Anda di halaman 1dari 9

Seni rupa pra-modern memiliki memiliki karakteristik sebagai unsur dari suatu kebudayaan (atau sub-

kebudayaan) yang bersifat relasional, yang mana seni rupa pra-modern selalu memiliki kaitan dengan
unsur kebudayaan lain seperti: kepercayaan, filsafat, pola hidup masyarakat, politik dan adanya
pengaruh dari kebudayaan lain. Seni rupa pra-modern juga bersifat parsitipatif, yang artinya, seni pra-
modern lahir dari pemikiran serta konvensi Teknis yang dibentuk secara kolektif oleh suatu masyarakat.
1
namun pada kebudayaan Cina, posisi seni dapat dikatakan mendapat bagian dalam masyarakat. Hal ini
ditandai dengan adanya pembubuhan cap sebagai identitas sang seniman, dan dianggapnya seni sebagai
suatu keilmuan tinggi.2 Pada seni keramik, di kebudayaan Cina, bukan hanya dihargai sebagai benda
pakai, namun juga meningkat posisinya sebagai seni tinggi (Fine Art)3

Perkembangan seni keramik Cina

Gambar 1: Keramik periode Dinasti


Han

 Seni keramik cina pra-modern dimulai sejak zaman Dinasti Han (202SM-220M). Penggunaan
keramik sebagai bekal kubur. Ciri visual memiliki warna hijau dan kecoklatan dan memiliki
ornamen dekoratif. Pada masa ini telah dikenal teknik glasir dengan teknik pembakaran suhu
rendah.

1
Materi perkuliahan mata kuliah Tinjauan seni rupa.
2
Materi perkuliahan Sejarah seni rupa Asia
3
Ibid.
Gambar 2: Keramik periode 6 Dinasti

 Periode 6 Dinasti (220-589). Pada era ini penggunaan keramik masih dimaksudkan sebagai bekal
kubur. Terdapat dua aliran pada periode ini. Produksi keramik di Shaoxing, dan Deqing, memiliki
ciri khas dengan teknik glasir berwarna hitam, sementara di Heibei dan Heinan, Diproduksi
keramik dengan mengadopsi gaya visual dari Turki, dan daerah Asia barat lainnya, dengan
ornament dekoratif yang mengadaptasi dari tanaman akantus dan teratai tanpa glasir.

Gambar 4: Keramik periode Dinasti Gambar 3: Keramik periode Dinasti


Tang Tang, Figur manusia dan unta

 Periode Dinasti Tang (618-907). Merupakan periode dengan produksi keramik yang produktif.
Terdapat produksi keramik putih yang diproduksi di Xing Yao, dan Ding Zhou (Xing Ware & Ding
Ware) yang memiliki visual cenderung polos dan minim dekoratif. Pada daerah Henan, juga
ditemukan teknik 3 warna (sanchai), dengan teknik glasir suhu rendah menggunakan oksidasi
tembaga dan besi, yang menghasilkan warna hijau, coklat, kuning, dan kadang menggunakan
warna biru. Keramik Sanchai ini juga diekspor ke daerah timur tengah seperti Syiria, Ciprot,
Mesir dan juga daerah Asia Timur (jepang) dan Asia Tenggara (Indonesia, Filipina). Selain produk
keramik berupa vas dan alat saji (teko untuk teh). Perkembangan pada seni keramik di periode
Dinasti Tang ini, dipengaruhi oleh kebudayaan Asia barat, dalam mengadaptasi bentuk maupun
motif pada ornamen dekoratif keramik. Selain itu, pada periode ini, pengaruh dari kepercayaan
Buddha telah masuk kedalam masyarakat Cina, sehingga beberapa produk keramik
mengadaptasi simbol-simbol dan karakteristik dari ajaran Buddha. Juga diproduksi keramik
figuratif berbentuk hewan (Kuda dan Unta) dan juga figur manusia (pejabat pemerintahan).

Gambar 5: Keramik periode Dinasti Song

 Periode Dinasti Song (960-1279). Pada periode ini, produk keramik yang dihasilkan memiliki
karakter monokromatik dan bersifat halus. Keramik dengan warna kebiruan dari wilayah Jun
merupakan produk keramik yang populer dari periode ini. Warna biru didapatkan dari hasil
oksdasi tembaga dan besi, yang juga dapat menghasilkan warna merah dan keunguan. Keramik
Qingbai juga menggunakan warna biru sebagai ciri khas, perbedaan dengan keramik dari
wilayah Jun adalah pada keramik Qingbai memadukan warna biru dengan putih, sehingga
produk yang dihasilkan cenderung memiliki warna putih-kebiruan. Selain itu, ada pula celadon /
greenware dari daerah Yue (Song utara) yang memiliki motif ukiran floral, burung phoenix,
naga, dan figur manusia. Whiteware dari periode Dinasti Tang masih di produksi pada era ini,
bersamaan dengan keramik hitam (blackware) dari daerah Henan dan Hebei, yang memiliki
motif floral.
Gambar 6: Keramik periode Dinasti Yuan

 Periode Dinasti Yuan (1206-1368) Periode Yuan merupakan perpanjangan dari periode
sebelumnya (Dinasti Song). Pada periode ini terdapat beberapa perkembangan pada produk
keramik di beberapa daerah. Seperti keramik Qingbai yang pada periode ini mendapatkan
penambahan motif floral. Perkembangan keramik Qingbai ini dikenal menjadi Shufu/Shufuware.
Produk Shufuware berbasis putih yang dipadukan dengan teknik Underglazed menggunakan
pigmen cobalt blue dan ditambahkan motif dari adaptasi ornamen geometrik Islam merupakan
produk yang meraih popularitas sangat cepat dan menjadi produk yang paling populer pada
perkembangan keramik Cina.

Gambar 7: Keramik periode


Dinasti Ming

 Periode Dinasti Ming (1368-1644). Pusat pembuatan keramik pada periode Dinasti Ming terletak
terletak di Jingdezhen yang merupakan tempat ideal bagi pembuatan keramik karena berada
dekat sumber mineral yang digunakan sebagai bahan baku produksi dan sumber air. Pada awal
periode ini, Produksi keramik diominasi oleh keramik Shufuware yang memiliki ciri khas
berwarna dasar putih dengan lukisan (dan/ atau) ornamen Underglazed dari pigmen cobalt blue
yang ditemukan dan mulai populer di periode Dinasti Yuan. Perpaduan antara seni keramik dan
seni lukis Cina pra-modern ini menjadi sangat menarik karena dapat dikategorikan sebagai suatu
produk seni yang bersifat cross discipline. Kebanyakan lukisan pada keramik Shufuware ini
menggambarkan lanskap, tumbuhan, dan hewan. Selain lukisan, ornamen pada Shufuware
memiliki banyak variasi, dan masih menggunakan dipengaruhi oleh ornamen dari Timur-Tengah
dan kebudayaan Islam. Disamping keramik Shufuware yang telah dijelaskan, Pada periode
Dinasti Ming ini diproduksi pula keramik Sanchai (3 warna), dan Wuchai (5 warna) atau dikenal
juga sebagai ‘Swatow ware’ di pasar Asia Tenggara. Disamping produksi keramik dengan
penambahan warna, terdapat keramik Dehua (Dehua ware) yang memiliki karakter putih susu /
putih gading polos yang menggambarkan sang Buddha.

Gambar 8: Keramik Yangcai


Gambar 9: Keramik floral periode
periode dinasti Qing
Dinasti Qing

 Periode Dinasti Qing (1644-1911/12). Terjadi penghancuran pada pabrik keramik Jingdezhen
yang baru dapat beroperasi kembali secara normal pada tahun 1682. Pada periode ini
ditemukan beberapa pigmen warna baru seperti eel-skin yellow, snakeskin green, turquoise
blue, dan soft red glaze shading to green, yang dikenal sebagai Yangcai dengan menggunakan
teknik pewarnaan enamel . Juga ditemukan warna Langyao atau merah darah sapi yang didapat
dari oksidasi tembaga yang intens. Keramik multi warna (Sanchai dan Wuchai) dengan ornamen
floral, lanskap, figur manusia, hewan dan juga penambahan pada penggambaran serangga,
tetap menjadi produksi utama pada periode ini dengan variasi warna yang juga makin
berkembang.4 Terbukanya jalur perdagangan barat turut mempengaruhi perkembangan
keramik pada era ini, ditemukan beberapa keramik dengan penggambaran bangunan eropa
beserta penggambaran bendera-bendera negara eropa yang mengindikasikan telah masuknya
pengaruh barat lewat perdagangan. Jalur perdagangan barat ini dipegang oleh East India
Company yang berbasis di London, Inggris. 5

4
Dirangkum dari 2 sumber:
1.Savage, G., Sibelgerd, J., Sullivan, M. (14 Februari 2014). Chinese pottery . Diambil dari
https://www.britannica.com/art/Chinese-pottery/The-Qing-dynasty-1644-1911-12
2.Chinese ceramics. Diambil dari https://www.comuseum.com/ceramics/
5
Karine J. (10 september 2018). Viking river cruises, The History of Chinese Porcelain [Berkas video]. Diperoleh dari
https://www.youtube.com/watch?v=vDwOZgl4rH
Kesimpulan
Perkembangan seni keramik Cina pra-modern dimulai sejak era Dinasti Han hingga era Dinasti Qing.
Perkembangan tersebut meliputi bentuk, teknis pewarnaan, ornamen, dan unsur dekoratif lainnya.
Perkembangan ini diantaranya didasari oleh faktor politik (kerajaan dan patron), penemuan
teknologi, kepercayaan, dan pengaruh dari kebudayaan luar. Pengaruh dari kebudayaan luar ini
umumnya terbuka oleh jalur perdagangan yan memungkinkan adanya pertukaran informasi dan
teknologi, yang pada akhirnya berpengaruh pada permintaan pasar dari dalam dan luar daerah Cina.
Pada mulanya seni keramik cina banyak dipengaruhi oleh negara-negara timur tengah, yang terbuka
dari adanya jalur perdagangan sehingga banyak ditemukan ornamen yang diadaptasi dari
kebudayaan Muslim. disamping itu, kepercayaan Buddhisme yang menjadi agama mayoritas di Cina
menjadi pengaruh terbesar pada kesenian Cina pra-modern, yang pada seni keramik ditemukan
banyak keramik berbentuk figuratif sebagai penggambaran sang Buddha sebagai sarana
penyembahan. Baru pada tahun 1600an, budaya barat mempengaruhi kesenian keramik Cina yang
juga dibuka oleh jalur perdagangan.
Daftar Pustaka
 Savage, G., Sibelgerd, J., Sullivan, M. (14 Februari 2014). Chinese pottery
. Diambil dari https://www.britannica.com/art/Chinese-pottery/The-
Qing-dynasty-1644-1911-12
 Chinese ceramics. Diambil dari https://www.comuseum.com/ceramics/
 Karine, J. (10 september 2018). Viking river cruises, The History of
Chinese Porcelain [Berkas video]. Diperoleh dari
https://www.youtube.com/watch?v=vDwOZgl4rH
 Damajanti, I., Gumilar, G. Seni rupa Cina pramodern (Presentasi materi
perkuliahan).
 Materi perkuliahan Tinjauan seni rupa.
Sumber Gambar
Gambar 1: https://www.comuseum.com/ceramics/Han/
Gambar 2: http://www.chinaonlinemuseum.com/ceramics-six-dynasties.php
Gambar 3: https://www.comuseum.com/ceramics/tang/
Gambar 4: https://www.comuseum.com/ceramics/tang/
Gambar 5: https://www.comuseum.com/ceramics/song/
Gambar 6: https://www.comuseum.com/ceramics/yuan/
Gambar 7: https://www.comuseum.com/ceramics/ming/
Gambar 8: https://www.comuseum.com/ceramics/qing/
Ciri Visual Keramik Cina Pra-Modern

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Sejarah Seni Rupa Asia pada Semester IV
tahun akademik 2017-2018

Oleh:

Jorghi Saputra

17017001

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2018

Anda mungkin juga menyukai