Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat serta karunia-Nya kepada saya. Sehingga saya dapat menyelesaikan proposal usaha
ini yang dengan tepat pada waktunya. Yang dimana proposal usaha ini bernama “Budidaya
ikan nila”.

Proposal ini berisikan tentang bagaimana cara kita untuk membuka suatu bidang
usaha. Cara – cara untuk menentukan lokasi ,modal usaha , bagaimana pengolahannya
sehingga menjadi usaha yang sangat menjanjikan.

Saya sebagai penulis juga mengucapkan terimakasih atas kesempatan yang di berikan
sehingga saya bisa membuat proposal usaha ini dengan baik dan benar, terimakasih
pula saya ucapakan kepada dosen introduce to business yang telah memberi arahan dan
membimibing sehingga proposal ini selesai dengan benar.

Palangka raya , 18 Oktober 2015

Pemil Ali Triatno

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan
bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal
dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-
negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim
dingin, ikan nila tidak dapat hidup dengan baik.
Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air
Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini
disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang
diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan.
Peluang usaha Budi Daya Ikan Nila masih terbuka lebar. Saat ini kecenderungan
masyarakat dunia mulai mengurangi konsumsi daging hewan seperti sapi karena beberapa
alasan seperti mahalnya harga yang di tawarkan dan mulai beralih mengkonsumsi ikan
sebagai sumber protein. Salah satu sumber protein asal hewan air yang paling diminati pasar
dunia adalah ikan nila. Negara yang menjadi pemasok nila terbesar dunia adalah Cina,
Indonesia, Thailand, Taiwan, dan Filipina. Meski demikian pasokan Ikan Nila dari negara-
negara tersebut masih belum mencukupi. Sehingga Peluang Usaha Budi Daya Ikan Nila
untuk mencukupi pasar tersebut masih terbuka luas.
Minat pasar untuk ikan nila masih sangat lebar, mulai dari nila yang ukuran bibit
sampai ikan nila yang di kategorikan sebagai ikan konsumsi semua pasar tersebut masih
mungkin dimasuki. Karena termasuk ikan konsumsi, ikan nila memiliki harga yang cukup
terjangkau pasar. Ikan Nila dapat dipasarkan melalui pasar dalam negeri dan pasar luar
negeri.

B. Visi dan Misi Usaha


a. Visi
Menjadi pengusaha budidaya ikan nila terbesar di Kalimantan Tengah dan Menjadikan
usaha yang mampu bersaing dan tumbuh berkembang dengan sehat serta mengurangi angka
pengangguran di Indonesia.
b. Misi
1. Menghasilkan produk yang berkualitas dan terjamin. Yang memberikan deviden yang
memuaskan bagi para pelanggan.
2. Memberikan harga yang terjangkau bagi semua kalangan mesyarakat. Berdaya saing tinggi
melalui pengolahan yang profesional demi kepuasan pelanggan.
3. Menjalin hubungan yang baik kepada para relasi, kemitran kerja agar menjadi lebih baik,
saling menguntungkan dan tidak terjadi kesalahpahaman.
4. Menciptakan lapangan pekerjaan.
C. Tujuan
Tujuan saya memilih usaha ini yaitu :
1. Mencari keuntungan/laba.
2. Memberi peluang kerja bagi orang lain.
3. Menarik minat konsumen dengan makanan yang sehat dan bergizi.
D. Usaha yang akan di rintis
Usaha yang akan saya rintis adalah Budidaya ikan nila karena ikan nila merupakan
jenis ikan yang sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat. Rasa daging ikan yang enak
membuat banyak orang menyukainya. Harga ikan nila pun terjangkau untuk kalangan
masyarakat. Maka dari itu saya ingin merintis budidaya ikan nila.
E. Jenis Produk
Produk yang saya buat adalah ikan nila yang siap di pasarkan, ke berbagaikolam
pemancingan, rumah makan, pedagang ikan dan lain-lain. Karena, pada saat ini produk ikan
nila banyak di nikmati oleh kalangan masyarakat, tetapi pemasokkan kurang.
F. Produksi dan Teknologi
*Penyiapan Sarana dan Peralatan
1. Kolam
Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila tergantung
dari sistem pemeliharaan dan perawatannya (sistem 1 kolam, 2 kolam dan lain sebagainya).
Adapun jenis kolam yang umum dan sering dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara
lain:

a. Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan
benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan
beberapa kolam pembesaran, yaitu:
1) Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam
pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500
meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab
benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil
maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual.
2) Kolam pembesaran tahap II berfungsi memelihara benih gelondongan besar. Kolam dapat
berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring
1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10
ekor/meter.
3) Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara
80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.

b) Kolam/tempat pemberokan
Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x
2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan
kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk
pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam
dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1-1,5 m dengan
kedalaman 60-75 cm.

2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah:
jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk
maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram)
dan besar (kg), cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.

Peralatan yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah
warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean
diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus
(untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat
melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang
untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk
pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet
(untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet,
tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau
ikan konsumsi).

Bab II
Aspek pemasaran
A. Lingkungan usaha
Saya memilih lingkungan usaha yang ramai penduduk, dengan tingkat perekonomian
yang memadai. Dengan kondisi lingkungan yang seperti ini memungkinkan untuk menjual
usaha akan sukses.
Lingkungan yang bersih dan bebas dengan preman dan anaka brandalan akan lebih
memudahkan kita di dalam menjalankan usaha. Sehingga kita juga dapat berbaur dengan
lingkungan sekitar. Menjalin hubungan bisnis yang sehat. Ini akan menimbulakan dampak
yang sangat positif demi perkembangan usaha kedepan nya.

B. Kondisi pasar
Dalam menjalankan usaha ini sasaran pembeli/aspek pasar saya yaitu mencakup
semua kalangan masyarakat, baik kalangan bawah, kalangan menengah dan kalangan atas.
Dari semua kalangan tersebut sebagian besar mampu untuk membeli produk yang kami
tawarkan, karena harga yang saya berikanpun cukup terjangkau untuk semua
kalangan. Sehingga masyarakat akan senantiasa banyak yang akan membeli produk yang
saya tawarkan. Peluang kesuksesan pun akan semakin jelas kelihatan. Kondisi pasar yang
selalu ramai baik dari lingkungan setempat maupun dari luar kota.
Tingkat keamanan usaha pun harus terjamin dengan ada nya lingkungan yang baik.
Dekat dengan kantor polisi, sehingga para preman maupun orang-orang yang ingin merusak
tempat usaha kita akan lebih aman dibandingkan dengan kondisi pasar yang sangat jauh dari
kantor polisi.

C. Rencana pemasaran
Adapun strategi pemasaran yang dapat kami lakukan
adalah:
 Dekat dengan target market.
Target utama pemasaran dekat dengan konsumen. Sehingga dengan mudah kita
mempromosikan produk yang kita miliki.
 Mudah di akses
Tempat yang mudah di akses oleh masyarakat akan membuka usaha kita lebih maju.
Sehingga memudahkan pelanggan untuk mengunjungi toko distro kita.
 Dari mulut ke mulut
Promosi ini merupakan promosi yang paling sederhana, serta tidak memerlukan banyak
biaya untuk melakukan promosi ini. Cukup dengan bercerita dengan teman-teman atau
keluarga untuk mempromosikan usaha, sehingga secara tidak langsung semua
konsumen/masyarakat akan mengetahui usaha yang kita buat. Dan apabila usaha sudah
diketahui dan disukai, maka konsumen tersebut akan memberitahukan kepada orang lain agar
membeli produk di tempat yang sudah di ketahuinya .
 Melalui internet
Internet adalah salah satu tempat kita untuk memasaran produk kita. Sehingga para
pelanggan bisa melihat produk baru yang kita miliki melalu internet. Baik melalui website
yang kita punya, atau pun situs jejaring sosial.

D. Target Pasar
Karena usaha saya bergerak dalam bidang ikan yang siap dipasarkan , maka target
pasar usaha saya adalah para ibu-ibu rumah tangga, para pemilik rumah makan, café, restoran
, para pedagang ikan dan lain-lain.
E. Pesaing
Terdapat banyak pesaing dari usaha ini, akan tetapi di sinilah kreatifitas kita bagaimana cara
kita menarik konsumen agar dapat membeli produk yang saya tawarkan tanpa membuat pesaing
merasa tidak senang dengan tindakan yang saya lakukan. Namun kekeluargaan harus tetap selalu
terjaga antara pesaing dan menciptakan persaingan yang sehat tanpa menjatuhkan pesaing. Dengan
cara mentaati peraturan dan undang-undang pasar yang telah di tetapkan.

BAB III
ASPEK PRODUKSI
A. Lokasi usaha
Dalam mendirikan usaha budidaya ikan nila maka harus mencari tempat yang strategis,
karena pada umum nya sebagian konsumennya akan merasa nyaman jika tempat penjualan
produk yang ingin di belinya tidak jauh dari tempat mereka dan jalan yang di laluinya
tidak hancur. Sehingga para pemasok yang ingin membeli produk kita tidak susah membawa
barang yang ingin di pesannya tersebut.
Lokasi yang sedang saya incar adalah di tempat orang biasa berlalu lalang. Terkhusus
di daerah yang ramai penduduk. Karena, Lokasi ini lah yang dapat membuka jalan
kesuksesan dalam menjalakan usaha yang sedang kita tekuni.

B. Penetapan Harga
Harga yang saya tetapkan adalah harga yang diperkirakan akan terjangkau oleh
masyarakat sekitar. Setelah memperhitungkan dengan cukup matang, akhirnya saya tetapkan
sebagai harga yang saya tawarkan agak murah dari harga umum di pasaran . Jika di pasaran
harga perkilo ikan nila di jual dengan harga 30.000-35.000, maka saya akan menjual ikan nila
yang saya produksi dengan harga kisaran 20.000-25.000 perkilo. Harga itu pun akan
disesuaikan dengan perkembangan selanjutnya.

C. Sumber-sumber Produk / Bahan


Untuk sumber-sumber bahan baku atau supplier saya mengambil dari pembibitan yang
di lakukan oleh pemerintah yaitu di Dinas Perikanan yang sudah terjamin dan terbukti
kualitasnya. Dengan harga yang murah sehingga dengan begitu tidak merugikan bagi saya
sebagai pelaku budidaya ikan.

D. Tenaga kerja
Karena masih tahap awal mungkin tenaga kerja masih belum di perlukan karena masih
tahap awal mungkin semua kegiatan masih di lakukan sendiri dan beum memerlukan bantuan
orang lain.
E. Biaya Produksi
a) Modal Awal
No Data Usaha Pembesaran Ikan Nila

1 Bibit ikan 3 cm Rp 250 250 x 6.000 1.500.000


2 Pakan apung Rp 300.000 5 sak x 300.000 1.500.000

3 Dedak Rp 300.000 5 sak x 300.000 1.500.000

4 Obat 50.000 2 x 50.000 100.000

Jaring tempat
5 penampungan ikan 150.000 5 x 150.000 750.000
yang siap panen

6 Serok 25.000 4 x 25.000 100.000

7 Pembersihan kolam 100.000 7 x 100.000 700.000

Jumlah 6.150.000
b) Biaya Lain-lain
- Simpanan modal berikutnya/bulan Rp. 1.000.000,-
- Transportasi Rp. 300.000,-
- Pemeliharaan dan peraatan kolam Rp. 700.000,- +
Jumlah biaya lain-lain Rp. 2.000.000,-
Total seluruh biaya produksi
Modal produksi Rp. 6.150.000,-
Biaya lain-lain Rp. 2.000.000,- +
Total Rp. 8.150.000

BAB IV
Rencana Keuangan
A. Perencanaan Laba Rugi
1. Pengeluaran
 Biaya Tetap
Penyusutan kolam dan peralatan Rp 850.000,-
 Modal awal
Keseluruhan modal awal Rp 6.150.000,-
 Biaya Lain-lain
Simpanan modal berikutnya/bulan Rp 1.000.000,-
Transportasi Rp 300.000,-
Pemeliharaan dan peralatan kolam Rp 700.000,- +
Rp 2.000.000
TOTAL PENGELUARAN Rp 9.000.000,-

2. Keuntungan
o Harga konsumsi ikan Nila Rp.25.000/kg
o Dengan perkiraan kematian sebesar 10% sehingga menghasilkan 5400 ekor. Perkiraan hasil
penghitungan umum selama 5-6 bulan, panen 1kg isi 5 ekor . Jadi 5.400 ekor ikan Nila di
bagi 5 ekor = 1.080 kg dikalikan harga konsumsi Rp.25.000/kg =Rp.27.000.000
o Pendapatan jual = Rp.27.000.000 di kurangi pengeluaran Rp. 9.000.000,-
o Keuntungan = Rp.18.000.000,00
o Pendapatan perbulan = 18.000.000/6 = Rp 3.000.000,-

BAB V
PENUTUP
A. kesimpulan
Dengan melihat peluang dan aspek pasar yag begitu menggiurkan maka saya ingin
membuat usaha tentang pembudidayaan ikan nila. Ikan Nila ini paling mudah untuk di
budidayakan serta bisa hidup di segala cuaca dan lingkungan lahan gambut dan payau,
pemberian pakanpun tidak mengeluarkan modal banyak ,dan harga jualnya pun rumayan
menggiyurkan, ikan Nila ini memang lebih cepat panennya , inilah peluang usaha investasi
yang nyata dan telah terbukti hasilnya. Sistem pemasaranya juga sangat mudah.

B. Penutup
Demikianlah proposal bisnis ini saya buat. Semoga proposal usaha ini berguna bagi
para pembaca. Semua data yang saya dan anda butuhkan untuk membuka suatu usaha
terkhusus usaha budidaya ikan nila telah tercantum di dalam proposal yang say buata ini.
Semoga apa yang telah saya tulis dan rencanakan dapat menjadi inspirasi buat para pembaca.
Dengan harapan dapat melaksanakan semua rencana-rencana serta tujuan yang telah
saya buat. Mohon maaf bila ada kesalahan kata-kata atau pun tulisan. Semua kekurangan
datangnya dari saya dan kelebihan datang nya hanya dari Tuhan Yang Maha Esa . saya
ucapkan terima kasih.
Proposal Budidaya Ikan Nila

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Motivasi melakukan Usaha

Budidaya ikan nila di Indonesia sudah banyak mengalami peningkatan baik itu secara
teknologi maupun sistem budidayanya. Munculnya beberapa strain ikan nila hasil
pemuliaan yang sudah banyak dikembangkan oleh lembaga-lembaga perikanan di
Indonesia merupakan salah satu bukti bahwa ikan nila adalah jenis ikan air tawar yang
cukup banyak digemari. Ikan nila juga termasuk jenis ikan air tawar ekonomis penting
yang menjadi salah satu target peningkatan produksi oleh KKP (Kementerian Kelautan
dan Perikanan). Namun kendala yang sering terjadi dalam usaha pembesaran ikan nila
adalah tingkat pertumbuhannya yang menurun ketika mencapai matang gonad dan
terjadinya pemijahan yang tidak terkontrol dalam wadah budidaya sebelum mencapai
waktu panen.

Habitat ikan nila adalah air tawar, seperti sungai, danau, waduk dan rawa-rawa, tetapi
karena toleransinya yang luas terhadap salinitas (eury haline) sehingga dapat pula
hidup dengan baik di air payau dan laut. Salinitas yang cocok untuk nila adalah 0 – 35
ppt (part per thousand), namun salinitas yang memungkinkan nila tumbuh optimal
adalah 0 – 30 ppt. Ikan nila masih dapat hidup pada salinitas 31 – 35 ppt, tetapi
pertumbuhannya lambat. (M. Ghufran H. Kordik., 2010).

Belakangan ini peminatan pasar akan ikan nilai mengalami peningkatan pesat, terbukti dengan sudah
adanya restoran-restoran,warung lesehan yang sudah menyediakan menu ikan nila baik dalam
bentuk goreng, bakar ataupun asam manis, masyarakat pada umumnya sudah mengetahui hal ini
akan tetapi masyarakat kurang begitu percaya dengan usaha ini dan masyarakat hanya menjadikan
usaha ini sebagai usaha sampingan.

Oleh karena itu, motivasi dalam usaha ini adalah memenuhi kebutuhan masyarakat akan ikan nila
dan membuka minat bisnis masyarakat bahwa usaha budidaya ikan nila juga merupakan hal yang
menjanjikan, tentunya di jalani dengan tekun dan sabar.

1.2 Justifikasi pemilihan objek usaha

Di gombong dan kebumen saat ini sudah banyak restoran-restoran yang menyediakan makanan
dengan menu ikan nila, di kota gombong saja sudah ada sekitar 20 rumah makan, belum diluar kota
gombong seperti di kota kebumen dan sekitarnya, Bisa dihitung kira-kira ada sekitar 27 rumah
makan. Selain itu permintaan ikan nila untuk kalangan rumah tangga juga cukup tinggi untuk acara-
acara resmi seperti pernikahan dan lainya. Jika untuk satu hari satu rumah makan membutuhkan 6 kg
ikan nila maka 30 restoran adalah 180 kg, dan dalam 1 bulan dibutuhkan ikan nila sekitar 540 kg.
Untuk itu kami mencoba mengelola bibit ikan nila untuk memenuhi kebutuhan para konsumen.

1.3 Tujuan Usaha yang hendak dicapai

Beberapa tujuan usaha yang ingin dicapai, diantaranya adalah :


a. Melatih jiwa usaha kepada mahasiswa, selain usaha dalam bidang pendidikan yang ditekuninya

b. Meciptakan lapangan kerja baru.

c. Menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan untuk memasuki dunia kerja bagi mahasiswa.

d. Sebagai pekerjaan tambahan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan dapat
mengurangi jumlah pengangguran.

e. Menumbuhkan kepada masyarakat minat usaha ini juga bisa menjanjikan untuk masa depan.

II. ANALISA PRODUK

2.1 Jenis dan nama produk, karakteristik produk

Jenis kegiatan ini adalah budidaya ikan nila, sengaja kami memilih budidaya ikan nila karena tidak
memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak menyita waktuserta pemeliharaanyapun sangat
mudah . Sekitar 3 bulan ikan nila sudah siap di panen ke pasaran.

2.2 Keunggulan produk dibanding dengan produk lain di pasaran

Keunggulan rencana usaha ini adalah Ikan nila yang dihasilkan membutuhkan waktu yang lebih
singkat dalam pembesaranya, dibanding ikan jenis lain,serta tingkat angka kematian ikan lebih
sedikit, selain itu juga membutuhkan biaya pakan yang lebih sedikit .

2.3 Keterkaitan dengan produk lain termasuk perolehan bahan baku

Jika bibit ikan nila yang satu ekornya dijual dengan harga Rp2.000 maka dengan harga yang sama,
bibit nila hasil produksi kami selain karena lebih unggul dari segi waktu dan biaya pakan. Jarak yang
lebih dekat dengan para petani juga menjadi factor yang berpengaruh dalam dunia pemasaran, dan
kami yakin para petani pembesaran ikan nila pasti akan lebih memilih bibit ikan nila hasil produksi
kami.

Perolehan bahan baku dapat dicari di toko-toko ikan yang sudah banyak tersedia.

III. ANALISA PASAR

3.1 profil konsumen

Konsumen dalam usaha ini tidak hanya petani pembesaran ikan nila sekitar gombong dan kebumen.
Tetapi bisa juga bekerja sama dengan agen besar untuk melakukan pemasaran ikan nila hasil
produksi kami keluar kota kebumen.

3.2 potensi dan segmentasi pasar

Berdasarkan data dari dinas perikananan kabupaten kebumen menunjukan bahwa petani ikan nila
mencapai sekitar ± 35 petani, jika setiap petani membutuhkan 1000 ekor bibit setiap 6 bulannya maka
dalam satu tahun dibutuhkan sekitar 90.000 ekor bibit ikan nila untuk pasokan di wilayah gombong
dan kebumen, sementara itu untuk sekarang ini pasokan bibit ikan nila untuk para petani di
kabupaten kebumen didapat bukan dari wilayah kebumen tetapi dari luar kota kabupaten yaitu dari
kabupaten cilacap dan Banyumas, dengan asumsi diatas kami yakin jika pengadaan produksi
budidaya ini mempunyai peluang usaha yang besar untuk tingkat keberhasilan jika dilaksanakan di
kabupaten kebumen.

3.3 Pesaing dan peluang pasar

Untuk sementara ini, usaha ini belum diminati oleh masyarakat sekitar. Kalaupunada pesaing dalam
usaha ini, hanyalah pembudidaya bibit ikan nila yang berada di luar kota.

Hal ini menimbulkan peluang pasar yang cukup menjanjikan bagi usaha kami.

3.4 media promosi yang akan digunakan

Beberapa media yang akan kami gunakan dalam mempromosikan usaha kami :

a. Memasang iklan online di internet

b. Memasang iklan pada selebaran-selebaran

c. Memasang reklame di pasar-pasar tradisional

d. Komunikasi kepada warga yang berminat membuka usaha budidaya ikan nila.

e. Bekerja sama dengan dinas perikanan kab. Kebumen

3.5 target atau rencana penjualan satu tahun

Rencana awal adalah tahap uji coba dengan membeli telur ikan nila sebanyak ± 1000 butir, kemudian
akan kami taruh di 4 kolam yang berukuran 4 x 5 selama 6 bulan, setelah bibit berumur 6 bulan ikan
nila akan mulai kami jual.

Target atau rencana penjualan dalam satu tahun adalah sebagai berikut :

3 bulan pertama 6.000 ikan nila

3 bulan kedua 8.000 ikan nila

3 bulan ketiga 10.000 bibit ikan nila

3 bulan keempat 12.000 bibit ikan nila

3.6 strategi pemasaran yang akan diterapkan

a. Melakukan kerjasama dengan dinas perikanan untuk mempromosikan hasil produksi kami kepada
para petani yang berada di seluruh kabupaten kebumen dan sekitarnya.

b. Bekerja sama dengan agen besar untuk penjualan bibit ikan dalam jumlah besar yang dikirim keluar
kota.
c. Menjual kepada penadah yang berada di pasar-pasar yang berada di sekitar gombong dan
kebumen.

d. Melakukan silaturahmi ke rumah para petani ikan nila dan menawarkan bibit dari hasil produksi kami.

e. Memberikan pelayanan yang ramah .

IV. ANALISA PRODUKSI / OPERASI

4.1 bahan baku,bahan penolong dan peralatan yang digunakan

Telur ikan nila

Cacing sutra Pelet/pur pakan ikan Pisau

Tali raffia Gunting Jaring

Bolpoin Buku

Baskom Ember besar

Wáter pam Doubletip

Selang air besar Serokan ikan

Selang air kecil Jligen minyak tanah 25 liter

4.2 pasokan bahan baku

Pasokan bibit didapatkan dari petani penetasan telur nilai yang berada di luar kota, dan untuk pakan
baik pelet atau cacing sutra bisa di dapatkan dari toko-toko makanan ikanyang sudah banyak di jual
di gombong dan sekitarnya.

4.3 proses produksi/operasi

Dalam produksi ini hanya proses budidayanya saja. Jadi tiap hari hal yang dilakukan adalah
memberikan pakan kepada bibit ikan nila dan mengawasi kondisi air sebagai habitat hidup bibit ikan
nila.

4.4 rencana produksi selama satu tahun

Rencana dalam satu tahun adalah menghasilkan bibit ikan nila konsumsi

≤ 34.000 ekor
Date: October 29, 2018Author: elfian permana0 Comments

Rate This

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nila merupakan salah satu kelompok spesies budidaya terpenting di dunia. Menurut
FAO (2005), total produksi global budidaya nila mencapai 1,7 juta metrik ton (mt)
dengan total nilai sebesar 178 juta dollar Amerika. Produksi nila pada tahun 2009 di
Indonesia mencapai 323.389 ton atau meningkat 11,12% dibandingkan tahun 2008
(Dirjen Budidaya, 2010). Nila sebagai komiditas ikan mempunyai nilai ekonomi yang
sangat penting sebagai penopang ekonomi masyarakat karena nila mempunyai
beberapa keunggulan, diantaranya; mudah di budidayakan, pertumbuhan relatif cepat,
mudah berkembang biak, dan relatif tahan terhadap penyakit. Intensifikasi budidaya
membawa dampak yang kurang baik terhadap kelestarian dan kesehatan lingkungan.
Penurunan kualitas lingkungan ini disebabkan karena limbah organik yang dihasilkan
dari sisa pakan dan kotoran. Limbah organik tersebut umumnya didominasi oleh
senyawa nitrogen anorganik yang beracun. Menurut Asaduzzaman et al . (2008) dan
De Schryver
Ikan nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas air tawar yang
memperoleh perhatian cukup besar dari pemerintah dan pemerhati masalah perikanan
dunia, terutama berkaitan dengan usaha peningkatan gizi masyarakat di negara –
negara yang sedang berkembang (Khairuman dan Amri, 2008). Rukmana (1997),
menambahkan bahwa ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar potensial
untuk sumber protein hewani yang dapat dijangkau berbagai lapisan masyarakat.
Meskipun tergolong relatif mudah, budi daya ikan nila tetap memerlukan penanganan
yang baik dan terencana. Hal yang pertama kali perlu dipersiapkan adalah pemilihan
lokasi usaha karena dengan memilih/menyiapkan lokasi usaha yang tepat diharapkan
usaha tersebut akan berjalan seperti yang diharapkan. Pemilihan lokasi usaha harus
mempertimbangkan beberapa aspek, seperti aspek teknis ( berkaitan dengan teknis
lahan sebagai wadah budidaya ikan baik tanah maupun airnya), aspek ekonomi
(ekonomis terkait dengan pendukung pemasaran dan biaya produksi), dan faktor
social (berkaitan dengan daya terima masyarakat sekitar lokasi budidaya ikan).
sehingga selama proses budidaya tidak akan ditemui kendala yang akan menghambat
usaha tersebut.

1.2 Tujuan

1. Mencari keuntungan/laba.

2. Memberi peluang kerja bagi orang lain.

3. Menarik minat konsumen dengan makanan yang sehat dan bergizi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Identifikasi Ikan Nila.

1. Klasifikasi Ikan Nila

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Sub Kelas : Teleosin


Ordo : Percormorphii

Sub Ordo : Percoidae

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis Niloticus

Common Name : Nile Tilapia

Local Name : Nila

2. Identifikasi Ikan Nila

Ikan Nila berasal dari daerah Afrika bagian timur seperti di bawah sungai Nil, Danau
Tangayika, Nigeria yang pada awal perkembangan ikan nila masih digolongkan dalam
kelompok Tilapia. Dalam perkembangannya para taksonom menggolongkan ikan ini
ke jenis Sarathrodon Niloticus atau kelompok Tilapia yang yang mengerami telur
dalam ikan betina yang disebut Mouth Breeder. Nama ikan nila diambil dari tempat
asalnya yaitu sungai Nil (Satyani, 2001).

Ikan nila banyak hidup di dareah sungai dan danau. Ikan nila sangat cocok dengan
dipelihara pada perairan yang tenang, kolam atau reservoir. Ikan nila merupakan ikan
tropis yang hidup pada perairan hangat yang berasal dari benua Afrika dan memiliki
sifat cepat tumbuh dan berkembang biak pada umur masih muda, sekitar 3.6 bulan
(khoironi, 1996).

Ikan nila akan mampu bertahan hidup pada air dengan salinitas 50 g/l dan tumbuh
baik pada air dengan salinitas 18ppt. sedangkan ikan nila dengan jenis Tilapia
Aurea dan Tilapia Nilotica akan berkembang biak dan tumbuh baik pada salinitas
perairan berkisar 10-20 g/l (Boya, 1990).
2.2 Morfologi Ikan Nila
Ikan Nila memiliki bagian tubuh yang memanjang ramping dan relative pipih.
Sisinya besar dan kasar, bentuknya ctenoid, gurat sisi terputus-putus di bagian tengah
badan ikan. Warna sisik abu-abu kecoklatan (nila hitam) dan putih atau merah (nila
merah). Posisi mulut terletak di ujung mulut dan terminal. Pada sirip punggung
terdapat jari-jari sirip punggung yang keras dan garis-garis vertical yang bulat dan
berwarna kemerahan. (Suyanto, 1993).

Ikan nila memiliki ciri pada tubuh secara fisik perbandingannya adalah 2:1
antara panjang dan tinggi. Sirip punggung dengan 16-17 duri tajam dan 11-15 duri
lunak dan pada bagian anal terdapat 3 duri dan 8-11 jari-jari. Tubuh berwarna
kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita hitam belang yang semakin memudar
atau samar-samar kelihatan pada saat ikan dewasa. (Satyani, 2001).

Untuk membedakan antara jantan dan betina dapat dilihat melalui bentuk dan
alat kelamin yang ada pada bagian tubuh ikan. Ikan jantan memiliki sebuah lubang
kelamin yang bentuknya memanjang dan menonjol. Berfungsi sebagai alat
pengeluaran sperma dan air seni. Warna sirip memerah, terutama pada saat matang
gonad. Ikan betina memiliki dua lubang kelamin di dekat anus, berbentuk seperti
bulan sabit dan berfungsi untuk keluarnya telur. Lubang yang kedua berada di
belakang saluran telur dan berbentuk bulat dan berfungsi sebagai tempat keluarnya air
seni (Hasni, 2008).

Anatomi Ikan Nila.

Sedangkan menurut Djuanda (1989), system anatomi ikan nila memiliki fungsi
masing-masing, yaitu:

1. Sistem pelindung : Kulit

2. Sistem otot : Penggerak otot

3. Sistem rangka : Pelindung organ dalam

4. Sistem pernafasan : Ekskresi dan Sekresi


5. Sistem peredaran darah : Sirkulasi

6. Sistem pencernaan : Metabolisme

7. Sistem saraf : Penyusun

8. Sistem Hormon : Pengendali

9. Sistem Reproduki : Perkembangbiakan


Menurut Etty (2007), struktur anatomi ikan sangat berperan penting dalam tubuh ikan.
Contohnya adalah ginjal. Semua ginjal vertebrata termasuk ikan nila terdiri atas unit-
unit nephrons yang berfungsi sebagai berikut :

1. Filtrasi glomerulus terhadap air dan molekul yang diperlukan ke dalam darah.

2. Penyerapan kembali air dan molekul yang diperlukan ke dalam darah pada bagian
mulut.

3. Mensekresi ion dan produk limbah dari kapiler ke dalam tubulus dista.
Sistem pencernaan ikan Nila

Menurut Ikbal (2007), langakah-langkah proses pencernaan adalah :

1. Pencernaan di mulut, rongga mulut, makanan digiling menjadi kecil-kecil oleh gigi
dan dibasahi oleh saliva.

2. Disalurkan melalui faring dan esophagus

3. Pencernaan di lambung dan usus halus

4. Absorbs air dalam usus besar, sisa makanan menjadi feses

5. Feses dikeluarkan melalui kloaka


Sistem Ekskresi ikan Nila.
Tubuh ikan air tawar lebih hipertonis dari lingkungannya sehingga air banyak yang
masuk lewat permukaan tubuhnya, akibatnya ikan ini sedikit minum air. Dan urin
yang dihasilkan banyak dan encer. Untuk mendapatkan air dan garam dari makanan,
air masuk secara osmosis lewat permukaan tubuhnya
Konsentrasi larutan dalam tubuh lebih besar dengan yang ada di lingkungan supaya
mencegah masuknya air dan kehilangan garam agar tidak minum, kulit diliputi mucus,
osmosis melalui insang, produksi urin encer, pompa garam melalui sel-sel khusus
pada insang

Sistem Reproduksi ikan Nila


Pada ikan betina mempunyai indung telur sedangkan ikan jantan mempunyai testis.
Baik indung telur maupun testis ikan semuanya terletak pada rongga perut di sebelah
kandung kemih dam kanal alimentari. Keadaan gonad ikan sangat menentukan
kedewasaan ikan. Kedewasaan ikan meningkat dengan makin
meningkatnya fungsi gonad Ikan Nila umumnya mempunyai sepasang gonad, terletak
pada bagian posterior rongga perut di sebelah bawah ginjal. Pada saat ikan nila
bertelur dan sperma dikeluarkan oleh ikan jantan, pada saat itu pula terjadilah fertilasi
di luar tubuh induknya (eksternal) yaitu di dalam air tempat dimana ikan itu berada,
kemudian mengerami telur di dalam mulutnya antara 4-5 hari dan telur tersebut
menetas 3-4 hari. Telur ikan yang dibuahi dan menetas dinamakan larva. Larva
tersebut mempunyai kuning telur yang masih menempel pada tubuhnya digunakan
sebagai cadangan makanan untuk awal kehidupannya

2.3 Kualitas Air

Langkah pertama dalam budidaya ikan nila ialah pemilihan induk ikan yang akan
dibiakkan. Sebagai induk dipilih ikan-ikan yang telah cukup umurnya dan siap
memijah. Rasio ideal antara induk jantan dan betina adalah 1:3. Padat penebarannya
disesuaikan dengan wadah atau kolam pemeliharaan. Ikan nila yang dipelihara dalam
kepadatan populasi tinggi, pertumbuhannya kurang pesat.

Hal berikutnya yang perlu diperhatikan adalah kualitas air kolam pemeliharaan.
Kualitas air yang kurang baik akan mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat.
Beberapa parameter yang menentukan kualitas air, di antaranya:

Keramba jala apung untuk memelihara ikan nila di Ranu Pakis, Klakah, Lumajang
Suhu|
Suhu atau temperatur air sangat berpengaruh terhadap metabolisme dan pertumbuhan
organisme serta memengaruhi jumlah pakan yang dikonsumsi organisme perairan.
Suhu juga memengaruhi oksigen terlarut dalam perairan. Suhu optimal untuk hidup
ikan nila pada kisaran 14-38 °C. Secara alami ikan ini dapat memijah pada suhu 22-37
°C namun suhu yang baik untuk perkembangbiakannya berkisar antara 25-30 °C.

pH
Nilai pH merupakan indikator tingkat keasaman perairan . Beberapa faktor yang
memengaruhi pH perairan di antaranya aktivitas fotosintesis, suhu, dan terdapatnya
anion dan kation. Nilai pH yang ditoleransi ikan nila berkisar antara 5 hingga 11,
tetapi pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal adalah pada kisaran pH 7–8 .

Amonia
Amonia merupakan bentuk utama ekskresi nitrogen dari organisme akuatik. Sumber
utama amonia (NH3) adalah bahan organik dalam bentuk sisa pakan, kotoran ikan
maupun dalam bentuk plankton dari bahan organik tersuspensi. Pembusukan bahan
organik, terutama yang banyak mengandung protein, menghasilkan ammonium
(NH4+) dan NH3. Bila proses lanjut dari pembusukan (nitrifikasi) tidak berjalan
lancar maka dapat terjadi penumpukan NH3 sampai pada konsentrasi yang
membahayakan bagi ikan.

Oksigen terlarut
Oksigen terlarut diperlukan untuk respirasi, proses pembakaran makanan, aktivitas
berenang, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain. Sumber oksigen perairan dapat
berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer sekitar 35% dan aktivitas
fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Kadar oksigen terlarut yang optimal
bagi pertumbuhan ikan nila adalah lebih dari 5 mg/l.

Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran di dasar kolam juga akan
memperlambat pertumbuhan ikan. Lain halnya bila kekeruhan air disebabkan oleh
adanya plankton; air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan hijau
kecoklatan karena banyak mengandung diatom. Plankton ini baik sebagai makanan
ikan nila, sedangkan plankton biru kurang baik. Tingkat kecerahan air karena plankton
harus dikendalikan.

2.4 Teknik Pembenihan

2.4.1 Persiapan Wadah Pemijahan

Pada lokasi calon pembenihan terdapat sumber air yamg memadai secara teknis,
tersedia sepanjang tahun. Setidaknya, pada pemeliharaan benih, debit air yang
dibutuhkan berkisar 0.5 liter/detik. Nila dapat hidup pada suhu 25-30 0 C; pH air 6.5 –
8.5; oksigen terlarut > 4 mg/I dan kadar ammoniak (NH3) < 0.01 mg/I; kecerahan
kolam hingga 50 cm. selain itu ikan Nila juga hidup dalam perairan agak tenang dan
kedalaman yang cukup Kolam pemijahan dapat dibuat berdinding beton.

Kolam pemijahan nila yang berdasar tanah disukai nila karena banyak dihuni plankton
dan tumbuhan air kecilyang menjadi pakan tambahan. Dasar kolam tanah juga
memudahkan nila jantan membuat cekungan untuk memijah. Untuk kolam pemijahan,
padat tebar disarankan 1 – 3 ekor / m². Satu paket induk berjumlah 300 ekor. Sistem
paket diberlakukan untuk menekan laju penurunan mutu benih yang dihasilkan bila
keturunannya dijadikan induk kembali setelah melalui seleksi ketat. Bila induk yang
dipijahkan sebanyak 1 paket, luasan kolam yang dibutuhkan sekitar 100 – 300 m².
Ketinggian air sekitar 75 cm dengan tinggi kolam sekitar 1 m. Debit air nila cukup 1
liter / detik. Jika terlalu deras nila tidak nyaman memijah. Air yang mengalir
diperlukan untuk mengganti penguapan yang terjadi.

2.4.2 Proses Pemijahan

Ikan Nila dapat berkembang biak secara optimal pada suhu 20 – 30 0 C. Ikan nila
bersifat mengerami telurnya di dalam mulut sampai menetas kurang lebih 4 hari dan
mengasuh larvanya ± 14 hari sampai larva dapat berenang bebas diperairan,
mengerami telur dan mengasuh larva dilakukan oleh induk betina. Nila dapat
dipijahkan setelah mencapai berat 100 gr/ekor. Secara alami nila memijah pada sarang
yang dibuat oleh ikan jantan di dasar kolam, sehingga diperlukan dasar kolam yang
berlumpur. Pemijahan ikan nila berdasarkan pengelolaannya dibedakan beberapa
sistim antara lain:

Pemijahan Secara Tradisional/Alami

Pemijahan secara alami dapat dilakukan di kolam. Ikan nila membutuhkan sarang
dalam proses pemijahan. Sarang di buat di dasar kolam oleh induk jantan untuk
memikat induk betina tempat bercumbu dan memijah, sekaligus merupakan wilayah
teritorialnya yang tidak boleh diganggu oleh pasangan lain. Kegiatan pemijahan alami
meliputi antara lain;

Persiapan Kolam

Kolam pemijahan luasnya harus disesuaikan dengan jumlah induk yang akan
dipijahkan. Perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 3 ukuran 250 – 500 gr perekor.
Dengan padat penebaran 1 ekor/m2. Hal ini berdasarkan sifat ikan jantan yang
membuat sarang berbentuk kobakan didasar kolam dengan diameter kira-kira 50 cm
dan akan mempertahankan kobakan tersebut dari ikan jantan lainnya. Kobakan
tersebut akan digunakan ikan jantan untuk memikat ikan betina dalam pemijahan.
Oleh karena itu jumlah ikan jantan setiap luasan kolam tergantung pada berapa banyak
kemungkinan kobakan yang dapat dibuat oleh ikan jantan pada dasar kolam tersebut.
Dinding kolam diupayakan kokoh dan tidak ada yang bocor agar mampu menahan air
kolam. Kedalam air kolam 70 cm. Dasar kolam dilakukan pengolahan, pembuatan
kemalir, pemupukan dan pengapuran.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana dasar kolam berlumpur untuk
pembuatan sarang dan meningkatkan kesuburannya agar cukup tersedia pakan

alami untuk konsumsi induk dan larva hasil pemijahan. Pemupukan dapat diberikan
pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan atau kombinasi dari ketiga macam
pupuk tersebut. Pengapuran dilakukan untuk mengendalikan hama, penyakit dan
parasit larva ikan serta meningkatkan.
Kualitas air

Kualitas air yang sesuai yaitu oksigen terlarut > 5 ppm, pH > 5, suhu 20 -30 0 C dan
NH3 < 1 ppm. Untuk menciptakan kondisi seperti tersebut, pengairan kolam harus
dilakukan dengan pengaturan yang baik. Air pemasukan terus menerus dialirkan
dengan debit 2 – 5 liter/ menit untuk luasan kolam 200 m 2 .

Pemberian pakan

Meskipun kolam telah di pupuk dan tumbuh subur pakan alami, pemberian

pakan tambahan mutlak di perlukan. Pemberian pakan tambahan dimaksudkan untuk


menjaga stabilitas produktifitas induk karena selama masa inkubasi telur 3-4 hari
induk berpuasa sehingga pada proses pemijahan harus cukup cadangan energy dari
pakan ikan. Pakan tambahan dapat berbentuk dedak, bungkil kedelai, bungkil kacang
atau pellet. Pellet dapat diberikan 3 – 6 % per hari dari bobot induk. Selama proses
pemijahan ± 7 hari dan pasca inkubasi telur yaitu setelah hari ke 8 – 12.

Pemijahan Secara Intensif

Metoda ini dilakukan pada kolam yang didesain sedemikian rupa sehingga setelah
pemijahan selesai dapat dipisahkan antara induk jantan, induk betina dan larva ikan
dalam kolam yang berbeda, dengan demikian pemanenan larva relative mudah
dilakukan dan induk akan lebih produktif karena tidak sering terganggu yang dapat
menimbulkan stres dan kematian pada induk.

Persiapan kolam

Kolam pemijahan dibuat dari pagar bambu yang bersekat-sekat antara kolam

jantan, kolam betina dan kolam larva. Kolam induk jantan (lingkaran I) hanya dapat
dimasuki ikan betina yang berukuran lebih kecil dari ikan jantan, kolam induk betina
(lingkaran II) hanya dapat dilalui larva sedang induk betina tidak dapat keluar dari
sekat, dan kolam larva (III) untuk menangkap larva yang dihasilkan. Pengolahan dasar
kolam dilakukan seperti pada persiapan kolam pemijahan alami.

Proses pemijahan

Apabila konstruksi kolam berbentuk lingkaran dengan diameter kolam I adalah 4


meter dan kolam II adalah 10 meter, serta luas kolam III adalah 44 meter persegi,
maka padat penebaran induk adalah antara 250 – 300 ekor induk betina bobot ± 250
gr/ekor dan 40 ekor jantan bobot > 500 gr/ekor.

Induk ikan pada saat pemijahan menempati kolam I. Setelah proses pemijahan
berlangsung dan telur telah menetas, induk betina akan keluar dari kolam I ke kolam
II untuk mengasuh anaknya. Di kolam II ini larva tumbuh sampai ukuran ± 1 cm,
selanjutnya larva akan masuk ke kolam III, sedangkan induk betina tetap pada kolam
II karena ada sekat. Kolam III hanya dapat di masuki oleh larva dari kolam II ke
kolam III, larva akan terusir dari kolam II, karena terganggu oleh induk betina yang
ada.

Pemeliharaan

Pemeliharaan induk dilakukan dengan pemberian pakan tambahan 3 – 6 %

perhari dari bobot ikan. Pemberian pakan dilakukan sesuai yang dibutuhkan oleh
induk dan larva.

2.5 Pakan

Pakan sangat berperan dalam pertumbuhan ikan, agar pakan yang diberikan optimal
maka jumlah harus tersedia cukup, kualitasnya memadai serta sesuai dengan jenis atau
pun bentuknya. Juga waktu, frekuensi, dan cara pemberiannya yang tepat.

Kandungan pakan ikan


Pakan yang dimakan oleh ikan pertama-tama digunakan untuk memelihara tubuh dan
menganti alat-alat tubuh yang rusak, kelebihannya baru digunakaan untuk
pertumbuhan. Pakan ikan yang diberikan harus menggunakan protein, karbohidrat dan
lemak, zat makanan ini akan di ubah mejadi energi. Protein merupakan sumber energi
utama, kandungan protein pada pakan harus berkisar antara 28-30% (Hapher, 1975)

Jumlah pakan yang diberikan

Jumlah pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan. Bila pakan yang
diberikan kurang dari yang di butuhkan kemungkinan yang terjadi adalah pakan
tersebut hanya digunakan hanya untuk memprtahankan kondisi tubuh saja sedangkan
bila berlebihan ikan tidak akan menghabiskannya, sehingga terjadi pembusukan sisa
pakan. Menurut Admadja dkk (1985) pemberian pakan perhari adalah 2-5% dari bobot
ikan yang dipelihara.

Jenis pakan ikan

Jenis pakan ikan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu pakan alami dan buatan.
Pakan alami adalah pakan yang diberikan pada ikan yang wujudnya masih asli.
Keadannya bias hidup, mati, segar ataupun awetan, contohnya: infusoria, daphnia,
jenis yamuk, cacing, jangkrik, bekicot, dan lain-lain. Pakan buata adalah pakan yang
diberikan pada ikan yang wujud asalnya tidak nampak lagi. Pakan buatan ini
umumnya sudah diramu sehingga bahan lebih dari satu jenis dan kandungan
nutrisinya bias diatur oleh pembuatnya.

Bentuk pakan ikan

Bentuk pakan yang dimaksud adalah bentuk pakan buatan, karena pakan buatan bias
dibentuk sesuai keinginana pembuat dan peruntuknya. Macam-macam bentuk pakan
ikan ini diantaranya adalah bentuk emulsi, pasta, tepung, flek, butiran, remah, pellet.

Waktu dan frekuensi pemberian pakan


Waktu frekuensi pemberian pakan untuk ikan yang dipelihara secara intensif seperti di
jaring apung dan kolam air deras pemberiannya rata-rata 5 kali sehari. Sedangkan ika
yang di pelihara secara semi intesif pemberian pakan 3 kali sehari. Untuk ikan yang di
pelihara secara tradisional umumnya hanya mengandalkan paka alami yang ada
dikolam, bila diberipakan pun hanya sekali-sekali saja dan waktunya pun tidak tentu.

Cara pemberian pakan

Cara pemberian pakan ikan ada bermacam-macam di antaranya dengan automatic


deman feeder, ditebar, dihamparan. Macam-macam cara pemberian pakan itu
tegantung dari jenis dan ukuran ikan yang dipelihara.

BAB 3 ANGGARAN PRODUKSI

ASPEK PRODUKSI

1. Lokasi usaha
Dalam mendirikan usaha budidaya ikan nila maka harus mencari tempat yang
strategis, karena pada umum nya sebagian konsumennya akan merasa nyaman jika
tempat penjualan produk yang ingin di belinya tidak jauh dari tempat mereka dan
jalan yang di laluinya tidak hancur. Sehingga para pemasok yang ingin membeli
produk kita tidak susah membawa barang yang ingin di pesannya tersebut.

Lokasi yang sedang saya incar adalah di tempat orang biasa berlalu lalang. Terkhusus
di daerah yang ramai penduduk. Karena, Lokasi ini lah yang dapat membuka jalan
kesuksesan dalam menjalakan usaha yang sedang kita tekuni.

1. Penetapan Harga
Harga yang saya tetapkan adalah harga yang diperkirakan akan terjangkau oleh
masyarakat sekitar. Setelah memperhitungkan dengan cukup matang, akhirnya saya
tetapkan sebagai harga yang saya tawarkan agak murah dari harga umum di pasaran .
Jika di pasaran harga perkilo ikan nila di jual dengan harga 30.000-35.000, maka saya
akan menjual ikan nila yang saya produksi dengan harga kisaran 20.000-25.000
perkilo. Harga itu pun akan disesuaikan dengan perkembangan selanjutnya.

1. Sumber-sumber Produk / Bahan


Untuk sumber-sumber bahan baku atau supplier saya mengambil dari pembibitan yang
di lakukan oleh pemerintah yaitu di Dinas Perikanan yang sudah terjamin dan terbukti
kualitasnya. Dengan harga yang murah sehingga dengan begitu tidak merugikan bagi
saya sebagai pelaku budidaya ikan.

1. Tenaga kerja
Karena masih tahap awal mungkin tenaga kerja masih belum di perlukan karena masih
tahap awal mungkin semua kegiatan masih di lakukan sendiri dan beum memerlukan
bantuan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai