Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a.
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Semenjak UUD 1945 disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
sebagai hukum dasar negara,jalannya pemerintahan harus berdasarkan kepada
ketentuan yang ada pada UUD 1945 tersebut. Dalam UUD 1945 diatur lembaga-
lembaga negara, kekuasaan yang dimiliki serta bagaimana hubungannya satu
sama lain. Namun karena masa ini merupakan masa transisi dan revolusi, semua
ketentuan yang diatur dalam UUD 1945 lama belum bisa dijalankan dengan baik.
Dalam masa itu kekuasaan semua lembaga negara diberikan kepada Presiden,
termasuk kekuasaan legislatif dan eksekutif, sehingga hubungan fungsional antara
lembaga legislatif dan lembaga eksekutif menjadi kabur bahkan tidak jelas,maka
sistem pemerintahan Indonesia sebelum diberikannya kekuasaan legislatif kepada
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), tidak bisa disebut dengan sistem
pemerintahan presidensial dan lebih tepat disebut dengan sistem pemerintahan
yang dipusatkan secara mutlak dan revolusioner.
Menteri yang duduk dalam kabinet ini semuanya adalah tokoh-tokoh perjuangan
yang tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia hal ini digambarkan oleh Mr. A.G.
Pringgodigdo sebagai berikut2:
1
Tolchah Mansyur, Dr. M. S. H., Pembahaan Beberapa Aspek Tentang Kekuasaan-Kekuasaan
Eksekutif dan Legislatif Negara Indonesia (Desertasi), Raja Indra, Jakarta 1970, hlm. 5
2
Pringgodigdo, Prof. Mr. A.G. Perubahan Kabinet Presidentil menjadi Parlemen, hlm. 23-24
“Sejak tanggal 3 September 1945 Presiden dalam melaksanakan pemerintahan
selalu dibantu oleh wakil presiden, para menteri, dan sekretaris negara (waktu
itu Mr. A.G. Pringgodigdo) yang mengepalai sebuah kantor sekretariat.
Masih merupakan suatu kesatuan seperti sebuah pengurus perkumpulan, yaitu
presiden sebagai ketua, wakil presiden sebagai wakil ketua, para menteri
sebagai anggota dan sekretaris negara sebagai penulis. Tata tertib tidak ada
bahkan sekretaris negara juga ikut berbicara. Hal ini maklum karena mereka
yang memimpin negara sejak permulaan pada umumnya adalah kawan-kawan
lama sejak mudanya.”
2. Parlementer