu kami
harus berhadapan dengan ibu-ibu rumah tangga dengan
rentetan kata-katanya yang berkecepatan sejuta kilometer
per jam. Kata “pemeriksaan” terlalu berkonotasi negatif di
benak mereka sehingga mereka tak rela jika suaminya harus
diperiksa apalagi terkait pajak.
***
“Arrrgghhh...”
157
“Udah kucoba dari tadi, Kak, tapi datanya nggak bisa
diselamatkan.”
Kementerian Keuangan
Berita duka itu pun datang. Perjuangan selama berbulan-
bulan ada di sana. Musnahnya empat KKP membuatku
terduduk lemas. Sekarang sudah bulan Agustus. Tahun ini
hanya tersisa empat bulan lagi.
“Kenapa, Sayang?”
hatiku.
***
159
dokumen yang kusodorkan. Setelah menelitinya sebentar,
aku disuruh duduk di barisan kursi tunggu di dekat situ.
Kementerian Keuangan
Belakangan ini sakit di bagian kepalaku semakin menjadi-
jadi. Padahal biasanya hanya kumat sehabis perjalanan yang
cukup panjang dan penuh asap rokok. Namun, seminggu
terakhir rasanya tak sekalipun nyerinya hilang tuntas.
Sesekali memang mereda sedikit, tetapi masih terasa sakit
juga. Bahkan dalam perjalanan dari Balige menuju rumah
sakit yang berlokasi di Kota Medan ini aku harus berjuang
menahan pusing yang luar biasa. Namun tak ada pilihan
lain. Aku harus bertemu dokter spesialis agar tindakan
yang kudapatkan nanti tepat sasaran.
“Pagi, Dok!”
***
161
tipis yang membalut badanku ketika diperiksa menjadi
penyebabnya. Kuperhatikan lobi yang cukup ramai. Banyak
yang sedang sakit rupanya.
Kementerian Keuangan
Pikiranku teralihkan ke Jakarta begitu melihat seorang ibu
di kursi roda yang didorong masuk diiringi beberapa orang
yang sepertinya adalah anggota keluarganya. Keramaian
lobi malah membangkitkan rasa sepi di hatiku. “Seandainya
dia ada di sini menemaniku, rasanya mungkin tak akan
sesepi ini,” batinku.
“Terima kasih.”
***
“Ya udah, kalau gitu kita coba obat dulu seminggu. Saya
kasih resepnya untuk ditebus. Pas obatnya habis, kita cek
lagi kondisi Ibu. Kalau nggak ada perubahan atau malah
makin parah, operasi pilihan terbaiknya. Namun keputusan
tetap di tangan Ibu.” Mataku beralih ke wajah Dokter Mela
yang sedang berusaha memasang raut wajah menenangkan.
163
Pemeriksaan berhasil di-gol-kan. Aku dan ketua tim
berkeliling mengembalikan dokumen-dokumen yang kami
pinjam dari wajib pajak.
Kementerian Keuangan
“Bisa ketemu Kabag Keuangan?” tanya ketua timku pada
seorang wanita muda yang duduk di balik meja informasi di
kantor wajib pajak yang kami kunjungi.
***
165
Siang kuabdikan diri demi janji pada NKRI. Namun malam
selalu menjadi ajang uji ketegaran. Rindu teramat dalam
sering terlukiskan dalam tetes-tetes air yang mengalir
hangat di pipi. Menghitung tiap detik menuju perjumpaan
Kementerian Keuangan
berikutnya. Belum lagi sinusitis yang masih menghantuiku
setiap kali aku lengah menjaga kesehatan.
Oleh:
Eva Maulina Aritonang,
Pegawai DJBC
Karena Kita Garda
ekspor dan impor! Kita memiliki tugas dan fungsi yang vital!
Nyawa taruhannya! Don’t ever think that you’ll be safe here! Kita
bukan PNS kebanyakan, kita Bea Cukai!”
167
istri dengan bayangan tinggal di Jakarta dengan gaji suami
yang tinggi. Kasta benar-benar meningkat. Namun, dari
hati kecil terdalam kewajiban membuat orangtua bahagia
Kementerian Keuangan
belumlah teratasi. Gaji yang tak seberapa sebagai uang
tunggu hidup di Jakarta, masih membuahkan utang di
mana-mana.
169
Di sela-sela training, Bu Ami pun sempat berkisah mengenai
keluarganya. Bu Ami adalah tulang punggung keluarga
dengan anak-anak yang sedang menempuh pendidikan
Kementerian Keuangan
di perguruan tinggi, sementara suaminya telah pensiun.
Suami Bu Ami adalah seorang pensiunan dari PT
Dirgantara Indonesia yang lokasi kantornya hanya berjarak
beberapa puluh meter dari bilik kecil di bandara tempat Bu
Ami bekerja.
171
Kementerian Keuangan
Tantangan, Pengalaman,
dan Keikhlasan
Oleh:
Syahrial Saputra dan Dina Amalia,
Pegawai DJBC
Karena Kita Garda
***
173
atas ekspor tersebut maupun terkait barang dan proses
pemuatan itu sendiri.
Kementerian Keuangan
yang mungkin masih sangat asing di telinga pegawai Bea
dan Cukai. Kawasan yang tidak mudah untuk diakses, baik
melalui darat, laut, dan udara. Namun, kendati merupakan
lokasi yang jauh dengan segala tantangan yang ada, di
sinilah salah satu dari fungsi Bea dan Cukai itu sendiri
berjalan dengan memaknai nilai-nilai dari Kementerian
Keuangan sebagai landasannya.
***
Hari demi hari harus dilalui pegawai Bea dan Cukai dalam
mengawasi pemuatan batu bara tersebut. Rasa bosan pasti
akan selalu datang, tetapi rasa tanggung jawab akan tugas
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan alasan pribadi.
Bagaimana tidak, jika dibandingkan dengan kehidupan
sehari-hari, akan terasa sangat berbeda. Bayangkan, lebih
dari dua minggu akan kehilangan komunikasi dengan
orang-orang yang kita cintai lantaran lokasi pemuatan tidak
175
memungkinkan untuk berkomunikasi dengan keluarga.
Kementerian Keuangan
tulisan ini dibuat, belum ada satu pun jaringan operator
telepon seluler yang masuk ke sana. Bisa jadi, hanya
bermodalkan Wi-Fi dari perusahan yang sangat terbatas
kecepatannyalah satu satu cara untuk melihat dunia
luar dari sana. Itu pun lebih sering putusnya koneksi
dibandingkan dengan kondisi stabilnya.
***
177
seorang kasubsi pada salah satu seksi di KPPBC TMP B
Teluk Bayur tersebut akhirnya mengantarkannya bertemu
dengan pengalaman-pengalaman yang baru. Hal-hal yang
Kementerian Keuangan
sebelumnya tak terlihat ke permukaan tetapi nyata adanya,
akan selalu berjalan. Karenanya, ia meyakini bahwa tak
harus menunggu hal-hal besar dan sesuatu yang bersinar
untuk berkontribusi di instansi yang ia cintai ini. Namun,
dengan keikhlasan dalam menjalankan amanah inilah yang
nantinya membuat instansi ini bersinar.
Karena Kita Garda
178
Oleh:
Lenni Ika Wahyudiasti,
Pegawai DJBC
179
berdering. Segera saya angkat dengan sapaan khas kantor
kami, KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda, ” Selamat pagi,
dengan Seksi PLI KPPBC Juanda di sini. Ada yang bisa kami
Kementerian Keuangan
bantu?”
181
Hatta dan telah dibuatkan Pemberitahuan Impor Barang
Khusus (PIBK) oleh rekan-rekan di KPPBC Soekarno-
Hatta.
Kementerian Keuangan
“Bukan kantor kita kok yang menangani. Masuknya
lewat Cengkareng, bukan Juanda. Suruh aja nanya ke
Cengkareng,” kata Kepala Seksi PKC.
“Apa?”
183
pekerjaan dengan hati, meskipun bentuk pelayanan
kita hanya sebatas memberikan layanan informasi
kepada masyarakat. Melaksanakan pekerjaan dengan
hati merupakan perwujudan nilai Profesionalisme
Kementerian Keuangan
yang dicanangkan sebagai nilai kedua dari Nilai-
Nilai Kementerian Keuangan yang tertuang dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/KMK.01/2011.
Profesionalisme diwujudkan dalam bentuk keahlian
dan memiliki pengetahuan yang luas serta mampu
melaksanakan pekerjaan dengan hati.
185
Hal yang sama tentu juga akan dilakukan oleh masyarakat
bila mereka mengalami kondisi yang tak menyenangkan
Kementerian Keuangan
ketika berurusan dengan petugas Bea dan Cukai di kantor
manapun. Kalaupun tak sampai melayangkan protes keras,
setidaknya mereka akan putus asa dan malas berurusan
lagi dengan institusi kita ini. ‘Kapok’ kata orang Jawa dan
‘hopeless’ menurut orang Inggris. Bila demikian anggapan
yang ada, masihkah kita berharap masyarakat akan percaya
bahwa kita telah melakukan reformasi birokrasi secara
besar-besaran dan pantas mendapatkan remunerasi yang
memuaskan? Masihkah kita boleh bermimpi mendapatkan
apresiasi tinggi atas meningkatnya kinerja dan prestasi
DJBC dari hari ke hari?
187
Kementerian Keuangan
“Because smart is not enough”
Gelombang Laut Selatan,
Siapa Takut?!
Oleh:
Gustin Tjindarwasih,
Pegawai DJBC
Karena Kita Garda
189
Tugas boatzoeking yang harus dilaksanakan oleh Bea Cukai
mau tak mau harus dilakukan di SPM.
Kementerian Keuangan
hal mudah melakukan pemeriksaan kapal di SPM. SPM
mungkin banyak dijumpai di berbagai tempat selain di
wilayah kerja KPPBC Cilacap. Namun menurut informasi,
kondisi yang penuh tantangan terberat adalah SPM di laut
selatan ini. Butuh perjuangan untuk melaksanakannya.
Gelombang besar dan tinggi khas laut selatan serta jarak
yang jauh dari pantai sehingga tidak bisa ditempuh dengan
speedboat kecil milik KPPBC Cilacap mengingat ganasnya
gelombang, menjadi salah satu alasan.
hari itu sudah dua hari satu malam Pak Harto belum pulang
dari SPM. Usia Pak Harto sudah lebih dari 50 tahun. Bukan
usia yang tergolong muda untuk lincah meloncat ke tangga
monyet di antara gelombang besar dan kapal yang terus
bergoyang. Gerakan barangkali sudah tidak selincah dulu,
refleks juga mungkin berkurang karena faktor usia. Kalau
190
191
imbalan apapun. Ikhlas bertugas demi negeri, demi Bea
Cukai yang dicintai. Yang penting adalah kesiapan fisik dan
mental.
Kementerian Keuangan
Bila Pak Harto juga tidak berani melakukan pemeriksaan
kapal di SPM, lantas siapa yang akan melakukannya? Lalu,
bagaimana dengan tugas sebagai community protector? Jiwa
ikhlas berbaktilah yang meletupkan semangat diri seorang
Suharto. Menurutnya, ada kenikmatan tersendiri bila
mampu melaksanakan tugas di tengah tantangan yang
orang lain tidak mau menghadapinya.
193
Kementerian Keuangan
Melancarkan Kembali Arus
Kontainer Ekspor di Pelabuhan
Tanjung Priok dengan IT Knowledge
Oleh:
DJBC
Karena Kita Garda
195
malam itu juga.
Kementerian Keuangan
WIB, saat pegawai lain mungkin sedang bercengkrama
dengan keluarga mereka masing-masing. Keberangkatan
kami ini berbekal surat tugas yang dibuat hari itu dan
langsung mendapatkan tanda tangan direktur pada hari
yang sama. Instruksi dari atasan kami saat itu sangat
sederhana, “Paling lambat besok pagi aplikasi ekspor harus
berjalan kembali!”
197
Selepas semua partisi server mati, kami melakukan
langkah pamungkas, yaitu mematikan mesin server
secara keseluruhan. Jujur, perasaan was-was senantiasa
Kementerian Keuangan
menghampiri setiap kali kami tiba di tahap ini. Dalam surat
tugas apapun dan di kantor manapun, setiap melakukan
langkah ini selalu terbayang risiko apabila mesin server
tidak dapat dinyalakan kembali secara normal. Apabila hal
tersebut terjadi, tentu saja aplikasi pelayanan tidak akan
dapat pulih kembali dan bisa dipastikan mungkin proses
pelayanan akan dilakukan secara manual. Sebuah risiko
tinggi untuk pelabuhan sebesar Tanjung Priok!
199
weekend ataupun di malam hari. Dan itulah tantangan
profesionalitas kami.
Kementerian Keuangan
Oleh:
Pandu Fauzi,
Pegawai Setjen
Karena Kita Garda
201
besar sebenarnya, tapi cukup tinggi untuk ukuran pohon
di Indonesia. Di sisi kanan, beberapa ekor kelinci sedang
berkeliaran di rerumputan yang tertata rapih. Sementara di
Kementerian Keuangan
sisi kiri jalan terlihat seekor rakun betina sedang mencari
makanan sambil menggendong anaknya dipunggung.
203
diterima bekerja di perusahaan meningkat tajam. Bahkan
dari 4 orang supervisor, dua diantaranya diisi oleh orang
Indonesia. Selain Pak Haji, supervisor lainnya adalah
Kementerian Keuangan
Bang Rahmat, mahasiswa Ph.D yang juga seniorku di
Kementerian Keuangan.
Karyawan tetap
205
aku dan istri memilih untuk tidak mengorbankan privasi
hanya demi menghemat seratus sampai dua ratus dolar.
Kementerian Keuangan
seorang Bapak tukang sapu di sebuah kampus. Alkisah,
Bapak yang selalu giat dan gembira dalam pekerjaannya
tersebut ditanya mengapa Bapak kelihatan senang sekali
bekerja sebagai tukang sapu. Jawaban Bapak tersebut
sungguh di luar dugaan penanyanya, “Oh, saya bukan
tukang sapu sembarangan. Saya tukang sapu perpustakaan,
Saudara tahu perpustakaan ini tempat belajar calon-calon
pemimpin masa depan. Kalau para calon pemimpin ini
merasa nyaman dan senang belajar di sini, maka saya sudah
membantu mereka untuk membuat perubahan besar di
masa yang akan datang.”
Ujian Integritas
207
terakhirnya sebelum melanjutkan studi di Canberra. “Luar
biasa, eselon 4 saja tidak malu menjadi cleaner apalagi aku
yang cuma pelaksana biasa,” pikirku waktu itu.
Kementerian Keuangan
Sepanjang perjalanan selama 10 menit itu, aku memikirkan
strategi untuk bisa men-submit tugas mata kuliah
foundation of management yang jatuh tempo jam 9 di pagi
itu. “Ah, seandainya saja cuti, tinggal butuh waktu sekitar
dua jam saja untuk merampungkannya,” batinku. Sebagai
karyawan tetap aku memang telah memiliki hak cuti,
namun dengan berat hati hak tersebut tidak kupakai di
masa ujian ini. Pada saat diwawancarai dulu, bagian SDM
perusahaan menanyakan apakah ada rencana cuti dalam 6
bulan ke depan dan bagaimana mengatur waktu jika ujian.
Saat itu aku menjawab tidak akan cuti selama 6 bulan ke
depan dan mengenai kuliah sambil bekerja, aku sudah
punya pengalaman sebelumnya ketika menyelesaikan
pendidikan sarjana.
209
dengan smooth. Jam menunjukkan pukul 08.50, tanpa
membuang tempo segera saja ku-submit video tersebut
melalui situs Wattle yang diminta oleh dosen. Tepat
pukul 08.55 proses mengunggah video selesai dilakukan.
Kementerian Keuangan
“Fyuuh… Alhamdulillah…,” ujarku.
“Hi Rizky
I just wanted to tell you how much I enjoyed your video - it was
very moving, I thought I might even cry at one point! A very
important message
Thank you.
Shari”
211
wirausaha.
Kementerian Keuangan
waktu sebagai cleaner, dari mulai pelajaran bagaimana
perusahaan memotivasi sumber daya manusianya.
Pemberian penghargaan employee of the month, penyampaian
kartu ucapan selamat ulang tahun dari manajer, pesta
barbeque akhir tahun, dan lain-lain. Sampai kepada
mempelajari gaya kepimimpinan masing-masing
supervisor, dan juga tentunya proses pengembangan dan
pendewasaan diri.
Oleh:
Taufik,
Pegawai DJPb
Karena Kita Garda
213
itu. Selepas salat Shubuh, karena masih mengantuk kami
kembali terlelap.
Kementerian Keuangan
tirai membangunkan tidurku. Istriku sudah tak ada di
sampingku. Sayup-sayup terdengar kesibukan dari arah
dapur. “Pasti dia sedang sibuk menyiapkan sarapan,”
batinku.
“Iya deh, tapi jangan pulang malam ya. Dian ‘kan takut
214
215
2006, tujuh pekan lebih cepat daripada jadwal semula,
dokter memutuskan untuk melakukan bedah caesar karena
kehamilan istriku sudah memasuki masa kritis. Aku
meminta izin cuti agar dapat mendampingi istri saat proses
Kementerian Keuangan
operasi dan masa pemulihannya di rumah sakit.
Oleh:
Muhammad Ulil Albab,
Pegawai DJPb
Karena Kita Garda
Aku dan istriku hanya duduk saja, diam tanpa sepatah kata
pun. Memang, sudah kebiasaan sejak menikah dua tahun
yang lalu, paling tidak sebulan sekali atau bila ada waktu
luang, kami sengaja datang ke tempat ini, tempat dimana
kami bertemu untuk yang pertama kali. Hanya untuk
sekadar duduk-duduk dan merenung tentang hidup, tentang
masa depan, atau tentang apa pun sembari mengenang saat
perjumpaan pertama dulu.
217
Dialah yang akhirnya menolongku dengan merninjamkan
uangnya untuk menambal ban. Dari perjumpaan itulah aku
mengenal dan akrab dengan Lani, dan akhirnya kupilih dia
Kementerian Keuangan
untuk menjadi pendamping hidupku.
menit.
***
219
“Gimana Al, si Fajar juga kena tuh, dia ke Tahuna,” ujar
Dodi dengan mimik muka yang tegang.
Kementerian Keuangan
“Gak tahu, Dod. Istriku sedang hamil tua dan skripsiku
belum selesai. Mana dua minggu lagi sudah harus melapor
di kantor baru.” Aku pun beranjak dari meja komputerku,
dan menelepon istriku di rumah. Istriku menyuruhku agar
sabar dan tetap tenang, meskipun dari suaranya aku tahu
kalau dia pun merasa kaget perihal SK mutasi itu.
***
Seminggu telah lewat, dan selama itu juga aku tak henti-
hentinya berdoa memohon petunjuk Allah. Aku juga
telah berpikir masak-masak dengan memperhatikan
pertimbangan istriku dan orang tua kami.
jawabku singkat.
***
Akhirnya hari itu tiba juga. Hari di mana aku akan pergi
untuk pertama kalinya ke luar Jawa. Untuk pertama
kalinya aku akan meninggalkan keluargaku dalam
waku yang relatif lama. Pagi itu sedikit mendung. Hujan
tadi malam menyisakan beceknya jalan dan basahnya
dedaunan.
***
221
langit kamarku yang sedikit pengap karena ventilasi
udara yang kurang. Sudah dua minggu aku menginjakkan
kakiku di Pulau Selayar. Pulau kecil di sebelah selatan Pulau
Kementerian Keuangan
Sulawesi yang daratannya didominasi oleh bukit-bukit
dan bebatuan kapur. Benteng, ibu kota kabupaten, pun tak
lebih besar daripada kota kecamatan yang aku tinggali di
Yogyakarta. Listrik padam bak orang minum obat di sini,
minimal tiga kali sehari. Kantor harus disuplai listriknya
dari genset yang suaranya cukup memekakkan telinga.
***
***
***
223
Kementerian Keuangan
Oleh:
Hisyam Haikal,
Pegawai Itjen
Karena Kita Garda
225
mari, berulangkali mengelus rambutku, pasti besok Beliau
pergi dan itu berarti akan lama sekali aku tak bersamanya.
Aku tak senang, aku sedih, aku marah pada negara,
Kementerian Keuangan
mengapa negara tega memisahkan kami berlama-lama,
membuatku bagai anak yatim, membuat cahaya di rumah
kami bagaikan redup, dan membuat mendung di wajah ibu
semakin tebal.
227
oleh-oleh yang kunantikan. Ibu sering mengingatkanku
tentang itu, jangan bebani ayah dengan kewajiban
membawa oleh-oleh. Sungguh, buatku oleh-oleh itu sangat
Kementerian Keuangan
tidak penting, memeluknya saja sudah cukup. Aku berdiri
di depan pagar rumah, menanti sosok pahlawanku itu.
Kujulurkan leherku panjang-panjang ke arah jalan raya.
Aku merindukanmu auditorku. Pahlawanku.
BekerDJA
dalam Senyap
Oleh:
Anggun Wibowo,
Pegawai DJA
Karena Kita Garda
Fajar itu tidak lah seperti pagi yang sama bagi keluarga Pak
Sumaji. Selasa pon, hari kedua puluh tujuh di bulan Agustus
tahun delapan puluh empat, seorang bayi mungil berjenis
kelamin pria dianugerahkan oleh Yang Mahakasih untuk
sebuah keluarga sederhana di tepi lintasan kali Bengawan
pinggiran kota Sukoharjo. Rasa syukur, tetes air mata, dan
rona bahagia memancar sempurna dari kedua wajah orang
tua. Meskipun si bocah kecil mungkin bukan anak pertama,
siapa yang menyangka kelak dia menjadi sumber inspirasi
bagi sesama.
229
Antara Cita dan Realita
Kementerian Keuangan
tantangan itu pun muncul. “Mas, ada pengumuman
penerimaan PNS Keuangan nih, saya boleh ikut daftar
gak?” Pinta istrinya. Belum juga sempat menjawab, sang
istri pun menimpali lagi, “Sekalian mas daftar juga ya, aku
urusin syarat-syaratnya.” Berkecamuk perasaan di dadanya.
Tak terbayang olehnya jikapun nanti diterima, akan
ditempatkan di mana?” Andai saja berdua diterima, jangan-
jangan ngantornya berjauhan. Kalau salah satu saja yang
diterima, nanti bagaimana? Apakah hidup terpisah jarak
Solo dan Jakarta?
berujung.
231
Di mataku si Mas adalah sosok yang berbeda. “Wow!” Itu
impresi saya ketika mendapati informasi kalau dia hampir
selalu menang dalam setiap penganugerahan employee of
the month di bagian kami. Di tahun itu pula dia dinobatkan
Kementerian Keuangan
sebagai pegawai terbaik bagian kami tahun 2015. Sosoknya
sangat santun, kalem, bertutur seperlunya, tetapi bekerja
tanpa lelah bagai kuda. Tidak seperti saya yang suka
bicara dan bersendau gurau, si Mas sangat tenang dan irit
bersuara. Tak ada riuh, gaduh apalagi keluh, dia bekerja
keras setulus hati untuk semua pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Seringkali dia mengerjakan tugas dari Subbag
lain yang kebetulan belum terselesaikan. Kadang kami
justru bercanda, “Kantor ini cuma butuh bos-bos dan si Mas
seorang”.
233
dicoba pun ternyata tetap tidak bisa. Ada juga yang
membantu menguatkan, meyakinkan saya kalau pasti bisa
menyelesaiakan kembali secepatnya.
Kementerian Keuangan
Tak terkecuali si Mas. Terdengar kalimat yang sama, persis
seperti yang biasa saya dengar ketika dia menawarkan
bantuan. “Sabar ya, Mas, saya bisa bantu apa?”, lirihnya.
Saya pun menjawabnya, “Gak papa kok mas, saya coba
ketik ulang aja, toh konsepnya masih ada semoga bisa
kelar malam ini.” Melihat saya sibuk, dia terlihat tidak
nyaman karena tidak bisa membantu. Sampai akhirnya
dia menawarkan diri lagi, “Mas, nanti kalau lembur saya
temenin seselesainya”. “Ya Allah,” terhenyak hati ini. Saya
mencoba menolaknya dengan cara berterima kasih dan
mengatakan, “Gak usah mas, gak papa.”
***
235
Mungkin sepi ing pamrih rame ing gawe (baca: bekerja
optimal tanpa pamrih) adalah falsafah Jawa yang tepat
menggambarkan sosok si Mas dalam mendarmabaktikan
Kementerian Keuangan
dirinya untuk DJA.
Oleh:
Boru Sion,
Pegawai DJKN
Karena Kita Garda
237
Setelah acara knowledge sharing, para kepala seksi seakan
ingin mengasah kemampuan kami para anak magang,
kami pun diminta untuk membuat paper ringkas mengenai
Kementerian Keuangan
lelang. Paper tersebut diwajibkan menggunakan jurnal-
jurnal resmi, dimana kita tahu bahwa jurnal resmi
yang di-publish di Indonesia sangat minim yang berarti
kami harus melihat jurnal-jurnal luar negeri. Kami
diberikan waktu sebulan untuk membuatnya kemudian
mempresentasikannya. Namun pada akhirnya saya tidak
sempat mempresentasikan dikarenakan saya mendapatkan
penugasan untuk diklat prajabatan.
239
Kementerian Keuangan
...............
Oleh:
Niko Prastiya,
Pegawai DJKN
Karena Kita Garda
241
DJKN merupakan misi dicanangkan sewaktu pendirian
IDCC DJKN.
Kementerian Keuangan
Berbagai persiapan pendirian IDCC satu per satu
kami selesaikan saat itu, mulai dari penyusunan dan
penandatanganan Service Level Agreement antara Direktur
Hukum dan Humas sebagai penyedia layanan informasi
dengan Sekretaris DJKN dan para Direktur selaku pemiliki
informasi dihadapan Direktur Jenderal, koordinasi dalam
hal penyediaan infrastruktur layanan IDCC, hingga
penyelenggaraan pelatihan softskill bagi calon agent IDCC.
Pada Oktober 2012 akhirnya saya memperoleh tambahan
rekan satu seksi dari kantor vertikal sejumlah enam orang
sehingga saat itu kami berdelapan menjadi generasi pertama
agent IDCC.
243
Kementerian Keuangan
Konsultasi dan
Rasionalisasi
Oleh:
Pradita Agustina,
Pegawai DJPK
Karena Kita Garda
245
Kabupaten, Kota maupun Provinsi perlu didampingi oleh
Kepala Seksi—atasan kami—saat konsultasi dilakukan.
Sayangnya, kembali lagi, ini hari Senin dan seluruh Kepala
Kementerian Keuangan
Seksi di tempat kami sedang berjibaku dengan kesibukan
untuk menyelesaikan tugas lainnya.
247
menuju lift.
“Serem juga ya, Mas. Sampai tidak mau pulang.” Aku mulai
membahas kejadian tadi.
Kementerian Keuangan
“Ya begitulah, Mbak. Sudah sering terjadi hal-hal seperti
itu di sini. Amarah seperti itu tidak bisa dibalas dengan
amarah lagi. Harus dengan kepala yang dingin.” Sedari
di ruangan tadi aku tak bisa berhenti berpikir tentang
betapa beragamnya bangsa ini, betapa terkadang begitu
sederhananya pemikiran manusia. Haknya dikurangi
sementara yang lain tidak, itu berarti ‘tidak adil’. Aku
menyadari bahwa bangsa yang terdiri dari berbagai jenis
suku, adat, kebiasaan, agama, kepentingan hingga cara
berpikir yang berbeda-beda ini merupakan suatu tantangan
menarik untuk bisa dihadapi.
yang dimiliki.
251
Kemenkeu mencoba untuk mengolah keberagaman tersebut
melalui sinergi di antara para pegawai, kantor pelayanan,
kantor wilayah, hingga kantor pusat. Pembangunan sinergi
Kementerian Keuangan
bukanlah hal mudah karena dibutuhkan rasa percaya di
antara para pegawai. Sudah menjadi kodrat manusia bahwa
terkadang mereka lebih mementingkan kepentingan
masing-masing daripada kepentingan bersama. Hal seperti
inilah yang menjadi tantangan di Kemenkeu. Namun setiap
tantangan yang muncul dapat dihadapi oleh Kemenkeu
sehingga sinergi di Kemenkeu semakin baik dari waktu ke
waktu.
253
membangun kebersamaan, salah satu contohnya adalah apa
yang dilakukan unit Ditjen Pajak. Ditjen Pajak menciptakan
kegiatan rutin yang menjadi wadah bagi pegawai untuk
berbagi wawasan yang menunjang pekerjaan sekaligus
Kementerian Keuangan
untuk mengingatkan kembali tentang visi dan nilai
organisasi. Kegiatan ini menjadi bagian dari program
internalisasi yang dilaksanakan oleh seluruh pegawai
Ditjen Pajak yang disebut morning activity. Meskipun
formatnya terus mengalami penyempurnaan, fungsi
kegiatan ini tetap sama, yaitu sebagai wadah bagi pegawai
untuk saling bertatap muka dan mengemukakan pendapat.
“Tak kenal maka tak sayang”, ketika pegawai sering bertemu
dan saling berbagi cerita motivasi maupun succes story
dalam pelaksanaan tugasnya, maka dengan sendirinya rasa
kebersamaan terbangun sehingga sinergi akan kuat terjalin.
Oleh:
Tang Dewi Sumawati,
Pegawai DJP
Karena Kita Garda
“Iya... ya..., apalagi kalau ada bapak ya? Eh... lagipula kalau
dipikir-pikir... sebenarnya apalah kita ini ya Pak? Cuma
TOT seadanya, tapi justru mereka yang antusias dan
semangat sehingga diskusi dan permainannya menjadi
hidup,” sambut salah seorang instruktur sambil mengemasi
barang-barang panitia.
“Nah... ini yang luar biasa saat ini, bukan trainer-nya yang
bagus, tapi pesertanya yang memang hebat! Jadi trainer-nya
tinggal mengarahkan saja,” sahut sang Ketua Tim sambil
meluruskan kaki di kursi.
255
silaturahminya, mungkin mereka perlu waktu ya?” Sahut
instruktur yang lain yang juga sedang berkemas-kemas.
Kementerian Keuangan
KPP yang diamanahi untuk melaksanakan ICV kali ini.
Dengan persiapan yang sangat singkat, materi ICV yang
harus disampaikan kepada peserta juga cukup banyak,
ditambah lagi tidak bersama kepala kantor, maka harapan
merasakan “kebersamaan” merupakan sesuatu yang realistis
dan wajar. Yang terpenting adalah implementasinya kelak
setelah balik ke kantor. Kalau “kebersamaannya” sudah
didapat, nilai-nilai “DJP Maju, PasTI!” yang terdiri dari
profesionalisme, integritas, teamwork, dan inovasi bukanlah
sesuatu yang asing lagi bagi para pegawai dan pastinya akan
lebih mudah dilaksanakan karena sudah menjadi karakter,
telah masuk ke dalam hati dan bukan hanya teori yang
mudah dilupakan.
257
Pagi yang cerah di hari kedua ICV, acara berlangsung lancar
dan para peserta masih tetap antusias dan bersemangat.
Di akhir sesi terdapat penampilan dari masing-masing
kelompok berupa sandiwara, drama dan lainnya yang
Kementerian Keuangan
merupakan hasil inovasi dari para peserta yang sangat
menarik, menyegarkan suasana, dan pastinya memotivasi
para peserta untuk mengimplementasikan nilai-nilai “DJP
Maju, PasTI!”. Akhirnya acara ditutup oleh Kepala Kantor
yang akhirnya menyempatkan diri hadir ke lokasi selepas
Rapim dan peserta kembali ke kantor dengan semangat
baru.
Dari satu kegiatan ICV ini banyak sekali hal positif yang
bisa dirasakan. Sekat-sekat antar seksi atau bagian di kantor,
sedikit demi sedikit mulai terkikis, komunikasi antar seksi
terjalin lancar, hubungan interpersonal semakin solid, dan
para pegawai semakin kompak dalam menghadapi tugas
yang semakin banyak dan menantang. Di samping itu
tunas-tunas modernisasi mulai tumbuh subur dan semakin
mewarnai DJP. Modernisasi yang sudah bergulir bak bola
salju sudah tidak bisa dihalangi lagi lajunya, akan terus
bergulir, dan akan dirasakan manfaatnya oleh negeri ini.
Namun perjuangan tidak pernah mudah. Pasti akan banyak
halangan dan rintangan yang dihadapi. Namun dengan
“kebersamaan”, insya Allah semua rintangan dan halangan
tersebut akan lebih mudah diatasi dan diselesaikan. “Di
mana ada kemauan, di situ ada jalan.” Dan memang kita
harus yakin dengan janji-Nya bahwa bersama kesulitan itu
ada kemudahan.
30 Oktober 2010
259
Teman-teman, jangan lupa cek realisasi penerimaan
masing-masing ya!” Instruksi atasan yang sudah biasa
didengar Bonari setiap pagi sejak dia diangkat menjadi
Kementerian Keuangan
Account Representative (AR) di Seksi Pengawasan dan
Konsultasi II KPP Pratama Pematang Siantar.
1 April 2010
261
Bonari sedang menunggu makanannya datang ketika
seseorang yang berseragam sama dengannya memasuki
rumah makan tersebut. Bonari segera mengenalinya sebagai
Kementerian Keuangan
Pak Rizaldi, salah satu ketua tim fungsional yang ada di
kantornya. Ketika Pak Rizaldi selesai memesan makanan
dan melihat sekeliling untuk mencari tempat duduk, dia
melihat ke arah Bonari dan berjalan ke arahnya.
“Silakan, Pak.”
Tidak berapa lama kemudian, datanglah pesanan mereka.
Mereka berdua pun segera memulai makan siang mereka.
Sambil makan, mereka melanjutkan perbincangan.
“Ya, gitulah, Pak, agak susah juga jadi AR ini, apalagi kalau
ngomong sama Wajib Pajak. Taulah bapak kan, macam-
macam karakter Wajib Pajak ini. Dari yang gampang
dikonseling sampai yang bikin kepala awak sakit kalau
udah datang ke kantor.”
Karena Kita Garda
“Boleh aku kalau lagi nggak sibuk atau kalau ada hal
yang aku nggak ngerti, aku bisa ke ruangan Bapak untuk
konsultasi?
263
“Ya boleh ajalah, Bon, kenapa rupanya?”
Kementerian Keuangan
ruangan fungsional, takutnya ganggu kerjaan.”
10 Oktober 2010
“Coba Kau cek lagi ya, mungkin masih ada potensi yang bisa
digali selain dari pemeriksaan”
265
“Biasalah Bon, lagi bikin kertas kerja pemeriksaan.
Duduklah kau, ada apa?”
Kementerian Keuangan
“Oh iya, kenapa?”
“Oke, Pak, saya cek dulu ya, nanti aku ke sini lagi.”
Bonari pun kembali ke ruangannya dan membuka
kembali SIPMOD, membuka profil PT Gunung Sawita
dan mengecek data pembayaran dan pelaporan pajak
perusahaan tersebut, terutama PPh Pasal 22. Setelah
meneliti, ia menyadari bahwa perusahaan itu belum pernah
melakukan penyetoran PPh Pasal 22. Ketika dia sedang
berpikir untuk menghubungi perusahaan tersebut, tiba-tiba
telepon di ruang kerjanya berbunyi. Segera diangkatnya
telepon itu.
“Iya saya sendiri, ini dengan siapa?” “Saya Herry, Pak, dari
PT Gunung Sawita.”
11 Oktober 2010
“Ini, Pak, SPT Masa PPh Pasal 21 , Pasal 23 dan Pasal 4 ayat
(2) perusahaan kami bulan September 2010, mohon dicek
dulu.”
“Oh, kenapa nggak langsung dilapor di TPT aja, Pak?”
“Udah biasa kok, Pak, dulu waktu sama AR yang lama, kami
selalu minta diteliti dulu sebelum dilapor di TPT.”
267
sawitnya dari pedagang pengumpul atau sejenisnya. Kalau
perusahaan Bapak seperti itu juga, seharusnya perusahaan
memungut PPh Pasal 22 dari pedagang pengumpul.”
Kementerian Keuangan
“Oh, nggak, Pak. Kalau perusahaan kami belinya langsung
dari petani, nggak lewat pedagang, Pak.”
“Silakan, Pak.”
Setelah pegawai itu berlalu, Bonari kembali berpikir kalau
PPh Pasal 22 tadi nggak bisa dijadiin potensi, apakah
masih memungkinkan ada potensi lain yang bisa digali.
Ia pun memutuskan untuk kembali ke Pak Rizaldi untuk
berkonsultasi lagi, dan bergegas ke ruangan fungsional.
mereka beli?”
15 Oktober 2010
269
“Januari sampai dengan Desember 2008, kecuali April, Pak.
Soalnya lagi diperiksa.”
Kementerian Keuangan
“Oh iya, berapa kira-kira potensinya?”
“Hmmm, bagus.”
“Ya sudah deh, Pak, saya pelajari surat imbauan dari Bapak
dan saya diskusikan dulu dengan pimpinan saya.”
30 Oktober 2010
271
WP.”
Kementerian Keuangan
realisasi penerimaan kantor. Apalagi sekarang sudah dekat
akhir tahun dan realisasi kita masih lumayan jauh dari
target. Ya sudah, Pak, saya balik ke meja dulu ya.”
“Iya, Pak. Kalau gitu nggak masalah ‘kan kalau saya tetap
sering konsultasi ke sini?”
“Sama-sama, Bon.”
Oleh:
Lenni Ika Wahyudiasti,
Pegawai DJBC
273
Suara pengajar Workshop Service Level Agreement (SLA) yang
saya ikuti di Pusdiklat Bea dan Cukai siang ini mengejutkan
kami, para peserta yang tengah berusaha melawan serangan
Kementerian Keuangan
kantuk di ‘jam-jam rawan’ begini. Hening. Tak seorang pun
berkomentar. Serbuan sang kantuk yang tadi menggila pun
mendadak buyar.
Uuups, begitukah?
***
What?!
Waduh!
275
itu, “Selamat pagi, Pak San. Apa kabar?”
Kementerian Keuangan
diundang?” Lanjutnya dengan nada tinggi. “Apa saya nggak
dianggep ada, sehingga nggak dikasih kesempatan untuk
ngasih testimoni di acara penilaian nanti?”
“Siap, Pak,” sahut saya cepat. ”Sekali lagi, maafkan kami ya?”
277
memberikan testimoni luar biasa untuk kami. Orang yang
selama ini kami khawatirkan akan ‘merusak’ acara kami,
justru ‘menolong’ kami dengan testimoni terbaiknya!
Kementerian Keuangan
Jangan Menilai Buku dari Sampulnya!
Mengapa?
279
dengan siapapun menuju kesempurnaan kinerja. Segala
bentuk saran dan kritikan amat dibutuhkan DJBC untuk
menjadikan institusi ini terkemuka sebagaimana visi
Kementerian Keuangan
yang telah digadang-gadang. Karenanya, selain integritas
dan profesionalisme, SINERGI menjadi salah satu kunci
pencapaian visi. Bagi saya, bersinergi sama artinya
dengan suatu ‘border management’ yang bukan hanya bisa
diterjemahkan sebagai pengelolaan perbatasan, tetapi juga
sebagai seni mengelola segala bentuk batas/sekat yang ada,
termasuk friksi dengan para pengguna jasa. Bukankah
selain dijabarkan sebagai membangun dan memastikan
hubungan kerja sama internal yang produktif, SINERGI
juga diartikan sebagai membangun dan memastikan
kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan?
***
281
bisa melihat jawaban di setiap masalah yang dihadapi,
sedangkan pecundang hanya melihat masalah dalam
setiap jawaban yang tersaji. Seorang pemenang akan
melihat manfaat dari sebuah proses perubahan, sementara
Kementerian Keuangan
si pecundang hanya akan melihat sisi yang sakit dan
melelahkan!
Oleh:
Casman,
Pegawai DJBC
Karena Kita Garda
283
Eits tunggu… Itu dulu!
Kementerian Keuangan
Bintan ini dan bertemu dengan semua pegawai Bea dan
Cukai di Kantor Tanjungpinang ini, kutemukan titik terang
bahwa aku bisa melakukan sesuatu yang baik di sini. Aku
bisa bermanfaat, dan yang pasti aku pun mulai merasakan
bahwa kepergianku ke Tanjungpinang ini adalah karena
aku orang yang terpilih, bukan terbuang. Jadi, aku harus
memiliki semangat dan kinerja tinggi seperti harapan
instansiku.
285
tersebut aku bagi dengan pegawai lain yang berminat
mempelajarinya.
Kementerian Keuangan
semangat dan apresiasi yang besar dari para pegawai untuk
sesuatu yang baru, unik dan lebih baik di kantor ini. Aku
pun berpikir untuk memberi pelayanan yang lebih ke para
pegawai dan berbagi sesuatu hal yang lebih lagi. Dengan
kemampuanku saat ini kusadari betul bahwa aku tidak bisa
sendiri melakukannya. Aku harus punya teman yang seide
dan sevisi yang mau bersama-sama membangun kantor ini
lebih baik dari sisi kompetensi dan motivasi.
Bravo, guys!
287
yang dijadwalkan telah lewat dari rencana, belum satu pun
pegawai yang datang. Kembali kuingatkan mereka bahwa
walaupun kami berempat, kami ‘kan tetap bergerak dengan
Kementerian Keuangan
semangat yang sama.
289
Aku bangga bekerja bersama anggota timku ini. Dan akan
kujaga tim ini dengan baik, karena tim adalah bagian dari
diriku dan aku bagian dari tim.
Kementerian Keuangan
“Yes, Sir, I’m Casman Member of Customs Ability Sharing
Team (CAST)”, yang akan terus berusaha melakukan
yang terbaik, berusaha menjadi lebih baik dan akan terus
berusaha “Bekerja di Atas Rata-Rata”.
Oleh:
RM Agus Ekawidjaja,
Pegawai DJBC
Karena Kita Garda
291
tersebut ke Pangkalan Pantoloan. Sebuah pembuktian
tingginya integritas yang dimiliki para awak kapal patroli,
walau di tengah laut jauh dari pengawasan tetapi komitmen
Kementerian Keuangan
awak kapal patroli dalam memberantas penyelundupan
tetap dijunjung tinggi.
293
mengalami keterlambatan. Hal ini menjadi isu nasional
karena masyarakat kota Palu setiap malam melakukan
unjuk rasa dan perusakan kantor PLN Palu. Salah satu
pemicunya adalah kekecewaan masyarakat lantaran pada
Kementerian Keuangan
saat itu tengah berlangsung pertandingan final sepak bola
Liga Champion.
***
Suara guntur bergemuruh dan air hujan yang mulai
menitik di wajahku, menyadarkanku dari lamunan sesaat
akan kenangan bertugas di Pantoloan. Tak terasa bibirku
membentuk senyum karenanya, mengiringi kedua kakiku
yang berlari kecil menuju tempat parkir mobil dinasku.
Dalam hati kecilku berharap, semoga PSO Pantoloan
semakin maju dan dapat dicintai oleh seluruh pegawainya.
295
Kementerian Keuangan
Mereka juga harus memiliki
kondisi fisik yang prima serta
mental juang yang tinggi karena
medan tugas mereka di laut amat
berat, dengan kondisi cuaca yang
tidak bisa diprediksi, kadang
tenang tetapi tak jarang ombak
disertai angin yang menderu
hebat.
Kebanggaan Jadi Bagian dari
Kementerian Keuangan
Oleh:
Nurul Aini,
Pegawai DJBC
Karena Kita Garda
297
Apakah saya akan berperan besar bagi institusi ini?
Kementerian Keuangan
Namun, ada satu hal yang terlupa oleh saya bahwa waktu
mempunyai peranan penting dalam berprosesnya seorang
individu. Semua orang besar memulai segalanya dari nol
dan tidak satu pun pekerjaan mudah yang diterima mereka
sepelekan. Saya lupa bahwa semudah apapun pekerjaan
yang saya terima merupakan satu bagian terkecil dari
keseluruhan bagian tugas dan fungsi instansi ini. Apabila
saya lalai dalam mengerjakan tugas, maka lingkaran terkecil
ini akan putus dan lingkaran besar tidak lagi sempurna
seperti semula. Saya meyakinkan diri sendiri bahwa saya
tetap memiliki peranan meskipun masih amat sangat kecil
dan belum berdampak secara signifikan.
Oleh:
Herliana W,
Mitra Kerja pada KPPN Banjarmasin
299
(Pejabat Pengelola Administrasi Belanja Pegawai), saya mau
tidak mau harus sering berhubungan dengan yang namanya
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Setiap
bulannya dua sampai tiga kali saya harus berurusan dengan
Kementerian Keuangan
KPPN untuk pengajuan belanja rutin gaji induk per bulan,
uang makan, gaji susulan, ataupun kekurangan gaji pegawai
pada satker tempat saya bertugas.
301
Kementerian Keuangan
Di sini saya dapat melihat
komitmen KPPN Banjarmasin
untuk memberikan pelayanan
yang bersih dan terbaik.
Ledakan “Bom Atom”
di Penghujung Tahun
Oleh:
Muslikhudin,
Pegawai DJA
Karena Kita Garda
303
kemudian menghidupkan komputer dan langsung
memonitor SIMPONI melalui Manajemen FAQ.
Manajemen FAQ adalah semacam helpdesk online (men-
support tugas Pusat Layanan DJA) yang menyediakan
Kementerian Keuangan
informasi, bantuan, perbaikan (troubleshooting), dan
petunjuk teknis terkait penggunaan sistem Billing serta
pembayaran dan penyetoran PNBP. Manajemen FAQ
digunakan sebagai sarana koresponsdensi (komunikasi) dua
arah antara pengelola SIMPONI dengan User SIMPONI,
yang bersifat dinamis, bukan statis.
Pop: “Masa’ Mas (sambil Lihat Manajemen FAQ). Iya ni, kok
banyak amat.”
305
David (bersama-sama dengan para pegawai (programmer)
Subdit Teknologi Informasi Penganggaran): “ Kami sedang
check Pak di Sistem SIMPONI-nya”
Kementerian Keuangan
Pri: “ESDM (Kementerian ESDM) juga sudah ikut
komplain. Sudah banyak kapal-kapal batu bara yang
tertahan di pelabuhan”.
307
dipastikan tidak akan tercapai. Apalagi cut off perhitungan
sementaranya rapat nanti malam dengan Ibu Menkeu.”
Kementerian Keuangan
sekarang saja.”
Kemudian Saya mencari contoh surat yang ada dan soft copy
draft surat gangguan. Kemudian langsung saya serahkan ke
Mbak Pop yang dari tadi di depan laptop. Kami langsung
berdiskusi untuk mengonsepkan surat gangguan dan sambil
terus berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan.
Fuad: “Sip.”
309
penerimaan PNBP. Kita harus usahakan. Gimana Mas Pri?”
Kementerian Keuangan
Pak Fuad: “Pak Pri, tolong ya!”
Saya: “Maaf Bu, tadi tidak saya angkat telepon dari Ibu.
Sedang salat Jumat.”
311
Alhamdulillah, setelah salat Jumat, SIMPONI sudah bisa
diakses terbatas, hanya jaringan intranet Kementerian
Keuangan. Kayaknya semua pengelola PNBP, Pegawai
TIP, Pegawai PNBP dan stakeholder SIMPONI berdoa agar
Kementerian Keuangan
SIMPONI berfungsi normal kembali. Apalagi Bu Dwi,
sebagai motor SIMPONI, pastinya berdoa dengan khusyuk
untuk mendoakan SIMPONI di tanah suci.
Namun yang pasti, ini suatu hasil yang luar biasa, sinergi
seluruh elemen di Kemenkeu mampu memperbaiki
SIMPONI (walaupun baru bisa diakses di intranet
Kemenkeu) akibat putusnya kabel Telkom tidak kurang dari
5 jam, padahal gangguan karena matinya listrik pada bulan
Mei 2016 (dengan ada genset cadangan), membutuhkan
waktu lebih dari satu hari.
Saya: “Ya udah, gak papa. Yang sudah siap aja. Kita membuat
Billing secara simultan saja.”
Saya: “Ya, Mas” (dalam hati: “Cilaka ini, mau sampai kapan
saya membuatkan Billing untuk setoran PNBP dan UP/TUP.
Kalau satu satker saja rata-rata 15 setoran PNBP dan 15
setoran UP/TUP, maka sudah terbayang kapan selesainya.
Belum lagi setiap ganti satker harus ganti edit profil, serta
yang pastinya tidak bisa dibagi dengan orang lain.”)
Mulailah saya membuatkan Billing teman-teman di
Kemenlu, alhamdulillah, walaupun SIMPONI bisa dibuka
di jaringan intranet keuangan saja, tetapi masih cukup
lambat. Sekitar jam 14.30 WIB, saya sudah membuat Billing
setoran PNBP untuk Kedubes Singapura dan setoran UP/
TUP KJRI Hongkong, ada sedikit berita baik di grup WA
SIMPONI:
313
Billing. Silakan Wajib Bayar dan Wajib Setor membuat
Billing di node internet : 202.61.126.147. Tolong di-share ke
Wajib Bayar dan Wajib Setor.”
Kementerian Keuangan
Fuad: “Alhamdulillah. Teman-teman PNBP, mohon
diteruskan ke mitranya masing-masing. Mas Pri, yuk
kita menghadap Bu Direktur untuk melaporkan kondisi
terakhir dan mengajukan surat keterangan gangguan
SIMPONI.”
315
Pri: ”Akhir tahun tidak jadi kelabu.”
Kementerian Keuangan
Sampai dengan salat Magrib, perfoma SIMPONI sudah
kembali normal. Kami sudah bisa pulang sambil terus
memantau perkembangannya. Saya pulang ke Bekasi dan
sampai di rumah pukul 20.00 WIB. Sesampai di rumah,
ternyata ada missed call dari Mas Gian Kemenlu. Selain
missed call, Mas Gian mengirimkan WA.
Gian: “Siap, nanti kalau ada apa-apa, saya pasti ganggu Mas
ya!”
Saya: “Siaap.”
Saya: “Luar biasa, berarti ini jam 02.00 WIT pagi waktu
Papua. Luaaar biaasaa.”
317
di pagi hari (tepatnya jam 8) di akhir tahun tidak
menjadikan akhir tahun 2016 menjadi kelabu. Malah
membuat akhir tahun 2016 membikin terharu dan saya
Kementerian Keuangan
yakin akan menjadi momen yang tak ‘kan lekang oleh
waktu. “Bom Atom” berupa down-nya aplikasi SIMPONI
karena putusnya kabel Telkom bisa dinetralisasi oleh sinergi
dari semua unsur SIMPONI. Bom Atom itu tidak bisa
menghancurkan kekuatan sinergi Tim SIMPONI. Sinergi
dari seluruh level jabatan, mulai pejabat tinggi (Dirjen
Anggaran dan Staf Ahli Menkeu) sampai pelaksana. Sinergi
yang mencakup seluruh pemangku kepentingan, mulai
dari Direktorat PNBP, Direktorat Sistem Penganggaran,
Pusat Layanan DJA, Direktorat Sistem Perbendaharaan,
Direktorat Sistem Informasi dan Teknologi
Perbendaharaan, Direktorat Pengelolaan Kas Negara,
Pusintek, Ditjen Pajak, Ditjen Bea dan Cukai, Telkom,
Pertamina, Seluruh Kementerian/Lembaga, seluruh satker
di seluruh Indonesia, serta Wajib Bayar/Wajib Setor.
Oleh:
Bagian Keuangan,
Setditjen Kekayaan Negara
319
bulan untuk hadir di dunia ini. Kehadiranku sangat
diharapkan dan ditunggu-tunggu oleh para stakeholder.
Wajar saja, bukannya aku sombong tapi lebih disebabkan
keunggulanku dari generasi sebelumnya. Kata orang
Kementerian Keuangan
aku lebih efisien dari pendahulu-pendahuluku, jika
memanfaatkan aku, maka hanya dengan melakukan input
satu kali sudah menghasilkan beberapa output. Selama
ini aku juga tidak berdiam diri, aku terus berbenah
mengembangkan diri untuk kesempurnaanku.
321
dengan aplikasi yang lebih eksis di unit kami, yaitu Aladin
(Aplikasi Perjalanan Dinas) dan Aplikasi Perhitungan Biaya
Mutasi dalam bentuk integrasi sistem. Dengan integrasi
Kementerian Keuangan
tersebut pasti aku akan menjadi lebih canggih dan semakin
bermanfaat untuk organisasi. Semoga, aku yang lahir dari
sebuah ide dan gagasan sederhana bisa menjadi inspirasi
semua orang, bersedia dan akan sangat bangga jika ada
yang mereplikasiku di tempat lain. Akulah Alika… Aplikasi
Keuangan DJKN.
Oleh:
Siti Mulyanah,
Pegawai DJPK
Karena Kita Garda
323
biasa Beliau benar-benar sangat membantu mencerahkan
pandangan saya tentang apa itu IS, tidak lupa saya sebutkan
bahwa CTO juga sangat-sangat membantu. Sayangnya
Kementerian Keuangan
hanya pandangan saja yang cerah. (Ingat 2 kondisi saya tadi
ya: tidak muda lagi dan belum terlalu pintar!).
325
format yang diinginkan CTO. Walhasil rapat berikutnya
terjadi kembali. Kali ini peserta rapatnya adalah para
Jafung AKPD ditambah seorang Kasi Hibah. Dan secara
Kementerian Keuangan
virtual melalui WhatsApp dengan anggota Tim 10. Suasana
rapat sangat santai, kadang ditingkahi perdebatan seru
mengundang Pak Ses untuk mengintip kegiatan kami
sambil geleng-geleng kepala dan tersenyum. Ah, kalian!
Jadi juga draft IS charter-nya. Terima kasih semua.
327
memuaskan orang lain.
Kementerian Keuangan
Mental adalah Gerakan Indonesia Melayani. Fokus dari
gerakan ini, antara lain: peningkatan kapasitas sumber
daya manusia Aparatur Sipil Negara, penyempurnaan
standar pelayanan dan sistem pelayanan yang inovatif
(e-government), peningkatan perilaku pelayanan publik
yang cepat, transparan, akuntabel, dan responsif, serta
penyederhanaan pelayanan birokrasi (debirokratisasi).
329
Kementerian Keuangan
Ditagih Malah
Berterima Kasih
Oleh:
Joko Susanto,
Pegawai DJP
Karena Kita Garda
331
Tiba-tiba perusahaan penjual aset bagaikan terkena petir
di siang bolong ketika mendapat surat teguran dari kantor
Kementerian Keuangan
pajak. Perusahaan itu ditegur karena memiliki utang pajak
lebih dari Rp700 juta! “Bukankah itu transaksi jual beli
tanah dulu. ‘Kan sudah beres. Kok masih dikirimi tagihan?”
Kilah manajemen perusahaan.
pajak.
333
Kementerian Keuangan
Bapak Loket 3
Oleh:
Kawas Rolant Tarigan,
Pegawai DJP
Karena Kita Garda
335
menjadi bentakan, “Ah, jangan mempersulit, kemarin-
kemarin juga bisa. Di kantor lain masih bisa kok. Kamu
jangan macam-macam.”
Kementerian Keuangan
Saya membalas dengan penegasan, “Peraturan ini kita
terapkan berdasarkan Undang-Undang, silakan Bapak
baca ketentuannya di KUP atau konsultasikan dengan AR
Bapak.”
337
punya bengkel sampai pabrik baja.
Kementerian Keuangan
Pernah beberapa kali trademark keren saya diganti oleh
teman-teman dan saudara-saudara saya menjadi ‘Gayus’.
Padahal saya lebih senang dipanggil “Bapak Loket 3.”
339
Seperti sebuah kode datangnya orang-orang berseragam
yang akan mengangkut semua rokok ilegal yang
ada di setiap warung. Ada yang takut dan berusaha
Kementerian Keuangan
menyembunyikan sesuatu, tetapi ada juga yang lantas
berkata, “Wis ora dodolan rokok bodong maning, Pak. Wis
kapok. (Sudah tidak jualan rokok ilegal lagi, Pak. Sudah
jera).”
***
341
sampai terkantuk-kantuk menunggu kapan kami tiba.
Sesampainya di pasar kami langsung berpencar mencari
lapak yang menjual rokok atau tembakau iris. Sembari
Kementerian Keuangan
memperhatikan merek-merek rokok yang dijual, aku juga
mengajukan beberapa pertanyaan kepada para penjual itu
berkaitan dengan keberadaan rokok ilegal di Pasar Mirit.
“Ya ora sih, Pak, wis mandan lawas koh mereke. Nek ora ana
ya sing merek … (menyebut merek rokok ilegal lainnya) ana
apa ora? (ya nggak sih, Pak, udah lama juga kok mereknya.
Kalau nggak ada ya yang merek … ada apa nggak?)” tanya
Pak Rasikun lagi.
343
benar, malah diambil barangnya),” ujar si pemilik warung.
Kementerian Keuangan
kami harus menyita barang-barang tersebut agar nantinya
tidak lagi ada di masyarakat, Pak. Dengan adanya rokok
ilegal ini Bapak akan merugikan perusahaan yang sudah
resmi yang sudah memiliki izin.” Aku sekali lagi mencoba
menjelaskan.
“Ooh iya, Pak, kaya kuwe yah? Ya wis, Pak, ngapurane ya,
Pak. Anu, aku kan ora ngerti sih, nek ngerti ya ora dodolan
rokok kaya kuwe maninglah. Untunge sepira oraa malah
dadi kena kasus kaya kiye. Kapok wislah ora dodolan kaya
kuwe maning, Pak. (Ooh iya, Pak, seperti itu yah? Ya sudah,
Pak, saya mohon maaf. Kan saya tidak tahu. Kalau tahu,
ya tidak jualan rokok seperti itu lagilah. Untungnya tidak
seberapa malah jadi kena kasus seperti ini. Kapok sudah
tidak jualan seperti itu lagi, Pak.)” kata pemilik warung.
345
melakukan diplomasi dengan baik, maka kekerasan tidak
lagi diperlukan.
Kementerian Keuangan
itu udah biasa, Lih. Kamu harus siap. Siap dimarah-marahi,
dicaci-maki. Kuncinya kamu itu sabar. Anak muda biasane
grasa-grusu (ceroboh) ngerasa dia udah bener tapi cara
melaksanakannya salah. Kamu harus bisa memposisikan
dirimu di tempat orang yang kamu beri sosialisasi. Jangan
kamu udah emosi aja dari awal, jangan! Itu salah. Di baik-
baikin dulu, dikasih tahu tugas kita itu gimana, dijelasin
dikit- dikit yang penting sananya ngerti. kalau sananya
udah ngerti kan enak kita mau gimana dia pasti paham.
Yang jelas kuncinya sabar,” jelas Pak Rasikun panjang lebar.
***
Oleh:
Amalia Hanif,
Pegawai Setjen
347
senyum adalah sedekah, bukankah senyum menarik sekian
banyak otot di wajah yang bias membuat kita awet muda,
bukankah senyum adalah ciri khas keramahan bangsa
Indonesia?
Kementerian Keuangan
Beberapa waktu yang lalu saya, dengan 2 orang teman
berjalan bersama dari Gedung Djuanda I ke Gedung
Djuanda II. Di tengah perjalanan kami bertemu seorang
Bapak Ramah yang tersenyum kepada kami sembari
berkomentar, “Lho..kok tingginya…” sambil menunjuk
kami. Kami bertiga membalas komentar tersebut dengan
tertawa. Tinggi badan kami memang njomplang. Saya
yang tinggi semampai (baca: semeter tak sampai) berjalan
beriring dengan teman yang tinggi menjulang, dan satu lagi
teman dengan tinggi rata-rata kebanyakan orang. Well…
komentar yang singkat, tapi berhasil membuat kami semua
tersenyum bahkan tertawa.
Oleh:
Yelly Metasari,
Pegawai Setjen
Pertemuan pertama
349
Saya: “Pagi, Mas.” (senyum menyapa tukang kebun yang
sedang mencabuti rumput di taman depan pintu masuk
kantor).
Kementerian Keuangan
Tukang Kebun: “Pagi, Neng.” (membalas senyum saya).
Pertemuan kedua
351
Jangankan menyapa, menolehkan kepala dan tersenyum
menyambutnya saja sering tidak kita lakukan.
Kementerian Keuangan
bagaimana kita dapat berinteraksi dengan rekan kerja.
Mulailah dengan senyum dan menyapa terlebih dahulu
minimal satu rekan kerja setiap pagi sebelum memulai
pekerjaan dan sibuk di depan komputer kita. Ajaklah ia
tersenyum, tanyakan bagaimana harinya dan selingi dengan
candaan.
Oleh:
Hendy S. Yudhiyanto,
Mantan Pegawai DJPb
353
mengoperasikannya, hatiku seakan dipenuhi dengan
berjuta rasa bangga. Bukan karena aku adalah seorang
fotografer yang mahir menggunakan kamera, kemudian
membuat foto-foto yang memesona. Aku bahkan
Kementerian Keuangan
nyaris tidak pernah peduli dengan detail tentang apa
yang namanya angle atau sudut pandang, pencahayaan,
diafragma, ataupun terminologi-terminologi lainnya yang
berkaitan dengan fungsi kamera. Meskipun memang tidak
benar-benar buta tentang pemotretan, aku hanya sesekali
menggunakan kamera, itu pun untuk maksud-maksud
yang amat fungsional dan pragmatis sifatnya, seperti
mendokumentasikan suatu kegiatan yang diselenggarakan
oleh kantor, atau mengabadikan seremoni pernikahan
handai-tolan.
355
guru-guru lain yang baik di area Jawa Tengah. Selain itu,
ada beberapa forum wirausaha yang bapak ciptakan sebagai
media pembelajaran bagi warga sekitar. Sewaktu aku
masih belum sekolah sampai dengan aku berada di kelas-
Kementerian Keuangan
kelas awal sekolah dasar, bapak menjadikan ruang tamu di
rumah kami yang saat itu tak terlalu luas sebagai gudang
dan display sepatu. Para pembeli, yang kebanyakan adalah
rekan-kerja bapak, dapat mendapatkannya dengan cara
mengangsur. Banyak di antara mereka yang membeli alas
kaki itu dari bapak, lalu menjualnya kembali. Namun entah
mengapa, usaha bapak itu tak berlangsung lama.
357
aku gunakan ketika membantu bapak memotret.
Kementerian Keuangan
memanfaatkan kamera itu untuk mencari tambahan
penghasilan yang halal atau merintis usaha pemotretan,
sebagaimana yang bapak inginkan, dan seperti yang dulu
bapak dan aku lakukan. Meskipun begitu, aku merasa
bahwa kamera itu laksana kaca benggala. Seolah-olah aku
selalu bercermin dengan pantulan pesan-pesan kebaikan
yang terlihat dari sana. Idealisme yang bapak titipkan
membuat kamera itu memiliki kebanggaannya sendiri, jauh
lebih besar dan tinggi dari pada puluhan fitur dan gambar-
gambar indah yang mampu ia tawarkan.
***
Oleh:
Raymond Jackson Effendy,
Pegawai DJPb
Karena Kita Garda
359
untuk bersilaturahmi dengan mereka aku bercengkrama
dengan anak dan istriku. Setelah itu, semua penduduk desa
kami turut larut dalam silaturahmi dalam tradisi “pela
gandong.”
Kementerian Keuangan
Selasa, 19 Januari 1999 (1 syawal 1420 H) pukul 13.00
WIT
Oktober 2002
***
361
malam hari. Sebelum ke pos jaga, aku biasa memandangi
bidadari kecilku yang telah terlelap. Senyum kecilnya
memunculkan kedamaian dan keteduhan, sesuatu yang
Kementerian Keuangan
hilang saat ini.
***
363
persaudaraan, dan senyum keceriaan anak-anak kami.
Tapi ia tak dapat mengambil hal yang paling esensial dari
semangat hidup kami, semangat untuk tetap melaksanakan
Kementerian Keuangan
tugas di antara desingan peluru dan ratap tangis suami-istri
yang menahan kami untuk tetap tinggal di rumah.
***
Oleh:
Rini Ariviani,
Pegawai DJA
Karena Kita Garda
365
Dugaanku tepat, lelaki tersebut adalah orang yang sangat
membutuhkan bantuanku untuk menyelesaikan pengajuan
anggaran agar pembangunan terus berjalan.
Kementerian Keuangan
Aku terjebak dalam dua pilihan yang sama sulitnya.
Anakku seolah memanggilku. Perasaan rindu terus
membayangiku. Komitmen yang telah aku ikrarkan
menyadarkanku. Aku tak boleh kalah dengan perasaan
rinduku. Tugas harus tuntas dilaksanakan tanpa berkecuali.
Suatu saat anakku akan mengerti. Akan kuceritakan
pekerjaanku kepadanya dengan kepala tegak. Anakku akan
berjalan di sampingku dengan perasaan bangga.
Oleh:
Ferdha Hermanto,
Pegawai DJKN
367
tahun 2007. Mulai bergabung pertama kali dalam keluarga
besar Direktorat Penilaian dh. Direktorat Penilaian
Kekayaan Negara (PKN) pada tahun 2008. Tugas pertama
saya di Direktorat Penilaian adalah menjadi Sekretaris
Kementerian Keuangan
Direktur. Tugas yang sebenarnya bukan keahlian saya,
tetapi merupakan posisi yang tepat bagi pegawai baru untuk
memahami tugas fungsi organisasi serta standing position
Direktorat PKN di antara unit eselon II lain di DJKN.
369
Universitas Indonesia dan Certified Professional Management
Accountant (CPMA) Review yang memperoleh sertifikasi
tersebut, dapat lebih memberikan kontribusi lebih besar
Kementerian Keuangan
bagi Direktorat Penilaian dan DJKN pada umumnya.
Selain hal tersebut, sejak tahun 2012 hingga saat ini, saya
mendapatkan amanah untuk menjadi anggota tim Panitia
Antarkementerian (PAK) RUU tentang Penilai. Sebuah
kesempatan untuk melihat Penilai sebagai profesi dan
standing position-nya dalam menstabilkan perekonomian
Indonesia.
Oleh:
Pradita Agustina,
Pegawai DJPK
371
iri dengki terpatri,
atau hanya demi gaji,
bisakah disebut melayani?
Kementerian Keuangan
Jalan sekitaran belantara beton pagi hari selalu menjadi
pemandangan menarik untuk diresapi. Gelandangan,
tukang sapu jalanan, pengamen, kernet Kopaja, tukang
ojek, pedagang asongan, karyawan, pegawai negeri hingga
pejabat berbalut setelan rapi, semua kembali membangun
paginya dengan berbagai rutinitas yang menyiratkan
tanggung jawab dan harapan—entah harapan yang baru
atau harapan seperti hari-hari sebelumnya. Semua orang
termasuk kami, salah satu pelayan masyarakat, berjibaku
dengan urusannya masing-masing. Berpacu dengan waktu,
meninggalkan sejenak seribu permasalahan rumah di
sibuknya pagi untuk berfokus pada tujuan terdekat: sampai
kantor tepat waktu. Atau paling tidak, sampai pada waktu
yang cukup tepat untuk tidak mendapatkan potongan
tunjangan. Ah, sampai di kantor pada waktu yang tepat
selalu menjadi suatu kepuasan kecil tersendiri. Setelah ini,
bolehlah satu atau dua masalah rumah kembali menyusup
di sela pikir.
Pukul setengah delapan pagi aku sudah duduk manis di
kursiku, sementara Bapak Berseragam Biru itu masih
saja mondar-mandir ke sana ke mari. Tak sadar seragam
birunya sudah basah hasil dari tengkuknya yang kian
berpeluh. Aku bisa bayangkan bagaimana lelah betisnya
berjalan dari cubical satu ke cubical lain, lelah tangannya
menopang nampan, membawa galon penuh berisi air,
membagikan minuman untuk setiap pegawai, menurut
untuk setiap permintaan tolong untuk membelikan ini dan
itu, mengantar ini dan itu. Usianya mungkin menyentuh
40 tahunan—atau mungkin 50? Anaknya mungkin sudah
Karena Kita Garda
besar. Atau mungkin sudah punya cucu? Aku tak tahu pasti.
Tapi aku bisa pastikan bahwa dia adalah salah satu office boy
paling rajin seantero kantor.
373
mengarah pada berbagai permasalahan yang mungkin
dideranya. Bagaimana caranya ia bisa menyunggingkan
senyum walau hanya segaris?
Kementerian Keuangan
Ya, aku bisa melihat lelah itu dari butiran keringatnya. Aku
bisa melihat lelah-pada-megah-nya dari mata itu. Mata sayu
yang sudah puluhan tahun melihat, menjadi saksi bisu pada
sebab dari rasa lelahnya. Ternyata ada satu hal yang bisa aku
lihat darinya. Ia tak kehilangan nuraninya. Mata sayu itu,
mata yang menggambarkan kelelahannya, sama sekali tak
menyembunyikan senyumnya. Senyum kemurnian. Murni
keikhlasan. Murni pelayanan. Ia masih bisa tersenyum saat
harus berjalan menadah nampan berisi sepuluh gelas air.
377
kesalahan dalam pengaplikasian sebuah inovasi tidak
dapat dihindarkan. Selalu ada proses adaptasi terhadapnya.
Tugas kita adalah percaya terhadap inovasi tersebut dan
Kementerian Keuangan
memberikan kritik dan saran untuk memperbaikinya di
kemudian hari.
379
Kementerian Keuangan
Lahirnya Digital
Signature
Oleh:
Dody Dharma Hutabarat,
dikisahkan oleh Windasena Winarno,
Pegawai DJPb
Karena Kita Garda
381
SPM tanpa persetujuan PPSPM, dengan demikian jelas
terlihat pada saat itu bahwa ADK SPM yang diproses KPPN
memiliki celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh
Kementerian Keuangan
pihak yang tidak bertanggung jawab.
383
tidak terlibat dalam pembuatan ADK SPM, sudah harus
mulai memahami apa isi dari ADK yang disampaikan dan
bertanggung jawab atas ADK tersebut, sehingga dapat
Kementerian Keuangan
meminimalisir risiko kecurangan yang dapat terjadi akibat
dari penyalahgunaan ADK SPM. Sehingga, diakui pula
bahwa dukungan unsur pimpinan Ditjen perbendaharaan
dan juga Kemenkeu sangatlah diperlukan, yang akan
diperkuat pula dengan sosialisasi dan aktivitas manajemen
perubahan lainnya khususnya terhadap para pemangku
kepentingan terkait.
Oleh:
Sujarwo Adi,
Pegawai DJP
Karena Kita Garda
385
menyampaikan surat paksa, melakukan penyitaan sampai
dengan pelelangan. Semua tindakan penagihan pajak
tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan, mengingat Wajib Pajak atau
Kementerian Keuangan
Penanggung Pajak pasti akan melakukan upaya hukum, jika
tindakan kita tidak sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
387
hutan”. Oh ya, jika menggunakan mobil 4x4 sewaan, maka
harga sewanya berkisar Rp5 juta untuk sekali jalan.
Kementerian Keuangan
rekan berkoordinasi dan memperoleh bantuan dari KPP
Pratama Manokwari. Kami diizinkan untuk menggunakan
mobil dinas lapangan KPP Pratama Manokwari, namun
baru menempuh satu jam perjalanan, mobil dinas telah
terhenti dan menyerah oleh ganasnya lumpur pedalaman
Papua Barat. Tidak ada pilihan lain, kecuali tetap harus
meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Perjalanan
menuju lokasi yang berada di tengah hutan tersebut harus
aku lakukan selama kurang lebih dua jam.
389
dan rekan-rekan belumlah berakhir, karena kami
masih harus mengawal proses penagihan dan pencairan
tunggakan pajak ini sampai dengan proses lelang
Kementerian Keuangan
dilaksanakan.
Oleh:
Fajar Sidik,
Pegawai DJPb
Karena Kita Garda
391
Pernyataan ini kuungkapkan mengingat desas-desus bahwa
keponakan Menteri Keuangan yang sedang menjabat saat
itu, gagal pada tahap wawancara. Dengan sedikit semringah
Kementerian Keuangan
anganku melayang dan berucap, “Berarti aku lebih pintar
dari keponakannya Menteri ya,” selorohku sambil mesam-
mesem sendiri.
393
Kementerian Keuangan
Oleh:
Vina Eriyandi,
Pegawai DJPb
Karena Kita Garda
395
pekerjaan di KPPN. Kami berdua ditempatkan di seksi yang
sama di KPPN ini. Aku sering bertanya tentang banyak hal
kepadanya.
Kementerian Keuangan
“Ayo, kita harus segera bersiap-siap. Acaranya sudah
mau dimulai,” ujar Fakhri. Aku segera menyusulnya
mencari kursi yang kosong di podium. Kami pun duduk
bersebelahan. Acara Grand Launching KPPN Percontohan
segera dimulai. Di atas panggung terpampang baliho
dengan tulisan “KPPN Percontohan didedikasikan untuk
layanan cepat, tepat, dan transparan.”
397
Fakhri saat ini. Dia pernah merasakan bagaimana beratnya
godaan bekerja di KPPN pada zaman dahulu. Bagaimana dia
mampu bertahan walau dengan kondisi lingkungan yang
Kementerian Keuangan
tidak memungkinkan. Bagaimana dia berusaha dengan
sekuat tenaga untuk tidak tergoda dengan rayuan-rayuan
yang menyesatkan. Sekali lagi, dedikasinya telah teruji
dengan baik. Aku harus lebih banyak belajar kepadanya.
Jika ada orang alim yang tidak tergoda karena bertapa
di atas gunung, itu biasa. Namun jika dia tidak tergoda
padahal dia berada di hiruk pikuknya kota, maka hal itu
adalah sesuatu yang sangat baru luar biasa!
paling baik. Aku tidak tahu kenapa aku biasa berada di sini,”
bisiknya lirih. Air matanya meleleh. “Tenanglah, Fakhri.
Kamu akan sembuh,” aku berusaha menenangkan.
Tak terasa air mataku meleleh. Aku rasa pesan yang dia
katakan sesaat sebelum meninggal bukan hanya untukku
saja, tetapi untuk semua yang terlibat dalam proses
reformasi ini. Semoga Direktorat Jenderal Perbendaharaan
dapat melahirkan Fakhri-Fakhri baru yang akan senantiasa
membawa kepada perbaikan organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
399
Kementerian Keuangan
Tolong, Sarni. Aku tidak
menyerah. Aku masih ingin
mengabdi kepada negara.
Meneruskan reformasi yang
tengah kita jalankan. Aku
titipkan padamu. Kau harus
menjadi pegawai yang baik. Taat
peraturan dan memegang teguh
kode etik.
Sejarah Layanan Setoran
Penerimaan Negara
Oleh:
Sigid Mulyadi,
Pegawai DJPb
Karena Kita Garda
401
penerimaan di suatu instansi- untuk menyetorkan PNBP.
Saya juga melihat beberapa orang importir membayarkan
bea masuk barang impornya di Kantor Kas Negara.
Kementerian Keuangan
Suatu kali, saya mendapat kesempatan masuk ke dalam
Kantor Kas Negara. Semua pegawai bekerja dengan tekun
dan teliti. Ada yang menghitung uang dan memasukkan
ke dalam amplop. Sepertinya untuk gaji pegawai atau
uang pensiunan. Ada juga yang membuat laporan pada
buku yang cukup besar. Mereka mencatat angka-angka
dan menghitungnya dengan kalkulator. Ada beberapa
mesin ketik di meja kerja. Banyak sekali tumpukan berkas
di kantor ini. Maklum juga, bukti setoran dan perintah
pembayaran semuanya harus mereka arsipkan. Di satu
sudut di dekat ruang kepala kantor, saya melihat ruangan
dengan pintu besi yang sangat kuat. Tanpa sengaja saya
melihat beberapa pegawai masuk ke dalam ruangan
itu. Dari pintu yang sedikit terbuka, saya menyaksikan
tumpukan uang di sana.
***
Jakarta, tahun 1988
Sayang, usia saya tak lagi muda, sudah hampir lima puluh
tahun. Sementara, ia berumur tiga puluhan tahun. Saya
sudah merasa, hubungan kami tak akan mulus. Dan benar,
ketika saya datang berkunjung ke rumah orang tuanya
untuk melamar, orang tuanya tidak begitu saja menyetujui.
Ada saja alasan untuk mengulur-ulur waktu. Saya tahu,
sebab utamanya adalah umur saya.
***
403
bank operasional, yaitu bank yang menyalurkan dana ke
rekening penerima pembayaran.
Kementerian Keuangan
yang saya kerjakan, saya mendapat kesempatan masuk ke
dalam ruangan KPKN. Saya melihat mesin yang canggih.
Seorang pegawai sedang mengoperasikan mesin yang dapat
mencetak tanda teraan pada setiap lembar surat setoran
pajak. Saya penasaran dan mencoba bertanya tentang mesin
itu. Satu di antara pegawai menjelaskan, mesin itu bernama
TEC ST-2000. Katanya memang mesin pintar, karena selain
teraan, mesin itu bisa menghasilkan laporan harian dan
mingguan.
***
***
405
Teller cantik itu bercerita, sekarang lebih enak karena
cukup satu aplikasi, yang sebelumnya ada tiga aplikasi.
Orang Departeman Keuangan menyebutnya dengan Sistem
Penerimaan Negara (SiPN). Katanya masih tahap uji coba.
Kementerian Keuangan
Rencana akan diberlakukan tahun depan.
***
407
yaitu dokumen yang diterbitkan oleh Bank Persepsi atas
transaki penerimaan negara dengan salah satu cetakannya
berupa Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN).
NTPN merupakan bukti pengesahan suatu setoran masuk
Kementerian Keuangan
ke kas Negara. NTPN bersifat unik dan tak akan pernah
ganda. Sehingga dapat digunakan sebagai parameter proses
rekonsiliasi data penerimaan antar departemen maupun
unit-unit eselon I di Kementerian Keuangan.
Memang saya tak lagi muda, sudah tiga per empat abad
umur saya. Namun kenangan dengan seorang teller di
masa lalu selalu menghantui saya. Anak muda sekarang
menyebutnya sebagai cinta pertama. Namun sebuah cinta
yang tak sampai. Suatu kali, saat ia meng-input data pajak
ke aplikasi, tubuhnya tersedot masuk ke dalam aplikasi dan
lenyap. Begitu penjelasan orang tuanya. Meski akhirnya
409
saya tahu, dia diungsikan bapaknya ke luar negeri dan
menikah dengan seorang pria pilihan orang tuanya. Sejak
saat itu, saya sangat kehilangan. Dan sekarang, setiap kali
melihat seorang teller, saya selalu mengingatnya. Senyum
Kementerian Keuangan
manisnya begitu menggetarkan hati saya. Hingga kini.
***
Oleh:
Ar Rizqiyatul Barokah,
Pegawai DJA
Karena Kita Garda
411
dengan mahasiswa-mahasiswi terbaik bangsa, terutama
yang berasal dari kota-kota besar di mana pendidikannya
lebih maju. Akan tetapi, saya dapat membuktikan bahwa
Kementerian Keuangan
seorang mahasiswi yang berasal dari kota kecil pun mampu
menjadi lulusan terbaik, dan kali ini, saya juga ingin
membuktikan kembali bahwa seorang mahasiswi yang
berasal dari negara yang bukan termasuk kategori negara
maju juga mampu menjadi lulusan terbaik bersaing dengan
mahasiswa-mahasiswi dari berbagai negara di kampus yang
berada di negara maju”, jawab saya dengan yakin agar saya
mendapatkan beasiswa SPIRIT itu, meskipun sebenarnya
saya juga khawatir dengan apa yang saya sampaikan
tersebut.
Oleh:
Margono Dwi Susilo,
Pegawai DJKN
Karena Kita Garda
415
tugas riil mengantarkan surat. Sesuai ketentuan waktu itu
setiap pegawai yang berpendidikan SD harus mengikuti
penyetaraan ijazah. Lewat program KPAA Sulaiman
Kementerian Keuangan
mampu mendapatkan ijazah setingkat SLTA.
417
Kementerian Keuangan
www.kemenkeu.go.id