Anda di halaman 1dari 12

AmirMu'aliim. Masiahah Mursalah: Ruh Hukum Administrasi ...

Masiahah Mursalah: Ruh Hukum Administrasi


Negara dalam Perspektif Islam
Amir Mu'aliim

Abstract

The spirit ofState Administration isextremelyidentical tothe concept ofmasiahah mursalah


on the methodology ofdetermining ofIslamic Law itself. The crucial role taken partbythe
Law ofStateAdministration is also taken bymasiahah mursalah.

Pendahuluan

Pemerintah mempunyai keluasan dalam ditengarai oleh Fraksi Reformasi saat Sidang
menentukan kebijakan, menguasai dan Tahunan Agustus 2003), dan kasus lama yang
mengatur masyarakat dengan menetapkan masih menyisakan permasalahan adalah
peraturan-peraturan, mengambll keputusan- kasus pembangunan Waduk Kedungombo di
keputusan, menciptakan serangkaian Jawa Tengah. Kasus yang lain dan temiasuk
kebijaksanaan (policy) serta menjalankan akut adalah penyalahgunaan wewenang
tindakan-tindakan yang bersifat penegakan kekuasaan seperti praktik korupsi, kolusi dan
hukum dan kekuasaan negara. Hal ini nepotisme (KKN).
membuka kemungkinan tindakan pemerintah Pemerintah dengan administrasi negara-
(administrasi negara) keluardari batas-batas nya mempunyai kecenderungan melintasi
kewenangan yang telah diberikan cleh hukum. batas-batas yang diberikan hukum. Hal ini
Contoh adanya kemungkinan administrasi disebabkan titik berat administrasi negara
negara keluar dari batas-batas kewenangan dalam mencapai tujuan kadang mengorbankan
antara lain kasus penjualan saham Indosat, hukum yang justru seharusnya dijadikan
pembelian pesawat Sukhoi dan dugaan pedoman penyelengaraan administrasi
'kebijakan' pemerintah terhadap pengusaha- negara.^ Di samping itu, pelanggaran hukum
pengusaha yang dekat istana (sebagaimana oleh administrasi negara juga terjadi tidak

' Zainal Muttaqin, "Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Administrasi Negara dalam Negara
Hukum Pancasila dan UUD 1945", dalam SF. Marbun dkk. (Peny.), Dimensi-dimensi Hukum Administrasi
Negara (Yogyakarta: Ull Press.2001), him. 151.

71
hanya oleh sikap dan tindakannya melainkan dan cperasionalisasi pelaksanaan tugas dan
juga oleh hukum Itu sendiri yang secara fungsi keadminlst.asian oleh pihak administrasi
materiil kurang benar. Hal in! sebagaimana negara'.^
diungkap Sjachran Basah,^ bahwa "sikap Secara detail. Hukum Administrasi Negara
tindak admlnistrasi negara yang melanggar mempunyai konsepsi pertanggungjawaban
hukum bisa jadi terletak pada pelaksanaan atas sikap-tindak berdasarkan batas atas
yang salah, padahal hukumnya benar dan (administrasi negara) dan batas bawah (warga).
berharga. Sedangkan sikap tindak Hal ini secara tersirat telah menunjukkan
administrasi negara yang menurut hukum adanya jalinan fungsional antara kedaulatan
bukanlah pelaksanaan yang salah, melainkan hukum dan kedaulatan rakyat. Batas atas
hukum itu sendiri yang secara materiil tidak mencerminkan kedaulatan hukum, di mana
benar dan tidak berharga." sikap tindak administrasi negara tidak boleh
Hal-hal tersebut di atas menuntut adanya bertentangan dengan hukum yang beriaku.
perangkat norma yang menjaga keseimbangan Bahkan, setiap sikap tindak haruslah bersumber
antara tugas dan kewenangan administrasi dan berdasarkan hukum. Sedangkan batas
negara dan sikap dan tindak melayani dan bawah mencerminkan kedaulatan rakyat, di
mengayomi warga sesuai dengan prinsip mana sikap tindak administrasi'negara tidak
hukum. Hukum Administrasi Negara (HAN) boleh melanggar hak dan kewajiban warga.
mengambil peranan penting dalam menjaga Di samping itu. sikap tindak itu harus
keseimbangan tersebuL Harapannya, Hukum mencerminkan upaya-upaya yang
Administrasi Negara akan berfungsi mengutamakan kepentingan dan kesejahteraan
memperiancar tugas penyelenggaraan negara rakyat (umum). Berbagai keputusan dan
dan memberikan jaminan hukum terhadapnya kebijaksanaan administrasi negara harus
dan di lain pihak melindungi warga dari sikap merakyat; mengandung kepentingan rakyat.
dantindak administrasi negarayang meruglkan. Pada satu sisi, adanya hubungan fungsional
Dengan adanya Hukum Administrasi Negara, antara kedaulatan hukum dan kedaulatan
• pihak yang menangani administrasi negara rakyat tersebut, dapat mencegah terjadinya
diharapkan mengetahui batas-batas dan penyalahgunaan kekuasaan/tindakan
hakikat ttekuasaannya, tujuan dan sifat-sifat sewenang-wenahg dari administrasi negara.^
kewajiban. juga bentuk-bentuk sanksinya Berkaitan dengan Hukum Administrasi
apabila mereka melakukan peianggaran Negara sebagai seperangkat norma yang
hukum. Dengan kata lain, Hukum Administrasi mengatur, dan memungkinkan administrasi
Negara berfungsi sebagai pengendali disiplin negara untuk menjalankan fungsinya dan

' Sjachran Basah, "Perlindungan Hukum Terhadap Sikap Tindak Administrasi Negara," Pidalo Orasi
JImiah, Dies Natalis XXIXUniversilas Padjajaran Bandung. 1986. him. 4.
^Budi, Ispriyarso, "Hubungan Fungsional Antara Kedaulatan Rakyat dan Kedaulatan Hukum Terhadap
Perkembangan Hukum Administrasi Negara' dalam SF. Marbun dkk. (Penyun^ng). op.cit, him. 23.
*Ibid., him. 33.

72 JURNAL HUKUM. NO. 24 VOL. 10. SEPTEMBER 2003: 71 - 62


Amir Mu'allim. Maslahah Mursalah: Ruh Hukum Administrasi ...

melindungi warga terhadap sikap-tindak menguatkan kepada saksi dan lebih dekat
administrasi negara yang merugikan, berikut kepada tiada keraguan, kecuali pemiagaan
ini teiaah Hukum Administrasi Negara dalam yang tiada berjanji yang terjadi di antara
perspektif islam. kamu, maka kamu tiada berdosa, jika tidak
kamu tuliskan. Persaksikanlah apabila
kamu jual-beli. Janganlah diperberati
Embrio Hukum Administrasi Negara
penuiis dan saksi itu. Jika kamu perbuat,
dalam A! Qur'an dan Sunnah
niscaya kamu menjadi fasik. Takutlah
Dalam surat a! Baqarah ayat (282) kepada Allah SWT dan Allah mengajarkan
disebutkan; kepadamu. Dan Allah SWT Maha
"Hai orang-orang yang beriman, apabila Mengetahui tiap-tiap sesuatu."
kamu bermuamalah tidak secara tunai Ayat panjang ini memberikan makna akan
untuk waktu yang ditentukan hendaklah pentingnya administrasi dalam berinteraksi
seorang penuiis di antara kamu .{ber-muamaiah), agar tidak terjadi
menuliskannya dengan benar. Dan ketidakadilan dalam interaksi tersebut.
janganlah penulls enggan menuliskannya Konteks ayk tersebut mengungkap tentarc
sebagaimana Allati SWT telah pentingnya mengadakan pencatatan atau
mengajarkannya, maka hendaklah ia •administrasi dalam hutang-piutang dan tidak
menulis; dan hendaklah orang yang menganjurkan untuk jual-beli yang langsung
berutang membacakan (akan hutangnya selesai. Artinya, prinsip ayat tersebut adalah
kepada penulls) dan hendaklah ia takut menghindari ketidakadilan atau kedzalimen
kepada Allah SWT, Tuhannya, dan dalam mu'amalah. Prinsip ayat ini sejaian
janganlah dikurangkan hak orang dengan prinsip muncuinya Hukum
sedikitpun. Kalau orang yang bemtang itu Administrasi Negara, yaitu menghindari
bodoh, lemah atau tiada kuasa ketidakadilan dankedzaliman (keseimbangan/'
membacakan, hendaklah walinya adil) antara administrasi negara yang
membacakan dengan keadilan. mempunyai keluasan kewenangan dengan
Persaksikanlah piutang itu dengan dua hak masyarakat dilayani dan tidak dirugikan.
orang saksi laki-laki dan jika tidak adadua Ayat lain, yang se-ruh dengan ayat di atas
orang laki-laki, cukuplah seorang laki-laki
adalah surat asySyu'ara ayat (151-152),
dan dua orang perempuan di antara or- "Dan janganlah kamu mentaati perintah
ang-orang yang kamu sukai menjadi orang-orang yang melewati batas, yaitu
saksi-saksi, karenajika lupasalah seorang orang yang membuat kerusakan di muka
diantara keduanya, teringat oleh yang lain. bumi dan tidak mengadakan perbaikan."
Janganlah saksi-saksi itu enggan, bila Ayat ini secara tegas memerintahkan
mereka dipanggil orang. Janganlah kamu jangan mentaati orang yang melewati batas.
menuliskan piutang, baik sedikit maupun Orang-orang yang melewati batas termasuk
banyak, hingga sampai janjinya. Demiklan di dalamnya adalah administrasi negara yang
itu lebih adil di sisi Allah SWT dan melampaui wewenangnya. Walaupun tidak

73
dipungkiri bahwa ayat tersebut mempunyai merujuk kepada a! Quran dan as Sunnah.
konteks meiewati batas dari hukum yang Penyelesaiin persengketaan ini
dilelapkan oleh Allah SWT. ditumpukan kepada Qadii, yang oleh para
Ayat yang lain yang mengandung prinsip- fuqaha menyebutnya dengan Qadii Madzalim.
prinsip hukum administrasi negara adalah Qadll Mazhalim diangkat untuk
Suratan Nisa' ayat (59); menyeiesaikan setiaptindak kedzaliman yang
"Wahai orang-orang yang beriman, dilakukan oleh negara terhadap masing-masing
taatilah Allah dan rasul-Nya serta Uli! Amri individu yang hidup di bawah kekuasaan daulah
(pemegang kekuasaan) di antaramu. Bila Islam.® Fuqaha juga menyinggung adanya
kamu sekallanbersellsih tentang sesuatu, lembaga yang menangani persengketaan
maka kemballkanlah sesuatu itu kepada tentang keabsahan undang-undang dalam
• Allah (al Quran) dan Rasul-Nya (as kacamata syariah, yaitu Mahkamah Mazhalim,
Sunnah), bila kamu benar-benar beriman atau menurut istilah modern disebut
kepada Allah dan hari akhir. Demikian Itu • Mahkamah Tertinggi Negara. Al Mawardi®
leblh balk dan lebih bagus akibatnya." mengemukakan bahwa di antara tugas-tugas
Ayat in! mengindikasikan bahwa akan pokok Qadii Mazhalim adalah memeriksa
terjadl perselisihan antara pemerintah (dalam kasus yang tidak dapat ditangani oleh Qadii
konteks ini administrasi negara) dengan warga Hisbah^ tentang kepentingan-kepentingan
negara, dan penyelesaiannya adalah dengan umum, kemungkaran pejabat yang dilakukan

®Qadii Mazhalim didefinisikar. berdasarkan hadis yang telah diriwayatkan dari Nab! SAW, bahwa beliau
lelah menjadlkan suatu perkara yang dilakukan oleh penguasa dalam memerintah rakyat dengan carayang
tidak dibenarkan sebagai perkara yang dzallm. Dari Anas yang mengatakan: 'Pada masa rasulullah harga-
harga meiambung tinggi." Lalu mereka proles: "Wahai Rasululah kalau saja harga ini engkau tetapkan." Kemudian
Rasulullah bersabda: "Sesunguhnya Allah-lah Yang Matia Mencipta, Maha Menggenggam, Maha Melapangkan,
Yang Maha Pemberi Rizki, Yang Berhak Menetapkan harga ini. Dan aku betui-belul ingin menghadap Allah
Azza wa Jalla tanpa seorang pun yang menuntutku karena kezaliman yang telah aku lakukan terhadap dirinya.
baik dalam hal darah (pidana) maupun harta (perdata)" (HR. Imam Ahmad). Penelapan harga bukaniah hak
Nabi, oleh karenanya Nabi SAW menolak melakukan yang bukan haknya. Lihat Taqiyuddin An Nabhani,
SistemPemeritahan Islam: Dokirin Sejarah dan Realitas Empirik, penerjemah Moh. Maghfur (Bangil: Al Izzah,
1997),him. 263-264.
®Al Mawardi, Al Ahkam As Sulthaniyah wa WilayatAd Diniyyah (Beirut: Oar Al Kulub Al llmiyyah. 1985/
1405), him. 104. Dalam Muhammad Ahmad Mufti dan Sam! Shimih Al Wakil. FormulasiSyari'ah dalam Kehidupan
Bemegara: Suatu StudlAnalisis (Yogyakarta: Media Pustaka llmu, 2002), him. 72.
^Qadii hisbah, yaitu hakim yang bertugas memutuskan semua perkara yang menyangkul hak umum.
Definisi qadii hisbah diambil dari hadis "Shubratut Tha'am' (Cnggokan Makanan); Ketika Rasulullah SAW
menemukan di bagian bawah onggokan makanan terdapat sebagian yang basah, lalu beliau memenntalikan
agar yang basah tersebut diletakkan di bagian atas, sehingga bisa dilihalorang Hal iiu meliputi semua hak yang
sejenis.namunt^akmencakup perdata maupun pidana Uhnt Taqiyuddin An Nabhani op d! him ?hC

74 JURNaL hukum. no. 24 VOL 10. SEPTEMBER 2003- 71 - 82


Amir Mu'allim. Maslahah Mursalah: Ruh Hukum Administrasi ...

secara terang-terangan yangsulit dihilangkan, Benih Hukum Administrasi Negara ,:i?


dan penyalahgunaan kekuasaan serta dalam Sejarah Peradaban Muslim
perampasan hak yang tidak mampu ditolak.
Benih administrasi negara dalam Islam
Qadii Mazhalim berwenang mengadili para
dapat dicermati dalam praktek Nabi
pejabat dan orang-orang yang berkuasa {uHl
Muhammad SAW, saat sudah di Madinah,
amn) dalam masyarakat Islam, berwenang
beliau mengangkat pegawai-pegawai
menguji konstitusi negara dan keabsahan
administrasi; Ali bin Abi Thalib adalah penulis
undang-undang (yang telah dilegalisasi oleh
perjanjian, apabila Nabi mengadakan
khalifah) di mata syariah Islam. QadIi
peijanjian, serta penulis perdamaian apabila
mazhalim berwenang mewajibkan khalifah
Nabi mengadakan perdamaian. Haris bin Auf
{ulii amri} untuk menarik kemball peraturan
A! Mari bertugas membawa cincin yang
yangterbukti keliru atau bertentangan dengan
menjadi stempel negara, Mu'aiqib bin
syariah Islam. Artinya, lembaga ini merupakan
Fatimah sebagai penulis rampasan perang
jaminan untuk mencegah munculnya
{ghanimah), Hudzaifah bin Al Yaman bertugas
kediktatoran individu atau penyalahgunaan
mencatat penghasilan tanah Hijaz. Abdullah
wewenang khalifah dalam menetapkan
bin Arqam menjadi pencatatjumlah penduduk
hukum.
dan jumlah kabilah beserta jumlah air yang
Prinsip-prinsip Hukum Administrasi
mereka butuhkan.
Negara tersebut diperjelas oleH hadis Nabi
Benih Hukum Administrasi Negara dalam
Muhammad SAW {tafsir al Qur'an bil sunnah)
masa Nabi (selain mengenai QadIi Madzallm
bersabda: "Setiap muslim wajib mendengar
di atas) dapat dilihat dari kekuatan hukurn
dan mentaati (pemlmpin) dalam hal yang
agama yang berlaku berdasarkan al Quran
disenangi atau dibencinya, kecuali bila ia
yangdipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW.
diperintah berbuat maksiat, maka (pemimpin
Agama, dengan tujuan intinya sebagai
itu) tidak usah didengar dan ditaati."® Hadis ini
kemaslahatan umat manusia dan alam
memberi pengertiM bahwa dalam administrasi
semesta, saat itu menjadi patokan utama
negara dilaksanakan bukan dengan tanpa
dalam sikap, perilaku semua umat muslim,
batasan, namun ada batasan-batasan yang
termasuk di dalamnya sikap dan tindak
tidak boleh dilanggar, dalam konteks hadis Ini
administrasi negara. Secara otomatis, sikap
adalah maksiat (melanggar hukum Allah
dan tindak administrasi negara terkoreksi
SWT). Dalam Islam peraturan perundangan
dengan kekuatan hukum agama,- yang salah
dibuat untuk memecahkan problem aktivitas
satunyaketaatan kepadau/Z/amrf (sebagaimana
manusia dan menjelaskan hukum perbuatan
hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah di atas)
itu apakah wajib. mubah, haram dan Iain-lain.
dengan batasan selama tidak maksiat
(melanggar agama). Seluruh hukum yang
ditetapkan oleh Allah SWT (baik berupa

' Sunan IbnuMajah, Juz II, hadis No. 2894,him. 148.

75
perintah maupun larangan) atas hambanya mereka. Imam Bukhari dan Imam Muslim
mengandung maslahah. Al Quran menegaskan telah meriwayatkan dari Abl Hamid AsSaa'idi:
bahwa terutusnya Nabi Muhammad SAW "Bahwa Rasulullah SAW telah mengangkat
adaiah untuk rahmat seluruh alam {rahmatan Ibnu Lutbiyah sebagai amil untuk mengurusi
HI 'alamin). Artinya seluruh hukum-hukum yang zakat Bani Sulaim, maka tatkala dia datang
mengacu pada al Quran mempunyai niiai lagi dihadapan rasulullah SAW dan beliau
maslahah untuk seluruh alam semesta. menanyainya, dia berkata: "Ini untukmu (ya
Hal ini terlihat dari kepedulian Nabi untuk Rasul), sedangkan ini merupakan hadiah, yang
mencari tahu tentang keadaan para wall dan telahdihadiahkan kepadaku." Beliau bersabda,
amil. Beliau juga memperhatikan informasi- "Mengapa engkau tidak duduk di rumah bapak
informasi tetang mereka yang disampaikan dan rumah ibumu, sampai hadiahmu datang
kepada beliau. Beliau pernah sendiri kepadamu, jika engkau memang jujur."
memberhentikan Ila' bin Al Hadhrami dari Rasulullah SAW kemudian berdiri dan
jabatannya sebagai amil di Bahrain, karena berkhutbah dihadapan orang, memuji Allah
ada utusan dari Afadi Qais yang mengadukan dan mengagungkan-Nya. lalu bersabda:
kepada Nabi. ibnu Sa'adalah mengatakan: Amma ba'du.Aku telahmengangkat seseorang
"Kami diberitahu oleh Muhammad bin Umar di antara kalian sebagai amil untuk mengurusi
yang mengatakan: "Saya diberitahu ... dari urusan-urusan yang telah diserahkan Allah
mru bin Auf, wakil baniAmir bin Luayyi bahwa kepadaku. Kemudian salah seorang di antara
Rasulullah SAW telah mengirim Ila' bin Al kalian itu datang danmengatakan "Ini untukmu
Hadhrami ke Bahrain, kemudian dan ini adaiah hadiah yang dihadiahkan
memberhentikannya dari Bahrain. Lalu Beliau kepadaku." Apakah tidak sebaiknya dia duduk
mengirim Abban bin Sa'id sebagai amil di saja di rumah ayah dan rumah ibunya sampai
Sana." Muhammad bin Umar mengatakan: hadiah itu datang sendiri kepadanya, jika dia
"Rasulullah SAW telah menuiis kepada Ila' bin memang jujur. Demi Allah, salah seorang di
Hadhrami agar mengirimkan duapuluh orang antara kalian tidak boleh mengambil harla
dari Abdu Qais kepada beliau. Maka iapun tersebut dengan caratidak benar, kecuali kelak
mengirimkan duapuluh orang kepada beliau. pada hari kiamat dia pasti akan menghadap
Mereka dipimpin oleh Abdullah bin AufAl Asyaj. kepada Allah dengan memikulnya. Ketahuilah,
Kedudukan Ila' bin Hadhrami kemudian pasti akan aku saksikan apa yang. telah
digantikan oleh Mundzlr bin Saawi. Delegasi ditetapkan oleh Allah, seorang dengan
tersebut mengadukan lla' bin Hadhrami. membawa unta yang bersuara, atau sapiyang
Rasulullah pun memberhentikannya. dan bersuara, atau kambing yang bersuara
mengangkat Abban bin Sa'id bin Al 'Ash. Dan (hewan yang sudah besar). Orang itu
beliau bersabda kepadanya, "Mintalah nasihat kemudian mengangkat tangannya hingga
kebaikan kepada Abdi Qais. dan muliakaniah engkau melihat pulih kedua ketiaknya.
bangsawannya." Ketahuilah, apakah aku sudah menyampaikan?"
Nabi pun selalu memenuhi krilik yang imam Abu Dav^ud juga telah meriwayatkan
ditujukan kepada amil beliau. Beliau juga dari Buraidah dari Nabi SAW bersabda: "Siapa
mengontrol anggaran dan pengeluaran saja yang telah kami angkat menjadi amil.

76 JURNAL HUKUM: NO. 24 VOL 10. SEPTEMBER 2003: 71 - 82


Amir Mu'allim. Maslahah Mursalah: Ruh Hukum Administrasi ...

untuk melaksanakan tugas tertentu, kemudian berkisar sekitar tiga masalah tersebut. Dalarn
kami bayar dengan bayaran tertentu, maka perkembangannya, kecenderungan negara
harta yag diperoleh di luar itu tidak ada lain yang turut campur dalam pelbagai aspek
hanyalah harta ghulul (harta haram)." kehidupan masyarakat, membawa ruang
Sebagaimana pengertian Hukum lingkup Hukum Administrasi Negara menjadi
Administrasi Negara yang disimpulkan oleh luas dan kompleks."
BudI Ispriyarso® daribeberapa telaah terhadap Namun paling tidak pengklasifikaslan
pengertian Hukum Administrasi Negara, yaitu Hukum Administrasi Negara yang dilakukan
inti Hukum Administrasi Negara adalah oleh Prajudi Atmosudirjo" menjadi Hukum
bagaimana administrasi negara menjalankan Administrasi Negara heteronom dan Hukum
fungsi dan tugas-tugasnya; dan sebagaimana Administrasi Negara otonom memudahkan
keslmpulan yang diambil oleh Rusli K. untuk membatasi ruang lingkup Hukum
Iskandar,^® bahwa pada dasarnya Hukum Administrasi Negara. Menurutnya, Hukum
Administrasi Negara menyangkut perhubungan Administrasi Negara Heteronom adalah
antara negara (pemerintah) dengan warga merupakan hukum yang mengatur seluk-
masyarakat yang diperitah; maka ayat-ayat a! beluk administrasi negara, yag mencakup
Quran dan Sunnah di atas cukup representatif tentang; (1) dasar-dasar dan prinsip-prinsip
untuk mengatakan bahwa benih-benih Hukum umum administrasi negara; (2) organlsasi
Administrasi Negara terdapat dalam Islam administrasi negara, termasukjuga pengertian
sejak awal diwahyukan. dekonsentrasi dan desentralisasi; (3)pelbagai
aktivitas dari administrasi negara; (4) seluruh
sarana administrasi negara; dan (5) badan
Ruang Lingkup Hukum Administrasi peradilan administrasi. Hukum Administrasi
Negara Negara otonom adalah hukum yang dibentuk
Hukum Administrasi Negara bertalian erat oleh administrasi negara sendiri.
dengan tugas dan wewenang lembaga Dalam metodologi hukum Islam, aparat
negara (administrasi negara) balk tingkat pusat administrasi {jihazut idary) (sebagai salahsatu
maupun daerah, dan perhubungan kekuasaan lingkup dalam administrasi negara) merupakan
antar lembaga negara (administrasi negara) salah satu cara {usiub) dan sarana (was;7ah)
dan antara lembaga negara dengan warga dalam melaksanakan tugas, sehingga tidak
masyarakat serta memberikan jaminan memerlukan adanya dalil secarakhusus, selain
pertindungan hukum kepada keduanya, maka cukup hanya dengan dalil umum yang
ruang lingkup Hukum Administrasi Negara menunjukkan hukum asalnya. Aktivitas-

®Budi Ispriyarso, op.ci, him. 23.


Rusii K. Iskandar, 'Nomiatifisasi Hukum Administrasi Negara" dalam SF. Marbun dkk. (Penyunting), ibid.,
him. 181.
"/b/d..hlm.183.
" Dalam Parlin M. Mangunsong, "Pembatasan Kekuasaan Melalui Hukum Administrasi Negara", dalam
SF. Marbun dkk. (PenyunUng), ibid., him. 47.

77
aktivitas [uslub dan wasilah) telah dijelaskan maka secara terbuka Islam menerima hal
asalnya oleh dalil syara' secara umum. tersebut, sepanjang tidak bertentangan
Sehingga dalil itu mencakup setiap masalah dengan syariah. Yang menjadi permasalahan
yang merupakan cabang dari perbuatan di sini adalah bagaimana interprestasi
umum tersebut. Kecuali apabilaada dalil syara' terhadap syariah itu sendiri. Begitu luasnya
yang menjelaskan perbuatan itu harus makna syariah dan dinamisnya perubahan
mengikuti dalil syara' yang berbeda dehgan maka metodologi instimbat mempunyai peran
hukum asal. Dalam kaidah fiqhiyyah hal ini sangat penting. Penasiran-penafsiran
disebutpengikut akan mengikuti asal (af tabiu terhadap dua sumber hukum Islam {al Quran
tabi). dan as Sunnah) hendaknya dilakukan secara
Halini pemah dicontohkan oleh Nab! SAW hclistik;^^ tidak parsia! dan kontekstual.
yang mengangkat wall dan ami! dan Kesimpulan diambil dari dua sumber hukum
menentukan tugas mereka, semisal pencatat Islam tersebut hendaknya dipantulkan terlebih
ghanimah, maka Nabi SAW tidak pernah dahulu dengan ayat-ayat atau sunnah-sunnah
menentukan kegiatan-kegiatan teknis yang lain, dan meletakkannya sebagai satu
merupakan cabang kegiatan pokok mereka, kesatuan yang tidak terpisah. Hukum Islam
yaitu mencatat ghanimah. Oleh karena Nabi mempunyai karakteristik memberikan ruang
t'dak menjelaskan kegiatan-kegiatan teknis gerak metodologis antara wahyu dan
tsrsebut, maka kegiatan-kegiatan tersebut penggunaan rasio secara maksimal dalam
adalah cabang dari kegiatan asal. Sehingga proses ijtihad. Sehingga menjadi multi-
orang yangdiperintahkan untukmelaksanakan interpretatif.
kegiatan tersebut boleh memilih cara apapun
yang bisa dilakukan untuk melaksanakan
Normatifisasi Hukum Administrasl
tugas yang telah dibebankan kepada mereka,
Negara
agar bisa melaksanakan urusan-urusan itu
dengan cara yang lebih mudah. Normatifisasi Hukum Administrasi Negara
Oleh karenanya, berkaitan dengan ruang adalah penormatifan yang artinya pengaturan,
lingkup Hukum Administrasl Negara dan pembentukan, atau pelembagaan sesuatu
normatifisasi Hukum Administrasl Negara, secara hukum. Dalam behtuk apa Hukum
apaiagi dengan perkembangan yang dinamis, Administrasi Negara akan dilembagakan?

" Metode Hollstik lldak jauh berbeda dengan metode Tematik (sebagaimana yang digagas oleh Fazlur
Rahman), namun metode Hollstik lebih menekankan pada upaya menemukan ruh (spirit) atau prinsip-prinsip
umum al Quran secara keselumhan. Seluruh al Quran harus dipahami sebagai kesatuan yang utuh dan
menyatu. Aplikasi metode ini adalah: (1) memulai dari kasuskonkrit dalam alQuran untuk menemukan prinsip
umum {ofthefind (he generalprinciple); (2) berangkat dari prinsip umum kemudian menatap kembaii kelegislasi
khusus {specific legislation). Kesimpulan kedua langkah ini kemudian dipantulkan kembaii dengan nilai prinsip a!
Qur'an denganmenyertakan konteks sejarahsecara lengkap. Lihat Khoiruddin Nasution, S/afus Wanita diAsia
Tenggara: Studi Terhadap Pemndang-undangan Perkawinan Muslim Kontemporerdi Indonesia danMalaysia
(Leiden-Jakarta: INIS. 2002).

78 JURNAL HUKUM. NO. 24 VOL 10. SEPTEMBER 2003: 71 - 82


Amir Mu'allim. Maslahah Mursalah: Ruh Hukum Administrasi...

Rusli K. Iskandar^* berpendapat bahwa kemungkinan teijadinya kedzaiman. Begitu


peiembagaan Hukum Administrasi Negara juga apabila mengambil tujuan Hukum
adalah tergantung bagaimana ruang lingkup Administrasi Negara, yaitu memperlancar
Hukum Administrasi Negaraitu sendiri. Artinya, tugas penyelenggaraan negara dan
penormatifan Hukum Administrasi Negara memberikan jaminan hukum terhadapnya dan
akan mempunyal segi yang banyak, yailu: di lain pihak melindungi warga dari sikap dan
1. Normatifisasi akan menyangkut bentuk tindak administrasi negara yang merugikan.
hukum sebagai wadah dan tata cara atau Bisa diambil kesimpulan dari tujuan Hukum
prcsedur peiembagaannya; Administrasi Negara ini adalah
2. Normatifisasi akan menyangkut isi dari mempertahankan maslahah dan mencegah
iapangan administrasi yang akan ketidakadilan. Dengan asal yang mempunyai
diiembagakan tujuan mempertahankan maslahah dan
3. Normatifisasi akan menyangkut akibat mencegah ketidakadilan, tidak diragukan
hukum yang mungkin timbul dari bahwa hukum usIub dan wasilah bisa
normatifisasi itu; dibenarkan menurut pandangan islam.
4. Normatifisasi akan menyangkut
penyelesaian akibat hukum di atas. Maslahah Mursalah: Membangun
Nomiatifisasi Hukum Administrasi Negara,
Standar Hukum
dalam Islam dipandang sebagai usiub atau
wasilah yang hukum akan kembali pada Secara etimologis, maslahah mursalah
hukum asal. Tujuan Normatifisasi adalah diterjemahkan sebagai kesejahteraan umum.
menciptakan dan menjadikan Hukum tyienurut istilah ahli metodologi hukum Islam
Administrasi Negara menunjang kepastlan (ahli ushul)^® maslahah adalah di mana syari'
hukum yang memberi jaminan dan perlindungan (pembuat hukum) tidak mensyariatkan hukum
hukum, baik warga negara maupun administrasi untuk mewujudkan maslahah itu, juga tidak
negara. Terbuka kemungkinan untuk menarik terdapat dalil yang menunjukkan atas
hukum dua asal dari upaya normatifisasi pengakuannya atau pembatalannya.
Hukum Administrasi Negara, yaitu tujuan.dari Contohnya maslahah tersebut adalah sahabat
normatifisasi dan atau tujuan dari Hukum mensyariatkan pengadaan penjara, mencetak
Administrasi Negara. Apabila yang digunakan mata uang, menetapkan hak milik tanah
sebagai asal adalah tujuan normatifisasi di pertanian sebagai hasil kemenangan warga
atas, maka Islam sangat mendukung dengan sahabat itu sendiri dan ditentukan pajak
gagasan perlindungan hukum yang pada penghasilannya, atau maslahah-maslahah
intinya adalah peiembagaan yang mengurusi lain yang harus dituntut oleh keadaan-keadaan
upaya memperkecil bahkan meniadakan darurat kebutulian dan atau karena kebaikan,

" Rusli K. Iskandar, "Normatifisasi Hukum Administrasi Negara" dalam SF. Marfaun dkk. (Penyunting). op.
cit., him. 187.
"Abdul Wahhab Khaliaf, llmuUshululFiqh (Qohirch: Oarul Qolam, 1978).

79
dan belum disyariatkan hukumnya, juga tidak penggunaaan maslahah mursaiah hanya
terdapat saksl syara yang mengakuinya dan untuk masalahd; .uaribadah {mahdoh), seperti
membatalkannya. muamalat dan adat. Dalam masalah ibadah
Pengertian ini memberikan pengertian {mahdoh) sama sekali maslahah tidak dapat
pokok, yaitu hukum untuk aktivitas (yang dipergunakan secara keseluruhan. Alasannya
maslahah) itu belum ada hukumnya dan - karena maslahah itu didasarkan pada
pembentukan hukum aktivitas (yang maslahah pertimbangan akal tentang baik-buruk suatu
tersebut) tidak ada maksud lain kecuali untuk masalah, sedangkan akal tidak dapat
merealisir kemaslahatan umum manusia. melakukan hal itu untuk masalah ibadah.
Maslahah ini sangat dinamis mengikuti Penggunaan maslahah mursaiah sebagai
dinamika umat manusia, dan berkembang metode ijtihad sangat penting mengingat
menurut perkembangan lingkungan. kehidupan masnusia yang semakin kompleks.
Dari aimusan definisi para uiama tentang Permasalahan yang dihadapi umat Islam
maslahah mursaiah, Amir Syarifuddin^® menuntut adanya jawaban dari segi hukum.
menyimpulkan bahwa hakikat dari maslahah Permasalahan-permasalahan yang secara
mursaiah adalah sebagai berikut: rasional dapat diketahui baik-buruknya dan
1. la adalah sesuatu yang baik menurut akal tidak terialu sulit untuk mencari'dukungan
dengan pertimbangan dapat mewujudkan hukumnya dari nas adalah bidang maslahah
kebaikan atau menghindarkan keburukan mursaiah ini. Penggunaan maslahah mursaiah
bagi manusia; ini sebagai upaya mencari solusi agar seluruh
2. Apa yang baik menurut akal itu. juga tindak-tanduk umat Islam dapat ditempatkan
selaras dan sejalan dengan tujuan syara dalam tatanan hukum agama. Dalam
dalam menetapkan hukum; pengertian yang lain, maslahah mursaiah ini
3. Apa yang baik menurut akal dan selaras akan mampu membangun standar hukum
pula dengan tujuan syara tersebut tidak untuk semua periiaku umat Islam (kecuali
ada petunjuk syara secara khusus yang perilaku ibadah mahdoh).
menolaknya, dan tidak ada petunjuk syara Untuk mengeliminasi atau menghilangkan
yang mengakuinya. kekhawatiran akan tergelincir pada sikap
^Maslahah mursaiah ini digunakan oleh semaunya dan sekehendak nafsu, maka
jumhur ulama sebagai metode intimbat dalam berijtihad menggunakan maslahah
karena adanya dukungan syar'i meskipun tidak mursaiah dapat dilakukan dengan syarat-
secara langsung. Digunakannya maslahah itu syarat sebagai berikut:
bukan karena semata ia adalah maslahah, 1. Aktivitas (sesuatuyang akandiberi hukum)
tetapi karena adanya dalil syara yang adalah betul-betui sesuatu yang
mendukungnya. Uiama menetapkan batas maslahah, bukan dugaan;

'Amir Syarifuddln. UshulFiqh 2, celakan 2,(Jakarta: Logos Wacana llmu, 2001), him. 334.

80 JURNAL HUKUM. NO. 24 VOL 10. SEPTEMBER 2003: 71 - 82


Amir Mu'allim. Maslahah Mursalah: Ruh Hukum Administrasi ...

2. Berupa maslahah yang umum (betul-betui ulama) menyepakatinya sebagai dasar bagi
maslahah mursalah), bukan maslahah metode untuk menetapkan. sebuah hukum
unluk perorangan; yang belum ditetapkan "dan bersifat dinamis
3. Tidak bertentangan dengan prinsip- sesuai perkembangan kondisi manusia dan
prinsip yangtelahditetapkan oleh nas atau perkembangan lingkungan.
ijma; Sifat prinsip maslahah mursalah yang
4. Lebih penting lagi untuk menguatkan hasll mampu mengakomodasi perkembangan ini
penggalian hukum dengan menggunakan sangat tepat sebagai mjukan dalam mengawal
maslahah mursalah inl dilakukan secara perkembangan Hukum Administrasi Negara
bersama-sama." yang juga berkembang dinamis sesuai
dengan perkembangan hukum, yang juga
dinamis sesuai dengan perkembangan
Masiahah Mursalah:
masyarakat.
Ruh Hukum Administrasi Negara dalam
Perpektif Islam
Dari uraian di atas dapat disimpulkan SImpulan
bahwa ruh darimunculnya Hukum Administrasi Hukum 'Islam diyakini bersifat devine
Negara dan ruh dari hukum Islam mempunyai {llahlyah), sehingga bisa fungsional, mengikat
kesamaan yaitu mewujudkan keadilan dan dan efektif betapapun tanpa penetrasi dan
meniadakan kedzaliman. Dalam bahasa yang intervensi ketat dari negara. Membangun
lain mewujudkan kemaslahatan umum Hukum Administrasi Negara dengan
{maslahah mursalah). Dalam konteks Hukum paradigma masiahah mursalah akan
Administrasi Negara kemaslahtan bagi mempunyai kekuatan sebagaimana hukum
penyelenggara (pemerintah) administrasi Islam tersebut. Namun praksis reintroduksi
negara dan kemaslahatan warga (yang hukum Islam dalam wacana kontekstual
diperintah). Kemaslahatan umum {maslahah kebangsaan harusjah dilakukan dengan
mursalah) dalam Islam adalah merupakan sangat selektif, terukur dan terbuka. Dalam
tujuan utama dalam pensyariatan Islam, yang konteks ini maka hukum perlu.dibedakan
popular disebut dengan Lima Tujuan Hukum menjadi hukum Islam yang bersifat qadhal
Islam, yaitu meliputi peiiindungan terhadap (yuridis) dan dlyani (etis). Hukum qadhai
agama.jiwa, harta, keturunan dan kehormatan. adalah hukum Islam yang berhubugan
Dalam sekup Islam diwahyukan ke dunia ini deng'an permasalahan yuridis dan telah
adalah untuk rahmafan III 'alamin yang berarti menyentuh kepentingan sosial masyarakat.
kemaslahatan umum, bukan hanya manusia Dan disebut dlyani, adalah hukum islam yang
tetapi juga alam semesta. Kepedulian Islam bersifat etis dan secara pribadi menuntut
terhadap maslahah mursalah ini sampai- ketundukkan dan kepatuhan.o
sampal menjadikan mayoritas ulama (jumhur

"LihalAbdul Wahhab Khallaf, op.cit., him. 130-132.

81
Daftar Bacaan Marbun, SF. dkk. (Peny.), Dimensi-dimensi
Hukum Administrasi Negara,
Al Mawardi, Al Ahkam As Sulthaniyah wa
Yogyakarta: Ul! Press, 2001.
WilayatAdDiniyah, Beirut: DarAI Kutub
Alllmlyyah, 1985/1405. Mufiz, All, Pengantar Administrasi Negara,
Jakarta: Depdikbud,1994.
An Nabhani, Taqiyuddin. Sistem Pemeritahan
Islam: Doktrin Sejarah dan Realitas Mufti, Muhammad Ahmad dan Sami Shalih Al
Empirik, Penerjemah Moh. Maghfur, Wakil, Formulasi Syari'ah dalam
Bangil: Al Izzah, 1997. Kehidupan Bernegara: Suatu Studi
Analisis, Yogyakarta: Media Pustaka
Basah, Sjachran, "Periindungan Hukum
llmu, 2002.
Terhadap Sikap Tindak Administrasi
Negara", Pidato Orasi llmlah, Dies Nasr, Sayyed Hossein, "The Syari'ah, Devine
Natalis XXIX Universitas Padjajaran Law Social and Human Norm." dalam
Bandung, 1986. Ideal and Realities of Islam, London:
Allen and Uwin, 1985.
Harahap, Sofyan Syafrl, AkuntansI
Pengawasan Manajemen dalam Nasution, Khoiruddin, Sfa/us Wanita di Asia
Perspektif Islam, Jakarta: Fakultas Tenggara: Studi Terhadap Pewndang-
Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta, Undangan Perkawinan Muslim
1992. Kontemporer di Indonesia dan Malay
sia, Leiden-Jakarta: INIS, 2002.
Ibrahim, Malik, "Penegakan Supremasi
Hukum di Indonesia Pemikiran Reflektif Rahim, Husni, Sistem Otoritas dan
tentang Merosotnya Wibawa Hukum," Administrasi Islam: Studi tentang
Jurnal llmu Syarl'ah Asy-Syir'ah, Pejabat Agama Masa Kesultanan dan
Fakultas Syarl'ah IAIN Sunan Kalijaga Kolonial diPalembang, Jakarta: Logos,
No. 8.2001. 1998.

Ka'bah, Rifyal, "Reformasi Metodologi Sunan Ibnu Majah, Juz 11, hadis No. 2894.
Pengembangan Hukum Islam", dalam
Syaikh Abdullah bin Sa'ld Muhammad UbbadI
Mimbar Hukum: Aktualisasi Hukum Is
Lil Hajji, Idhohu al Qowaidu al
lam, No. 34,TahunX1999.
Fiqhiyyah, Jeddah: Haramain, 1996.
Khallaf, Abdul Wahhab, llmu Ushulul Fiqh,
Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh 2, cetakan 2,
Qohiroh: Darul Qolam,1978.
Jakarta: Logos Wacana llmu, 2001.

82 JURNAL HUKUM. NO. 24 VOL. 10. SEPTEMBER 2003: 71 - 82

Anda mungkin juga menyukai