Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN DISKUSI BAHASA ARAB

KALIMAT SYARAT

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


HERIYANTO (171130162)
SUTARWI (171130148)
FIRDA RINA ASTUTI (171130133)
KELAS/SEMESTER : HES D/I

UIN SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN


TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabila’lamiin, hal pertama, dan yang paling lebih utama marilah kita
panjatkan puji serta syukur kita ke hadirat illahi rabbi yang bagaimana telah memberikan kepada
kita beribu-ribu nikmat, diantaranya nikmat iman dan nikmat islam. Shalawat serta salam marilah
kita curah limpahkan kepada Nabi besar kita, Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW. Yang
bagaimana beliau telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga zaman ilmu pengetahuan,
zaman kegelapan hingga zaman terang benderang seperti sekarang ini Jazakumullah khairan
katsiran, kepada dosen yang telah membimbing selama pelajaran berlaku, sahabat-sahabat yang
selalu menginspirasi, serta kedua orang tua yang selalu meridhoi, khususnya kepada illahi rabbi
yang bagaimana telah memberikan kesehatan dan kemudahan hingga tersusunnya makalah ini
dengan baik. Segala kelebihan itu semua datangnya dari Allah, dan kekurangan datangnya dari diri
sendiri, sadar maupun tidak, kesalahan mungkin terjadi, oleh karena itu diperlukannya kritik dan
saran demi menyempurnakan makalah ini. Tujuan umum dibuatnya makalah ini untuk mengetahui
pembelajaran yang efektif dalam bahasa arab.

Serang, Desember 2017

Penyusun
MATERI KALIMAT SYAR’AT

1. ‫ إن‬IN

Kalimah Huruf, Huruf Syarat, Amil Jazm dan tidak menempati posisi I’rob. Berfungsi sebagai
pencetus timbulnya Jawab atas adanya Syarat, tanpa memberlakukan penunjukan Zaman dan
Makan (waktu dan tempat) ataupun Aqil dan Gharu Aqil (berakal dan tidak).

Contoh :

‫إن تصحب األشرار تندم‬

IN TASHHABIL-ASYROORO TANDAM = jika kamu temani orang-orang jahat niscaya kamu


menyesal.
Contoh dalam AL-Qur’an :

‫إِن يَشَأ يُذهِب ُكم‬

IN YASYA’ YUDZHIBKUM = Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu.


2. ‫ من‬MAN

Isim Syarat, Amil Jazem, Mabni Sukun, digunakan untuk yg berakal.

MAN Syarat menempati posisi ROFA’ sebagai MUBTADA’ apabila :

> Fi’il Syaratnya berupa FI’IL LAZIM.


Contoh :

‫من يكثر كالمه يكثر مالمه‬

MAN YAKTSUR KALAAMUHU YAKTSUR MALAAMUHU = barang siapa yg banyak


bicaranya maka banyak celaannya.
Contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

‫سنَ ِة فَلَهُ خَي ٌر ِمن َها‬


َ ‫َمن َجا َء بِال َح‬

MAN JAA’A BIL-HASANATI FALAHUU KHAIRUN MINHAA = Barangsiapa yang


membawa kebaikan, maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik dari padanya (QS. Annaml
89)
I’rob :

MAN = Isim Syarat, Amil Jazem, Mabni Sukun dalam posisi Rofa’ menjadi Mubtada’.

JAA’A = Fi’il Madhi Mabni Fathah dalam posisi Jazem menjadi Fi’il Syarat.

FALAHUU KHAIRUN MINHUM = Jawab Syarat dalam posisi Jazem.

Jumlah Syarat disini sebagai Khobar dari Mubtada’ menurut qoul yg lebih rojih.

> Fi’il Syaratnya berupa FI’IL NAWASIKH


Contoh :

‫من يكن عجوالً يكثر خطؤه‬

MAN YAKUN ‘UJUULAN YAKTSUR KHOTHO’UHU = barang siapa terburu-buru niscaya


akan banyak kekeliruannya.
Contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

‫ث اْل ِخ َرةِ ن َِزد لَهُ فِي َحرثِ ِه‬


َ ‫َمن َكانَ ي ُِريدُ َحر‬

MAN KAANA YURIIDU HARTSAL-AAKHIROTI NAZID LAHU FI HARTSIHI = Barang


siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya. (QS.
Asy-Syuura 20)
I’rob :

MAN = Mubtada’

KAANA = Fi’il Madhi, Fi’il Syarat. Isimnya dhamir mustatir yg merujuk pada MAN.

YURIIDU = Khobar Jumlah.

NAZID LAHU = Jawab Syarat.

KAANA + YURIIDU = Jumlah dalam mahal Rofa’ menjadi Khobar dari Mubtada MAN.

> Fi’il Syaratnya berupa FI’IL MUTA’ADDI kepada selainnya :


Contoh:

‫من يحترم الناس يحترموه‬


MAN YAHTARIM AN-NAASA YAHTARIMUU HU = barang siapa menghormati orang lain
maka orang lain menghormatinya.
Contoh dalam Al-Qur’an :

‫سو ًءا يُجزَ بِ ِه‬


ُ ‫َمن يَع َمل‬

MAN YA’MAL SUU’AN YUJZA BIHI = Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya
akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu (QS. An-Nisaa’ 123)
I’rob :

MAN = Isim Syarat, Amil Jazm, mabni sukun, mahal rofa’ menjadi Mubtada.

YA’MAL = Fi’il Syarat, dijazemkan dengan sukun, Faa’ilnya berupa dhamir mustatir Jawazan
takdirannya Huwa merujuk pada MAN. Jumlah Fiil Syarath ini sebagai khobar jumlah dari
mubtada’ MAN.

SAWAA’AN = Maf’ul Bih, Manshub dengan Fathah.

YUJZA = Jawab Syarat, Majzum dg membuang huruf Illat Alif.

MAN Syarat menempati posisi NASHAB sebagai MAF’UL BIH apabila :

> Fi’il Syaratnya berupa FI’IL MUTA’ADDI kepada dirinya :


Contoh :

‫من تساعد أساعده‬

MAN TUSAA’ID USAA’ID HU = kepada siapa pun kamu membantu niscaya aku ikut
membantunya.
I’rob :

MAN = Mahal Nashab menjadi Maf’ul Muqaddam.

MAN Syarat menempati posisi JARR apabila diawali dengan huruf Jar atau menjadi Mudhaf
Ilaih. Contoh :

‫عمن تتعلم أتعلم‬

AN-MAN TATA’ALLAM ATA’ALLAM = dari siapa pun kamu belajar niscaya aku ikut
belajar.
‫كتاب من تقرأ أقرأ‬

KITAABA MAN TAQRO’ AQRO’ = kitab siapa pun kamu baca niscaya aku ikut baca.
3. ‫ ما‬MAA

Isim Syarat, Amil Jazm, digunakan untuk yg tidak berakal, dii’rob seperti keterangan I’rob pada
MAN.

Contoh :

‫ما تنفق من خير تجد ثوابه‬

MAA TUNFIQ MIN KHAIRIN TAJID TSAWAABAHU = apa saja yg kamu nafakahkan dari
nafaqah baik, niscaya kamu akan mendapat pahalanya.
Contoh dalam Al-Qur’an :

َّ ‫ت ِبخَي ٍر ِمن َها أَو ِمث ِل َها أَلَم تَعلَم أَ َّن‬


ٌ ‫َّللاَ َعلَى ُك ِِّل شَيءٍ قَد‬
‫ِير‬ ِ ‫سخ ِمن آ َي ٍة أَو نُن ِس َها نَأ‬
َ ‫َما نَن‬

MAA NANSAKH MIN AAYATIN AW NUNSI HAA NA’TI BI KHAIRIN MINHAA AW


MITSLIHAA, ALAM TA’LAM ANNALLAAHA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QODIIR = Ayat
mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan
yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (QS. Al-Baqarah 106).
I’ROB :

MAA = Isim Syarat, Amil jazem, Mabni Sukun, dalam mahal Nashab menjadi Maf’ul Bih
Muqaddam.

NANSAKH = Fi’il Syarat.

NA’TI = Jawab Syarat, dijazemkan dengan membuang huruf illat Ya’.

4. MAHMAA ‫مهما‬

Isim Syarat, Amil Jazem (menurut qoul rojih), untuk yg tidak berakal. Menempati posisi I’rob
seperti Isim Syart “MAA”.

Contoh :

‫مهما تنفق في الخير يخلفه هللا‬


MAHMAA TUNFIQ FI’L-KHAIRI YUKHLIFHU ALLAAHU = apapun jua kamu bernafaqah
di dalam kebaikan niscaya Allah akan menggantikannya.
Contoh dalam Al-Qur’an :

َ‫َوقَالُوا َمه َما ت َأ ِتنَا بِ ِه ِمن آيَ ٍة ِلِّتَس َح َرنَا ِب َها فَ َما نَحنُ لَكَ بِ ُمؤ ِمنِين‬

WA QAALUU MAHMAA TA’TINAA BIHII MIN AAYATIN LITAS-HARONAA BIHAA


FAMAA NAHNU LAKA BI MU’MINIIN. = Mereka berkata: “Bagaimanapun kamu
mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami
sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.” (QS, Al-A’raaf 132)
I’rob :

MAHMAA = Isim Syarat, Amil Jazm, Mabni Sukun dalam Mahal Rofa’ sebagai Mubtada’.

TA’TINAA = Fi’il Syarat berikut Fa’ilnya menjadi khobar dari Mubtada’ Mahmaa.

FAMAA NAHNU LAKA BI MU’MINIIN = Jawab Syarat dalam Mahal Jazem.

5. AYYUN ‫اي‬

Isim Syarat, Amil Jazem, status I’robnya dipertimbangkan menurut mudhaf ilaihnya.

Contoh mudhaf pada yg berakal :

‫أيُّهم يقم أقم معه‬

AYYUHUM YAKUM AKUM MA’AHU = siapapun dari mereka berdiri niscaya aku ikut
berdiri bersamanya.
AYYUHUM = sebagai Mubtada’

Contoh mudhaf pada yg tidak berakal :

‫ي الكتب تقرأ أقرأ‬


ِّ ‫أ‬

AYYAL-KUTUBI TAQRO’ AQRO’ = apapun kitab yg kamu baca niscaya aku mau
membacanya.
AYYAL-KUTUBI = sebagai Maf’ul Muqaddam.

Contoh mudhaf pada Isim Zaman :

‫ي يوم تسافر أسافر‬


ِّ ‫أ‬
AYYA YAUMIN TUSAAFIR USAAFIR = Di hari apapun kamu pergi niscaya aku ikut pergi.
AYYA YAUMIN = sebagai Zharaf Zaman

Contoh mudhaf pada Isim Makan :

‫ي بلد تسكن أسكن‬


َّ ‫أ‬

AYYA BALADIN TASKUN ASKUN = Di negri manapun kamu berhenti niscaya aku ikut
berhenti.
AYYA BALADIN = sebagai Zharaf Makan

Contoh mudhaf pada Mashdar :

‫ي نفع تنفع الناس يشكروك عليه‬


ِّ ‫أ‬

AYYA NAF’IN TANFA’IN-NAASA YASYKURUUKA ‘ALAIHI = apapun manfa’at yg kamu


berikan kepada manusia, niscaya mereka akan bersyukur atasnya.
AYYA NAF’IN = sebagai Maf’ul Muthlaq

Contoh dalam Ayat Al-Qur’an :

‫أ َ ِّيا ً َّما ت َدعُوا فَلَهُ األَس َماء ال ُحسنَى‬

Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang
terbaik)
I’rob :

AYYAN = Isim Syarat, Amil Jazem, dinashabkan menjadi Maf’ul Bih muqaddam.

MAA = Huruf Zaidah sebagai penaukidan makna.

TAD’UU = Fi’il Syarat, dijazemkan dengan membuang huruf Nun termasuk dari Af’alul-
Khomsah, faa’ilnya berupa wawu dhamir jamak.

FALAHUL-ASMAA’UL-HUSNAA = Jawab Syarath, menempati mahal Jazem.

Tanwin pada lafazh AYYAN adalah tanwin iwadh pengganti dari mudhaf ilaihnya yg dibuang
takdirannya AYYA ISMIN.
Huruf MAA Zaidah, demikian menurut salah satu qoul yakni sebagai Taukid bagi lafazh
AYYUN yg samar. Sedangkan menurut qoul yg lain, MAA juga sebagai Isim Syarat dan
berkumpulnya kedua Syarat tersebut sebagai Taukid.

6. MATAA ‫متى‬

Isim Syarat, Amil Jazem. Penggunaannya untuk penunjukan zaman secara mutlak, kemudian
dicakupi pada penggunaan makna Syarat, secara posisi I’robnya ia menempati mahal Nashab
atas Zharaf Zaman.

Contoh :

‫متى يأت فصل الصيف ينضج العنب‬

MATAA YA’TI FASHLUSH-SHAIFU YANDHAJ AL-‘INABU = bilamana datang musim


panas maka masaklah buah anggur.
7. AYYAANA ‫أيان‬

Isim Syarat dan Amil Jazem serupa penggunaannya dengan MATAA.

Contoh :

‫أيان يكثر فراغ الشباب يكثر فسادهم‬

AYYAANA YAKTSUR FARAAGHUSY-SYABAABI YAKTSUR FASAADUHUM =


bilamana muda-mudi banyak nganggurnya maka banyak pula rusaknya.
I’rob :

AYYAANA = Isim Syarath Amil Jazem, Mabni Fathah pada posisi Nashab menjadi Zharaf.

YAKTSUR = Fi’il Syarat.

YAKTSUR FASAADUHUM = Jawab Syarat, Fasaaduhum sebagai Faa’ilnya.

Contoh MATAA dan AYYAANA Syartiyah di dalam Al-Qur’an tidak ditemukan.

8. AINA ‫أين‬

Isim Syarat dan Amil Jazem, diutamakan bersambung dengan MAA untuk memungkinkan
makna Syarat. Penggunaannya untuk penunjukan makan/tempat, kemudian dicakupi pada
penggunaan makna Syarat, secara posisi I’robnya ia menempati mahal Nashab atas Zharaf
Makan.

Contoh :

‫أينما تذهب أصحبك‬

AINAMAA TADZHAB ASHHABKA = ke mana pun kamu pergi, aku menemanimu.


Contoh dalam Al-Qur’an :

ِ ‫أَينَ َما ي َُو ِ ِّجههُّ الَ يَأ‬


‫ت بِخَي ٍر‬

AINAMAA YUWAJJIHHU LAA YA’TI BI KHAIRIN = ke mana saja dia disuruh oleh
penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. (QS. An-Nahl 76)
I’rob :

AINA = Isim Syarat dan Amil jazem, Mabni Fathah dalam posisi Nashab sebagai Zharaf Makan
yang berta’alluq pada lafazh YUWAJJIHHU.

MAA = sebagai Taukid.

YUWAJJIHHU = Fi’il Syarat, HU dhamir menjadi Maf’ul Bih.

LAA YA’TI BI KHAIR = Jawab Syarat, YA’TI dijazemkan dengan membuang huruf Illat Ya’.

ُ‫أَينَ َما تَ ُكونُوا يُد ِرك ُّك ُم ال َموت‬

AINAMAA TAKUUNUU YUDRIKKUMUL-MAUTU = Di mana saja kamu berada, kematian


akan mendapatkan kamu (QS. Annisaa’ 78)
I’rob :

AINAMAA = idem, zharaf makan berta’alluq pada lafazh “YUDRIKKUM”

TAKUUNUU = Fi’il Syarat, Wawu dhamir manjadi Fa’ilnya, tashrif dari KAANA Tamm,
bimakna TUUJIDUU (kamu berada).

YUDRIKKUM = Jawab Syarat.

9. IDZMAA ‫إذما‬

Termasuk dari Huruf Syarat dan Amil Jazem (menurut qaul yg lebih rojih), tidak menempati
mahal I’rob (laa mahalla minal I’rob) digunakan khusus hanya untuk menggantungkan Jawab
pada Syarat seperti faidah IN syarthiyah. Bersambung dengan MAA Zaidah untuk
menjadikannya sebagai Amil Jazem.

Contoh :

‫إذما تفعل شراً تندم‬

IDZMAA TAF’AL SYARRAN TANDAM = jikalau kamu kerjakan kejelekan, maka kamu
menyesal.
I’rob :

IDZMAA = Huruf Syarat Amil Jazm, Mabni sukun tanpa menempati mahal I’rob.

TAF’AL = Fi’il Syarat.

TANDAM = Jawab Syarat.

Tidak ditemukan contohnya dalam Al-Qur’an.

10. HAITSUMAA ‫حيثما‬

Isim Syarat dan Amil Jazem, bersambung dengan MAA zaidah merupakan syarat Amil
Jazemnya, menempati Mahal I’rob Nashab sebagai Zharaf Makan.

Contoh:

ً ‫حيثما تجد صديقا ً وفيا ً تجد كنزاً ثمينا‬

HAITSUMAA TAJID SHIDDIIQAN WAFIYYAN TAJID KANZAN TSAMIINAN = Dimana


saja kamu dapati jujur lagi menepati, maka kamu dapati simpanan yg berharga.
‫ث َما ُكنتُم فَ َولُّوا ُو ُجو َه ُكم شَط َره‬
ُ ‫َو َحي‬

WA HAITSUMAA KUNTUM FAWALLUU WUJUUHAKUM SYATHRAH = Dan dimana


saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. (QS. Albaqarah 144)
I’rob :

HAITSUMAA = Isim Syarat Amil Jazem, Mabni Dhammah mahal Nashob (dinashobkan
menjadi khobar muqaddam dari KUNTUM apabila diberlakukan sebagai Fi’il Naqish, atau
dinashobkan sebagai Zharaf Makan berta’alluq pada KUNTUM yg diberlakukan Fi’il Tamm).
MAA sebagai shilah.
KUNTUM = Fi’il Madhi Naqish, Mabni Sukun Mahal Jazem sebagai Fi’il Syarat. TUM sebagai
isim Kaana dan MIM tanda jamak.

FAWALLUU = Jumlah Fi’il dan Faa’il dalam posisi Mahal Jazem menjadi Jawab Syarat.

Tidak ditemukan contoh lain dalam Ayat Al=Qur’an kecuali Ayat ini.

11. ANNAA ‫أنى‬

Isim Syarat & Amil Jazem, digunakan untuk menunjukkan tempat kemudian dipergunakan juga
untuk makna Syarat, menepati posisi I’rob Mahal Nashab atas Zharaf Makan seperti AINAMAA
& HAITSUMAA.

Contoh :

‫أنى ينزل ذو العلم يُكرم‬

ANNAA YANZAL DZUL-‘ILMI YUKROM = dimana saja orang berilmu itu turun, ia
dihormati.
PERTANYAAN :
1. LELA PADILAH (171130124)
Apa yang dimaksud dengan kalimat pengandai dan ciri-ciri kalimat syarat?

2. SITI RODIYAH(171130151)
Bisakah kalimat syarat menggunakan fi’il mudhore?

3. AGUNG CAHYANA (171130130)


Ada berapa huruf-huruf kalimat syarat dan berikan satu contohnya?

4. AHMAD MAULANA AZAM (171130153)


Dalam kalimat syarat adakah penyusunannya? Dan adakah syarat khusus dan penempatan kalimat
syarat?

MENYANGKAL :
1. NABANI (171130135)

MEMBANTU MENJAWAB PEMATERI :


1. NABANI (171130135
JAWABAN PETANYAAN:

1.LELA PADILAH (171130124)


Apa yang dimaksud dengan kalimat pengandai dan ciri-ciri kalimat syarat?
Kalimat syarat adalah kalimat yang harus memiliki jawabnya. Setiap ada kalimat syar’at pasti
ada kalimat jawabnya itu ciri cirimya contohnya seperti :

‫ من تساعد أساعده‬Yang artinya: kepada siapa pun kamu membantu niscaya aku ikut membantunya.

2. SITI RODIYAH(171130151)
Bisakah kalimat syarat menggunakan fi’il mudhore?
Sangat bisa sekalia fi’il mudhore di gunakan di kaliamt syar’at contohnya :
‫عمن تتعلم أتعلم‬
Artinya: dari siapa pun kamu belajar niscaya aku ikut belajar.ini contoh isim syarat yang
kemasukan fiil mudhore
3. AGUNG CAHYANA (171130130)
Ada berapa huruf-huruf kalimat syarat dan berikan satu contohnya?
khuruf syarat menurut kitab amil ada:9
khuruf syarat menurut kitab jurumiah ada:13
khuruf menurut kitab alfiah ada: 11
salah satu contoh dari khuruf tersebut adalah:
‫ أنى ينزل ذو العلم يُكرم‬artinya adalah: dimana saja orang berilmu itu turun, ia dihormati.
4. AHMAD MAULANA AZAM (171130153)
Dalam kalimat syarat adakah penyusunannya? Dan adakah syarat khusus dan penempatan
kalimat syarat? Dalam kaliamt syarat ada yang namaya penyusunan dan ada yang namanya
syarat khususnya, penyusunannya di awali dengan memberikan khuruf syarat terlebih dahulu
baru kemudian di tambahkan fiil mudhore atau fiil madi dan baru di tambahi jawabnya,syarat
khususnya harus memiliki jawab setiap ada kalimat syarat ya.

Anda mungkin juga menyukai