Anda di halaman 1dari 8

1.

Rhesus negative dan positif


Rhesus atau faktor rhesus adalah kadar protein khusus (Antigen D)
pada permukaan sel darah merah. Tidak semua orang memiliki protein pada
permukaan sel darah merahnya. Seseorang yang sel darah merahnya
terdapat protein tersebut berarti dinyatakan memiliki rhesus positif (biasa
ditulis Rh+).
2. Apa yang di maksud dengan rhesus
Golongan darah rhesus negatif menandakan bahwa Anda tidak
memiliki protein atau antigen faktor Rh pada permukaan sel darah merah.
Rhesus adalah suatu sistem penggolongan darah berupa POSITIF /
NEGATIF setelah A/B/AB/O yang umumnya sudah kita ketahui. Di Asia
(termasuk Indonesia) sebagian besar orang memiliki darah RHESUS POSITIF dan
sebagian kecil lagi memiliki darah RHESUS NEGATIF.

Memahami Karakteristik Golongan Darah A, B, AB,


dan O
Golongan darah tiap individu tidak sama. Perbedaan golongan darah
dikelompokkan dalam tipe A, B, AB, atau O. Status rhesus (Rh) darah pun
dibagi menjadi negatif dan positif. Perbedaan-perbedaan tersebut perlu
diperhatikan dalam penggunaan darah di dunia medis.
Baik bagi Anda untuk mengetahui karakteristik tersebut, mengingat darah memiliki
peranan yang sangat penting bagi tubuh.
Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen
pada sel darah merah dan plasma darah. Antigen berfungsi seperti tanda
pengenalan sel tubuh Anda. Ini supaya tubuh bisa membedakan sel tubuh sendiri
dari sel yang berasal dari luar tubuh. Jika sel dengan antigen yang berlawanan
masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan memulai perlawanan
terhadap sel yang dianggap asing tersebut dengan memproduksi antibodi.
Ada dua teknik yang dipakai untuk mengelompokkan darah, yaitu menggunakan
sistem ABO dan rhesus (Rh). Kedua sistem ini bisa sangat membantu jika Anda
ingin melakukan transfusi darah.
Melalui sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 tipe, yaitu A, B, AB dan O.

 Jika Anda memiliki golongan darah A, maka Anda memiliki antigen A pada sel
darah merah dan memproduksi antibodi untuk melawan sel darah merah
dengan antigen
 Jika Anda memiliki golongan darah B, maka Anda memiliki antigen B pada sel
darah merah dan memproduksi antibodi A untuk melawan sel darah merah
dengan antigen A.
 Jika Anda memiliki golongan darah AB, maka Anda memiliki antigen A dan B
pada sel darah merah. Ini juga berarti Anda tidak memiliki antibodi A dan B
pada plasma darah.
 Jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda tidak memiliki antigen A
atau B pada sel darah merah. Orang bergolongan darah O memproduksi
antibodi A dan B di plasma darah.
Dulu, pemilik golongan darah O bisa mendonorkan darahnya kepada siapa pun,
namun kini tidak lagi dianjurkan. Golongan darah O negatif kemungkinan memiliki
antibodi yang bisa menyebabkan reaksi serius selama transfusi darah berlangsung.
Sedangkan golongan darah O positif hanya boleh diberikan dalam situasi darurat,
yaitu jika pasien sedang terancam jiwanya atau persediaan tipe darah yang sesuai
tidak mencukupi.
Sebaliknya, golongan darah AB tergolong penerima universal. Kalangan ini bisa
mendapat transfusi darah dari jenis A, B, AB, atau O. Namun kalangan ini hanya
bisa mendonorkan darahnya kepada mereka dengan darah jenis AB saja.
Faktor resus (Rh) adalah jenis antigen yang ada pada sel darah merah. Jika darah
memiliki faktor Rh maka dikatakan resus positif, dan jika tidak memiliki faktor Rh
maka dikatakan resus negatif.
Orang yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darahnya kepada orang yang
memiliki status Rh negatif dan Rh positif. Pendonor dengan Rh positif hanya bisa
memberikan darahnya kepada orang dengan status Rh positif.
Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihat tabel di bawah ini.

Tabel Kecocokan Sel Darah Merah Pendonor dan Penerima

Pendonor
Penerima
O− O+ A− A+ B− B+ AB− AB+

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


O− Cocok
cocok cocok cocok cocok cocok cocok cocok

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


O+ Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok cocok cocok

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


A− Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok cocok cocok

Tidak Tidak Tidak Tidak


A+ Cocok Cocok Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok

Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


B− Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok cocok cocok
Tidak Tidak Tidak Tidak
B+ Cocok Cocok Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok

Tidak Tidak Tidak Tidak


AB− Cocok Cocok Cocok Cocok
cocok cocok cocok cocok

AB+ Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok Cocok

Selain mendonorkan sel darah merah, transfusi plasma darah juga kerap dilakukan.

Tabel Kecocokan Plasma Darah Pendonor


dan Penerima

Pendonor
Penerima
O A B AB

O Cocok Cocok Cocok Cocok

Tidak Tidak
A Cocok Cocok
cocok cocok

Tidak Tidak
B Cocok Cocok
cocok cocok

Tidak Tidak Tidak


AB Cocok
cocok cocok cocok

Dengan mengetahui karakteristik golongan darah, risiko Anda terkena komplikasi


akan berkurang. Ketidakcocokan Rh dan ABO pada saat transfusi darah bisa
menyebabkan reaksi serius yang bisa membahayakan nyawa. Mengetahui status Rh
darah juga penting bagi ibu hamil.

Pengaruh Golongan Darah Orang Tua kepada Anak


Golongan darah Anda dan pasangan akan menentukan golongan darah anak.
Namun perlu diingat bahwa golongan darah anak tidak selalu sama persis dengan
ayah atau ibu. Ada beberapa perpaduan golongan darah yang menghasilkan jenis
berbeda.
Berikut ini golongan darah yang kemungkinan dimiliki oleh anak Anda.

 Golongan darah O dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O.
 Golongan darah O dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
 Golongan darah O dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
 Golongan darah A dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.
 Golongan darah A dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O, A, B, atau AB.
 Golongan darah B dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah
tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.
 Golongan darah AB dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan
darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A atau B.
 Golongan darah AB dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan
darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau
AB.
 Golongan darah AB dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan
darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau
AB.
 Golongan darah AB dan AB. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan
darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau
AB.

Golongan darah ayah

A B AB O

A, B, AB, atau
A A atau O A, B, atau AB A atau O
O

A, B, AB, atau
B B atau O A, B, atau AB B atau O
Golongan O
darah ibu

AB A, B, atau AB A, B, atau AB A, B, atau AB A atau B

O A atau O B atau O A atau B O

Mengetahui golongan darah dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi
orang lain. Oleh karena itu, periksakanlah golongan darah Anda, jika Anda belum
mengetahuinya.
Golongan Darah Rhesus Negatif, Ini Faktanya
Golongan darah rhesus negatif menandakan bahwa Anda tidak memiliki
protein atau antigen faktor Rh pada permukaan sel darah merah. Selain
pengelompokan golongan darah A, B, AB, dan O, pengelompokan rhesus
darah, positif dan negatif, juga penting dari sisi medis.
Sebagai contoh, golongan darah rhesus negatif pada seseorang yang memiliki
golongan darah jenis A berarti memiliki antigen jenis A pada permukaan sel darah
merah, namun tidak memiliki antigen jenis Rh (Rh factor). Sementara, seseorang
bergolongan darah A positif akan memiliki keduanya, antigen jenis A dan faktor Rh.
Golongan darah rhesus negatif paling banyak ditemukan pada ras Kaukasia.
Diperkirakan sekitar 15% orang dari ras tersebut memiliki rhesus negatif. Rhesus
negatif paling jarang ditemukan pada ras Asia yaitu hanya sekitar 1% dari populasi
ras Asia.
Rhesus Negatif Cocok dengan Jenis Golongan Darah Apa Saja?
Walau darah memiliki kandungan yang sama, yaitu sel darah merah, sel darah putih,
platelet, dan plasma darah. Namun, mengetahui dengan pasti jenis golongan darah
Anda akan sangat membantu jika kelak transfusi darah diperlukan. Menerima jenis
darah yang berbeda dengan golongan darah yang Anda miliki dapat berakibat fatal.
Hal ini karena tubuh dapat membentuk antibodi untuk menangkal sel asing yang
berasal dari darah pendonor yang tidak cocok dengan golongan darah Anda.
Terbentuknya antibodi yang berada di dalam plasma darah Anda akan bergantung
pada jenis golongan darah yang Anda miliki. Contoh, pemilik darah golongan B akan
membentuk antibodi terhadap golongan darah A, karena pemilik golongan darah B
akan menganggap darah dari golongan darah A tersebut sebagai zat yang
berbahaya. Oleh karena itu, jika orang dengan golongan darah B mendapat transfusi
darah dari golongan A, tubuhnya akan langsung melawan sel darah merah tersebut.
Selain golongan A, pemilik golongan darah B juga tidak dapat menerima transfusi
darah dari golongan AB.
Anda hanya bisa mendapat transfusi darah dari golongan darah yang sama atau dari
golongan darah O rhesus negatif, dan setelah melalui proses yang
bernama crossmatching. Golongan darah O rhesus negatif tidak memiliki antigen A
atau B, dan faktor Rh pada permukaan sel darah merah, sehingga tubuh Anda tidak
membentuk antibodi untuk melawan sel darah tersebut.
Jadi untuk rhesus negatif, jika Anda pemilik golongan darah A, B, AB maupun O,
Anda hanya bisa menerima transfusi darah dari jenis darah yang memiliki antigen
serupa dengan darah Anda, dan tidak memiliki antigen jenis Rh atau faktor Rh.
Berikut penjabarannya:

 Darah golongan A rhesus negatif hanya bisa menerima darah dari A rhesus
negatif dan O rhesus negatif.
 Darah golongan B rhesus negatif hanya bisa menerima darah dari B rhesus
negatif dan O rhesus negatif.
 Darah golongan AB rhesus negatif hanya bisa menerima darah dari A rhesus
negatif, B rhesus negatif, AB rhesus negatif, dan O rhesus negatif.
 Darah golongan O rhesus negatif hanya bisa menerima dari O rhesus negatif.
Golongan darah O rhesus negatif disebut juga sebagai donor sel darah merah
universal karena tidak memiliki antigen A, B, dan faktor Rh. Namun, ia hanya bisa
menerima donor darah dari golongan O rhesus negatif saja.
Rhesus Negatif dan Kehamilan
Bumil yang tidak memiliki antigen jenis Rh (rhesus negatif) pada darahnya dengan
pasangan yang memiliki antigen Rh (rhesus positif) kemungkinan akan menurunkan
antigen Rh pada janinnya.
Jika terjadi ketidakcocokan rhesus ibu dan janin, tubuh sang Ibu dapat
mengembangkan antibodi terhadap jenis darah yang dimiliki oleh janinnya. Antibodi
terbentuk ketika sejumlah kecil darah ibu dapat tercampur dengan darah janinnya.
Tubuh Anda dapat membentuk reaksi kekebalan terhadap janin Anda sendiri. Ada
kemungkinan antibodi Anda akan melewati plasenta dan menangkal darah sang
bayi, menyebabkan janin mengalami anemia hemolitik yang akan berakibat fatal jika
tidak segera ditangani. Kondisi medis ini disebut juga penyakit rhesus.
Jika Anda memiliki golongan darah rhesus negatif, maka ada kemungkinan dokter
akan memberikan suntikan Rh immunoglobulin (RhIg) menjelang usia kehamilan 28
minggu dan sesudah persalinan. Konsultasikan kepada dokter jika Anda memiliki
golongan darah rhesus negatif dan ingin merencanakan kehamilan. Pemberian
suntikan RhIg mungkin tidak akan banyak membantu jika tubuh Anda telah
membentuk antibodi dari kehamilan sebelumnya.

Inkompatibilitas Rhesus

Inkompatibilitas rhesus adalah kelainan pada bayi baru


lahir akibat perbedaan golongan darah rhesus antara ibu dan anak.
Inkompatibilitas rhesus terjadi terjadi ketika janin memiliki golongan
rhesus positif, sedangkan ibunya bergolongan rhesus negatif.

Golongan darah rhesus tidak terlalu berpengaruh pada kondisi kesehatan seseorang
sehari-hari, namun akan berpengaruh pada saat kehamilan. Perbedaan golongan
darah rhesus pada janin dan ibunya akan menyebabkan bayi baru lahir mengalami
penyakit kuning dan kurang darah (anemia). Namun, kejadian inkompatibilitas
rhesus ini tidak terjadi pada anak pertama

Gejala Inkompatibilitas Rhesus


Gejala utama dari inkompatibilitas rhesus adalah penyakit kuning. Kulit dan mata
bayi akan tampak kekuningan akibat penumpukan bilirubin di dalam tubuhnya
(hiperbilirubinemia). Bilirubin merupakan zat yang dihasilkan saat sel darah merah
dihancurkan.
Selain penyakit kuning, inkompabilitas rhesus menyebabkan bayi menjadi lemas,
mengantuk terus, dan gerakannya menjadi lambat.
Kapan Harus ke Dokter
Jika calon ibu hamil memiliki golongan darah rhesus negatif (Rh-), sedangkan
pasangan memiliki golongan darah rhesus positif (Rh+), segera konsultasikan
dengan dokter kandungan untuk merencanakan kehamilan dan persalinan.
Perencanaan ini bertujuan agar tidak terjadi anemia hemolitik pada bayi yang
dilahirkan nantinya.
Untuk mengetahui golongan darah rhesus, calon ibu hamil dan pasangan dapat
melakukan tes golongan darah.

Penyebab Inkompatibilitas Rhesus


Inkompatibilitas rhesus dapat terjadi jika seorang ibu bergolongan darah rhesus
negatif, mengandung janin yang bergolongan darah rhesus positif. Perbedaan
golongan darah ini akibat ayah memiliki golongan darah rhesus positif. Meskipun
demikian, kasus inkompatibilitas rhesus cukup jarang ditemui.
Ibu hamil dengan kondisi tersebut baru membentuk antibodi terhadap rhesus setelah
kehamilan pertama. Inilah sebabnya kasus inkompatibilitas rhesus tidak terjadi pada
kehamilan pertama.
Sedangkan pada kehamilan kedua dan seterusnya, antibodi yang sudah terbentuk
dalam tubuh ibu akan menyerang darah bayi dengan golongan rhesus positif,
sehingga menyebabkan sel-sel darah bayi hancur.
Namun jika ibu rhesus negatif pernah terpapar golongan darah rhesus positif,
misalnya lewat transfusi darah, inkompatibilas rhesus dapat saja terjadi sejak
kehamilan pertama, karena sudah terbentuk antibodi sebelumnya.

Diagnosis Inkompatibilitas Rhesus


Diagnosis inkompatibilitas rhesus dapat dilakukan selama kehamilan atau sesudah
melahirkan. Selama masa kehamilan, tes yang dapat dijalani
adalah Coombs test. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah ibu hamil
kemudian diperiksa keberadaan antibodi rhesusnya. Coombs test akan
memberitahukan kadar antibodi terhadap rhesus di dalam darah ibu hamil, yang
berisiko masuk ke tubuh anak.
Setelah bayi lahir, bayi yang diduga menderita inkompatibilitas rhesus akan
menjalani tes darah. Tes darah pada bayi yang diduga mengalami inkompatibilitas
rhesus bertujuan untuk menghitung kadar bilirubin (zat yang membuat kuning),
jumlah sel darah merah dan strukturnya, serta antibodi terhadap rhesus.
Bayi yang mengalami inkompatibilitas rhesus akan memiliki kadar bilirubin yang
tinggi, terutama dalam 24 jam setelah lahir, akibat banyak sel darah yang hancur.
Selain itu, pada bayi yang mengalami inkompatibilitas rhesus, juga akan terdeteksi
antibodi terhadap rhesus di dalam darahnya.

Pengobatan dan Pencegahan Inkompatibilitas Rhesus


Fokus pengobatan dan pencegahan inkompatibilitas rhesus adalah mengurangi efek
penyakit tersebut kepada bayi. Untuk mencegah inkompatibilitas rhesus, dokter
dapat memberikan suntikan Rho saat ibu menjalani kehamilan pertama.
Pemberian Rho pada kehamilan pertama akan membantu mencegah sistem imun
ibu untuk membentuk antibodi terhadap rhesus. Pemberian Rho dapat dilakukan
pada waktu-waktu berikut:

 Setelah minggu ke 28 pada masa kehamilan pertama.


 Pada jam ke-72 setelah persalinan bayi dengan golongan darah rhesus
positif.

Dengan pencegahan ini, diharapkan sistem imun ibu tidak membentuk antibodi
terhadap rhesus, sehingga pada kehamilan kedua, tidak ada antibodi yang merusak
darah janin yang bergolongan rhesus positif.
Bila bayi baru lahir mengalami inkompatibilitas rhesus, bayi tersebut perlu ditangani
dengan:

 Pemberian transfusi darah untuk mengganti sel darah yang hancur.


 Pemberian cairan atau elektrolit untuk mencegah dehidrasi.
 Fototerapi untuk menguraikan zat bilirubin yang menumpuk pada kulit dan
organ tubuh bayi.

Transfusi darah dan fototerapi pada bayi dapat dilakukan berulang hingga gejala
reda dan kondisinya membaik. Pengulangan transfusi darah dan fototerapi
bergantung kepada tingkat keparahan kerusakan sel darah merah akibat
inkompatibilitas rhesus.

Komplikasi Inkompatibilitas Rhesus


Inkompatibilitas rhesus ringan dapat diobati dan bayi dapat sembuh. Akan tetapi
pada inkompatibilitas rhesus yang berat, dapat timbul komplikasi akibat kerusakan
sel darah merah, yaitu:

 Anemia berat.
 Gagal jantung.
 Kejang.
 Kerusakan otak pada bayi akibat penyakit kuning (kernikterus).
 Penumpukan cairan dan pembengkakan tubuh bayi.
 Gangguan mental.
 Kelainan saraf, seperti gangguan dalam bergerak, mendengar, atau
berbicara.

Anda mungkin juga menyukai