Anda di halaman 1dari 21

PARADIGMA PEMERINTAHAN YANG BERORIENTASI

GOOD GOVERNANCE

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II

NAIS NURHIKMAH PARTHA PUTRA WASUDEWA


ARSILA MADE JUNI SUPRYANTO
ASRITA QAMALUDDIN
VINA FELICITA RACHMAT SYAHRI
HENDRIK ERDIANSYAH IQBAL
EVAN AFANDI AZZAHRA SALSABILLAH
IDUL SALIM

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA
TAHUN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga makalah yang
berjudul “Paradigma pemerintahan yang berorientasi good Govenance” ini dapat
tersusun hingga selesai.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbang baik materi maupun
pikiran. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu untuk kami
menerima segala saran dan kritik yang membangun agar makalah ini menjadi lebih
baik lagi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca untuk pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan.
DAFATAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………..…. i


DAFTAR ISI ..………………………………………………………….….. ii
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………….…….1
Latar Belakang …………………………………………….………1
Ruang Lingkup Penulisan ………………………………….……..1
Tujuan dan Manfaat Penulisan ……………………………….…. 2
BAB II. KAJIAN TEORITIK …………………………………………….…3
Pengertian Paradigma & Government ………….…………….....3
Prinsip Prinsip Pokok Good Governance …………………….….5
Pengertian Good Governance ………………………………….…9
Ciri Ciri Governance ………………………………………….…12
BAB III. PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
PERMASALAHAN ………………………………………..…….…14
Penyelewengan Dana Bantuan …………..…….…….….16
Terhambatnya Laju Perekonomian ……………….……..17
PEMBAHASAN
Korupsi dalam bidang Ekonomi dan Pendidikan ………….………..19
BAB IV. PENUTUPAN
Kesimpulan …………………………………………………….…....23
REFERENSI PUSTAKA ……………………………………………………24
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dekade awal abad ke-21, Bangsa Indonesia menghadapi gelombang besar pada
masa reformasi berupa meningkatnya tuntutandemokratisasi, desentralisasi, dan
globalisasi. Sekalipun keadaanserupapernah terjadi pada beberapa kurun waktu yang Ialu/
namun tuntutansaat ini mangandung nuansa yang berbeda sesuai dengan kemajuan
zaman.

Globalisasi yang menyentuh berbagai bidang kehidupan di seluruh wilayah


pemerintahan negara menuntut reformasi sistem perekonomian dan pemerintahan,
termasuk birokrasinya, sehingga memungkinkan interaksi perekonomian antar daerah dan
antarbangsa berlangsung lebih efisien. Kunci keberhasilan pembangunan perekonomian
adalah daya saing, dan kunci dari daya saing adalah efisiensi proses pelayanan, sertamutu
ketepatan dan kepastian kebijakan publik Kunci keberhasilan pembangunan
perekonomian adalah daya saing dan kunci dari daya saing adalah efisiensi proses
pelayanan, mutu, dan kepastian kebijakan publik.

Dalam upaya menghadapi tantangan tersebut, salah satu prasyarat yang perlu
dikembangkan adalah komitmen yang tsnggi untuk menerapkan nilai luhur dan prinsip
tata kelola (good governance) dalammewujudkan cita-cita dan tujuan negara,
sebagaimana diamanatkandalam Pembukaan UUD 1945.

B. Ruang Lingkup Penulisan

1 Bidang Pendidikan
Makalah tentang Pemerintahan yang baik dan bebas korupsi bisadijadikan
pembelajaran dalam pendidikan untuk menambah ilmu pengetahuan kita sebagai
mahasiswa, karena makalah ini sangat penting dalam mengetahui pemerintah yang baik
dan bebas korupsi.

2 Bidang Ekonomi
Makalah tentang pemerintahan yang baik dan bebas korupsi jugabisa dijadikan
pembelajaran bagi mahasiswa bagaimana cara mensikapi dan mengambil langkah untuk
menstabilkan pereekonomian masyarakat yang terjadi akibat korupsi di Indonesia.
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Untuk memberikan pelajaran bahwa korupsi dan paradigmagovernance saling


berhubungan.
2. Memberikan pengetahuan bahwa korupsi dapat merusak ke
stabilanperekonomian masyarakat.
3. Paradigma governance dapat mengarahkan pembangunan dan memulihkan
perekonomian.
BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Pegertian Paradigma
Thomas kuhn the structure of scientific revolution (1993)

Paradigma marupakan suatu cara pandang, nilai nilai metode metode, prinsip
dasar atau cara memecahkan suatu masalah yang dianut masyarakat ilmiah
pada suatu masa tertentu.

American Haritage Dictonary


Sebagian asumsi, konsep, nilai nilai, dan praktek praktek yang diyakini oleh suatu
komunitas dan menjadi cara panang suatu realitas.

Mohanan dalam muslim salam (2003)

1. Paradigma sebagai value sistem (sistem nilai), konstruksi, dan evaluasi ilmu
pengetahuan masyarakat komitmen terhadap suatu sistemnilai
yangmemungkinkan kita mengevaluasi reliabilitas dari klaimilmu suatu
ilmupengetahuan
2. Paradigma sebagai research interest (minat penelitian), objek penelitian,
sudut pandang terhadap objek yang dikaji, fenomena yang dianggappenting
atau menarik dan lain lain.
3. Paradigma sebagai suatu models (model) konsepsi umumdari suaturealistis
berdasarkan aturan aturan teoritis yang diformulasi.
4. Paradigma sebagai theorical frameworks (kerangka teori) kosa katayang
berhubungan dengan seperangkat konsep dimana proposisi dasri suatu teori
diformulasi.
5. Paradigam sebagai observational frameworks (kerangka observasi), kosa
kata yang berasosiasi dengan seperangkar konsep dimana proposisi
observasi di formulasi.
Secara umum Paradigma diartikan sebagai :
Cara kita memandang sesuatu (point of view). sudut pandangataukeyakinan
(belief). Cara kita memahami dan menafsirkan suatu realita.Paradigma seperti
“Peta” atau kompas di kepala. Kita melihat ataumemahami segala sesuatu
sebagaimana yang seharusnya.

Pegertian Governance

Kashi Nisjar (1997) dalam Domai (2001) mengemukakan bahwa secara umum
good governance mengandungunsur utama yang terdiri dari akuntablitas,
transparansi, keterbukaandanaturan hukum. B.Kristiadi
berpendapat bahwa Good Governance dicapai melalui pengaturan yangtepat
diantara dua fungsi pasar dan fungsi organisasi termasuk organisasi publik,
sehingga tercapai transaksi transaksi dengan biaya rendah.
Kooiman (1993)
merupakan serangkaian kegiatan (proses) interaksi sosial politik
antarapemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidang yang
berkaitandengan kepentingan masyarakat dan intervensi pemerintah atas
kepentingan-kepentingan tersebut.

Governance di artikan sebagai mekanisme , praktek dan tatacarapemerintah dan


warga yang mengatur sumber daya serta memecahkanmasalah publik. Dalam
konsep governance, pemerintah hanya menjadi salah satu aktor yang
menetukan, Governance menuntut redefinisi perannegara dan itu berarti adanya
redifinisi pada peran masyarakat. Dapat dikatakan bahwa good governance
adalah suatu penyelenggaraanmanajemen pembangunan yang soliddan
bertanggung jawab yangsejalandengan prinsip demokrasi dan pasar yang
efisien, penghindaransalahalokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik
secarapolitikmaupun administratif .
B.Prinsip - Prinsip Pokok Paradigma Governance

1. Participation
Partisipasi oleh pria dan wanita adalah kunci good governance. Partisipasi
dapat langsung maupun melalui institusi perwakilan yang legitimate.
Partisipasi harus informatif dan terorganisir. Ini mensyaratkan adanya
kebebasan berasosiasi dan berekspresi di satusisi dan sebuah civil society
yang kuat dan terorganisir di sisi lain.
2.Rule of law Good governance
memerlukan sebuah kerangka legal atau hukum dan peraturan yang
ditegakkan secara komprehensif. Ia juga memerlukan perlindungan penuh
terhadap HAM, terutama bagi kauminoritas. Proses enforcement hukum yang
imparsial membutuhkan lembaga peradilan yang independen dan kepolisian
yang juga imparsial dan tidak korup.
3.Transparency
Transparansi mengandung arti bahwa pengambilan dan pengimplementasian
keputusan dilakukan dalam tata cara yang mengukuti hukum dan peraturan. Ia
juga berarti bahwa informasi tersedia secara bebas dan dapat diakses langsung
oleh mereka yang akan dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Informasi yang
tersedia haruslah dalam bentuk dan media yang mudah dimengerti.
4.Responsivenes
Good governance memerlukan institusi dan proses di dalam yang mencoba
untuk melayani semua stakeholders dalam kerangka waktu tertentu yang sesuai.
5.Consensus oriented
Ada lebih dari satu aktor dan banyak sudut pandang dalamsuatukomunitas.
Good governance memerlukan mediasi dari kepentingan- kepentingan yang
yang berbeda di masyarakat dalamrangka mencapai sebuah konsensus umum dalam
masyarakat yang merupakankepentingan atau keputusan yang terbaik yang dapat
dicapai untukseluruh masyarakat. Ini memerlukan perspektif luas dan
jangkapanjang mengenai apa yang diperlukan untuk pengembanganmanusia secara
berkesinambungan. Ini hanya dapat dicapai melalui pemahaman yang baik atas
konteks historis, kultural dan sosial di komunitas atau masyarakat tersebut.
6.Equity and inclusiveness
Keberadaan sebuah masyarakat bergantung pada prosesmemastikan bahwa
seluruh anggotanya merasa bahwa merekamemiliki kepentingan didalamnya dan
tidak merasa dikucilkandari mainstream masyarakat tersebut. Ini memerlukan
semua kelompok, terutama yang paling lemah, memiliki kesempatan
untukmeningkatkan atau mempertahankan keberadaan mereka.
7.Effectiveness and efficiency
Good governance berarti bahwa output dari seluruh prosesdaninstitusi tepat
sasaran atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat disamping efisien dalam
pemanfaatan sumber dayauntukmelakukannya. Konsep efisiensi dalam konteks
good governancejuga mencakup penggunaan sumber daya
alamdenganmemperhatikan kesinambungan dan perlindungan lingkungan.
8. Accountability
Akuntabilitas adalah salah satu kebutuhan utama dalamgoodgovernance. Tidak
hanya untuk institusi pemerintahan, melainkanjuga sektor swasta dan organisasi-
organisasi civil society harusbisadiakun oleh publik dan stakeholders-nya. Secara
umum, sebuahorganisasi atau institusi bertanggung jawab pada pihak-pihak
yangdipengaruhi oleh tindakan-tindakan atau keputusan-keputusanmereka.
Akuntabilitas tidak mungkin ditegakkan tanpa adanyatransparansi dan supremasi
Hukum
9. Participation
Partisipasi oleh pria dan wanita adalah kunci good governance. Partisipasi dapat
langsung maupun melalui institusi perwakilanyanglegitimate. Partisipasi harus
informatif dan terorganisir. Ini mensyaratkan adanya kebebasan berasosiasi dan
berekspresi di satusisi dan sebuah civil society yang kuat dan terorganisir di sisi
lain.
10. Rule of law
Good governance memerlukan sebuah kerangka legal atauhukumdan peraturan
yang ditegakkan secara komprehensif. Iajugamemerlukan perlindungan penuh
terhadap HAM, terutama bagi kaumminoritas. Proses enforcement hukum yang
imparsial membutuhkanlembaga peradilan yang independen dan kepolisian yang
juga imparsial dan tidak korup.
11. Transparency
Transparansi mengandung arti bahwa pengambilandanpengimplementasian
keputusan dilakukan dalamtata carayangmengukuti hukum dan peraturan. Ia juga
berarti bahwa informasi tersedia secara bebas dan dapat diakses langsung oleh
merekayangakan dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Informasi yang
tersediaharuslah dalam bentuk dan media yang mudah dimengerti.
12. Responsiveness
Good governance memerlukan institusi dan proses didalamnyayang mencoba
untuk melayani semua stakeholders dalamkerangkawaktu tertentu yang sesuai.
13. Consensus oriented
Ada lebih dari satu aktor dan banyak sudut pandang dalamsuatukomunitas. Good
governance memerlukan mediasi dari kepentingan- kepentingan yang berbeda di
masyarakat dalamrangka mencapai sebuah konsensus umum dalam masyarakat
yang merupakankepentingan atau keputusan yang terbaik yang dapat dicapai
untukseluruh masyarakat. Ini memerlukan perspektif luas dan jangkapanjang
mengenai apa yang diperlukan untuk pengembanganmanusia secara
berkesinambungan. Ini hanya dapat dicapai melalui pemahaman yang baik atas
konteks historis, kultural dan sosial di komunitas atau masyarakat tersebut.
14. Equity and inclusiveness
Keberadaan sebuah masyarakat bergantung pada prosesmemastikan bahwa
seluruh anggotanya merasa bahwa merekamemiliki kepentingan didalamnya dan
tidak merasa dikucilkandari mainstream masyarakat tersebut. Ini memerlukan semua
kelompok, terutama yang paling lemah, memiliki kesempatan untukmeningkatkan
atau mempertahankan keberadaan mereka.
15. Effectiveness and efficiency
Good governance berarti bahwa output dari seluruh prosesdaninstitusi tepat
sasaran atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat disamping efisien dalam
pemanfaatan sumber dayauntukmelakukannya. Konsep efisiensi dalam konteks good
governancejuga mencakup penggunaan sumber daya alamdenganmemperhatikan
kesinambungan dan perlindungan lingkungan.
16. Accountability
Akuntabilitas adalah salah satu kebutuhan utama dalamgoodgovernance. Tidak
hanya untuk institusi pemerintahan, melainkanjuga sektor swasta dan organisasi-
organisasi civil society harusbisadiakun oleh publik dan stakeholders-nya. Secara
umum, sebuahorganisasi atau institusi bertanggung jawab pada pihak-pihak
yangdipengaruhi oleh tindakan-tindakan atau keputusan-keputusanmereka.
Akuntabilitas tidak mungkin ditegakkan tanpa adanyatransparansi dan supremasi
Hukum.
B. Pengertian Good Governance
Pemerintah atau ''Government" dalam bahasa Inggris diartikansebagai "The
authoritative direction and administration of the affairs of men/women in a nation,
state, city, etc"(pengarahan dan administrasi yangberwenang atas kegiatan orang-
orang dalam sebuah negara, negarabagian, kota, dan sebagainya). Ditinjau dari
sisi semantik, kebahasaangovernance berarti tata kepemerintahan dan good
governance bermaknatata kepemerintahan yang baik.
Di satu sisi istilah good governance dapat dimaknai secaraberlainan,
sedangkan sisi yang lain dapat diartikan sebagai kinerjasuatulembaga, misalnya
kinerja pemerintahan, perusahaan atau organisasi kemasyarakatan, Apabila istilah
ini dirujuk pada asli kata dalambahasaInggris: governingf maka artinya adalah
mengarahkan atau mengendalikan, Karena itu gooc governance dapat diartikan
sebagai tindakanuntukmengarahkan, mengendalikan, atau memengaruhi masalah
publik. Olehkarena itu ranah good governance tidak terbatas pada
negaraataubirokrasi pemerintahan, tetapi jugs pada ranah masyarakat sipil
yangdipresentasikan oleh organisasi nonpe-merintah dan sektor swasta.
Singkatnya, tuntutan terhadap good governance tidak hanya ditujukkankepada
penyelenggara negara atau pemerintah, me-lainkan jugapadamasyarakat di luar
struktur birokrasi pemerintahan.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwapemerintahan
yang baik adalah baik dalam proses maupun hasilnya. Semua unsui dalam
pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidaksaling berbenturan, memperoleh
dukungan dari rakyat, serta terbebasdari gerakan-gerakan an-arkis yang bisa
menghambat proses danlajupembangunan. Pemerintahan juga bisa dikatakan baik
jika produktif danmemperlihatkan hasil dengan indikator kemampuan ekonomi
rakyat meningkat, baik dalam aspek produk-tivitas maupun dalamdaya belinya;
kesejahteraan spiritualnya meningkal dengan indikator rasa aman, bahagia, dan
memiliki rasa kebangsaan yang tinggi.
Secara umum istilah good governance memiliki pengertianakansegala hal
yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan,
mengendalikan, atau mempengaruhi urusan publik untukmewujudkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Andi Faisal Bakti, istilah good
governance memiliki pengertianpengejawantahan nilai-nilai luhur dalam
mengarakan warga Negarakepada masyarakat dan pemerintahan yang
berkeadaban melalui wujudpemerintahan yang suci dan damai.senada dengan
bakti,santosa, menjelaskan bahwa good governance adalah pelaksanaan politik,
ekonomi, dan administrasi dalam mengelola masalah-masalah bangsa.
Pelaksanaan kewenangan tersebut bisa dikatakan baik jika dilakukandengan
efektif dan efisien, responsif terhadap kebutuhan rakyat, dalamsuasana
demokratis, akuntabel serta transparan.Sebagai sebuahparadigm pengelolaan
lembaga Negara, clean and good governancedapat terwujud secara maksimal jika
ditopang oleh dua unsur yangsalingterkait yaitu negara dan masyarakat madani
yang di dalamnya terdapat sektor swasta.

Penerapan good governance di Indonesia dilatarbelakangi olehduahal yang


sangat mendasar:
A. Tuntutan eksternal: Pengaruh globalisasi telah memaksakitauntuk
menerapkan Good governance. Good Govermence telah menjadi ideologi baru
negara dan lembaga donor internasional dalammendorongnegara-negara
anggotanya menghormati prinsip-prinsip ekonomi pasar dan demokrasi sebagai
prasyarat dalam pergaulan internasional. Istilahgood governance mulai
mengemuka di Indonesia pada akhir tahun1990- an, seiring dengan interaksi
antara pemerintah Indonesia dengan negara- negara luar dan lembaga-lembaga
donor yang menyoroti kondisi objektif situasi perkembangan ekonomi dan politik
daiam negeri Indonesia.
B. Tuntutan internal: Masyarakat melihat dan merasakan bahwasalahsatu
penyebab terjadinya krisis multidimensional saat ini adalah terjadinyajuse of
power yang terwujud dalam bentuk KKN (korupsi, kolusi, danspotisme) dan
sudah sedemikian rupa mewabah dalamsegalaaspekkehidupan. Proses check and
balance tidak terwujud dan dampaknyalenyeret bangsa Indonesia pada
keterpurukan ekonomi dan ancamanisintegrasi. Berbagai kajian ihwal korupsi di
Indonesia memperlihatkanDrupsi berdampak negatif terhadap pembangunan
melalui kebocoran, \arkup yang menyebabkan produk high cost dan tidak
kompetitif di asar global (high cost economy), merusakkan tatanan masyarakat
dan ?hidupanbernegara. Masyarakat menilai praktik KKN yang paling lencolok
kualitasdan kuantitasnya adalah justru yang dilakukan oleh ibang-
cabangpemerintahan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Hal ini
lengarahkanwacana pada bagaimana menggagas reformasi birokrasi
emerintahan(governance reform).
Realitas sejarah ini menggiring kita pada wacana bagaimanamendorong a
menerapkan nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan tralisasi
penyelenggaraan pemerintahan. Good governance ini dapat sil bila
pelaksanaannya dilakukan dengan efektif, efisien, responsif terhadap kebutuhan
rakyat, serta dalam suasana demokratis, akuntabel, dan transparan.
Governance di artikan sebagai mekanisme , praktek dan tatacarapemerintah dan
warga yang mengatur sumber daya serta memecahkanmasalah publik. Dalam
konsep governance, pemerintah hanya menjadi salah satu aktor yang menetukan,
Governance menuntut redefinisi perannegara dan itu berarti adanya redifinisi pada
peran masyarakat. Dapat dikatakan bahwa good governance adalah suatu
penyelenggaraanmanajemen pembangunan yang soliddan bertanggung jawab
yangsejalandengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaransalahalokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik
secarapolitikmaupun administratif

.C. Ciri atau karakteristik dari good governance menurut UNDP sebagai berikut;
 Adanya partisipasi masyarakat.
 Adanya aturan hukum yang adil tanpa pandang bulu.
 Pemerintah bersifat transparan.
 Pemerintah mempunyai daya tanggap terhadap berbagai pihak.
 Pemerintah berorientasi pada konsesus untuk mencapai kesepakatan.
 Menerapkan prinsip keadilan.
 Pemerintah bertindak secara efektif dan efisien.
 Segala keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada publikatau bersifat
akuntabilitas.
 Penyelenggaraan pembangunan bervisi strategis.
 Adanya kesalingketerkaitan antarkebijakan

Adapun prinsip-prinsip, ciri, atau karakteristik good governancemenurut Masyarakat


Transparansi Indonesia (MTI) ada sembilanmacam sebagai berikut :
1. Partisipasi masyarakat
2. Tegaknya supremasi hukum.
3. Keterbukaan informasi pemerintah kepada publik.
4. Peduli pada masyarakat.
5. Berorientasi pada konsensus.
6. Memperhatikan kesetaraan.
7. Pemerintah diselenggarakan secara efektif dan efisien.
8. Keputusan yang diambil bersifat akuntabilitas.
9. Visi pembangunan strategis

BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN PERMASALAHAN

Pengertian Korupsi Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja
corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok)
adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain
yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak
legalmenyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak.
. Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-
unsur sebagai berikut:
 Perbuatan melawan hukum,
 Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
 Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
 Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah
 Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan)
, Penggelapan dalam jabatan,
 Pemerasan dalam jabatan,
 Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan
 Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi
untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam
praktiknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk
penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai
dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah
kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura
bertindak jujur pun tidak ada sama sekali

. Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,
terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti p
penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas
dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat
penting untuk membedakan antara korupsi dan kejahatan.

Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang
dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di
satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain

. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya korupsi antara lain:


1.Kemiskinan
Korupsi dengan latar belakang kemiskinan berasal dari kebutuhan
.2. Kekuasaan
Kekuasaan sering membuat orang bertindak sewenang-wenang dan mengambil
keuntungan dengan kekuasaan yang dimilikinya.
3.Budaya
Dari hasil penelitian Prof. Toshiko Kinoshita, Guru Besar Universitas Waseda Jepang
mengatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan sistem keluarga
besar, yaitu masyarakat yang mempunyai nilai bahwa kesuksesan seorang anggota
keluarga harus pula dinikmati oleh seluruh anggota keluarga besar itu.
4.Ketidaktahuan
adalah alasan yang mengada-ada karena dana yang diberikan sering tidak diketahui
peruntukannya. Karena tidak tahu dan tidak perlu mencari tahu maka ketika ada masalah
dana tersebut dijadikan sebagai korupsi.
5.Rendahnya kualitas moral masyarakat
6.Lemahnya kelembagaan politik suatu negara
Kelembagaan yang pertama adalah sistem hukum dan penerapannya. Jika kasus korupsi
tidak ditangani sungguh-sungguh maka akan mengembangkan nilai dimata publik bahwa
korusi ”aman” dilakukan asal membayar ”harga tertentu”.
7 . Menjadi penyakit bersama.
Sebagai sebuah penyakit maka dengan cepat menular dari kawasan satu kekawasan lain.

1. Penyelewengan Dana Bantuan


Korupsi dalam bidang pendidikkan
Kerugian korupsi dalam bidang pendidikan bukan hanya tentang nominal anggaran
yang dikorup tetapi berdampak langsung terhadap peserta didik karena menyebabkan
menurunnya kualitas pendidikan bahkan pelanggaran HAM karena pendidikan
merupakan Hak asasi Manusia (warga negara).

Bidang-bidang aktivitas pemerintah yang rawan korupsi adalah;


1.Pengadaan publik
2.Perubahan lahan
3.Pengumpulan sumber-sumber pendapatan pemerintah
4.Pengangkatan pejabat pemerintah
5.Pemerintah daerah (Kesuma et. al 2009:24)

Tindak korupsi yang terjadi dalam bidang pendidikan dapat di anatomi menjadi
beberapa aktivtas yang rawan terjadi korupsi yaitu :
1.Pengangkatan jabatan kepala sekolah
2.Pengadaan sarana dan prasarana termasuk (seragam, buku, gedung, peralatan,
laboratorium dsb)
3.Penggunaan dana BOS
4.Penerimaan siswa baru
5.Undangan untuk memasuki PTN melalui Undangan
6.Pengangkatan guru honorer menjadi CPNS

Pembahasan: Semisalnya dana bantuan ”BOS” yang seharusnya dipakai sekolah untuk
membeli buku pelajaran agar tidak membebankan siswa, malah di jadikan bahan untuk
melakukan korupsi,dapat mengakibtkan menurunnya kualitas pendidikan, yang mana
seharusnya meringankan beban ekonomi para siswa tetapi malah memberatkan /
membebankan para siswanya
Misalnya, ketika buku yang seharusnya di pinjamkan dari sekolah secara gratis karena
adanya dana Bantuan Oprasional Sekolah, malah harus di beli sendiri karena bantuan
dana tersebut tidak sampai ke tangan sekolah, karena adanya para pelaku korupsi

2. Terhambatnya Laju Perekonomian


Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan mengalihkan
investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan upah tersedia
lebih banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek masyarakat untuk
menyembunyikan praktik korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan
seperti biaya yang sesungguhnya ditanggung oleh masyarakat Ada indikasi yang kuat,
bahwa meningkatnya perubahan pada distribusi pendapatan terutama di negara negara
yang sebelumnya memakaii sistem ekonomi terpusat disebabkan oleh korupsi, terutama
pada proses privatisasi perusahaan negara Lebih lanjut korupsi mendistorsi mekanisme
pasar dan alokasi sumber daya dikarenakan: Korupsi juga mengurangi pemenuhan
syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi
juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan
tekanantekanan terhadap anggaran pemerintah. Dampak lainnya yang ditimbulkan yaitu
Korupsi mengurangi pendapatan dari sektor publik dan meningkatkan pembelanjaan
pemerintah untuk sektor publik. Korupsi juga memberikan kontribusi pada nilai defisit
fiskal yang besar, meningkatkan income inequality, dikarenakan korupsi membedakan
kesempatan individu dalam posisi tertentu untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas
pemerintah pada Korupsi memperbesar angka kemiskinan. ini sangat wajar
. Selain dikarenakan program-program pemerintah sebagaimana disebut di atas tidak
mencapai sasaran, korupsi juga mengurangi potensi pendapatan yang mungkin diterima
oleh si miskin. Menurut Tanzi (2002), perusahaan perusahaan kecil adalah pihak yang
paling sering menjadi sasaran korupsi dalam bentuk pungutan tak resmi (pungutan liar).
Bahkan, pungutan tak resmi ini bisa mencapai hampir dua puluh persen dari total biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan ini amat mengkhawatirkan, dikarenakan pada
negara negara berkembang seperti Indonesia, perusahaan kecil (UKM adalah mesin
pertumbuhan karena perannya yang banyak menycrap tenaga kerja).

PEMBAHASAN

Hubungan antara Clean and Good Governance dengan gerakan Anti Korupsi
Clean and good governance meniscayakan adanya transparansi disegala bidang. Hal
ini untuk mengikis budaya korupsi yang mengakibatkan kebocoran anggaran dalam
penggunaan uang negara untuk kepentingan individu atau golongan bukan untuk
kesejahteraan rakyat
. Dalam menciptakan situasi perang terhadap korupsi Didin S Damanhuri menyusun
grand design:
Pertama, apapun kebijakan antikorupsi yang diambil, haruslah disadari bahwa kebijakan
dan langkah-langkah tersebut hendaknya ditempatkan sebagai ''totok nadi'' yang
strategis, berkelanjutan, dan paling bertanggung jawab di antara semua langkah total
football, estafet dari semua pihak yang peduli terhadap pemberantasan korupsi, baik dari
kaum agamawan, akademisi, parlemen, LSM, pers, dunia internasional, dan seterusnya
Kedua, menghindari politik belah bambu yang menggunakan KPTPK, Kejaksaan, dan
Polri untuk memburu pihak-pihak yang secara politis harus dikalahkan dan membiarkan
pihak-pihak yang dianggap kawan politik.
Ketiga, keseriusan untuk mencari solusi terbebasnya TNI dan Polri dari dunia politik
dan bisnis secara tuntas.
Keempat, euforia elite politik di pusat dan daerah dalam menikmati kebebasan politik,
kebebasan berpendapat, dan kebebasan pers yang seharusnya semakin mendewasakan
kehidupan berdemokrasi yang ujung-ujungnya juga mampu membangkitkan kembali
kehidupan ekonomi dengan ukuran rakyat yang semakin sejahtera

Masalah korupsi di daerah saat ini juga semakin rumit jika dilihat pada sektor swasta
yang tumbuh dan berkembang di daerah, apalagi dengan dibukanya arus penanaman
modal asing untuk langsung masuk ke daerah melalui prosedur yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat, maka sudah tentu jika tidak diatur secara ketat akan menimbulkan
efek negatif di lingkungan pergaulan internasional. Pencegahan yang efektif untuk
mencari solusi yang tepat ialah dengan melakukan pembinaan terhadap potensi daerah,
terutama para tenaga ahli dan tenaga profesional dalam bidang masing-masing dengan
mengikutsertakan lembaga-lembaga pendidikan yang kompoten untuk iktu bekerja sama
dalam membangun daerahnya masing-masing.

Oleh karena itu untuk adanya keharmonisan antara pemerintahan pusat dan daerah perlu
diatur dalam satu perangkat perundang-undangan yang memadai baik tingkat tingkat
pusat maupun tingkat daerah yang mendorong terjadinya kemajuan pesat dalam konteks
pengembangan potensi dan kewenangan daerah dan terciptanya ’good governance” di
daerah.

Prinsip Good Governance atau asas umum pemerintahan yang baik merupakan salah
satu solusi yang baik dalam pencegahan korupsi pada lembaga pemerintahan, jika hal ini
telah banyak diterapkan oleh beberapa negara maka Indonesia baru mengemuka sejak
era reformasi.

Prinsip good governance sebenarnya merupakan prinsip yang mengetengahkan


keseimbangan antara masyarakat dengan negara serta negara dengan pribadi-pribadi.
Artinya, setiap kebijakan public (public policy) harus melibatkan berbagai pihak baik
pemerintah, masyarakat maupun sektor swasta dengan aturan main
yang jelas. Ciri good governance di sini adalah keputusan tersebut diambil secara
demokratis, transparan, akuntabilitas, dan benar.

Upaya mewujudkan good governance merupaka suatu prioritas dalam rangka


menciptakan suatu tatanan masyarakat, bangsa, dan negara yang lebih sejahtera, jauh
dari korupi, kolusi, dan nepotisme. Perjuangan dalam menciptakan pemerintahn yang
bersih tidak boleh berhenti, harus tetap dilanjutkan dan diupayakan semaksimal
mungkin hingga suatu saat akan dirasakan begitu bermatabatnya bangsa yang memiliki
komitmen, tanggung jawab, dan harga diri

. Hubungan antara Good and Clean Governance dengan Kinerja Birokrasi Pelayanan
Publik :
Dalam rangka menyelamatkan keuangan negara, banyak upaya pemerintah yang
sudah dilaksanakan diantaranya Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004
tentangPerbendaharaan Negara dan diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 15 tahun
2004 tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara.
Kemudian dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah semakin jelas keseriusan pemerintah dalam hal
pembenahan sistem pengelolaan keuangan negara, mengutip pendapat pakar bahwa
selama ini yang diterapkan nampaknya masih lemah dan cenderung membuka peluang
yang sangat besar bagi terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran.

Penerapan PP Nomor 60 Tahun 2008 bukan hanya tanggungjawab BPKP tetapi


seluruh instansi pemerintah guna mewujudkan Good Governance untuk menuju Clean
Government. Sebagaimana diamanatkan dalam pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) PP 60
tahun 2008 jelas bahwa BPKP mempunyai tugas yang cukup berat.
Tentu bukan soal yang mudah dalam mempersiapkan personil yang dapat melaksanakan
tugas tersebut, perlu adanya kesepahaman dalam mencermati secara komprehensif apa
yang tertuang dalam PP tersebut

. Dengan tiga pilar pelayanan public menjadi titik setrategis untuk memulai
pengembangan dan penerapan Clean and good governance di Indonesia. Tiga pilar
tersebut yakni:
1. Pelayanan publik selama ini menjadi tempat dimana negara yang diwakili pemerintah
berinteraksi dengan lembaga non pemerintah.
2. Pelayanan publik tempat dimana berbagai aspek Clean and good governance dapat
diartikulasikan lebih mudah
3. Pelayanan publik melibatkan semua unsur yaitu pemerintah, masyarakat dan
mekanisme pasar
BAB IV. PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Tata kepemerintahan yang baik secara umum ditandai dengan diterapkannya prinsip
transparansi, partisipasi dan akuntabilitas sebagai landasan awalnya. Prinsip
tersebut kini lebih dikenal dengan prinsip Tata Kelola Yang Baik (Good
Governance) yang mengatur hubungan antara pemerintan, masyarakat dan dunia
usaha. Dengan terciptanya Paradigma Governance yang baik di Indonesia maka
diyakini akan dapat mewujudkan pemerintahan yang baik, dan bila telah terciptanya
pemerintahan yang baik maka dengan sendirinya pula tindakan korupsi yang
selama banyak dilakukan oleh pejabat publik atau orang-orang yang bekerja di
bidang pemerintahan akan mampu dicegah bahkan mungkin tindak pidana korupsi
oleh pejabat pemerintahan tidak akan terjadi lagi karena inti dari prinsip good
governance tersebut benar-benar mengedepankan kepentingan masyarakat diatas
kepentingan pribadi dan golongan, Prinsip good governace membuat keseimbangan
kinerja antara pemerintah sebagai pelayan publik dan masyarakat sebagai yang
dilayani. Good governace mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan
lainnya, kepentingan bangsa dan negara menjadi yang utama dan didalam
mengelola tata pemerintahan ini good governance menyertakan peran masyarakat
dalam turut membangun bangsa, suara dan pendapat masyarakat dijadikan suatu
pertimbangan. Keterbukaan dan pertanggungjawaban pemerintah dalam mengelola
pemerintahan ini juga menjadi sesuatu hal yang wajib dan boleh diketahui oleh
masyarakat, supremasi dan penegakan hukum turut diutamakan dalam mengatur
jalannya roda pemerintahan

DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/feriansyach/551f8670a33311253bb6 6120/korupsi-
dalam-bidang-pendidikan

https://indragunawan0605.wordpress.com/2013/11/20/dampak- korupsi-bagi-
perekonomian-indonesia

/ https://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi

https://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/03/paradigma-good- governance.html

https://newberkeley.wordpress.com/2010/7/02/good-governancetata-pemerintahan-
yang-baik/

https://www.daftarinformasi.com/pengertian-good-governance/

https://fendygoo.blogspot.com/2015/05/makalah-good- governance.html

https://www.boyyendratamin.com/2015/01/pelaksanaan-good- governance-sebag

Anda mungkin juga menyukai