Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PARADIGMA GOVERNANCE

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Ir. A. H. Rahardian, M.Si

DISUSUN OLEH

Fadila Febril Ananda Chairil

Penta Pratita

INSTITUT ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN STIAMI

JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNYA sehingga


makalah yang berjudul “Paradigma Govenance” ini dapat tersusun hingga
selesai. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Administrasi Publik, pembimbing Dr. Ir. A. H. Rahardian, M.Si

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan


dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikiran. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu untuk kami menerima segala saran dan kritik yang membangun
agar makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca untuk pengembangan wawasan dan ilmu
pengetahuan.

Jakarta, 28 September 2018

Tim Penyusun

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE i


Daftar Isi

KATA PENGANTAR …………………………………………………..…. i

DAFTAR ISI ..………………………………………………………….….. ii

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………….…….1

A. Latar Belakang …………………………………………….……… 1

B. Ruang Lingkup Penulisan ………………………………….……..1

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ……………………………….…. 2

BAB II. KAJIAN TEORITIK …………………………………………….… 3

A. Pengertian Paradigma & Government ………….…………….....3

B. Prinsip Prinsip Pokok Good Governance …………………….….5

C. Pengertian Good Governance ………………………………….…9

D. Ciri Ciri Governance …………………………………………….…12

BAB III. PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

A. PERMASALAHAN ………………………………………..…….… 14

1. Penyelewengan Dana Bantuan …………..…….…….…..16

2. Terhambatnya Laju Perekonomian ……………….……..17

B. PEMBAHASAN

Korupsi dalam bidang Ekonomi dan Pendidikan ………….………..19

BAB IV. PENUTUPAN

A. Kesimpulan …………………………………………………….…....23

REFERENSI PUSTAKA ……………………………………………………24

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE ii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dekade awal abad ke-21, Bangsa Indonesia menghadapi


gelombang besar pada masa reformasi berupa meningkatnya tuntutan
demokratisasi, desentralisasi, dan globalisasi. Sekalipun keadaan serupa
pernah terjadi pada beberapa kurun waktu yang Ialu/ namun tuntutan saat
ini mangandung nuansa yang berbeda sesuai dengan kemajuan zaman.

Globalisasi yang menyentuh berbagai bidang kehidupan di seluruh


wilayah pemerintahan negara menuntut reformasi sistem perekonomian
dan pemerintahan, termasuk birokrasinya, sehingga memungkinkan
interaksi perekonomian antar daerah dan antarbangsa berlangsung lebih
efisien. Kunci keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya
saing, dan kunci dari daya saing adalah efisiensi proses pelayanan, serta
mutu ketepatan dan kepastian kebijakan publik
Kunci keberhasilan pembangunan perekonomian adalah daya saing dan
kunci dari daya saing adalah efisiensi proses pelayanan, mutu, dan
kepastian kebijakan publik.

Dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, salah satu prasyarat


yang perlu dikembangkan adalah komitmen yang tsnggi untuk
menerapkan nilai luhur dan prinsip tata kelola (good governance) dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan negara, sebagaimana diamanatkan
dalam Pembukaan UUD 1945.

B. Ruang Lingkup Penulisan

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 1


1. Bidang Pendidikan
Makalah tentang Pemerintahan yang baik dan bebas korupsi bisa
dijadikan pembelajaran dalam pendidikan untuk menambah ilmu
pengetahuan kita sebagai mahasiswa, karena makalah ini sangat penting
dalam mengetahui pemerintahan yang baik dan bebas korupsi.

2. Bidang Ekonomi
Makalah tentang pemerintahan yang baik dan bebas korupsi juga
bisa dijadikan pembelajaran bagi mahasiswa bagaimana cara mensikapi
dan mengambil langkah untuk menstabilkan pereekonomian masyarakat
yang terjadi akibat korupsi di Indonesia.

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Untuk memberikan pelajaran bahwa korupsi dan paradigma
governance saling berhubungan.
2. Memberikan pengetahuan bahwa korupsi dapat merusak ke stabilan
perekonomian masyarakat.
3. Paradigma governance dapat mengarahkan pembangunan dan
memulihan perekonomian.

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 2


BAB II
KAJIAN TEORETIK

A. Pegertian Paradigma

Thomas kuhn the structure of scientific revolution (1993)

Paradigma marupakan suatu cara pandang, nilai nilai metode metode,


prinsip dasar atau cara memecahkan suatu masalah yang dianut
masyarakat ilmiah pada suatu masa tertentu.

American Haritage Dictonary

Sebagian asumsi, konsep, nilai nilai, dan praktek praktek yang diyakini
oleh suatu komunitas dan menjadi cara panang suatu realitas.

Mohanan dalam muslim salam (2003)

1. Paradigma sebagai value sistem (sistem nilai), konstruksi, dan evaluasi


ilmu pengetahuan masyarakat komitmen terhadap suatu sistem nilai yang
memungkinkan kita mengevaluasi reliabilitas dari klaim ilmu suatu ilmu
pengetahuan.

2. Paradigma sebagai research interest (minat penelitian), objek penelitian,


sudut pandang terhadap objek yang dikaji, fenomena yang dianggap
penting atau menarik dan lain lain.

3. Paradigma sebagai suatu models (model) konsepsi umum dari suatu


realistis berdasarkan aturan aturan teoritis yang diformulasi.

4. Paradigma sebagai theorical frameworks (kerangka teori) kosa kata


yang berhubungan dengan seperangkat konsep dimana proposisi dasri
suatu teori diformulasi.

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 3


5. Paradigam sebagai observational frameworks (kerangka observasi),
kosa kata yang berasosiasi dengan seperangkar konsep dimana proposisi
observasi di formulasi.

Secara umum Paradigma diartikan sebagai :

 Cara kita memandang sesuatu (point of view). sudut pandang atau


keyakinan (belief).

 Cara kita memahami dan menafsirkan suatu realita.

 Paradigma seperti “Peta” atau kompas di kepala. Kita melihat atau


memahami segala sesuatu sebagaimana yang seharusnya.

Pegertian Governance

Kashi Nisjar (1997) dalam Domai (2001)

mengemukakan bahwa secara umum good governance mengandung


unsur utama yang terdiri dari akuntablitas, transparansi, keterbukaan dan
aturan hukum.

B.Kristiadi

berpendapat bahwa Good Governance dicapai melalui pengaturan yang


tepat diantara dua fungsi pasar dan fungsi organisasi termasuk organisasi
publik, sehingga tercapai transaksi transaksi dengan biaya rendah.

Kooiman (1993)

merupakan serangkaian kegiatan (proses) interaksi sosial politik antara


pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang berkaitan
dengan kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas
kepentingan-kepentingan tersebut.

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 4


Governance di artikan sebagai mekanisme , praktek dan tata cara
pemerintah dan warga yang mengatur sumber daya serta memecahkan
masalah publik. Dalam konsep governance, pemerintah hanya menjadi
salah satu aktor yang menetukan, Governance menuntut redefinisi peran
negara dan itu berarti adanya redifinisi pada peran masyarakat. Dapat
dikatakan bahwa good governance adalah suatu penyelenggaraan
manajemen pembangunan yang soliddan bertanggung jawab yang sejalan
dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah
alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik
maupun administratif .

B. Prinsip - Prinsip Pokok Paradigma Governance

1. Participation

Partisipasi oleh pria dan wanita adalah kunci good governance.


Partisipasi dapat langsung maupun melalui institusi perwakilan yang
legitimate. Partisipasi harus informatif dan terorganisir. Ini
mensyaratkan adanya kebebasan berasosiasi dan berekspresi di satu
sisi dan sebuah civil society yang kuat dan terorganisir di sisi lain.

2. Rule of law

Good governance memerlukan sebuah kerangka legal atau hukum


dan peraturan yang ditegakkan secara komprehensif. Ia juga
memerlukan perlindungan penuh terhadap HAM, terutama bagi kaum
minoritas. Proses enforcement hukum yang imparsial membutuhkan
lembaga peradilan yang independen dan kepolisian yang juga
imparsial dan tidak korup.

3. Transparency

Transparansi mengandung arti bahwa pengambilan dan


pengimplementasian keputusan dilakukan dalam tata cara yang

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 5


mengukuti hukum dan peraturan. Ia juga berarti bahwa informasi
tersedia secara bebas dan dapat diakses langsung oleh mereka yang
akan dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Informasi yang tersedia
haruslah dalam bentuk dan media yang mudah dimengerti.

4. Responsiveness

Good governance memerlukan institusi dan proses didalamnya


yang mencoba untuk melayani semua stakeholders dalam kerangka
waktu tertentu yang sesuai.

5. Consensus oriented

Ada lebih dari satu aktor dan banyak sudut pandang dalam suatu
komunitas. Good governance memerlukan mediasi dari kepentingan-
kepentingan yang berbeda di masyarakat dalam rangka mencapai
sebuah konsensus umum dalam masyarakat yang merupakan
kepentingan atau keputusan yang terbaik yang dapat dicapai untuk
seluruh masyarakat. Ini memerlukan perspektif luas dan jangka
panjang mengenai apa yang diperlukan untuk pengembangan
manusia secara berkesinambungan. Ini hanya dapat dicapai melalui
pemahaman yang baik atas konteks historis, kultural dan sosial di
komunitas atau masyarakat tersebut.

6. Equity and inclusiveness

Keberadaan sebuah masyarakat bergantung pada proses


memastikan bahwa seluruh anggotanya merasa bahwa mereka
memiliki kepentingan didalamnya dan tidak merasa dikucilkan dari
mainstream masyarakat tersebut. Ini memerlukan semua kelompok,
terutama yang paling lemah, memiliki kesempatan untuk
meningkatkan atau mempertahankan keberadaan mereka.

7. Effectiveness and efficiency

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 6


Good governance berarti bahwa output dari seluruh proses dan
institusi tepat sasaran atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat
disamping efisien dalam pemanfaatan sumber daya untuk
melakukannya. Konsep efisiensi dalam konteks good governance
juga mencakup penggunaan sumber daya alam dengan
memperhatikan kesinambungan dan perlindungan lingkungan.

8. Accountability

Akuntabilitas adalah salah satu kebutuhan utama dalam good


governance. Tidak hanya untuk institusi pemerintahan, melainkan
juga sektor swasta dan organisasi-organisasi civil society harus bisa
diakun oleh publik dan stakeholders-nya. Secara umum, sebuah
organisasi atau institusi bertanggung jawab pada pihak-pihak yang
dipengaruhi oleh tindakan-tindakan atau keputusan-keputusan
mereka. Akuntabilitas tidak mungkin ditegakkan tanpa adanya
transparansi dan supremasi hukum.

9. Participation

Partisipasi oleh pria dan wanita adalah kunci good governance.


Partisipasi dapat langsung maupun melalui institusi perwakilan yang
legitimate. Partisipasi harus informatif dan terorganisir. Ini
mensyaratkan adanya kebebasan berasosiasi dan berekspresi di satu
sisi dan sebuah civil society yang kuat dan terorganisir di sisi lain.

10. Rule of law

Good governance memerlukan sebuah kerangka legal atau hukum


dan peraturan yang ditegakkan secara komprehensif. Ia juga
memerlukan perlindungan penuh terhadap HAM, terutama bagi kaum
minoritas. Proses enforcement hukum yang imparsial membutuhkan
lembaga peradilan yang independen dan kepolisian yang juga
imparsial dan tidak korup.

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 7


11. Transparency

Transparansi mengandung arti bahwa pengambilan dan


pengimplementasian keputusan dilakukan dalam tata cara yang
mengukuti hukum dan peraturan. Ia juga berarti bahwa informasi
tersedia secara bebas dan dapat diakses langsung oleh mereka yang
akan dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Informasi yang tersedia
haruslah dalam bentuk dan media yang mudah dimengerti.

12. Responsiveness

Good governance memerlukan institusi dan proses didalamnya


yang mencoba untuk melayani semua stakeholders dalam kerangka
waktu tertentu yang sesuai.

13. Consensus oriented

Ada lebih dari satu aktor dan banyak sudut pandang dalam suatu
komunitas. Good governance memerlukan mediasi dari kepentingan-
kepentingan yang berbeda di masyarakat dalam rangka mencapai
sebuah konsensus umum dalam masyarakat yang merupakan
kepentingan atau keputusan yang terbaik yang dapat dicapai untuk
seluruh masyarakat. Ini memerlukan perspektif luas dan jangka
panjang mengenai apa yang diperlukan untuk pengembangan
manusia secara berkesinambungan. Ini hanya dapat dicapai melalui
pemahaman yang baik atas konteks historis, kultural dan sosial di
komunitas atau masyarakat tersebut.

14. Equity and inclusiveness

Keberadaan sebuah masyarakat bergantung pada proses


memastikan bahwa seluruh anggotanya merasa bahwa mereka
memiliki kepentingan didalamnya dan tidak merasa dikucilkan dari
mainstream masyarakat tersebut. Ini memerlukan semua kelompok,

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 8


terutama yang paling lemah, memiliki kesempatan untuk
meningkatkan atau mempertahankan keberadaan mereka.

15. Effectiveness and efficiency

Good governance berarti bahwa output dari seluruh proses dan


institusi tepat sasaran atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat
disamping efisien dalam pemanfaatan sumber daya untuk
melakukannya. Konsep efisiensi dalam konteks good governance
juga mencakup penggunaan sumber daya alam dengan
memperhatikan kesinambungan dan perlindungan lingkungan.

16. Accountability

Akuntabilitas adalah salah satu kebutuhan utama dalam good


governance. Tidak hanya untuk institusi pemerintahan, melainkan
juga sektor swasta dan organisasi-organisasi civil society harus bisa
diakun oleh publik dan stakeholders-nya. Secara umum, sebuah
organisasi atau institusi bertanggung jawab pada pihak-pihak yang
dipengaruhi oleh tindakan-tindakan atau keputusan-keputusan
mereka. Akuntabilitas tidak mungkin ditegakkan tanpa adanya
transparansi dan supremasi hukum.

C. Pengertian Good Governance

Pemerintah atau ''Government" dalam bahasa Inggris diartikan


sebagai "The authoritative direction and administration of the affairs of
men/women in a nation, state, city, etc"(pengarahan dan administrasi yang
berwenang atas kegiatan orang-orang dalam sebuah negara, negara
bagian, kota, dan sebagainya). Ditinjau dari sisi semantik, kebahasaan
governance berarti tata kepemerintahan dan good governance bermakna
tata kepemerintahan yang baik.

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 9


Di satu sisi istilah good governance dapat dimaknai secara
berlainan, sedangkan sisi yang lain dapat diartikan sebagai kinerja suatu
lembaga, misalnya kinerja pemerintahan, perusahaan atau organisasi
kemasyarakatan, Apabila istilah ini dirujuk pada asli kata dalam bahasa
Inggris: governingf maka artinya adalah mengarahkan atau mengendalikan,
Karena itu gooc governance dapat diartikan sebagai tindakan untuk
mengarahkan, mengendalikan, atau memengaruhi masalah publik. Oleh
karena itu ranah good governance tidak terbatas pada negara atau
birokrasi pemerintahan, tetapi jugs pada ranah masyarakat sipil yang
dipresentasikan oleh organisasi nonpe-merintah dan sektor swasta.
Singkatnya, tuntutan terhadap good governance tidak hanya ditujukkan
kepada penyelenggara negara atau pemerintah, me-lainkan juga pada
masyarakat di luar struktur birokrasi pemerintahan.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pemerintahan yang baik adalah baik dalam proses maupun hasilnya.
Semua unsui dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak
saling berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat, serta terbebas dari
gerakan-gerakan an-arkis yang bisa menghambat proses dan laju
pembangunan. Pemerintahan juga bisa dikatakan baik jika produktif dan
memperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat
meningkat, baik dalam aspek produk-tivitas maupun dalam daya belinya;
kesejahteraan spiritualnya meningkal dengan indikator rasa aman,
bahagia, dan memiliki rasa kebangsaan yang tinggi.
Secara umum istilah good governance memiliki pengertian akan
segala hal yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat
mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi urusan publik untuk
mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Menurut
Andi Faisal Bakti, istilah good governance memiliki pengertian
pengejawantahan nilai-nilai luhur dalam mengarakan warga Negara
kepada masyarakat dan pemerintahan yang berkeadaban melalui wujud
pemerintahan yang suci dan damai. Senada dengan Bakti, Santosa

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 10


menjelaskan bahwa good governance adalah pelaksanaan politik,
ekonomi, dan administrasi dalam mengelola masalah-masalah bangsa.
Pelaksanaan kewenangan tersebut bisa dikatakan baik jika dilakukan
dengan efektif dan efisien, responsif terhadap kebutuhan rakyat, dalam
suasana demokratis, akuntabel serta transparan.Sebagai sebuah
paradigm pengelolaan lembaga Negara, clean and good governance
dapat terwujud secara maksimal jika ditopang oleh dua unsur yang saling
terkait yaitu negara dan masyarakat madani yang di dalamnya terdapat
sektor swasta.

Penerapan good governance di Indonesia dilatarbelakangi oleh dua


hal yang sangat mendasar:

A. Tuntutan eksternal: Pengaruh globalisasi telah memaksa kita


untuk menerapkan Good governance. Good Govermence telah menjadi
ideologi baru negara dan lembaga donor internasional dalam mendorong
negara-negara anggotanya menghormati prinsip-prinsip ekonomi pasar
dan demokrasi sebagai prasyarat dalam pergaulan internasional. Istilah
good governance mulai mengemuka di Indonesia pada akhir tahun 1990-
an, seiring dengan interaksi antara pemerintah Indonesia dengan negara-
negara luar dan lembaga-lembaga donor yang menyoroti kondisi objektif
situasi perkembangan ekonomi dan politik daiam negeri Indonesia.

B. Tuntutan internal: Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah


satu penyebab terjadinya krisis multidimensional saat ini adalah terjadinya
juse of power yang terwujud dalam bentuk KKN (korupsi, kolusi, dan
spotisme) dan sudah sedemikian rupa mewabah dalam segala aspek
kehidupan. Proses check and balance tidak terwujud dan dampaknya
lenyeret bangsa Indonesia pada keterpurukan ekonomi dan ancaman
isintegrasi. Berbagai kajian ihwal korupsi di Indonesia memperlihatkan
Drupsi berdampak negatif terhadap pembangunan melalui kebocoran, \ark

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 11


up yang menyebabkan produk high cost dan tidak kompetitif di asar global
(high cost economy), merusakkan tatanan masyarakat dan ?hidupan
bernegara. Masyarakat menilai praktik KKN yang paling lencolok kualitas
dan kuantitasnya adalah justru yang dilakukan oleh ibang-cabang
pemerintahan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Hal ini lengarahkan
wacana pada bagaimana menggagas reformasi birokrasi emerintahan
(governance reform).

Realitas sejarah ini menggiring kita pada wacana bagaimana


mendorong a menerapkan nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, partisipasi,
dan tralisasi penyelenggaraan pemerintahan. Good governance ini dapat
sil bila pelaksanaannya dilakukan dengan efektif, efisien, responsif
terhadap kebutuhan rakyat, serta dalam suasana demokratis, akuntabel,
dan transparan

Governance di artikan sebagai mekanisme , praktek dan tata cara


pemerintah dan warga yang mengatur sumber daya serta memecahkan
masalah publik. Dalam konsep governance, pemerintah hanya menjadi
salah satu aktor yang menetukan, Governance menuntut redefinisi peran
negara dan itu berarti adanya redifinisi pada peran masyarakat. Dapat
dikatakan bahwa good governance adalah suatu penyelenggaraan
manajemen pembangunan yang soliddan bertanggung jawab yang sejalan
dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah
alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik
maupun administratif .

C. Ciri atau karakteristik dari good governance menurut UNDP


sebagai berikut :
1. Adanya partisipasi masyarakat.
2. Adanya aturan hukum yang adil tanpa pandang bulu.

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 12


3. Pemerintah bersifat transparan.
4. Pemerintah mempunyai daya tanggap terhadap berbagai pihak.
5. Pemerintah berorientasi pada konsesus untuk mencapai
kesepakatan.
6. Menerapkan prinsip keadilan.
7. Pemerintah bertindak secara efektif dan efisien.
8. Segala keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik
atau bersifat akuntabilitas.
9. Penyelenggaraan pembangunan bervisi strategis.
10. Adanya kesalingketerkaitan antarkebijakan

Adapun prinsip-prinsip, ciri, atau karakteristik good governance


menurut Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) ada sembilan
macam sebagai berikut :
1. Partisipasi masyarakat
2. Tegaknya supremasi hukum.
3. Keterbukaan informasi pemerintah kepada publik.
4. Peduli pada masyarakat.
5. Berorientasi pada konsensus.
6. Memperhatikan kesetaraan.
7. Pemerintah diselenggarakan secara efektif dan efisien.
8. Keputusan yang diambil bersifat akuntabilitas.
9. Visi pembangunan strategis.

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 13


BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

PERMASALAHAN

Pengertian Korupsi

Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata


kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik,
baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam
tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legalmenyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

 Perbuatan melawan hukum,


 Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
 Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
 Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya,


adalah

 Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),


 Penggelapan dalam jabatan,
 Pemerasan dalam jabatan,
 Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara
negara), dan
 Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan
jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 14


pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam praktiknya. Beratnya
korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan
pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan,
sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik
ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh
para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele
atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan
kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan
prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk
mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk
membedakan antara korupsi dan kejahatan.

Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan


antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh,
pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga
yang tidak legal di tempat lain.

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya korupsi antara lain:


1. Kemiskinan
Korupsi dengan latar belakang kemiskinan berasal dari kebutuhan.
2. Kekuasaan
Kekuasaan sering membuat orang bertindak sewenang-wenang dan
mengambil keuntungan dengan kekuasaan yang dimilikinya.
3. Budaya
Dari hasil penelitian Prof. Toshiko Kinoshita, Guru Besar Universitas
Waseda Jepang mengatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah
masyarakat dengan sistem keluarga besar, yaitu masyarakat yang
mempunyai nilai bahwa kesuksesan seorang anggota keluarga harus pula
dinikmati oleh seluruh anggota keluarga besar itu.
4. Ketidaktahuan

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 15


adalah alasan yang mengada-ada karena dana yang diberikan sering
tidak diketahui peruntukannya. Karena tidak tahu dan tidak perlu mencari
tahu maka ketika ada masalah dana tersebut dijadikan sebagai korupsi.
5. Rendahnya kualitas moral masyarakat
6. Lemahnya kelembagaan politik suatu negara
Kelembagaan yang pertama adalah sistem hukum dan penerapannya.
Jika kasus korupsi tidak ditangani sungguh-sungguh maka akan
mengembangkan nilai dimata publik bahwa korusi ”aman” dilakukan asal
membayar ”harga tertentu”.
7. Menjadi penyakit bersama.
Sebagai sebuah penyakit maka dengan cepat menular dari kawasan satu
kekawasan lain.

1. Penyelewengan Dana Bantuan


Korupsi dalam bidang pendidikkan
Kerugian korupsi dalam bidang pendidikan bukan hanya tentang
nominal anggaran yang dikorup tetapi berdampak langsung terhadap
peserta didik karena menyebabkan menurunnya kualitas pendidikan
bahkan pelanggaran HAM karena pendidikan merupakan Hak asasi
Manusia (warga negara).

Bidang-bidang aktivitas pemerintah yang rawan korupsi adalah

1.Pengadaan publik

2.Perubahan lahan

3.Pengumpulan sumber-sumber pendapatan pemerintah

4.Pengangkatan pejabat pemerintah

5.Pemerintah daerah (Kesuma et. al 2009:24)

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 16


Tindak korupsi yang terjadi dalam bidang pendidikan dapat di anatomi
menjadi beberapa aktivtas yang rawan terjadi korupsi yaitu :

1.Pengangkatan jabatan kepala sekolah

2.Pengadaan sarana dan prasarana termasuk (seragam, buku, gedung,


peralatan, laboratorium dsb)

3.Penggunaan dana BOS

4.Penerimaan siswa baru

5.Undangan untuk memasuki PTN melalui Undangan

6.Pengangkatan guru honorer menjadi CPNS

Pembahasan: Semisalnya dana bantuan ”BOS” yang seharusnya dipakai


sekolah untuk membeli buku pelajaran agar tidak membebankan siswa,
malah di jadikan bahan untuk melakukan korupsi,dapat mengakibtkan
menurunnya kualitas pendidikan, yang mana seharusnya meringankan
beban ekonomi para siswa tetapi malah memberatkan / membebankan
para siswanya

Misalnya, ketika buku yang seharusnya di pinjamkan dari sekolah secara


gratis karena adanya dana Bantuan Oprasional Sekolah, malah harus di
beli sendiri karena bantuan dana tersebut tidak sampai ke tangan sekolah,
karena adanya para pelaku korupsi

2. Terhambatnya Laju Perekonomian

Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor


publik dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat
yang mana sogokan dan upah tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin
menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 17


praktik korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan
seperti biaya yang sesungguhnya ditanggung oleh masyarakat Ada
indikasi yang kuat, bahwa meningkatnya perubahan pada distribusi
pendapatan terutama di negara negara yang sebelumnya memakaii
sistem ekonomi terpusat disebabkan oleh korupsi, terutama pada proses
privatisasi perusahaan negara Lebih lanjut korupsi mendistorsi
mekanisme pasar dan alokasi sumber daya dikarenakan: Korupsi juga
mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan
hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas
pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan-
tekanan terhadap anggaran pemerintah. Dampak lainnya yang
ditimbulkan yaitu Korupsi mengurangi pendapatan dari sektor publik dan
meningkatkan pembelanjaan pemerintah untuk sektor publik. Korupsi juga
memberikan kontribusi pada nilai defisit fiskal yang besar, meningkatkan
income inequality, dikarenakan korupsi membedakan kesempatan individu
dalam posisi tertentu untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas
pemerintah pada Korupsi memperbesar angka kemiskinan. ini sangat
wajar.

Selain dikarenakan program-program pemerintah sebagaimana disebut di


atas tidak mencapai sasaran, korupsi juga mengurangi potensi
pendapatan yang mungkin diterima oleh si miskin. Menurut Tanzi (2002),
perusahaan perusahaan kecil adalah pihak yang paling sering menjadi
sasaran korupsi dalam bentuk pungutan tak resmi (pungutan liar). Bahkan,
pungutan tak resmi ini bisa mencapai hampir dua puluh persen dari total
biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan ini amat mengkhawatirkan,
dikarenakan pada negara negara berkembang seperti Indonesia,
perusahaan kecil (UKM adalah mesin pertumbuhan karena perannya yang
banyak menycrap tenaga kerja).

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 18


PEMBAHASAN

Hubungan antara Clean and Good Governance dengan gerakan Anti


Korupsi
Clean and good governance meniscayakan adanya transparansi
disegala bidang. Hal ini untuk mengikis budaya korupsi yang
mengakibatkan kebocoran anggaran dalam penggunaan uang negara
untuk kepentingan individu atau golongan bukan untuk kesejahteraan
rakyat.

Dalam menciptakan situasi perang terhadap korupsi Didin S


Damanhuri menyusun grand design:
Pertama, apapun kebijakan antikorupsi yang diambil, haruslah disadari
bahwa kebijakan dan langkah-langkah tersebut hendaknya ditempatkan
sebagai ''totok nadi'' yang strategis, berkelanjutan, dan paling bertanggung
jawab di antara semua langkah total football, estafet dari semua pihak
yang peduli terhadap pemberantasan korupsi, baik dari kaum agamawan,
akademisi, parlemen, LSM, pers, dunia internasional, dan seterusnya
Kedua, menghindari politik belah bambu yang menggunakan KPTPK,
Kejaksaan, dan Polri untuk memburu pihak-pihak yang secara politis
harus dikalahkan dan membiarkan pihak-pihak yang dianggap kawan
politik.
Ketiga, keseriusan untuk mencari solusi terbebasnya TNI dan Polri dari
dunia politik dan bisnis secara tuntas.
Keempat, euforia elite politik di pusat dan daerah dalam menikmati
kebebasan politik, kebebasan berpendapat, dan kebebasan pers yang
seharusnya semakin mendewasakan kehidupan berdemokrasi yang
ujung-ujungnya juga mampu membangkitkan kembali kehidupan ekonomi
dengan ukuran rakyat yang semakin sejahtera

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 19


Masalah korupsi di daerah saat ini juga semakin rumit jika dilihat pada
sektor swasta yang tumbuh dan berkembang di daerah, apalagi dengan
dibukanya arus penanaman modal asing untuk langsung masuk ke daerah
melalui prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, maka sudah
tentu jika tidak diatur secara ketat akan menimbulkan efek negatif di
lingkungan pergaulan internasional. Pencegahan yang efektif untuk
mencari solusi yang tepat ialah dengan melakukan pembinaan terhadap
potensi daerah, terutama para tenaga ahli dan tenaga profesional dalam
bidang masing-masing dengan mengikutsertakan lembaga-lembaga
pendidikan yang kompoten untuk iktu bekerja sama dalam membangun
daerahnya masing-masing.

Oleh karena itu untuk adanya keharmonisan antara pemerintahan pusat


dan daerah perlu diatur dalam satu perangkat perundang-undangan yang
memadai baik tingkat tingkat pusat maupun tingkat daerah yang
mendorong terjadinya kemajuan pesat dalam konteks pengembangan
potensi dan kewenangan daerah dan terciptanya ’good governance” di
daerah.

Prinsip Good Governance atau asas umum pemerintahan yang baik


merupakan salah satu solusi yang baik dalam pencegahan korupsi pada
lembaga pemerintahan, jika hal ini telah banyak diterapkan oleh beberapa
negara maka Indonesia baru mengemuka sejak era reformasi.

Prinsip good governance sebenarnya merupakan prinsip yang


mengetengahkan keseimbangan antara masyarakat dengan negara serta
negara dengan pribadi-pribadi. Artinya, setiap kebijakan public (public
policy) harus melibatkan berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat
maupun sektor swasta dengan aturan main yang jelas. Ciri good
governance di sini adalah keputusan tersebut diambil secara demokratis,
transparan, akuntabilitas, dan benar.

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 20


Upaya mewujudkan good governance merupaka suatu prioritas dalam
rangka menciptakan suatu tatanan masyarakat, bangsa, dan negara yang
lebih sejahtera, jauh dari korupi, kolusi, dan nepotisme. Perjuangan dalam
menciptakan pemerintahn yang bersih tidak boleh berhenti, harus tetap
dilanjutkan dan diupayakan semaksimal mungkin hingga suatu saat akan
dirasakan begitu bermatabatnya bangsa yang memiliki komitmen,
tanggung jawab, dan harga diri.

Hubungan antara Good and Clean Governance dengan Kinerja Birokrasi


Pelayanan Publik :
Dalam rangka menyelamatkan keuangan negara, banyak upaya
pemerintah yang sudah dilaksanakan diantaranya Undang-Undang Nomor
1 tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara dan diperkuat dengan
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara.
Kemudian dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah semakin
jelas keseriusan pemerintah dalam hal pembenahan sistem pengelolaan
keuangan negara, mengutip pendapat pakar bahwa selama ini yang
diterapkan nampaknya masih lemah dan cenderung membuka peluang
yang sangat besar bagi terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan
anggaran.

Penerapan PP Nomor 60 Tahun 2008 bukan hanya tanggungjawab


BPKP tetapi seluruh instansi pemerintah guna mewujudkan Good
Governance untuk menuju Clean Government. Sebagaimana
diamanatkan dalam pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) PP 60 tahun 2008 jelas
bahwa BPKP mempunyai tugas yang cukup berat.

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 21


Tentu bukan soal yang mudah dalam mempersiapkan personil yang dapat
melaksanakan tugas tersebut, perlu adanya kesepahaman dalam
mencermati secara komprehensif apa yang tertuang dalam PP tersebut.[8]

Dengan tiga pilar pelayanan public menjadi titik setrategis untuk


memulai pengembangan dan penerapan Clean and good governance di
Indonesia. Tiga pilar tersebut yakni:
1. Pelayanan publik selama ini menjadi tempat dimana negara yang
diwakili pemerintah berinteraksi dengan lembaga non pemerintah.
2. Pelayanan publik tempat dimana berbagai aspek Clean and good
governance dapat diartikulasikan lebih mudah.
3. Pelayanan publik melibatkan semua unsur yaitu pemerintah,
masyarakat dan mekanisme pasar.

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 22


BAB IV. PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Tata kepemerintahan yang baik secara umum ditandai dengan


diterapkannya prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas sebagai
landasan awalnya. Prinsip tersebut kini lebih dikenal dengan prinsip Tata
Kelola Yang Baik (Good Governance) yang mengatur hubungan antara
pemerintan, masyarakat dan dunia usaha. Dengan terciptanya Paradigma
Governance yang baik di Indonesia maka diyakini akan dapat
mewujudkan pemerintahan yang baik, dan bila telah terciptanya
pemerintahan yang baik maka dengan sendirinya pula tindakan korupsi
yang selama banyak dilakukan oleh pejabat publik atau orang-orang yang
bekerja di bidang pemerintahan akan mampu dicegah bahkan mungkin
tindak pidana korupsi oleh pejabat pemerintahan tidak akan terjadi lagi
karena inti dari prinsip good governance tersebut benar-benar
mengedepankan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi dan
golongan, Prinsip good governace membuat keseimbangan kinerja antara
pemerintah sebagai pelayan publik dan masyarakat sebagai yang dilayani.
Good governace mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan
lainnya, kepentingan bangsa dan negara menjadi yang utama dan
didalam mengelola tata pemerintahan ini good governance menyertakan
peran masyarakat dalam turut membangun bangsa, suara dan pendapat
masyarakat dijadikan suatu pertimbangan. Keterbukaan dan
pertanggungjawaban pemerintah dalam mengelola pemerintahan ini juga
menjadi sesuatu hal yang wajib dan boleh diketahui oleh masyarakat,
supremasi dan penegakan hukum turut diutamakan dalam mengatur
jalannya roda pemerintahan.

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 23


REFERENSI PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/feriansyach/551f8670a33311253bb6
6120/korupsi-dalam-bidang-pendidikan

https://indragunawan0605.wordpress.com/2013/11/20/dampak-
korupsi-bagi-perekonomian-indonesia/

https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi

https://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/03/paradigma-good-
governance.html

https://newberkeley.wordpress.com/2010/07/02/good-governance-
tata-pemerintahan-yang-baik/

https://www.daftarinformasi.com/pengertian-good-governance/

https://fendygoo.blogspot.com/2015/05/makalah-good-
governance.html

https://www.boyyendratamin.com/2015/01/pelaksanaan-good-
governance-sebagai.html

MAKALAH PARADIGMA GOVERNANCE Page 24

Anda mungkin juga menyukai