Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Sistem Dan Bentuk Pemerintahan Di Indonesia

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Kewarganegaraan

Disusun Oleh :

1. Tia Ainun Nadiroh (18106000013)

2. Nanda Veronika (18106000014)

3. Dhani Meilindra Suwarni (18106000015)

4. Dwi Rachmanto (18106000016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN KALIJAGA

2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a.
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kabinet presidential (2 september 1945-14 november 1945)


Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesi, PPKI terus bersidang dan pada tanggal
18 Agustus 1945 berhasil membuat keputusan sebagai berikut1 :
a. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 sebagai Undang-undang dasar
negara
b. Soekarno dan Muh. Hatta diangkat sebagai presiden dan wakil presiden NKRI
c. Pekerjaan presiden untuk sementara waktu diganti oleh komite nasional

Semenjak UUD 1945 disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
sebagai hukum dasar negara,jalannya pemerintahan harus berdasarkan kepada
ketentuan yang ada pada UUD 1945 tersebut. Dalam UUD 1945 diatur lembaga-
lembaga negara, kekuasaan yang dimiliki serta bagaimana hubungannya satu
sama lain. Namun karena masa ini merupakan masa transisi dan revolusi, semua
ketentuan yang diatur dalam UUD 1945 lama belum bisa dijalankan dengan baik.

Dalam masa itu kekuasaan semua lembaga negara diberikan kepada Presiden,
termasuk kekuasaan legislatif dan eksekutif, sehingga hubungan fungsional antara
lembaga legislatif dan lembaga eksekutif menjadi kabur bahkan tidak jelas,maka
sistem pemerintahan Indonesia sebelum diberikannya kekuasaan legislatif kepada
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), tidak bisa disebut dengan sistem
pemerintahan presidensial dan lebih tepat disebut dengan sistem pemerintahan
yang dipusatkan secara mutlak dan revolusioner.

Menteri yang duduk dalam kabinet ini semuanya adalah tokoh-tokoh perjuangan
yang tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia hal ini digambarkan oleh Mr. A.G.
Pringgodigdo sebagai berikut2:

1
Tolchah Mansyur, Dr. M. S. H., Pembahaan Beberapa Aspek Tentang Kekuasaan-Kekuasaan
Eksekutif dan Legislatif Negara Indonesia (Desertasi), Raja Indra, Jakarta 1970, hlm. 5
2
Pringgodigdo, Prof. Mr. A.G. Perubahan Kabinet Presidentil menjadi Parlemen, hlm. 23-24
“Sejak tanggal 3 September 1945 Presiden dalam melaksanakan pemerintahan
selalu dibantu oleh wakil presiden, para menteri, dan sekretaris negara (waktu
itu Mr. A.G. Pringgodigdo) yang mengepalai sebuah kantor sekretariat.
Masih merupakan suatu kesatuan seperti sebuah pengurus perkumpulan, yaitu
presiden sebagai ketua, wakil presiden sebagai wakil ketua, para menteri
sebagai anggota dan sekretaris negara sebagai penulis. Tata tertib tidak ada
bahkan sekretaris negara juga ikut berbicara. Hal ini maklum karena mereka
yang memimpin negara sejak permulaan pada umumnya adalah kawan-kawan
lama sejak mudanya.”

Sistem pemerintahan yang dipusatkan dan bersifat revolusioner hanya


berlangsung kurang lebih dua bulan (18 Agustus 1945 - 16 Oktober 1945),
berakhir ketika dikeluarkannya Maklumat Wakil Presiden No.X tertanggal 16
Oktober 1945, dimana isi yang terpenting adalah memberikan kekuasaan
legislatif (DPR) kepada KNIP.Di samping itu KNIP juga diberi wewenang
(MPR) untuk menetapkan Halauan Negara, namun ternyata berakhirnya
sistem pemerintahan tersebut tidak merubah komposisi kabinet dan tanggung
jawab terhadap jalannya pemerintahan karena tanggung jawab masih
dipegang oleh Presiden. Wakil Presiden dan para menteri tetep berkedudukan
sebagai pembantu presiden semata. Perubahan besar dalam ketatanegaraan
Indonesia baru terjadi pada tanggal 14 November 1945, ketika Presiden
Soekarno melantik kabinet Syahrir I.

2. Parlementer

Anda mungkin juga menyukai