MODUL 2
Penyusun:
H. Andi Achruh AB. Pasinringi
Pokok-Pokok Materi
1. Pengertian dan hukum kurban
2. Ketentuan penyembelihan kurban
3. Pengertian dan hukum akikah
4. Ketentuan-ketentuan berkaitan dengan akikah
5. Hal-hal lain yang disyariatkan terkait akikah
6. Hikmah disyariatkan kurban dan akikah
Uraian Materi
dipahami dari kisah Qabil dan Habil, dua putra Nabi Adam a.s. yang bertengkar karena
kurban salah satunya tidak diterima. Kemudian pada masa Nabi Ibrahim a.s. dan
putranya yang bernama Ismail a.s. juga diperintah Tuhan untuk melakukan ibadah
kurban. Keduanya merupakan hamba Allah yang taat dan sangat pantas untuk
diteladani, karena dengan keikhlasannya dalam mengabdikan dirinya kepada Allah
swt. Syariat kurban ini bagi muslim adalah mengikuti syariat yang diajarkan Nabi
Ibrahim a.s. Di dalam al-Qur’an telah terdokumentasikan secara nyata ketika Nabi
Ibrahim a.s bermimpi menyembelih putranya yang bernama Ismail a.s. sebagai
persembahan kepada Allah swt. Mimpi itu kemudian diceritakan kepada Ismail a.s.
dan setelah mendengar cerita itu ia langsung meminta agar sang ayah melaksanakan
sesuai mimpi itu karena diyakini benar-benar datang dari Allah swt. Kisah terebut
diceritakan dalam QS al-Saffat: 102:
ِ ك فَانظحر ماذَا ََرى قَ َال َي أَب
ِ افْ َع ْْ َما َح َْْم حر َ َ َِِن إِِِّن أ ََرى ِِف الْ َمنَ ِام أ
َ َ ْ َ َّن أَ ْذ ََبح فَلَ هما بَلَ َغ َم َعهح ال هس ْع َي قَ َال ََي بحَه
ِ اَّلل ِمن ال ه ِ ِ
-١٠٢- ين َ صاب ِر َ َستَج حدِّن إن َشاء هح
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" (QS al-Saffat/37: 102).
Hari berikutnya, Ismail a.s. dengan segala keikhlasan hati menyerahkan diri
untuk disembelih oleh ayahandanya sebagai persembahan kepada Allah swt. dan
sebagai bukti ketaatan Nabi Ibrahim as. Kepada Allah swt., mimpi itu dilaksanakan.
Acara penyembelihan segera dilaksanakan ketika tanpa disadari yang di tangannya ada
seekor domba. Firman Allah swt:
ِ ك فَانظحر ما َذا َ رى قَ َال َي أَب
ِ افْ َع ْْ َما َ َ َ َ ْ َ َّن أَ ْذ ََبح َِِن إِِِّن أ ََرى ِِف الْ َمنَ ِام أ فَلَ هما بَلَ َغ َم َعهح ال هس ْع َي قَ َال ََي بحَه
ِ َِسلَما وَ لههح لِلْ َجب ِ اَّلل ِمن ال ه ِ ِ
َوََن َديْنَاهح أَ ْن ََي-١٠٣- ني َ َ ْ فَلَ هما أ-١٠٢- ين َ صاب ِر َ َح َْْم حر َستَج حدِّن إن َشاء هح
ِِ ِ ِ
- ني إِ هن َه َذا ََلحَو الْبَ ََلء الْ حمبِ ح-١٠٥- ني َ ك ََْن ِزي الْ حم ْحسن َ الرْؤََي إِ هَن َك َذل
ُّ ِ َ ْص هدقَ قَ ْد-١٠٤- إِبَْراه حيم
-١٠٧- َوفَ َديْنَاهح بِ ِذبْ ٍح َع ِظي ٍم-١٠٦
103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya
atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya); 104. Dan Kami panggillah dia:
"Hai Ibrahim; 105. Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesung-
guhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik; 106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata; 107. Dan Kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS al-Saffat/37: 103-107)
Perintah berkurban ini berlaku bagi setiap muslim yang mampu dan dilaksana-
kan satu kali dalam setahun, yaitu pada hari raya Idul Adha. Kurban hukumnya sunah
muakad atas orang yang memenuhi yaitu syarat-syarat yaitu Islam, merdeka (bukan
hamba), baligh lagi berakal, mampu untuk berqurban, kecuali kurban sebagai bentuk
nadzar maka itu wajib sebagaimana ibadah-ibadah keta’atan lainnya. Orang yang telah
4
mampu tetapi tidak melaksanakan kurban, tercela dalam pandangan Islam. Mereka
beralasan dengan firman Allah swt.;
ِ َ ف-1- اَن اعطنناك الكوثر
َ َ إِ هن َشانِئ-٢- ك َو ْاْنَْر
-٣- ك حه َو ْاْلَبََْتح َ ِِص ِِْ لَرب
َ
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak, Maka
dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah, Sesungguhnya orang-
orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS. Al-Kautsar: 1-3).
Sabda Nabi saw. pada salah satu hadis:
ِ ِ ٍ ِ ِ
» ب َعلَْي حك ْم
ْ َهح حر َوَل يح ْكت
ْ ب َعلَ هى الن ِِ َِعن ابْن َعبهاس َعن الن
َ قَ َال « حكت-صلى هللا عليه وسلم- هب
Rasulullah saw. Telah bersabda “aku diperintahkan menyembelih kurban dan
kurban itu sunah bagimu” (HR. Ahmad).
Dalam sabda Rasulullah saw. yang lainnya disebutkan:
ِول ه ِ ِ ِِ ِ
صلى هللا عليه- اَّلل ض هحى َر حس ح َ ِ ابْ َن عح َمَر َع ِن الض
َ هح َاَي أ ََواجبَةٌ ه َى قَ َال َ َع ْن حُمَ همد بْ ِن سري
ين قَ َال َسأَلْ ح
ُّ ت بِِه
.السنهةح ِِ ِ ِ
ْ َوالْ حم ْسل حمو َن م ْن بَ ْعده َو َجَر-وسلم
Dari Muhammad bin Sirrin berkata: Aku bertanya kepada Ibnu Umar tentang
kurban apakah dia wajib. Dia menjawab: Rasulullah saw telah berkurban dan
kaum muslim setelah beliau berlaku hukum sunnah. (HR. Ibnu Majah).
Namun demikian, bagi mereka yang mempunyai kemampuan untuk melaksana-
kan kurban tetapi tidak berkurban, mereka mendapat kecaman keras dari Rasulullah
saw. Hal ini disebutkan dalam hadis berikut:
من وجد سعة ول يضح فَل يقربنا ِف مساجدَن: عن أيب هريرة أنه قال
Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang memiliki kemampuan, tetapi tidak
berkurban, maka janganlah dia menghampiri tempat salat kami” (HR. al-
Daraquthniy)
Tempat salat kami dalam hadis di atas maksudnya masjid. Berdasarkan hadis ini,
orang yang telah mampu berkurban tetapi tidak melaksanakannya tidak boleh mende-
kati masjid. Ini menunjukkan bahwa berkurban bagi yang telah mampu sangat
dianjurkan. Mampu tidaknya untuk berkurban yang lebih tahu adalah diri kita masing-
masing. Hal ini pun menunjukkan sampai sejauh mana tingkat keimanan yang dimiliki
seseorang.
Orang yang memiliki keimanan kuat, tentu akan berikhtiar sekuat tenaga untuk
berkurban. Adapun orang yang lemah imannya, tidak akan berkurban walaupun sebe-
narnya dirinya mampu. Mereka akan mengeluarkan berbagai alasan agar dapat dinya-
takan tidak layak untuk berkurban. Namun, Allah lebih tahu apa yang sebenarnya. Para
ulama sepakat bahwa kurban nazhar hukumnya wajib dan Imam Syafi’i mengatakan
bahwa apabila kurban itu wajib, maka yang berkurban tidak boleh memakan daging-
nya, namun apabila ia sunnah ia boleh memakan dagingnya.
5
Usia dan keberlakuan hewan kurban tersebut berdasarkan beberapa dalil berikut
ini:
a. Dalil-dalil usia hewan kurban antara lain sebagai berikut
Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang artinya:
ِ ِ ِ َ ََ َل: قال رسو حل هللاِ صلى هللا عليه وسلم:عن جابِ ٍر قال
ذعة ْ ذَبح ْوا إهَل حمسنهة اهَلَ أن يه ْع حسَر َع ْلي
َ كم فَتَ ْذ ََبح ْوا َج َ َْ ح َ َْ
)ضأْ ِن (رواه اجلماعة اَل البخاري ِم َن ال ه
Dari Jabir ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kamu
menyembelih (hewan kurban), kecuali yang musinnah sekiranya tidak susah atas
kamu (dan jika susah) sembelihlah kambing. (HR. Abu Dawud)
Apakah yang dimaksud dengan musinnah? Untuk itu, perhatikan pendapat
ulama berikut. Menurut Ibn Malik, musinnah itu ialah yang telah cukup umur. Kalau
unta yang telah berumur lima tahun masuk tahun keenam, sapi yang telah berumur 2
tahun masuk tahun ketiga, domba atau kambing yang telah berumur 1 tahun.
b. Dalil-dalil keberlakuan setiap ekor hewan kurban, antara lain sebagai berikut:
كنا مع رسول هللا صلى هللا عليه و سلم ِف سفر فحضر النحر فاشَتكنا ِف البعري: عن بن عباس قال
عن عشرة والبقرة عن سبعة
Dari Ibn Abbas, ia berkata: “Dahulu Kami pernah bersama Rasulullah
dalam perjalanan, maka tiba waktu Idul Adha, lalu kami patungan menyembelih
unta untuk sepuluh orang dan sapi untuk tujuh orang dan. (HR. al-Nasai).
Hadis di atas menunjukkan bahwa satu ekor unta dapat dikurbankan untuk
sepuluh orang dan satu ekor sapi untuk tujuh orang. Dalam hadis yang lain disebutkan
bahwa satu ekor kambing boleh untuk satu orang dan anggota keluarganya:
ِول ه ِ ِ الضهحاَي َعلَى َع ْه ِد رس ِ َى َكيف َكان
َ ْ صا ِر ه
فَ َق َال َكا َن-صلى هللا عليه وسلم- اَّلل َح ََ َ ْوب اْلَن َسأَلْ ح
َ ُِّ أ َََب أَي
ِ ِِ ِ ِ الهرجْ ي
ت َك َما َ َرى
ْ ص َار
َ َهاس ف َ َض ِحى َِبلشهاة َعْنهح َو َع ْن أ َْه ِْ بَْيته فَيَأْ حكلحو َن َويحطْع حمو َن َح هت َ ب
اهى الن ح َححح
Dari Atha bin Yasar, ia berkata, “Aku bertanya kepada Abu Ayyub Al-Anshari:
“Bagaimana keadaan kurban di zaman Rasulullah saw.?” Ia menjawab: “Ada
seorang laki-laki di zaman Rasulullah saw. berkurban dengan seekor kambing
untuk dirinya dan keluarganya, lalu mereka memakannya dan membagikannya
sehingga orang-orang merasa bangga, dan demikianlah berlangsung sebagai-
mana yang kamu lihat sekarang.” (HR. Tirmidzi).
Berdasarkan hadis tersebut sebagian ulama memahami bahwa satu ekor kambing
atau domba cukup untuk satu orang. Tetapi mayoritas ulama berpandangan bahwa
makna dari hadis tersebut bahwa kurban satu ekor kambing hanya untuk seorang.
Hanya saja pahalanya bisa dibagi kepada orang lain. Jadi, dua hal ini harus dipisahkan,
antara kurban dan pahala. Dari sini pula kita dapat memahami bahwa hadis adakalanya
dapat langsung dipahami secara tekstual. Tetapi adakalanya pemahaman sebuah hadis
tertunda karena menuntut analisa dan kajian lebih mendalam, tidak sekadar tekstual.
2. Waktu dan Tempat Penyembelihan Hewan Kurban
a. Waktu yang syah untuk menyembelih hewan kurban adalah
1) Pada hari raya idul adha, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat idul Adha.
7
Ketentuan ini berdasarkan riwayat dari Al-Barra’ bin ‘Asib ra., ia berkata:
عن الّباء بن عازب رضي هللا عنهما قال خطبنا النيب صلى هللا عليه و سلم يوم اإلضحى بعد الصَلة
( من صلى صَلَنا ونسك نسكنا فقد أصاب النسك ومن نسك قبْ الصَلة فإنه قبْ الصَلة: فقال
) وَل نسك له
Rasulullah saw. berkhutbah kepada kami pada yaumun nahr (hari raya kurban)
setelah salat, beliau bersabda : “Barangsiapa yang salat seumpama kami salat
dan menyembelih seumpama kami menyembelih (yaitu setelah salat), maka
sungguh ia telah benar, dan barangsiapa yang menyembelih sebelum salat maka
itu daging kambing biasa, dan tidak ada kurban ntuknya”. (HR. al-Bukhari).
2) Pada hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah. Hal ini
berdasarkan sabda Nabi saw:
ات َعلَى َما َرَزقَ حهم ِِمن ََبِ َيم ِة ْاْلَنْ َع ِام فَ حكلحوا ِمْن َها َوأَطْعِ حموا ِلِي ْشه حدوا منَافِع ََلم وي ْذ حكروا اسم ه
ٍ اَّلل ِِف أَ هَيٍم همعلحوم
َ ْ َ ْ َ َ َ َ حْ َ َ ح
-٢٨- س الْ َف ِق َري ِ
َ الْبَائ
Supaya orang-orang yang beribadah haji dapat menyaksikan berbagai macam
kebaikan bagi mereka. Agar mereka juga menyebut nama Allah pada hari-hari
yang telah ditentukan. Kemudian mereka menyembelih hewan kurban berupa
ternak dari rezeki yang Allah berikan kepada mereka. (QS al-Hajj/22: 28)
Hari-hari yang telah ditentukan menurut penafsiran Ibnu Abbas adalah hari raya
penyembelihan (Idul Adha) dan tiga hari setelahnya. Hal berdasarkan sabda Rasulullah
saw.
» فَ َذ َكَر ِمثْلَهح َوقَ َال « حك ُّْ أ هََيِم الته ْش ِر ِيق َذبْ ٌح-صلى هللا عليه وسلم- هب ِ ٍِ ِ ِ
ِِ َِع ْن حجبَ ْري بْن حمطْعم َعن الن
Dari Jubair bin Muth’im berkata. Bersabda Nabi saw. seluruh hari Tasyriq
merupakan waktu penyembelihan. (HR. Ahmad)
Adapun bagi orang yang menyembelih hewan kurban sebelum salat Idul Adha
dinilai sebagai sembelihan biasa. Dengan kala lain, penyembelihan itu dinyatakan
bukan sebagai kurban. Untuk itu, orang tersebet hendaknya mengulangi menyembelih
hewan lagi setelah salat Idul Adha.
b. Tempat menyembelih sebaiknya dekat dengan tempat pelaksanaan salat Idul Adha.
Hal ini sebagai sarana untuk syi’ar Islam. Sabda Rasulullah saw.
كان رسول هللا صلى هللا عليه و سلم يذبح وينحر: عن َنفع أن ابن عمر رضي هللا عنهما أخّبه قال
َبملصلى
Nabi saw. Biasa menyembelih kurban di tempat pelaksanaan salat Id. (HR. al-
Bukhari).
3. Sunah Sewaktu Menyembelih Hewan Kurban
a. Disunnahkan, hewan kurban disembelih sendiri jika mudlahi (orang yang berkur-
ban) itu laki-laki dan mampu menyembelih, sebagaimana yang dilakukan oleh
Rasulullah saw. dalam hadis:
8
ضحى النيب صلى هللا عليه و سلم بكبشني أملحني أقرنني ذَبهما بيده ومسى وكّب: عن أنس قال
ووضع رجله على صفاحهما
Dari Anas ra ia berkata bahwa Nabi saw. berkurban dengan dua kambing kibasy
berwarna putih lagi panjang tanduknya, beliau menyembelihnya dengan tangan
beliau sendiri yang mulia seraya membaca basmalah, bertakbir, dan meletakkan
kaki beliau yang berkah di atas leher keduanya. (HR. al-Bukhari).
Apabila pemilik kurban tidak bisa menyembelih sendiri sebaiknya dia ikut
datang meyaksikan penyembelihannya sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Hajj/22:
28.
b. Disyariatkan bagi orang yang berkurban bila telah masuk bulan Dzulhijjah untuk
tidak mengambil/memotong rambut dan kukunya hingga hewan qurbannya
disembelih. Dalam hadits riwayat dari dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia
berkata: Rasulullah saw. bersabda:
ض ِِح َى فََلَ ََيَ ه
س َ قَ َال « إِ َذا َد َخ َْ الْ َع ْش حر َوأ ََر َاد أ-صلى هللا عليه وسلم- هب
َ َح حد حك ْم أَ ْن يح َع ْن أِِحم َسلَ َم َة أَ هن النِ ه
» ِم ْن َش َع ِرِه َوَلَ بَ َش ِرِه َشْي ئًا
Dari Ummu salamah bahwasanya Rasul Saw. bersabda, Apabila telah masuk 10
hari pertama (Dzulhijjah) dan salah seorang di antara kalian hendak berkurban,
maka janganlah mengambil rambutnya dan jangan pula mengambil kulit
(kuku)nya. (HR. Ibnu Majah).
c. Daging kurban sebaiknya dibagikan kepada fakir miskin masih mentahan, dengan
ketentuan sebagai berikut: 1/3 untuk yang berqurban dan keluarganya, 1/3 untuk
fakir miskin, dan 1/3 untuk hadiah kepada masyarakat sekitar atau disimpan agar
sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan. Tujuan pembagian ini untuk mengikat tali
silaturahim, dan sebagian untuk dirinya sendiri (yang berkurban). Pandangan
tersebut juga dikemukakan oleh Yusuf Qardhawi dan menambahkan bahwa sean-
dainya yang bersangkutan (pengurban) menyedekahkan seluruh daging kurbannya,
tentu hal itu lebih utama dan lebih baik lagi, dengan syarat ia harus mengambil
berkah, seperti makan hatinya atau lainnya. Rasul saw. bersabda:
صبِ َح هن بَ ْع َد اثلَ ِثة
ْ كمَ فَل يح
ِ
ْ ض هحى مْنَ َم ْن: قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم:لمة ب ِن اْلَ ْك َوِع قال َ َع ْن َس
حك ْلوا َوأطعِ حم ْوا:الع َام الْ َماض قال ِ ِ ِِ
َ ََي َر حس ْول هللا نَ ْف َع حْ ك َما فَ َعلْنَا: ام املحْقبِ حْ قاح ْلوا َ َوِ ِْف بَْيته مْنهح َش ْيٌ َ فَل هما َكان
الع ح
)ت أن َحعِْي نح ْوا فِْي َها (متفق عليه هاس َج ْه ٌد فَ َأرْد ح ِ الع َام َكان َِبلن
َ ْك
ِ ِ
َ َوأ هد ِخ حرْواَ فأ هنَ ذل
Dari Salamah Ibn al-Akwa’ berkata: Nabi saw. bersabda barang siapa di antara
kamu sekalian berkurban maka janganlah menyimpan sesuatu pun (dari daging
kurban) setelah tiga hari. Kemudian pada tahun berikutnya para sahabat
bertanya: Wahai Rasulullah apakah kami melakukan seperti tahun lalu?
Rasulullah bersabda, ”Makanlah (dari kurban mu), dan berilah orang-orang, dan
simpanlah, sesungguhnya pada tahun yang lalu itu orang-orang mendapat
kesusahan, maka aku ingin kamu menolong mereka”. (Muttafaq ‘Alah).
9
d. Penyembelih hewan kurban atau pengurus kurban boleh saja menerima daging
kurban sebagai, tetapi bukan upah sebagai upah menyembeli atau mengurus. Dalam
suatu hadits riwayat Ali bin Abu Thalib yang berbunyi:
هَ بِلَ ْح ِم َها َو حجلح ْوِد َها ِِ
َ ََ َأمَرِّن رسو ل هللا صلى هللا عليه وسلم أنَ أقح ْوَم َعلى ب ْدنه َوأ ْنَ أ: عن علي قال
َ صد
)“ َْْن حن نح ْع ِطْي ِه ِم ْن ِعنْ ِد ََن ” (متفق عليه: َو ِاجلَتِ َها َوأ ْن ََلأ ْحع ِطي ا ْجلَهز َار ِمْن َها قَال
Dari Ali r.a. berkata, “Rasulullah saw. menyuruhku untuk menangani unta
kurban dan membagikan kulit dan penutup tubuhnya (kain yang dipakaikan pada
hewan kurban), serta melarangku memberikan kepada si penjagal sesuatu dari
padanya. Beliau berkata “kita memberi dia upah dari kita sendiri”. (HR.
Muttafaq ’alaih).
e. Demikian pula dilarang menjual daging kurban, sebagaimana dengan sabda Nabi
saw:
ِ ِ ِ ِ ِ ِ اح ِى فَ حكلحوا وََص هدقحوا و
ِ « وَلَ ََبِيعوا حُلوم ا َْل ْد ِى واْل
استَ ْمتعحوا ِبحلحود َها َوإِ ْن أحطْع ْمتح ْم م ْن حُلحوم َها َشْيئاً فَ حكلحوهح
ْ َ َ َ ِ َض َ َ َ ََ ح ح
.» إِ ْن ِشْئ تح ْم
Janganlah engkau menjual daging denda haji dan kurban. Makanlah dan
sedekhakanlah serta ambillah manfaat dari kulitnya. Janganlah engkau
menjualnya (HR. Ahmad).
4. Cara Penyembelihan Hewan Kurban
a. Hewan yang akan dikurbankan dibaringkan ke sebelah rusuknya yang kiri dengan
posisi mukanya menghadap ke arah kiblat, diiringi dengan membaca doa
“Robbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii’ul ‘aliim.” (Ya Tuhan kami,
terimalah kiranya kurban kami ini, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui).
b. Penyembelih meletakkan kakinya yang sebelah di atas leher hewan, agar hewan itu
tidak menggerak-gerakkan kepalanya atau meronta.
c. Penyembelih melakukan penyembelihan, sambil membaca : “Bismillaahi Allaahu
akbar.” (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar). Dapat pula ditambah bacaan
salawat atas Nabi saw. Para penonton pun dapat turut memeriahkan dengan gema
takbir “Allahu akbar!”
d. Kemudian penyembelih membaca doa kabul (doa supaya kurban diterima Allah)
yaitu : “Allahumma minka wa ilayka. Allahumma taqabbal min …” (sebut nama
orang yang berkurban). (Ya Allah, ini adalah dari-Mu dan akan kembali kepada-
Mu. Ya Allah, terimalah dari…. )
5. Fungsi Kurban
Ibadah kurban selain bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan
memperoleh keridaan-Nya, juga sebagai ibadah sosial dengan menyantuni kaum
lemah. Daging kurban sebaiknya dibagikan kepada fakir miskin. Fungsi Kurban antara
lain:
1. Pengamalan dan pelaksanaan perintah Allah swt.
2. Mendidik jiwa kearah taqwa dan mendekatkan diri kepada Alah swt.
10
3. Mengikis sifat tamak dan mewujudkan sifat murah hati mau membelanjakan
hartanya dijalan Allah swt.
4. Menjalinkan hubungan kasih sayang sesama manusia terutama antara golongan
berada dengan golongan yang kurang bernasib baik
5. Sebagai mediator untuk persahabatan dan wujud kesetiakawanan sosial.
6. Ikut meningkatkan gizi masyarakat.
Dari Amru bin Syuaib dari bapaknya, dari kakeknya berkata: Rasul saw. bersabda,
Barang siapa di antara kalian yang ingin beribadat tentang anaknya kendaklah
dilakukannya, untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang sama umurnya dan
untuk anak perempuan seekor kambing. (HR. Ahmad).
Yahya bin Sa’id Al-Anshari (guru Imam Malik) berkata; “Aku berjumpa dengan
generasi (para sahabat). Mereka tidak pernah meninggalkan akikah, baik untuk anak
laki-laki maupun anak perempuan.”
Disyariatkan akikah lebih merupakan perwujudan dari rasa syukur akan
kehadiran seorang anak. Sejauh ini dapat ditelusuri, bahwa yang pertama dilaksanakan
akikah adalah dua orang saudara kembar, cucu Nabi Muhammad saw. dari perkawinan
Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, yang bernama Hasan dan Husein. Peristiwa ini
terekam dalam hadits di bawah ini,
Dari Muhammad bin Ali bin al-Husain berkata: Fatimah Binti Rasulullah SAW
(setelah melahirkan hasan da husain) mencukur rambut Hasan dan Husain
kemudian ia bersedekah dengan perak seberat timbangan rambutnya.” (HR.
Imam Malik dan Imam Ahmad).
3. Men-tahnik-nya, (yaitu mengunyah kurma sampai lembut lalu meletakkanya
pada rongga mulut bagian atas si bayi seraya mengoles-ngolesnya), berdasarkan
hadis al-Bukhari dan Muslim, dan sebaiknya yang melakukan adalah orang yang
saleh.
ولد يل غَلم فأَيِ به النيب صلى هللا عليه و سلم فسماه إبراهيم: عن أيب موسى رضي هللا عنه قال
فحنكه بتمرة ودعا له َبلّبكة
Dari Abu Musa r.a. berkata, “Aku melahirkan seorang anak laki-laki, lalu aku
bawa kepada Nabi saw., beliau menamainya dengan nama 'Ibrahim' & beliau
mengunyahkan kurma untuknya, dan mendoakan baginya berkah untuknya.”
(HR. al-Bukhari).
4. Mengolesi kepala si bayi dengan minyak wangi sebagai pengganti apa yang
dilakukan oleh orang-orang jahiliyah yang mengolesi kepala si bayi dengan
darah hewan akikah. Kebiasaan mereka ini tidaklah benar, sehingga syariat
Islam meluruskannya dengan cara mengoleskannya minyak wangi di kepalanya.