ANALISIS JURNAL
A. ABSTRAK
Judul : Kombinasi Relaksasi Napas Dalam Dan Aroma Terapi Lavender
Efektif menurunkan tekanan darah
Tahun : 2018
Nama Author : Enis Kusyati, Novi Kurnia Santi, Shindi Hapsari
Penerbit : Prosiding Seminar Nasional Unimus
Tempat : Semarang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat umum. Hipertensi memiliki prevalensi yang tinggi yaitu
sekitar 25,8%. Kasus tertinggi penyakit yang tidak menular di Jawa Tengah adalah
penyakit kardiovaskuler atau hipertensi dan pembuluh darah. Dari total 1.212.167
kasus yang dilaporkan sebesar 66,51 % (806.208) adalah penyakit kardiovaskuler
atau hipertensi dan pembuluh darah. Relaksasi dan Aromaterapi dapat
mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh darah. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui efektifitas relaksasi nafas dalam dan aromaterapi lavender
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi. Jenis penelitian kuantitatif
dengan quasi experiment one group pre-test and post-test design. Menggunakan
Teknik purposive sampling dengan jumlah 26 responden. Uji normalitas
menggunakan Shapiro Wilk dan uji statistik menggunakan paired t-test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistole sebelum intervensi
adalah 148,38 mmHg, dan tekanan darah diastole 92,00 mmHg dengan p-value
0.000, sedangkan rata-rata tekanan darah sistole setelah intervensi adalah 145,54
mmHg, dan tekanan darah diastole 90,54 mmHg dengan p-value 0.000.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa relaksasi nafas dalam dan aromaterapi
lavender efektif menurunkan tekanan darah.
B. Analisis Jurnal
C. Jurnal Terkait
TINJAUAN PUSTAKA
2012).
B. KONSEP HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih
dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2012).
Sedangkan menurut Wajan (2010) Hipertensi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus
lebih dari suatu periode. Menurut WHO, hipertensi merupakan peningkatan
tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan
diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg. Hipertensi dikategorikan
ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-100 mmHg, hipertensi sedang
jika tekanan diastoliknya 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila
tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan
peningkatan diastoliknya karena dianggap lebih serius dari pada
peningkatan sistolik (Sudoyo, et al, 2006).
2. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi menurut Joint National Committe 7 (JNCyang
digunakan di Amerika Serikat tahun 2003.
Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7
natrium di ginjal pada saat tekanan darah normal (Koizer, et al, 2009).
d. Diabetes Mellitus
Dua per tiga orang dewasa yang mengalami diabetes mellitus
jiga mengalami hipertensi. Perkembangan resiko hipertensi dengan
keluarga menderita diabetes dan obesitas menjadi 2-6 kali lebih besar
dari pada tidak ada riwayat keluarga (Gray, et al, 2002).
e. Tingkat Stress
Stress fisik dan emosional juga dapat meningkatkan tekanan
darah. Menurut Jaret (2008) stress emosional atau mental bisa
menurunkan kualitas hidup, selain itu stress mental (psikososial) dapat
meningkatkan tekanan darah. Stress yang sering atau berkepanjangan
menyebabkan otot polos vaskuler hipertropi dan berpengaruh pada
jalur pusat integrasi di otak.
f. Tingkat aktivitas
Orang dengan aktivitas yang kurang, memiliki resiko mengalami
hipertensi lebih tinggi. Aktivitas membantu mencegah dan mengontrol
hipertensi dengan menurunkan berat badan dan resistensi perifer
serta menurunkan lemak tubuh (Anggraini, et al, 2009).
g. Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan kejadian hipertensi primer. Hal ini
disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh
darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah (Anggraini, et al,
2009).
dapat terjadi karena kerusakan otot jantung atau sistem listrik jantung.
2. Stroke
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang
lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak, maka
terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat pada kematian. Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan trans-
iskemik (TIA) yang bermanifestasi sebagai peralis sementara pada satu sisi
(hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan.
3. Kerusakan Ginjal
Dengan adanya peningkatan tekanan darah ke dinding pembuluh
darah akan mempengaruhi kapiler glomerolus pada ginjal mengeras
sehingga fungsinya sebagai penyaring darah menjadi terganggu. Selain itu
dapat berdampak kebocoran pada glomerolus yang menyebabkan urin
bercampur protein (proteinuria).
4. Kerusakan Penglihatan
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah mata,
sehingga mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau buta.
IMPLEMENTASI TINDAKAN
kecemasan, nyeri sendri, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolic, dan
mengatasi gangguan tidur, stress dan meningkatkan produksi hormon melatonin dan
serotonin (Ni Wayan S, 2014).
a. Indikasi
1) Pada pasien yang mengalami cemas dan nyeri
b. Kontraindikasi
1) Tidak diberikan pada pasien yang mengalami masalah atau gangguan pada
indra penciumannya, memiliki masalah iritasi pada membrane mukosa hidung,
Waktu menjelang sebelum di berikannya pada pasien saat rileks atau mengalami
hipertensi maupun cemas dan diberikan paling tidakselama>10-15 menit
3. Tujuan
Merangsang syaraf penciuman kemudian menujus yaraf pusat yang pada akhirnya
menimbulkan sensasi rileks sehingga rasa mual dan muntah berkurang Respon ini
terjadi karena molekul-molekul yang terdapat pada aromaterapi lavender ini dihirup.
4. Prosedur
b) Menjelaskan tujuan
c) Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
2) Persiapan Lingkungan
a) Menyiapkan lingkungans enyaman mungkin
3) Persiapan Alat
a) Aromatherapy
Lavender
b) Tissue
semifowler
2) Teteskan aromaterapi
lavender ke tissue 2
tetes
3) Dekatkan tissue
5 cm
4) Berikan aromatherapy
HASIL INTERVENSI
1. BEFORE
Sebagai mana terlihat pada data bahwa sebelum diberikan aromaterapi pasien
mengalami ketidaknyamanan akibat tekanan darah yang tinggi membuat
responden mengalami sakit kepala yang sulit di tahan sakitnya.
2. AFTER
Sebagaimana terlihat pada data terlihat bahwa setelah diberikan aromaterapi
lavender tekanan darah responden menurun, nyeri yang dirasakan berkurang
dan membuat badah menjadi lebih rileks dan segar.
No Before After
terasa sakit dan pusing. tenang dan bisa tidur dan istirahat,
KU : Sedang, GCS : E4 M6 V5
RR : 26 x/m - N : 97 x/m
T : 36,6 °c - RR : 26 x/m
N : 83x/m - RR : 26 x/m
RR : 24 x/m - T : 36,6 °c
lavender.
No Before After
lavender.
No Before After
N : 98x/m - T : 36,6 °c
RR : 20 x/m - Pasien terlihat berbaring
No Before After
N : 98x/m - T : 36,5 °c
tidur.
Tabel.1
Dari tabel diatas disebutkan bahwa p-value 0.010 atau lebih kecil dari
p-value 0.05. Sehingga dapat di simpulkan bahwa aromaterapi lavender
efektif menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Aromaterapi
lavender memusatkan perhatian pada suatu aktifitas otot yang tegang
kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan latihan relaksasi untuk
mendapatkan perasaan rileks. Selain itu juga dengan relaksasi akan membuat
individu mampu menghindari reaksi yang berlebihan karena adanya stress,
mengatasi masalah yang berhubungan dengan stres seperti
hipertensi,insomnia, mengurangi tingkat kecemasan dan mengontrol
anticipacy anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan (American
Society Of Hypertention, 2013).
manusia yang terdiri dari sistem saraf simpatis dan saraf parasimpatis.
Keadaan rileks mampu menstimulasi tubuh untuk memproduksi
molekul yang disebut nitrat oksida (NO). Molekul ini bekerja pada
tonus otot pembuluh darah sehingga dapat mengurangi tekanan darah
(Baradero, 2009). Kondisi tubuh yang rileks dan tidak mengalami stress
maka pembuluh darah akan mengalami vasodilatasi tanpa adanya
dan tetap menjaga gaya hidup sehat untuk mendapat hasil yang
C. KESIMPULAN
Kesimpulan aromaterapi lavender efektif menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Aromaterapi lavender memusatkan perhatian pada suatu
aktifitas otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan
melakukan latihan relaksasi untuk mendapatkan perasaan rileks. Selain itu juga
dengan relaksasi akan membuat individu mampu menghindari reaksi yang
berlebihan karena adanya stress, mengatasi masalah yang berhubungan dengan
stres seperti hipertensi,insomnia, mengurangi tingkat kecemasan dan
mengontrol anticipacy anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan
Implikasi keperawatan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu data dari
penelitian ini dapat menjadi dasar bagi keperawatan, terutama untuk keperawatan
kritis, gawat darurat dan kritis untuk memberikan intervensi pada pasien sehingga
diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan bagi pasien
Publisher.
Kesehatan.