Anda di halaman 1dari 1

Pakaian Adat Madura Pria

(AGUSTAF CAHYO MILANO/7J/02)

Pakaian adat Madura adalah baju pesa’an. Baju ini


sebetulnya adalah baju sederhana yang dikenakan sehari-
hari oleh orang-orang suku Madura di masa silam, baik
untuk melaut, berladang, maupun untuk menghadiri
upacara adat. Penggunaannya pun tidak terbatas baik
untuk usia, jenis kelamin, maupun status sosial bagi orang
yang mengenakannya. Tampilan baju pesa’an ini dapat
Anda lihat pada gambar ilustrasi di bawah ini! Baju
pesa’an adalah baju hitam yang serba longgar dengan
dalaman berupa kaos belang merah putih atau merah hitam. Baju ini dikenakan
bersama celana gomboran, yaitu celana kain hitam yang panjangnya tanggung
antara lutut dan mata kaki. Penggunaannya dilengkapi pula oleh odeng atau
penutup kepala sederhana dari balutan kain, sarung kotak-kotak dan sabuk
katemang, tropa atau alas kaki, serta senjata Tradisional Madura yang berupa
celurit. Secara filosofis, longgarnya pakaian adat Madura ini memiliki arti bahwa
suku Madura adalah suku yang menghargai kebebasan. Kaos dengan warna
belang yang kontras menunjukan bahwa masyarakat Madura adalah masyarakat
dengan mental pejuang, tegas dan pemberani. Penggunaan odheng atau ikat
kepala juga sarat akan nilai-nilai filosofis. Semakin tegak kelopak odheng
dikenakan, maka semakin tinggi pula derajat kebangsawanan si pemakainya.
Untuk orang sepuh, odheng digunakan dengan ujung dipilin, sementara untuk
yang masih muda, ujungnya dibiarkan tetap terbeber. Odheng ada beberapa
ukuran dan memiliki beberapa motif. Berdasarkan bentuknya, ada odheng
peredhan (besar) dan odheng tongkosan (kecil), sementara berdasarkan
motifnya ada odheng motif modang, garik atau jingga, dul-cendul, storjan, bere`
songay atau toh biru. Ikatan odheng yang dikenakan dalam pakaian adat Madura
juga memiliki makna tersendiri. Pada odheng peredhan misalnya, ujung simpul
bagian belakang dipelintri tegak lurus ke atas untuk melambangkan huruf alif.
Huruf alif adalah huruf pertama dalam aksara Hijaiyah (Arab). Sementara pada
odheng tongkosan kota, simpul di bagian belakang dibentuk seperti huruf lam
alif. Kedua bentuk simpul odheng ini melambangkan pengakuan atas keesaan
Alloh, mengingat masyarakat suku Madura merupakan masyarakat penganut
Islam yang taat.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/05/pakaian-adat-madura-
pria-dan-wanita.html?m=1

Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Anda mungkin juga menyukai