Oleh : Kelompok 12
Dian Nurjaman
Emad Hasan
Heri irawan
1
BAB I
PEMBAHASAN
2
.Mufrod: ﻋﺍﺮﻴﻑ ﺍﺴﺗﺍﺬ ﺟﺍﺀArtinya :telah datang seorang ustad yang arif
.tasniah: ﺍﻟﻌﺍﻟﻣﺍﻦ ﺯﻳﺬﺍﻦ ﺠﺍﺀArtinya :dua zaid yang berilmu teleh datang
jama’ : ﺍﻟﺼﺍﻟﺤﻭﻦ ﺍﻟﻣﺴﻟﻣﻭﻦ ﺠﺍﺀartinya :kaum muslimin yang soleh telah datang
muzdakar: ﺻﺍﻟﺡ ﻮﻟﺪ ﻋﻟﻲArtinya :ali anak yang pandai
muanas : ﺍﻟﻌﺍﻟﻣﺔ ﮪﻧﺩ ﺖ ﺠﺍﺀArtinya :hindun yang berilmu teleh datang
Ma’rifat: ﺍﻟﺻﺍﺑﺭ ﺍﻟﺭﺠﻭﻝ ﻋﻣﺭﻭArtinya :umar laki laki sabar
Nakirah : ﻋﺍﻘﻝ ﺭﺠﻝ ﺠﺍﺀArtinya :laki laki berakal telah datang.
ﻭﻸﺴﻡﺍﻟﺬﯤ, ﻧﺤﻭﮪﺬﺍﻭﮪﺬﮦ, ﺍﻟﻣﺑﮭﻡ, ﻭﻸﺴﻡ, ﻭﻣﻜﺔ, ﺯﻴﺬ, ﻭﻸﺴﻡﺍﻟﻌﻟﻡﻧﺤﻭ, ﺍﻧﺍﻭﺍﻧﺗﺍ, ﺍﻟﻣﺿﻣﺮﻧﺤﻭ, ﺍﻸﺴﻡ, ﺍﺸﯾﺍﺀ, ﺧﻣﺸﺔ,ﻭﺍﻟﻣﻌﻔﺔ
ﻻﻴﺨﺗﺺ, ﻓﻲﺠﻧﺴﻪ, ﺸﺍﺀﻊ, ﻜﻝﺍﺴﻡ, ﻭﺍﻠﻧﻜﺮﺓ, ﻣﻦﻫﻨﻩﻸﺮﺒﻌﺔ, ﻭﻣﺍﺍﻀﻴﻔﺍﺍﻟﻲﻲﻭﺍﺣﺪ, ﺍﻟﻐﻟﺍﻡ, ﻧﺤﻭﺍﻟﺮﺠﻝ, ﻭﻼﻡ, ﻸﻟﻒ,ﻓﯿﻪ
ﺒﻪ ﻮﺍﺤﺪ ﺩﻮﻥ ﺍﺨﺮ ﻮﺗﻗﺮﻴﺒﻪ ﻛﻝ ﻤﺍ ﺼﻟﺡ ﺩﺨﻮﻝﺍﻻﻟﻒ ﻮﻼﻢ ﻋﻠﻳﻪ ﻨﺤﻮﺍﻠﺮﺟﻞ ﻮﺍﻠﺮﺠﻝ
B Isim marifat :
Isim marifat itu ada lima a.isim mudmar(ana waanta)b.isim
alam/nama(zaidun ,makah)c.isim mubham,isim isaroh(hada ,hadihi,aladi)d.isim yang
kemasukan al(algulamu)e.kalimah yang di idofahkan salah satu empat diatas. Isim
nakiroh adalah isim mau menerima al tarif.lebih jelasnya ini dijelaskan dalam bab
marifat nakiroh. Catatan :na;at dalam b indonesia biasa disebut dengan keterangan
sifat Man’ut adalah orang atau benda yang yang disebutkan sifatnya.
ﺍﺷﺗﺭﻳﺕ, ﺍﻟﻜﺘﺍﺏ, ﺍﻟﺠﺪﻳﺪSaya membeli buku baru,kata baru( )ﺍﻟﺠﺪﻳﺪdisamping adalah
na’at, Kata buku(alkitaaba)adalah man’ut. Penutup Bahasa Arab adalah bahasa
Agama Islam dan bahasa Al-Qur’an, seseorang tidak akan dapat memahami kitab dan
sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari penyelewengan) kecuali
dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa Arab akan
mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap
permasalahan agama.
Sungguh sangat ironis dan menyedihkan, sekolah-sekolah dinegeri kita, bahasa
Arab tersisihkan oleh bahasa-bahasa lain, padahal mayoritas penduduk negeri kita
adalah beragama Islam, sehingga keadaan kaum muslimin dinegeri ini jauh dari
tuntunan Alloh Ta’ala dan Rasul-Nya.
Maka seyogyanya anda sekalian wahai penebar kebaikan… mempunyai andil dan
peran dalam memasyarakatkan serta menyadarkan segenap lapisan masyarakat akan
pentingya bahasa Al Qur’an ini, dengan segala kemampuan yang dimiliki, semoga
Allah menolong kaum muslimin dan mengembalikan mereka kepada ajaran Rasul-
3
Nya yang shohih. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Alloh
Ta’ala. Segala puji hanyalah bagi Alloh Tuhan semesta alam.
Adapun Na’at adalah Tabi’ penyempurna lafazh sebelumnya dengan sebab
menyifatinya (Na’at Haqiqi) atau menyifati lafazh hubungannya (Na’at Sababi).
C TABI’ / TAWABI‘
Pengertian Tabi’ (yang mengikuti) : adalah Isim yang bersekutu dengan lafazh
sebelumnya di dalam i’robnya secara mutlak.
Penjelasan Definisi: Lafazh sebelumnya disebut Matbu’ (yang diikuti). Di dalam
i’robnya secara mutlak dimaksudkan untuk semua keadaan i’rob Rofa’, Nashob dan Jar.
Contoh:
المهذب
ُ جاء الرج ُل
Keluar dari definisi Tabi’ adalah Khobar dari Mubtada’ dan Haal dari Isim
Manshub.
الدنيا متاع
4
LAA TASYROB! AL-MAA’A KADIRON = jangan kamu minum air dalam
keadaan keruh!
Dua lafazh Khabar dan Haal pada contoh diatas tidak disebut Tabi’ karena tidak
bersekutu dengan lafazh sebelumnya secara mutlak pada semua keadaan i’robnya,
namun hanya pada sebagian keadaan i’rob saja.
Isim-isim Tabi’ atau dijamak Tawabi’ menurut pokoknya ada empat: Na’at,
Taukid, ‘Athaf dan Badal. InsyaAllah akan dijelaskan nanti secara rinci untuk semua
bentuk-bentuk tawabi’ pada bab-bab selanjutnya.
Menurut yang masyhur : Matbu’ tidak boleh diakhirkan dari Tabi’nya yakni
dengan sebab mengedepankan Tabi’nya, demikian mafhum dari perkataan Mushannif
pada Bait diatas “AL-ASMAA’IL-AWWALI”.
Diambil dari definisi Na’at tersebut, maka Na’at terbagi dua macam:
1. Na’at Hakiki:
Adalah Na’at yang menunjukkan sifat bagi Isim sebelumnya. Contoh:
Ciri-ciri Na’at Haqiqi adalah: menyimpan dhamir mustatir yang merujuk pada
Man’ut.
2. Na’at Sababi
Adalah Na’at yang menunjukkan sifat bagi Isim yang mempunyai irthibat/ikatan
dengan Matbu’. Contoh:
5
أقمت في المنزل الفسيح فناؤه
Ciri-ciri Na’at Sababi: yakni setelah Na’at didatangkannya Isim Zhahir yang
dirofa’kan oleh Na’at dan mencakup ada dhamir yang kembali pada Man’ut.
6
RODHIYALLAAHU ‘AN UMAROBNIL-KHOTHTHOOBI ASY-SYAAMILI
‘ADLUHUU AR-ROHIIMI QOLBUHUU = semoga Allah memberi Rahmat
pada Umar bin Khaththab yang keadilannya luas dan hatinya penuh kasih .
4. Faidah MUJARRODUDZ-DZAMM (celaan khusus). Contoh:
أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم
7
seperti juga khobarnya mubtada dapat
berbentuk mufrod,jumlah (ismiyah maupun fi’liyyah) dan syibhu jumlah (susunan jar
– majruur dan dzorof – madzruuf)
Jika Haal dalam bentuk mufrod, insyaaAllah masih mudah dibedakan dengan na’at
mufrod. Tapi jika hal sudah berbentuk jumlah, kalau tidak jeli, bisa tertukar tukar..
Coba lihat contoh contoh berikut ini:
Yang bergaris bawah di bagian ( )أitu semuanya hal; ada yang mufrod ada juga yang
dalam bentuk jumlah. Dan yang bergaris bawah di bagian ( )بituna’at semua, ada
yang bentuk mufrod ada juga yang jumlah. Coba perhatikan yang bentuk jumlah.
Mirip-mirip kan?
Di bagian ( )أadalah hal. Perhatikan bahwa shohibul haal nya semuanya dalam
bentuk ma’rifat. Di nomer 1, hal nya mufrod. Sedangkan nomer 2 dan 3, hal nya
dalam bentuk jumlah. Adapun nomor 4 dan 5, maka hal nya dalam bentuk syibhu
jumlah. Dan hal semuanya nashob atau fii mahalli nashbin pada hal jumlah.
ُّ )ال ُخ َزkarenaman’utnya (أبو
Di bagian ()ب, na’at. Di nomer 1, na’atnya ma‘rifat (اعي
)معبد juga ma’rifat. Sedangkan di nomer 2, kita lihat na’atnya (
)كريمة nakiroh karena man’utnya (ٌ )امر َءةjuga nakiroh. Adapun nomer selanjutnya
yang na’atnya berupa jumlah, ternyata man’ut nya seluruhnyanakiroh baik
dina’at berupa jumlah (contoh nomor 3, )خلَّفها الهزال, maupun yang berupa syibhul
8
jumlah (nomer 4 “”في الفناء dan 5 “ط الصحراء,,,,,)”في خيمة وس.Bandingkan
dengan shohibul hal yang WAJIB ma’rifat. Nahh ini kuncinya!
Maka, man’ut dapat
berupa ma’rifat atau nakiroh jika na’atnya mufrod;karena naat mengikuti man’utny
a dalam
hal nakiroh – ma’rifat. Seperti contoh nomer 1 dan 2. Adapun jika na’atnya
berupa jumlah atau syibhu jumlah maka man’utnya WAJIB nakiroh.
D Kaidah
1. Hal berupa isim nakiroh jika dia
dalambentuk mufrod. Sedangkan na’atmufrod mengikuti man’ut dalam hal nakiroh
ma’rifat nya.
9
BAB III
PENUTUP
A) Kesimpulan
Perbedaannya jelas sekarang: Yang satu (shohibul hal) mesti nakiroh, yang satu
(man’ut) mesti ma’rifat
naat adalah menerangkan suatu sifat. Sedangkan menurut istilah naat adalah isim
tabi’yang menerangkan sifat dari lafadz yang diikutinya
Isim marifat itu ada lima a.isim mudmar(ana waanta)b.isim
alam/nama(zaidun ,makah)c.isim mubham,isim isaroh(hada ,hadihi,aladi)d.isim
yang kemasukan al(algulamu).
Pengertian Tabi’ (yang mengikuti) : adalah Isim yang bersekutu dengan lafazh
sebelumnya di dalam i’robnya secara mutlak.
B) Saran
Sangat disarankan bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini
agar terus memperbanyak pengetahuan kita akan adawatul istifham dan
adawatul jazmi, kita bisa mendalami pengetahuan kita akan bahasa arab.
Bukan hanya dari segi pengetahuan saja, tapi sisi positif lainnya kita
dapat mendalami Al-Quran dan makna-makna yang tersimpan di dalam Al-
Quran.
Daftar pustaka
10
Sonhaji Iman,Matan jurniah Sofwan Solihuddin,Makosidun Nahwi jus tsani :2002 Anwar
Muhammad,Ilmu Nahwu,1992 Copy and WIN : http://ow.ly/KfYkt
11