Said bin Zaid tak seterkenal al-mubasyiruna bil Jannah yang lain.
Seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan Abdurrahman bin Auf.
Tapi hal itu tidak mengurangi kemuliaannya. Kali ini kita akan
menyimak catatan ringkas tentang biografi Said bin Zaid
radhiallahu ‘anhu. Agar kita lebih mengenal sahabat yang mulia
ini.
Said bin Zaid menikah dengan adik Umar, Fatimah binti al-
Khattab radhiallahu ‘anha. Sementara Umar menikahi saudarinya,
yaitu Atikah binti Zaid. Ayahnya, Zaid bin Amr bin Nufail, adalah
seorang yang hanif. Meskipun hidup di masa jahiliyah ia tak
pernah sujud kepada selain Allah. Di tengah kegelapan jahiliyah,
menjelang wafat ayahnya berkata, “Ya Allah, jika Engkau memang
tidak menghendaki kebaikan ini (agama Islam) untukku, maka
janganlah Engkau halangi anakku (Sa’id) darinya.” Ia tidak tahu
harus mengikuti siapa. Karena di zaman itu belum ada Rasul yang
diutus.
َ
م ُر ِفي َ َو ُع، “أ ُبو بَكْ ٍر ِفي ا ْل َجن َِّة:ول ال َّل ِه ُ س ُ ل َر َ َقا:ل َ ف َقا ٍ م ِن بْ ِن َع ْو َ الر ْح
َّ ن َعبْ ِد ْ َع
َوال ُّزبَيْ ُر ِفي، َو َط ْل َح ُة ِفي ا ْل َجن َِّة،ي ِفي ا ْل َجن َِّة ٌّ َو َع ِل،ان ِفي ا ْل َجن َِّةُ ْم َ َو ُعث،ا ْل َجن َِّة
يد ِفي ٌ س ِعَ َو،س ْع ٌد ِفي ا ْل َجن َِّة َ َو،ف ِفي ا ْل َجن َِّة ٍ م ِن بْ ُن َع ْو َ الر ْح
َّ َو َعبْ ُد،ا ْل َجن َِّة
اح ِفي ا ْل َجن َِّة ِ َوأَ ُبو ُعبَيْ َد َة ْب ُن ا ْل َج َّر،”ا ْل َجن َِّة.
ها
َ ار
ِ ها ِفي َد
َ ل َقبْ َر
ْ اج َع
ْ َو،ها َ َكا ِذ َب ًة َفأَ ْع ِم ب
َ ص َر ْ ال َّل ُهم إِ ْن كَا َن
َ ت
“Ya Allah, kalau dia dusta, buatlah matanya buta. Dan jadikanlah
tempat wafatnya, tanahnya sendiri.”
Wafat
Said bin Zaid wafat di daerah Aqiq pada tahun 50-an Hijriyah.
Kemudian jenazahnya dibawa ke Madinah. Saat wafat usianya 70-
an tahun.