Anda di halaman 1dari 21

REVIEW ARTICLE : AROMATERAPI SEBAGAI TERAPI STRES DAN

GANGGUAN KECEMASAN

Adinda Khansa Sundara*, Bintang Larasati, Dewi Sheyka Meli, Dheandra Mariska Wibowo,
Fitri Nurulliza Utami, Silky Maulina, Yuliana Latifah, Neni Sri Gunarti

Fakultas Farmasi, Universitas Buana Perjuangan Karawang, Karawang, Jawa Barat, Indonesia
*Penulis Korespondensi : fm18.adindasundara@mhs.ubpkarawang.ac.id

Abstrak
Stres dan kecemasan merupakan salah satu gangguan jiwa yang masih menjadi permasalahan di Indonesia.
Stres dan kecemasan bisa dialami oleh siapapun yang dapat dipicu oleh kondisi tertentu. Pengobatan
aromaterapi menjadi alternatif untuk mengurangi tingkat stres dan kecemasan. Aromaterapi merupakan
terapi yang menggunakan minyak esensial sebagai agen utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui minyak esensial apa saja yang dapat menurunkan tingkat stres dan kecemasan pada berbagai
kondisi pasien. Metode yang digunakan yaitu studi literatur review yang terdiri dari 16 jurnal dan artikel
yang berasal dari situs pencarian online. Hasil dari penelitian menujukkan bahwa minyak esensial yang
berasal dari tanaman lavender (Lavandula angustifolia), buah jeruk bergamot (Citrus bergamia Risso et
Poiteau), buah lemon (Citrus limon (L.) Burm. F) dan pepermin (Mentha piperita L.), bunga kamomil
(Matricaria Chamomilla L), bunga kenanga (Cananga Odorata (ylang-ylang)), daun sereh (Cymbopogon
ciratus (DC.), buah jeruk pahit (Citrus aurantium (L.), dan tanaman rosemary (Rosemarinus officinalis L.)
dapat digunakan untuk mengurangi tingkat stres dan kecemasan yang dipicu oleh kondisi tertentu.

Kata kunci : Stres, Gangguan Kecemasan, Aromaterapi, Minyak Esensial

Abstract
Stress and anxiety are one of the mental disorders that are still a problem in Indonesia. Stress and anxiety
can be experienced by anyone that can be caused by certain conditions. Aromatherapy treatment is an
alternative to reduce stress and anxiety levels. Aromatherapy is a therapy that uses essential oils as the
main agent. The purpose of this study was to determine which essential oils can reduce stress and anxiety
levels in various patient conditions. The method used in this research was a literature review study consist
of 16 article from online search site . The results of the study showed that essential oils from lavender
(Lavandula angustifolia), bergamot orange (Citrus bergamia Risso et Poiteau), lemon (Citrus limon (L.)
Burm. F), peppermint (Mentha piperita L.), chamomile (Matricaria Chamomilla L), ylang flower (Cananga
Odorata (ylang-ylang)), lemongrass (Cymbopogon ciratus (DC.), bitter orange (Citrus aurantium (L.), and
rosemary (Rosemarinus officinalis L.) can be used to reduce stress and anxiety levels caused by certain
conditions.
Keywords: Stress, Anxiety Disorder, Aromatherapy, Essential Oil

(Ansori dan Martiana, 2017). Stres yang berkepanjangan


PENDAHULUAN
dapat menyebabkan penyakit fisik, sedangkan untuk stres
Salah satu permasalahan serius dalam bidang
akut dapat menyebabkan gangguan kecemasan (Hur et
kesehatan di Indonesia yaitu gangguan jiwa. Berdasarkan
al., 2014). Menurut Arbi dan Ambarini (2018), Faktor-
data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013, 1 sampai 2
faktor yang menyebabkan stres diantaranya yaitu
orang dari 1.000 penduduk di Indonesia mengalami
gangguan struktur dan fungsi jaringan organ maupun
gangguan jiwa berat. Beberapa penyebab seseorang
sistemik yang menimbulkan fungsi tubuh yang abnormal.
mengalami gangguan kejiwaan yaitu stres dan
Gangguan kecemasan merupakan suatu hal yang wajar
kecemasan (Hendrawati et al., 2021).
yang dapat dialami oleh siapapun, namun dapat menjadi
Stres merupakan salah satu keadaan yang mengacu masalah yang serius jika terjadi secara terus menerus
kepada psikologi, fisiologi dan ketegangan fisik yang (Oktapiani dan Putri, 2018). Kecemasan dapat diartikan
dirasakan ketika dihadapkan pada lingkungan yang sulit sebagai perasaan takut seseorang akan hal yang akan
untuk beradaptasi. Stres juga merupakan reaksi dalam datang serta kurang menyenangkan, kecemasan
dan luar tubuh manusia yang menyebabkan kesehatan disebabkan oleh terlalu banyak hal yang dipikirkan dan
menurun bahkan hingga menyebabkan suatu penyakit kurang dipahami yang ditandai dengan gejala fisiologis.

Jurnal Buana Farma: Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol. 2, No. 2, Juni 2022 78
Gejala kecemasan yang menetap dan berlangsung menit. Dalam proses inhalasi tersebut aromaterapi
berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama sangat melepaskan beberapa molekul ke udara dalam bentuk uap
mengganggu ketentraman hidup seseorang (Darmojo, air yang mengandung komponen kimia. Uap tersebut
2009). Kecemasan dapat menyerang pada kondisi apapun akan terhirup kemudian akan diserap oleh tubuh melalui
dan tidak memandang usia baik pada remaja maupun hidung dan paru-paru lalu akan masuk ke aliran darah dan
pada lansia. sistem limbik otak yang bertanggungjawab dalam sistem
Pada individu yang mengalami stres dan gangguan integrasi, ekspresi perasaan, belajar, ingatan, emosi serta
kecemasan yang berkepanjangan akan timbul gejala fisik rangsangan fisik untuk merelaksasikannya (Pertiwi et al.,
dan psikologis seperti sakit kepala, sakit lambung, 2016)
jantung berdebar, gangguan tidur, mudah lelah, gelisah, Berikut merupakan minyak esensial yang dapat
kurang konsentrasi, mudah marah dan bersikap agresif digunakan sebagai aromaterapi untuk menurunkan
(Hendrawati et al., 2021). Aromaterapi menjadi alternatif tingkat stress dan kecemasan pada beberapa kondisi
yang bisa digunakan untuk mengurangi tingkat stres dan pasien.
kecemasan pada beberapa kondisi pasien.
Lavandula angustifolia
Aromaterapi berasal dari kata “aroma” yang artinya Lavender berasal dari famili Laminaceace yang
adalah wewangian atau bau dan “terapi” artinya adalah banyak dimanfaatkan sebagai minyak aromaterapi
pengobatan (Ali et al., 2015). Aromaterapi merupakan sebagai terapi untuk merelaksasi otot, penenang serta anti
salah satu pengobatan komplementer yang menggunakan kontraksi melalui sistem saraf (M. Kamalifard et al.,
minyak esensial sebagai agen terapi utama. Minyak 2016). Salah satu kandungan minyak esensial lavender
esensial diperoleh dari hasil ekstraksi bunga, daun, didominasi oleh linalool (18-48%) dan linalyl acetate (1-
batang, buah, akar, dan juga dari resin. Minyak esensial 36%). Linalool dan linalyl asetat oil merupakan
sebagai aromaterapi digunakan melalui inhalasi dan atau kandungan yang mampu merelaksasi atau melemaskan
rute topikal. Saat dihirup, minyak esensial bekerja di otak sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang.
dan sistem saraf melalui stimulus dari saraf penciuman. Linalool dapat memberikan efek penenang dan linalyl
Respon ini akan merangsang produksi masa penghantar asetat berfungsi sebagai obat penghilang rasa sakit dan
saraf otak (neurotransmitter) yang berkaitan dengan dapat meningkatkan euforia. Penggunaan dua kandungan
pemulihan kondisi psikis seperti emosi, perasaan, pikiran ini dapat mengurangi kecemasan, gangguan pola tidur,
dan keinginan (Agustina et al., 2019). stres, meningkatkan perasaan kesejahteraan, mendukung
Review artikel kali ini akan memaparkan kewaspadaan mental serta menekan agresi (Dewi, 2013).
penggunaan aromaterapi pada keadaan pasien dengan Telah dibuktikan pada beberapa penelitian bahwa
kondisi tertentu menggunakan jenis minyak esensial minyak esensial lavender dapat memberikan efek
yang beragam. relaksasi. Linalool dan linalyl yang terkandung didalam
minyak esensial lavender dapat menurunkan tingkat
kecemasan pasien yang menjalani hemodialisa di RS
METODE PENELITIAN PKU Aisyah Boyolali dengan total responden sebanyak
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif tujuh orang yang mengalami tingkat kecemasan berbeda-
dengan bentuk literature review. Identifikasi, evaluasi beda. Dua orang (28,6%) mengalami cemas ringan, tiga
dan interpretasi dilakukan terhadap semua hasil orang (42,9%) dengan tingkat kecemasan sedang dan dua
penelitian tertentu berdasarkan topik yang dipilih yaitu orang (28,6%) dengan cemas berat. Setelah diberikan
terkait dengan aromaterapi. Pengumpulan dan pencarian terapi dengan minyak esensial lavender tingkat
data yang digunakan dalam penelitian yaitu data kecemasan pasien berkurang yaitu lima orang (71,4%)
sekunder yang diperoleh dari database media online dengan cemas ringan dan dua orang (28,6%) dengan
seperti Google dan situs jurnal seperti Google Scholar,
cemas kategori sedang (Agustin et al., 2020).
Researchgate, dan PubMed. Adapun kata kunci yang Penelitian serupa dilakukan oleh Karadag dan
digunakan yaitu “Aromaterapi Stres dan Kecemasan”. Samancioglu Baglama (2019) menunjukan bahwa
Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, serta hasil aromaterapi minyak esensial lavender dapat menurunkan
seleksi dipilih 16 literatur yang memenuhi kriteria dari tingkat kecemasan signifikan pada pasien yang sedang
tahun 2012-2021. menjalani hemodialisa di Turki. Hasil penelitian lain
dilakukan oleh Salsabilla (2020) yang membuktikan
HASIL DAN PEMBAHASAN bahwa aromaterapi lavender terbukti efektif sebagai
Aromaterapi merupakan terapi sebagai alternatif Complementary and Alternative Medicine (CAM)
pengobatan dan perawatan tubuh yang umumnya analgesik yang dapat menurunkan tingkat kecemasan
menggunakan sari tumbuhan aromatik (Tricintia et al., persalinan, baik diaplikasikan secara inhalasi maupun
2017). Terapi aromaterapi bisa dilakukan dengan dengan pemijatan. Hal ini diperkuat oleh penelitian
berbagai cara salah satunya yang paling banyak Yuanto et al., (2018) yang mendapatkan hasil yaitu
dilakukan yaitu inhalasi atau dihirup dengan cara pemberian intervensi senam kaki kombinasi aromaterapi
meneteskan 6 tetes aromaterapi pada kapas, kemudian dapat menurunkan tingkat stres pada pasien Diabetes
diletakkan di depan hidung dengan jarak 2 cm selama 4
Mellitus Tipe 1 yang awalnya mengalami stres sedang (Widiyono, 2016). Menurut penelitian Judha dan Syafitri
menjadi stres ringan. (2018)aromaterapi lemon berpotensi sebagai terapi
Hal ini diperkuat oleh Ningsih et al., (2021) yang kecemasan pada pasien lansia di unit pelayanan lanjut
melakukan penelitian terhadap para pekerja di Kantor usia, dibuktikan dengan terdapat penurunan skor
Desa Sialang Rindang sebanyak 57 responden. kecemasan dengan skor rata-rata sebelum pemberian
Disebutkan bahwa 55 dari 57 responden suka 16.28 dan sesudah pemberian 11.67. Selain itu
menggunakan aromaterapi dan 52 diantaranya aromaterapi lemon berpotensi menurunkan kecemasan
mengatakan aromaterapi dapat mempengaruhi tubuh dan pada pasien gagal ginjal yang sedang menjalankan
pikiran. Efek yang dirasakan oleh 50 responden antara hemodialisa (Agustin et al., 2020).
lain mampu menenangkan pikiran, lebih rileks,
mengurangi stres, ketegangan dan insomnia Hasil penelitian lain dilakukan oleh Salsabilla
(2020) yang membuktikan bahwa aromaterapi lavender
Citrus bergamia Risso et Poiteau terbukti efektif sebagai Complementary and Alternative
Minyak esensial tanaman ini berasal dari kulit buah Medicine (CAM) analgesik yang dapat menurunkan
jeruk bergamot. Citrus bergamia Risso et Poiteau lebih tingkat kecemasan persalinan, baik diaplikasikan secara
dikenal dengan nama bergamot yang berasal dari famili inhalasi maupun dengan pemijatan.
Rutaceae. Minyak esensial ini diperoleh dengan metode Mentha piperita L.
cold pressing (Swing et al., 2010; Tang & Tse, 2014).
Efek psikologis yang ditimbulkan diantaranya Peppermint merupakan tanaman aromatik yang
antidepresan, relaksasi, obat penenang dan anti berasal dari keluarga Lamiaceae. Tanaman ini banyak
kecemasan (Gina Maruca et al., 2017; Navarra et al., digunakan pada perasa, pengaroma, obat dan aplikasi
2015). Kandungan utama dari minyak bergamot yaitu farmasi. Menthol merupakan salah satu senyawa kimia
linonen (38%), linalyl acetate (28%), linalool (8%), pada peppermint yang merangsang indra penciuman dan
gamma-terpin (8%), dan betapinen (7%) (Kumar & menurunkan hormon pelepas kortikotropin yang
Gandhi, 2016). Dari kandungan tersebut yang berperan mengurangi sekresi kortisol dari kelenjar adrenal
sebagai penurun stres yakni linalool dan linalyl asetat sehingga dapat mengurangi kecemasan (Hamzeh et al.,
(Babakhanian et al., 2019). Malahayati (2021) meneliti 2020). Hal ini dibuktikan pada penelitian yang dilakukan
pengaruh pemberian minyak esensial bergamot pada Astuti et al (2021) bahwa pemberian terapi aromaterapi
pasien yang mengalami Postpartum Blues. Salah satu peppermint dapat menurunkan tingkat kecemasan pada
gejala psikologis dari Postpartum Blues adalah perasaan perawat di RS PMI Bogor di masa pandemi Covid-19.
cemas (American Psychiatric Association, 2013). Penelitian dilakukan terhadap 30 responden dimana 20
Sebanyak 20 orang dianalisis secara statistik responden atau 67% diantaranya menunjukkan
menggunakan kuesioner EPDS (Edinburgh Postnatal kecemasan ringan sebelum mendapatkan perlakuan dan
Depression Scale). Dilakukan skrining awal berkurang menjadi 18 responden setelah mendapatkan
dengan hasil 11,35 ± 0,81 yang menunjukkan sampel perlakuan atau 60%. Rata-rata tingkat kecemasan
mengalami Postpartum Blues. Terjadi penurunan skor sebelum diberikan terapi peppermint adalah sebesar
EPDS setelah pemberian aromaterapi minyak esensial 56,50±1,39 kemudian setelah diberikan terapi nilainya
bergamot pada hari ke 7 (8,00 ± 3,09) dan pada hari ke menurun menjadi 46,57±1,18. Berdasarkan hal tersebut,
14 (5,45 ± 3,50). Malahayati juga menyebutkan bahwa artinya aromaterapi peppermint memiliki pengaruh
pemberian minyak esensial bergamot dapat mencegah terhadap tingkat kecemasan yang dialami oleh perawat di
gangguan psikologis post partum yang lebih berat. RS PMI Bogor.

Penelitian yang dilakukan oleh Tang & Tse (2014) Matricaria Chamomilla L
melaporkan pengaruh pemberian aromaterapi pada
Matricia Chamomilla L (Chamomilla recutita
penurunan rasa sakit, depresi, kecemasan dan stres pada
(L) Rauschert ) termasuk kedalam famili Asteraceae.
lansia yang tinggal di panti jompo menggunakan minyak
Minyak atsiri bunga chamomile dapat berperan penting
esensial lavender, bergamot dan hidrolat lavender dengan
dalam aromaterapi karena sebagai penenang dan efek
perbandingan 2 : 1 : 2,5. Hasil menunjukkan terjadi
chamomile dapat menurunkan kecemasan (Carnahan,
penurunan skor depresi, kecemasan dan stres pada
2014) Kandungan yang terdapat dalam minyak esensial
kelompok intervensi setelah diberikan aromaterapi.
chamomile seperti amino acid triptophan, alpha-
Citrus limon (L.) Burm. F bisalcohol, alpa pinene, chamozulene, flavonoid,
glyycience. Minyak atsiri bunga chamomile memiliki
Aromaterapi lemon mengandung zat kimia limeone manfaat untuk menurunkan tingkat kecemasan
66-80, geranil asetat, netrol, terpine 6-14%, a pinene 1- diantaranya yaitu kecemasan pada lansia dan kecemasan
4% dan mercyme (Rompas & Gannika, 2019). Serta pada pasien pre operasi insisi dan eksisi pada payudara.
linalool yang berpotensi untuk menstabilkan sistem saraf Kecemasan pada lansia sering terjadi pada kisaran usia
pusat sehingga menghasilkan efek ketenangan (Wong, 60-74 tahun, hal ini disebabkan karena pada usia tersebut
2010), dan digunakan sebagai terapi nyeri dan kecemasan merupakan tahap awal lansia. Pada seseorang yang
memasuki usia tersebut memerlukan penyesuaian diletakan pada kerah baju pasien sebelum tidur.
terhadap perubahan-perubahan terhadap fisik maupun perlakuan tersebut dilakukan mulai dari jam 10 malam
kognitif (Handayani, 2013). Pemberian minyak esensial sampai dengan jam 6 pagi selama 3 hari berturut-turut.
pada lansia yang mengalami kecemasan menunjukkan Berdasarkan hasil perlakuan tersebut didapatkan
adanya penurunan tingkat kecemasan. Berdasarkan uji penurunan tingkat kecemasan yang signifikan antara
wilconxon didapatkan hasil yang menyatakan bahwa sebelum dan sesudah pemberian minyak esensial jeruk
terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum dan pahit. Penelitian yang serupa dilakukan oleh Wiji Astuti
sesudah pemberian minyak esensial chamomile pada et al (2015), yang menunjukan bahwa pemberian minyak
lansia dengan jangka waktu selama 7 hari dengan waktu esensial jeruk pahit dapat menurunkan tingkat kecemasan
15 menit (Desta et al., 2019). Hal yang serupa juga terjadi pada tahap persalinan fase aktif kala 1. Berdasarkan hasil
pada pasien yang mengalami kecemasan pre operasi uji wilcoxon menunjukan adanya perbedaan yang
insisi dan eksisi payudara, pemberian minyak esensial bermakna antara sebelum dan sesudah pemberian minyak
chamomile menunjukan adanya perbedaan yang esensial terhadap tingkat kecemasan pada tahap
bermakna antara sebelum dan sesudah pemberian minyak persalinan fase aktif kala 1.
esensial chamomile yang ditunjukan dengan terjadinya
penurunan tingkat kecemasan sedang menjadi tingkat Cymbopogon ciratus (DC.)
kecemasan ringan (Nisa et al., 2020). Minyak esensial tanaman sereh berasal dari keluarga
Cananga Odorata (ylang-ylang) Poaceae ini menjadi salah satu jenis minyak esensial
yang paling penting dan banyak digunakan di seluruh
Cananga Odorata (Lam). Hook.F.& Thoms atau bunga dunia (Kuete, 2017). Komponen utama dari minyak sereh
kenanga termasuk kedalam famili Annonaceae (Manner adalah citronelal, citronelol and geraniol. Tanaman
& Elevitch, 2006). Kandungan pada minyak esensial
sereh mengandung aktivitas sedatif dan hipnotik yang
kenanga yaitu linalool dan (E)-Caryophyllne yang
dapat meningkatkan kualitas tidur dan juga mengurangi
memiliki efek untuk mengurangi kecemasan. Salah
satunya kecemasan pada kondisi kualitas tidur lansia dan gejala depresi yang merupakan efek dari kelelahan dan
pada pasien sebelum ekstraksi gigi. Pemberian minyak stres (Agus, 2010). Pengaruh pemberian minyak sereh
esensial pada kondisi kecemasan kualitas tidur lansia terhadap tingkat stres lansia yang berada di suatu panti di
menunjukan adanya penurunan pada tingkat kecemasan. daerah Surakarta menunjukkan bahwa adanya penurunan
Berdasarkan hasil uji wilcoxon terdapat perbedaan yang yang signifikan pada tingkat stres.
bermakna sebelum dan sesudah pemberian minyak
esesial bunga kenanga pada responden yang mengalami Rosemarinus officinalis L.
kecemasan. Hal yang serupa juga pada kondisi Rosemarinus officinalis L. atau rosemary
kecemasan pada pasien sebelum ekstraksi gigi, merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili
responden yang diberikan minyak esensial kenanga Lamiaceae (Swari et al., 2020). Minyak aromaterapi
dengan secara inhalasi menunjukkan adanya penurunan rosemary memiliki beberapa kandungan utama yaitu 1,8-
tingkat kecemasan. Berdasarkan uji wilconxon hasil cineole, α-pinene, kampor dan β-pinene. Tanaman
menyatakan terdapat perbedaan yang bermakna sebelum rosemary dapat dimanfaatkan sebagai teh maupun bahan
dan sesudah responden diberi minyak esensial kenanga. tambahan makanan. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan
Maka dapat diartikan bahwa minyak esensial kenanga sebagai aromaterapi (Wibowo, 2012). Pertiwi et al
memiliki khasiat dapat menurunkan tingkat kecemasan (2016) melakukan penelitian mengenai pengaruh
pada beberapa kondisi (Amelia dan Rubiyanto, 2020; aromaterapi rosemary terhadap penurunan tingkat
Fauziah dan Isnaeni, 2018) kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra-
Citrus aurantium (L.) sekolah. Pertiwi melakukan penelitian terhadap 22 orang
anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi di
Citrus auratium atau bitter orange termasuk kedalam RSUD Kayuagung dengan rata-rata skor kecemasan
famili Rutaceae dengan genus citrus dan dikenal sebagai sebelum diberikan terapi aromaterapi rosemary yaitu
jeruk pahit. Jeruk pahit memiliki kandungan limonene, 36,05 dengan skor terendah 28 dan tertinggi yaitu 41.
linalool, linalyl acetate, geranyl acetate, geraniol, nerol, Skor berubah setelah diberikan terapi aromaterapi
dan neryl acetate yang memiliki efek sebagai penenang rosemary menjadi 25,45 dengan skor terendah 13 dan
dan anti kecemasan serta kandungan flavonoid dan p- tertinggi 37. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat
synerin yang memiliki efek untuk anti depresan (Mahin penurunan skor kecemasan sebelum dan sesudah
Kamalifard et al., 2017; Namazi et al., 2014)). diberikan terapi terhadap anak usia pra-sekolah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdollahi &
Mobadery (2020) menyatakan bahwa minyak esensial PENUTUP
jeruk pahit dapat menurunkan tingkat kecemasan pada Aromaterapi yang menggunakan minyak esensial
pasien diabetes melitus tipe 2 dengan diberikan secara yang berasal dari tanaman lavender (Lavandula
inhalasi pada pasien dengan menghirup 8 tetes minyak angustifolia), buah jeruk bergamot (Citrus bergamia
esensial jeruk pahit serta diteteskan pada kapas dan Risso et Poiteau), buah lemon (Citrus limon (L.) Burm.
F) dan pepermin (Mentha piperita L.), bunga kamomil (2015). Pengaruh Aromaterapi Bitter Orange
(Matricaria Chamomilla L), bunga kenanga (Cananga Terhadap Nyeri Dan Kecemasan Fase Aktif Kala 1.
Odorata (ylang-ylang)), daun sereh (Cymbopogon The 2nd University Research Coloquium 2015,
ciratus (DC.), buah jeruk pahit (Citrus aurantium (L.), ISSN 2407-9189.
dan tanaman rosemary (Rosemarinus officinalis L.) dapat
digunakan untuk menurunkan tingkat stres dan gangguan Babakhanian, M., Fakari, F. R., Mortezaee, M.,
kecemasan pada berbagai kondisi pasien. Penelitian Khaboushan, E. B., Rahimi, R., Khalil, Z.,
mengenai minyak esensial yang berasal dari tanaman Khorasani, F., Ghazanfarpour, M., & Kopaei, M. R.
lainnya perlu dilakukan untuk mengetahui efektifitasnya (2019). The Effect of Herbal Medicines on
dalam menurunkan tingkat stres dan kecemasan. Postpartum Depression, and Maternal-Infant
Attachment in Postpartum Mother: A Systematic
Review and Meta-Analysis. International Journal
DAFTAR PUSTAKA of Pediatrics-Mashhad, 7(7), 9645–9656.
Abdollahi, F., & Mobadery, T. (2020). The effect of https://doi.org/10.22038/ijp.2019.38414.3298
aromatherapy with bitter orange (Citrus aurantium)
extract on anxiety and fatigue in type 2 diabetic Carnahan, R. (2014). Chamomile for Pain. In Health
patients. Advances in Integrative Medicine, 7(1), 3– TIps, Natural Remedies.
7. https://doi.org/10.1016/j.aimed.2019.01.002 Darmojo, B. (2009). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia
Agus. (2010). Esiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Lanjut) (4th ed.). Balai Penerbit FKUI.
Salemba Media. Desta, B. S., Utami, P. D. R., & Suparmanto, G. (2019).
Agustin, A., Hudiyawati, D., & Purnama, A. P. (2020). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Chamomile
Pengaruh Aroma Terapi Inhalasi Terhadap Terhadap Tingkat Kecemasan Lansia Di Desa
Kecemasan Pasien Hemodialisa. Juornal Prosiding Wonokerso. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada,
Seminar Nasional Keperawatan, 2012, 16–24. 66, 1–14.

Agustina, E. N., Meirita, D. N., & Fajria, S. H. (2019). Dewi, a. P. (2013). Aromaterapi Lavender Sebagai
Pengaruh Aromaterapi Peppermint Terhadap Media Relaksasi. E-Jurnal Medika Udayana, 2(1),
Perubahan. Jurnal Ilmiah Wijaya Volume, 11(2), 21–53.
17–25. Fauziah, Ef., & Isnaeni, Y. (2018). Pengaruh Pemberian
Ali, B., Al-Wabel, N. A., Shams, S., Ahamad, A., Khan, Minyak Esensial Aromaterapi Kenanga terhadap
S. A., & Anwar, F. (2015). Essential oils used in Kualitas Tidur Lansia di Dusun Karang Tengah
aromatherapy: A systemic review. Asian Pacific Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta. Jurnal
Journal of Tropical Biomedicine, 5(8), 601–611. Unisa Yogyakarta.
https://doi.org/10.1016/j.apjtb.2015.05.007 Gina Maruca, Gaetano Laghetti, Rocco Mafrica,
Amelia, D., & Rubiyanto, D. (2020). Comparison of the Domenico Turiano, & Karl Hammer. (2017). The
essential oil of fresh cananga (Cananga odorata) Fascinating History of Bergamot (Citrus Bergamia
flowers and wilted cananga. Indonesian Journal of Risso & Poiteau), the Exclusive Essence of
Chemical Research, 5(1), 16–23. Calabria: A Review. Journal of Environmental
https://doi.org/10.20885/ijcr.vol5.iss1.art3 Science and Engineering A, 6(1), 22–30.
https://doi.org/10.17265/2162-5298/2017.01.003
Ansori, R. R., & Martiana, T. (2017). Hubungan Faktor
Karakteristik Individu Dan Kondisi Pekerjaan Hamzeh, S., Safari-Faramani, R., & Khatony, A. (2020).
Terhadap Stres Kerja Pada Perawat Gigi. The Effects of Aromatherapy with Lavender and
Indonesian Journal of Public Health, 12(1), 75. Peppermint Essential Oils on the Sleep Quality of
https://doi.org/10.20473/ijph.v12i1.2017.75-84 Cancer Patients: A Randomized Controlled Trial.
Evidence-Based Complementary and Alternative
Arbi, D. K. A., & Ambarini, T. K. (2018). Terapi Brief Medicine, 2020.
Mindfulness-Based Body Scan untuk Menurunkan https://doi.org/10.1155/2020/7480204
Stres Atlet Bola Basket Wanita Profesional. INSAN
Jurnal Psikologi Dan Kesehatan Mental, 3(1), 1. Handayani. (2013). Pesantren Lansia Sebagai Upaya
https://doi.org/10.20473/jpkm.v3i12018.1-12 Meminimalkan Risiko Penurunan Fungsi Kognitif
Pada Lansia di Balai Rehabilitasi Sosial Lnjut Usia
Astuti, Widia, Meirita, D. N., & Novianty, T. (2021). Unit II Pucang Gading Semarang. Jurnal
Pengaruh Aromaterapi Peppermint Terhadap Keperawatan Komunitas, 1(1).
Tingkat Kecemasan Perawat Di Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Ilmu Kesehatan, 9(2). Hendrawati, Sriati, A., & DA, iceu A. (2021). Stress,
Kecemasan, Dan Depresi Pada Pengunjung Care
Astuti, Wiji, Setyowati, H., Rahayu, E., & Wijayanti, K. Free Day Di Kabupaten Garut. Jurnal Ilmu
Keperawatan, 21(1), 29–42. (2015). Citrus bergamia essential oil: From basic
research to clinical application. Frontiers in
Hur, M. H., Song, J. A., Lee, J., & Lee, M. S. (2014). Pharmacology, 6(MAR), 1–7.
Aromatherapy for stress reduction in healthy adults: https://doi.org/10.3389/fphar.2015.00036
A systematic review and meta-analysis of
randomized clinical trials. Maturitas, 79(4), 362– Ningsih, K. W., Ambiyar, Giatman, M., Emulyani, &
369. Permatasari, D. (2021). The Effect of
https://doi.org/10.1016/j.maturitas.2014.08.006 Aromatherapy on Work Stress in Sialang Rindang
Village Office. International Journal of
Judha, M., & Syafitri, E. N. (2018). Efektivitas Management and Humanities, 5(7), 94–97.
Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap https://doi.org/10.35940/ijmh.f1239.035721
Kecemasan Pada Lansia Di Unit Pelayanan Lanjut
Usia Budi Dharma, Umbulharjo Yogyakarta. Nisa, A. K., Lundy, F., & Subekti, I. (2020). Pengaruh
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 5(1), 29– Penggunaan Aromaterapi Chamomile Insisi Dan
33. Eksisi Pada Payudara. Jurnal Keperawatan
http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.php/JKRY/ Terapan, 06(02), 105–110.
article/view/283
Oktapiani, N., & Putri, A. (2018). Rasional Emotif Terapi
Kamalifard, M., Abbas, D., Nilofar, S., Mojgan, M., & Nia Oktapiani 1 , Amelia Putri P 2 Gangguan
Rana, D. (2016). The Comparison of The Impact of Kecemasan Sosial Dengan Menggunakan
Lavender and Valerian Aromatherapy On Pendekatan 1. Fokus, 1(6), 227–232.
Reduction of The Active Phase Among Nulliparous
Women: A Double Blind Randomized Controlled Pertiwi, A., Idriansari, A., Kusumaningrum, A., Studi, P.,
Trial. International Journal of Medical Research Keperawatan, I., Kedokteran, F., & Sriwijaya, U.
and Health Science., 5(9), 532–538. (2016). Pengaruh Aroaterapi Rosemarry
(Rosmarinus officinalis) Terhadap Penurunan
Kamalifard, Mahin, Khalili, A. F., Namadian, M., Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada
Herizchi, S., & Ranjbar, Y. (2017). Comparison of Anak Usia Prasekolah. Jurnal Keperawatan
the effect of lavender and bitter orange on Sriwijaya, 3(1), 65–71.
depression in menopausal women: A triple-blind
randomized controlled trial. International Journal Rompas, S., & Gannika, L. (2019). Pengaruh
of Women’s Health and Reproduction Sciences, Aromaterapi Lemon (Citrus) Terhadap Penurunan
5(3), 224–230. Nyeri Menstruasi Pada Mahasiswi Program Studi
https://doi.org/10.15296/ijwhr.2017.40 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal
Karadag, E., & Samancioglu Baglama, S. (2019). The Keperawatan, 7(1).
Effect of Aromatherapy on Fatigue and Anxiety in https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.25196
Patients Undergoing Hemodialysis Treatment: A
Randomized Controlled Study. Holistic Nursing Salsabilla, A. R. (2020). Aromaterapi Lavender sebagai
Practice, 33(4), 222–229. Penurun Tingkat Kecemasan Persalinan. Jurnal
https://doi.org/10.1097/HNP.0000000000000334 Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 12(2), 761–766.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.407
Kuete, V. (2017). Medicinal Spices And Vegetables Form
africa. Academic Press. Swari, D. A. M. A., Santika, I. W. M., & Aman, I. G. M.
(2020). Antifungal Activities Of Ethanol Extract Of
Malahayati, I. (2021). Aromaterapi Minyak Esensial Rosemary Leaf (Rosemarinus Officinalis L.)
Bergamot Menurunkan Resiko Postpartum Blues. Against Candida albicans. Journal of
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 12(7), Pharmaceutical Science and Application, 2(1), 28.
99–103. https://doi.org/10.24843/jpsa.2020.v02.i01.p05
Manner, H. I., & Elevitch, C. R. (2006). Cananga odorata Swing, E. L., Gentile, D. A., Anderson, C. A., & Walsh,
(ylang-ylang) Species Profiles for Pacific Island D. A. (2010). Television and video game exposure
Agroforestry www.traditionaltree.org. Species and the development of attention problems.
Profiles for Pacific Island Agroforestry, 2(April). Pediatrics, 126(2), 214–221.
https://doi.org/10.1542/peds.2009-1508
Namazi, M., Akbari, S. A. ., Mojab, F., Talebi, A.,
Alavimajd, H., & Jannesari, S. (2014). Effects Of Tang, S. K., & Tse, M. Y. M. (2014). Aromatherapy:
Citrus Aurantium (Bitter Orange) On The Severity Does it help to relieve pain, depression, anxiety, and
Of First Stage Labor Pain. Iranian Journal of stress in community-dwelling older persons?
Pharmaceutical Research, 13(3), 1011–1018. BioMed Research International, 2014.
https://doi.org/10.1155/2014/430195
Navarra, M., Mannucci, C., Delbò, M., & Calapai, G.
Artikel Penelitian

Wibowo, A. (2012). Minyak Atsiri Dari Daun


Rosemary (Rosmarinus Officinalis)
Sebagai Insektisida Alami Melalui Metode
Hidrodestilasi. Sains Dan Seni, 1(1), 1–4.
Widiyono. (2016). Aromaterapi Inhalasi
Sebagai Evidence Based Nursing Pada
Pasien GGK Yang Menjalani Hemodialisa
Untuk Mengurangi Kecemasan. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Notokusumo
Yogyakarta, 1–13.
Wong. (2010). Easing Anxiety With
Aromatherapy. about.com alternative
medicine.
Yuanto, H. H., Bakar, A., & Astuti, P. (2018).
Pengaruh Kombinasi Senam Kaki Dan
Aromaterapi Terhadap Abi Dan Tingkat
Stres Pada Penderita Dm Di Puskesmas
Jajag. Jurnal Ilmiah Keperawatan
(Scientific Journal of Nursing), 4(2), 131–
140.
https://doi.org/10.33023/jikep.v4i2.192

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 65
Artikel Penelitian

REVIEW ARTIKEL : AROMATERAPI SEBAGAI MEDIA RELAKSASI


Fazrina Pratiwi, Anas Subarnas

Abstrak

ABSTRAK

Aromaterapi digunakan sebagai alternatif untuk merelaksasikan tubuh serta berperan dalam pengaturan
emosional. Kandungan yang bermanfaat sebagai aromaterapi yaitu minyak atsiri. Minyak atsiri dapat
ditemukan dalam berbagai tanaman seperti lavender (Lavandala angustifolia), valerian (Valeriana
officinalis), peppermint (Mentha piperita L.), mawar (Rosa damascena), serai (Cymbopogon citratus),
chamomile (Matricaria recutita), melati (Jasminum grandiflorum) dan rosemary (Rosmarinus
officinalis). Untuk memeroleh minyak atsiri dari tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa metode antara lain destilasi uap, hidrodistilasi, hidrodifusi, ekstraksi superkritikal karbon
dioksida (CO2), ekstraksi superkritikal cairan, ekstraksi microwave bebas pelarut dan ekstraksi pelarut.
Review ini membahas tentang khasiat dan mekanisme aromaterapi dari tanaman yang mengandung
minyak atsiri dalam memberikan efek relaksasi. Artikel review ini diharapkan bermanfaat sebagai
sumber informasi dalam upaya pengembangan aromaterapi menjadi produk terapi.

Kata Kunci: Aromaterapi, Alternatif, Minyak essensial, Relaksasi

Teks Lengkap:
PDF

Referensi

Ali, B., Naser, A., Saiba, S., Aftab, A., Shah, A dan Firoz, A. 2015. Essential oils used in
aromatherapy: A systemic review. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine. Vol. 5(8): 589-598

Ayoob, I., Masood, U dan Shakeel, U. 2018. Essential Oil Composition of Rosmarinus officinalis L.
from Kashmir (India). EC Microbiology. Vol 14(2): 29-32.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 66
Artikel Penelitian

Aziz, Z., Akil, A., Siti, H., Alptug, K., Muhammad, M., David, L., Mohd, R., Magdah, G.,
Mohammad, A dan Ghulam, M. 2018. Essential Oils: Extraction Techniques, Pharmaceutical And
Therapeutic Potential - A Review. Current Drug Metabolism. Vol. 19(0): 1-10.

Beigi, M., Mehdi, T dan Abdollah, G. 2018. Quantity and chemical composition of essential oil of
peppermint (Mentha × piperita L.) leaves under different drying methods. International Journal of Food
Properties. Vol. 21(1): 267-276.

Bharathi, P., Shubashini, K dan Naga, L. 2020. Jasminum Grandiflorum Linn. – An Update Review.
International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research. Vol. 11(5): 1994-2010.

Dwivedi, A., Mishra, R dan Mohit, C. 2010. Aromatherapy a Holistic Cure: Current Approaches an
Future. International Journal of Pharmacy and Life Sciences. Vol. 1(1): 23-29.

Fradelos, E dan Komini, A. 2014. The Use of Essential Oils as A Complementary Treatment for
Anxiety. American Journal of Nursing Science. Vol. 4(1): 1-5.

Goes, T., Fabio, R., Thiago, H., Pericles, B dan Flavia, T. 2015. Effect of Lemongrass Aroma on
Experimental Anxiety in Humans. The Journal of Atlternative and Complementary Medicine. Vol.
21(12): 766-773.

Hartati, E., Phartini, I., Widodo, W dan Wahyudi, A. 2018. Bioactive Compounds of Lemongrass
(Cymbopogon citratus) Essential Oil From Different Parts Of The Plant And Distillation Methods As
Natural Antioxidant In Broiler Meat. Materials Science and Engineering. Vol. 1(532): 1-6.

Hongratanaworakit, T. 2008. Relaxing Effect of Roose oil on Humans. Natural Product


Communication. Vol. 4(2): 291-296.

Jirovetz, L., Gerhard, B., Thomas, S., Zapriana, D., Alexander, S., Albena, S., Erich, S dan Margit, G.
2006. Chemical Composition, Olfactory Evaluation and Antimicrobial Activities of Jasminum
grandiflorum L. Absolute from India. Natural Product Communications. Vol. 2(4): 407-412.

Kamalifard, M., Abbas, D., Nilofar, S., Mojgan, M dan Rana, D. 2016. The Comparison of The Impact
of Lavender and Valerian Aromatherapy On Reduction of The Active Phase Among Nulliparous
Women: A Double Blind Randomized Controlled Trial. International Journal of Medical Research and
Health Science. Vol. 5(9): 532-538.

Kamkaen, N., Nijsiri, R dan Natadaow, N. 2014. Physiological and Psychological Effects of
Lemongrass and Sweet Almond Massage Oil. J Health Res. Vol. 29(2): 85-91.

Komori, T., Takuya, M., Eishi, M dan Takashi, S. 2006. The Sleep-Enhancing Effect of Valerian
Inhalation and Sleep-Shortening Effect of Lemon Inhalation. Chem Senses. Vol. 31(1): 731-737.

Koulivand, P., Maryam, K dan Ali, G. 2013. Lavender and The Nervous System. Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine. Vol. 1(98): 1-10.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 67
Artikel Penelitian

Lee, I. 2016. Effects of Inhalation of Relaxing Essential Oils on Electroencephalogram Activity.


International Journal of New Technology and Research. Vol. 2(5): 37-43.

Maaks, D., Nancy, B., Margaret, A., Nan, M., Martha, D dan Karen, G. 2020. Burns’ Pediatric Primary
Care 7th Edition. Canada: Elsivier.

Michalak, M. 2018. Aromatherapy and methods of applying essential oils. Arch Physiother Glob Res.
Vol. 22(2): 25-31.

Panneerselvam, S. 2017. Effectiveness of Aromatherapy in Insomnia. International Journal of


Innovative Pharmaceutical Sciences and Resarch. Vol. 5(11): 96-106.

Paula, D., Pedro, L., Pereira, O dan Sousa, M. 2017. Aromatherapy in the Control of Stress and
Anxiety. Alternative and Integrative Medicine. Vol. 6(4): 1-5.

Raal, A., Anne, O., Elmar, A., Tiiu, K dan Mati, M. 2007. Variation In The Composition Of The
Essential Oil of Valeriana officinallis L. roots from Estonia. Proc Estonian Acad Sci Chem. Vol. 56(2):
67-74.

Setzer, W. 2009. Essential Oils and Anxiolytic Aromatherapy. Natural Product Communications. Vol.
4(9): 1305-1316.

Shah, G., Richa, S., Vivek, P., Narender, S., Bharpur, S dan Mann, A. 2011. Scientific basis for the
therapeutic use of Cymbopogon citratus, stapf (Lemon grass). Journal of Advanced Pharmaceutical
Technology and Research. Vol. 2(1): 3-8.

Shah, Y., Shrubo, J., Ravi, N., Jimit, S., Ankit, D dan Parimal, M. 2011. Aromatherapy: The Doctor Of
Natural Harmony Of Body and Mind. International Journal of Drug Development and Research. Vol.
3(1): 286-294.

Srivastava, J., Eswar, S dan Sanjay, G. 2010. Chamomile: A herbal medicine of the past with bright
future. Molecular Medicine Reports. Vol. 3(6): 895-901.

Wheatley, D. 2005. Medicinal Plants For Insomnia: A Review of Their Pharmacology, Efficacy And
Tolerability. Journal of Psychopharmacology. Vol. 19(4): 414-421.

Zhao, C., Jie, X., Xu, D., Jing, G., Biao, L dan Shun, W. 2016. Assessment of The Key Aroma
Compound In Rose-Based Products. Journal of Food and Drug Analysis. Vol. 1(1): 471-476.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 68
Artikel Penelitian

Digital Object Identifier


DOI :
https://doi.org/10.24198/farmaka.v18i3.27
910

DOI (PDF):
https://doi.org/10.24198/farmaka.v18i3.27
910.g15394

PEMANFAATAN ESSENTIAL OILS SEBAGAI AROMATERAPI DALAM PERAWATAN KULIT

 Siti Rahmatul Azizah Universitas Muhammadiyah Lamongan

DOI: https://doi.org/10.48191/medfarm.v11i1.98
Keywords: Kata Kunci : Essential Oils, Perawatan Kulit, Aromaterapi Peran Biologis, Essential oils for Skincare

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 69
Artikel Penelitian

Abstract

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah dan salah satu negara yang
berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri, dapat dilihat dari banyaknya tanaman. khususnya tanaman
penghasil minyak atsiri di Indonesia. Bagian dari tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai sumber
minyak atsiri adalah bagian akar, batang, daun, bunga, buah, dan sebagainya. Essential Oils sebagai
produk aromaterapi memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai terapi komplementer, untuk
merekalsasikan tubuh, bahan tambahan makanan, kosmetik, dan pengharum. Essential Oils dan
konstituennya yang mudah menguap dapat menembus kulit serta meningkatkan penetrasi obat yang
berbeda dari formulasi topikal ke lapisan kulit bawah menggunakan mekanisme aksi yang berbeda
berdasarkan disintegrasi struktur lipid antar sel yang sangat teratur antara korneosit di stratum korneum
dan meningkatkan partisi obat. Setelah aplikasi ke kulit, Essential Oils dan komponennya
dimetabolisme dengan cepat, tidak terakumulasi dalam organisme dan diekskresikan dengan cepat
yang menunjukkan dapat berhasil digunakan sebagai peningkat penetrasi yang aman. Essential Oils
dan konstituennya lebih disukai daripada bahan sintetis yang digunakan secara tradisional sebagai
peningkat permeasi yang aman dan cocok untuk meningkatkan penyerapan perkutan obat hidrofilik dan
lipofilik dari formulasi topikal ke lapisan kulit bawah. Review Artikel ini bertujuan untuk mengetahui
manfaat Essential Oils Sebagai perawatan pada kulit sehingga dapat dikembangkan sebagai zat aktif
pada produk kosmetik dan kesehatan. Metode yang digunakan dalam penyusunan artikel yaitu Study
literatur dari berbagai jurnal Internasional yang diakses melalui situs Google Scholar, Pubmed, dan
Science Direct. Hasil Review artikel ini menunjukkan bahwa Essential Oils bermanfaat sebagai
Perawatan kulit. Essential Oils atau Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri kosmetik, farmasi,
obat-obatan dan makanan memiliki aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, aktivitas antikanker, untuk
penyembuhan luka, dan banyak peran biologis lainnya. Beberapa macam minyak Essensial yang dapat
bermanfaat untuk perawatan kulit yaitu Zaitun Essential Oil, Tea Tree Essential Oil, Lemon Essensial
Oil, dan Rose Essential Oil

Kata Kunci : Essential Oils, Perawatan Kulit, Aromaterapi Peran Biologis, Essential oils for Skincare

PENGARUH AROMATERAPI ROSEMARY (Rosmarinus officinalis) TERHADAP PENURUNAN TINGKAT


KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI
PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

1
Annis Pertiwi, 2*Antarini Idriansari, 3Arie Kusumaningrum
1,2,3
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 70
Artikel Penelitian
*
E-mail: idri_idriansari@yahoo.com

Abstrak

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi rosemary terhadap penurunan
tingkat kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah di IRNA Anak RSUD Kayuagung OKI.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode preeksperimen dengan rancangan one group pretest posttest
design. Sampel pada penelitian ini didapatkan dengan menggunakan metode purposive sampling dan
didapatkan sampel sebanyak 22 orang. Analisis data menggunakan uji statistik paired t test. Aromaterapi
rosemary diberikan secara inhalasi dengan frekuensi 3 kali dalam satu hari yaitu pagi, siang dan sore,
sebanyak 1 tetes selama 4 menit setiap perlakuan.

Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah diketahuinya karakteristik responden meliputi usia anak dengan rata-
rata 3,27±1,162 (mean±SD) tahun, sebagian besar merupakan anak laki-laki dengan persentase 63,6%.
Terdapat perbedaan skor kecemasan yang bermakna antara sebelum diberikan aromaterapi rosemary yaitu
36,05±3,97 dan setelah diberikan aromaterapi rosemary menjadi 25,45±5,8 dengan p value = 0,00 dan α =
0,05.

Simpulan: Penelitian ini hendaknya dapat diaplikasikan dalam asuhan keperawatan anak yang mengalami
kecemasan selama hospitalisasi.

Kata kunci: Aromaterapi rosemary, kecemasan, hospitalisasi, anak usia prasekolah

Abstract

Aim: This study aims to determine the effect of rosemary aromatherapy to decrease the level of anxiety due to
hospitalization in children of preschool age children in hospitals Kayuagung IRNA OKI. This study uses pre-
experimental design with one-group pretest-posttest design.

Method: The sample in this study was obtained using non-probability sampling method - purposive sampling
and obtained a sample of 22 people. Results of data analysis using statistical test paired T-test. Rosemary
aromatherapy administered by inhalation with a frequency of 3 times in one day ie morning, afternoon and
evening, as many as 1 drop for 4 minutes each treatment.

Result: Characteristics of the respondents in this study include the average age of 3.27 ± 1.162 (mean ± SD)
years, mostly a boy with a percentage of 63.6%. There is a significant difference in anxiety scores between
pre-given aromatherapy rosemary is 36.05 ± 3.97 and after being given rosemary aromatherapy be 25.45 ±
5.8 with p-value = 0.00 and α = 0.05 .

Conclusion: This research should be applied in nursing care of children who have anxiety in hospitalization.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 71
Artikel Penelitian

Keywords: Rosemary aromatherapy, anxiety, hospitalization, preschool.

PENDAHULUAN bekerjasama untuk masa penyembuhan


penyakitnya.3
Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai
rentang usia tiga sampai enam tahun. Pada masa ini Rosemary (Rosemarinus officinalis) merupakan
pertumbuhan anak mulai berlangsung stabil.1 Selain spesies dari famili Lamiaceae dan dari genus
itu, anak usia prasekolah ini adalah individu yang Rosmarinus. Minyak atsiri dari Rosemarinus
masih bergantung pada lingkungan yaitu orang tua. officinalis yang tumbuh di provinsi Sichuan
Pada masa usia prasekolah terjadi perkembangan Cina ini telah dilaporkan mengandung 1,8-
aktivitas jasmani yang semakin bertambah dan
cineole, α-pinene, dan β-pinene.4 Penelitian
meningkatnya keterampilan dan proses berpikir serta
Hongwratanaworakit pada tahun 2009
emosional. Hospitalisasi pada anak merupakan suatu
proses dikarenakan suatu alasan yang berencana dan menyatakan bahwa aromaterapi rosemary dapat
darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di menghilangkan depresi, stres, ketegangan
rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan mental dan lesu.
sampai sehat dan pulang kembali lagi ke rumah.
Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis Hasil studi pendahuluan di IRNA Anak RSUD
utama yang terjadi pada anak. Apabila seorang anak Kayuagung Ogan Komering Ilir berupa observasi
dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut mudah yang dilakukan pada setiap anak usia prasekolah
mengalami krisis karena kecemasan dan stres. yang mengalami hospitalisasi, hampir semua
Perasaan ini muncul karena anak sebelumnya berada mengalami kecemasan. Gejala kecemasan ini seperti
pada lingkungan rumah yang aman, penuh kasih meringis, mengerang dan menolak makan, serta bau
sayang, dan menyenangkan. Penelitian membuktikan obat-obatan juga menjadi faktor yang menyebabkan
bahwa hospitalisasi menyebabkan suatu kecemasan anak selama hospitalisasi.5
permasalahan yang menimbulkan reaksi tertentu
yang berdampak pada kerjasama antara anak, orang Oleh karenanya berdasarkan uraian diatas, peneliti
tua dan perawat di rumah sakit.2 tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh aromaterapi rosemary (Rosemarinus
Proses hospitalisasi pada anak usia prasekolah akan officinalis) terhadap tingkat kecemasan akibat
berdampak sangat serius. Hal ini dikarenakan oleh hospitalisasi pada anak usia prasekolah di IRNA
lingkungan fisik rumah sakit seperti bangunan, Anak RSUD Kayuagung OKI.
ruang rawat, peralatan medis, bau-bauan yang khas
seperti obat dan lain-lain, serta pakaian petugas
kesehatan yang identik dengan warna putih dan METODE PENELITIAN
jarum suntik yang akan menyakiti mereka sehingga
menyebabkan kecemasan dan traumatik. Kondisi Populasi dalam penelitian ini diambil dari populasi
seperti ini akan berdampak negatif bagi proses bulan terakhir yaitu bulan Maret terdapat 28 anak
penyembuhan anak usia prasekolah tersebut karena usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi di
anak menjadi rewel dan sulit RSUD Kayuagung. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode
nonprobability sampling dengan teknik purposive
sampling.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 72
Artikel Penelitian

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan mengalami kecemasan saat hospitalisasi. Peneliti
sampel untuk tujuan tertentu sesuai dengan yang membuat perhitungan besar sampel minimal
dikehendaki oleh peneliti. Sampel penelitian ini berdasarkan rumus sehingga diperoleh sampel
diperoleh dari populasi berdasarkan anak usia sebanyak 22 responden.6
prasekolah yang

HASIL PENELITIAN

a) Usia anak

Tabel 1
Distribusi Rerata Usia Anak Prasekolah yang mengalami Kecemasan
akibat Hospitalisasi di RSUD Kayuagung

Variabel Mean Median SD Min-maks 95 % CI


Usia 3,27 1,162 1,162 3-6 18,2-36,4

b) Jenis kelamin

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak yang mengalami Kecemasan
akibat Hospitalisasi di RSUD Kayuagung OKI

Variabel Frekuensi %
Laki-laki 14 63,6%
Perempuan 18 36,4%
Total 22 100%

c) Skor kecemasan sebelum diberikan aromaterapi rosemary

Tabel 3
Distribusi Rerata Kecemasan sebelum diberikan Aromaterapi Rosemary
di RSUD Kayuagung

Mean Med SD Min-Mak 95% CI


36.05 37 3.97 28-41 33-39.25

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 73
Artikel Penelitian

d) Skor kecemasan setelah diberikan aromaterapi rosemary

Tabel 4
Distribusi Rerata Kecemasan setelah diberikan Aromaterapi Rosemary
di RSUD Kayuagung

Mean Med SD Min-Mak 95% CI


25.45 26.50 5.8 13-37 21.7-28.5

e) Perbedaan rata-Rata skor kecemasan sebelum dan setelah diberikan aromaterapi


rosemary

Tabel 5
Perbedaan Rata-Rata Skor Kecemasan sebelum dan setelah diberikan
Aromaterapi Rosemary di RSUD Kayuagung (n = 22)

Skor Kecemasan Mean Med SD P value


Sebelum 36.05 37 3.97 0.00
Setelah 25.45 36.50 5.8

Analisis data pada tabel 5 diatas menggunakan uji statistik paired t-test dan diperoleh nilai p- value=0,00 (p-
value˂α, α=0,05). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kecemasan yang bermakna
antara sebelum dan setelah diberikan aromaterapi rosemary.

PEMBAHASAN Jenis Kelamin

Usia Anak Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan


data yang menunjukkan bahwa jenis kelamin anak
Responden penelitian ini adalah anak usia yang menjadi responden di RSUD Kayuagung
prasekolah (3-6 tahun). Pada penelitian ini diketahui paling banyak adalah laki-laki yaitu sebesar 63,6%.
bahwa rata-rata usia anak prasekolah yang Hal ini terkait dengan jumlah responden laki-laki
mengalami kecemasan adalah 3,27 tahun. Secara lebih banyak dijumpai ketika peneliti melakukan
emosional anak usia prasekolah cenderung untuk penelitian. Wong1 menyatakan anak perempuan
mengekspresikan emosinya dengan bebas dan lebih adaptif terhadap kecemasan dibandingkan
terbuka, sikap marah juga sering diperlihatkan. dengan anak laki-laki, sehingga anak laki-laki lebih
Luapan emosi berupa tangisan dan jeritan banyak mengalami kecemasan selama mengalami
menggambarkan suasana hatinya yang sedang kesal, hospitalisasi dibandingkan dengan anak
sedih ataupun sakit.5

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 74
Artikel Penelitian

perempuan. Secara teoritis dijelaskan juga bahwa,


anak laki-laki cenderung lebih agresif dan rewel Penggunaan aromaterapi dengan cara dihirup atau
dibandingkan dengan anak perempuan, sehingga inhalasi adalah cara yang paling mudah dan cepat.
anak laki-laki lebih sukar untuk beradaptasi dengan Penelitian Katylaksa menyatakan bahwa aromaterapi
lingkungan baru dibandingkan dengan anak bisa dihirup dengan meneteskan 6 tetes minyak
perempuan.7 rosemary pada kapas, kemudian diletakkan di depan
hidung dengan jarak 2 cm selama 4 menit. Adapun
Kecemasan Anak Usia Prasekolah sebelum menurut La Torre, 1-5 tetes minyak lavender yang
dan sesudah diberikan Aromaterapi dihirup dari tisu wajah selama 5-10 menit.9
Rosemary
Penghirupan minyak aromaterapi langsung pada
Data yang didapatkan dari hasil penelitian sapu tangan atau tisu wajah dan diletakkan di
menunjukkan bahwa rata-rata skor kecemasan samping bantal sebanyak 2-4 tetes dapat
sebelum diberikan aromaterapi rosemary 36,05 memberikan efek mengendurkan urat-urat saraf dan
dengan skor terendah 28 dan tertinggi 41 dari 22 dapat membuat tidur menjadi nyaman. Selain itu,
responden. Adapun skor kecemasan setelah pemberian minyak aromaterapi pada anak usia
diberikan aromaterapi rosemary mengalami dibawah 12 tahun, semua dosis minyak aromaterapi
penurunan. Hal ini terlihat dari skor kecemasan yang untuk orang dewasa harus dibagi empat.10 Begitu
berubah menjadi 25,45 dengan skor terendah 13 dan juga dengan penelitian ini, aromaterapi rosemary
tertinggi 37. Selain itu intervensi berupa aromaterapi diberikan dengan frekuensi 3 kali dalam satu hari
rosemary memberikan pengaruh terhadap kecemasan yaitu pagi, siang dan sore, sebanyak 1 tetes selama 4
anak yang mengalami hospitalisasi. Hal tersebut menit setiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan aturan
terbukti dari hasil uji statistik paired t-test yaitu pemakaian minyak aromaterapi pada anak- anak.11
didapatkan p-value 0,00 (p<α, α=0,05) yang berarti Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan skor
bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya terdapat kecemasan yang signifikan sehingga terlihat
perbedaan skor kecemasan sebelum dan setelah perbaikan derajat tingkat kecemasan dari skor
diberikan aromaterapi rosemary. sebelumnya 36,5 menjadi 25,45.

Minyak esensial rosemary merupakan salah satu Minyak esensial digunakan dengan teknik inhalasi
jenis minyak yang dapat digunakan sebagai dapat meningkatkan kesadaran dan menurunkan
aromaterapi. Aromaterapi rosemary dapat kecemasan. Molekul bau yang merupakan
menyebabkan perbedaan skor kecemasan kandungan dalam minyak esensial memberikan efek
dikarenakan minyak tersebut memberikan efek yang positif terhadap sistem saraf pusat, yaitu dapat
rileks terhadap tubuh.8 Aromaterapi rosemary telah menghambat pengeluaran ACTH (Adreno
ditelti bermanfaat bagi kesehatan antara lain Corticotropic Hormone) dimana hormon ini
menghilangkan ketegangan mental, menghilangkan mengakibatkan terjadinya kecemasan seseorang. 12
depresi, lesu dan kelelahan sera meningkatkan
kinerja kognitif.5 Aromaterapi rosemary memiliki Kandungan zat kimia dalam minyak esensial dapat
senyawa 1,8-cineole dan linalool. Senyawa ini mempengaruhi aktivitas fungsi kinerja otak melalui
mampu merangsang saraf pusat dan memberikan sistem saraf yang saling berhubungan dengan indera
efek menenangkan.9 Tanaman ini juga biasanya penciuman. Respon ini akan merangsang
cocok digunakan sebagai teh atau bahan makanan, peningkatan aktivitas neurotransmitter yang
hal inilah yang membuat aromaterapi rosemary berkaitan dengan
diyakini baik dan aman digunakan.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 75
Artikel Penelitian

pemulihan kondisi psikologis seperti emosi, SIMPULAN DAN SARAN


perasaan, pikiran, dan keinginan.13
Simpulan
Adapun, sewaktu minyak esensial dihirup, molekul
bau yang terkandung dalam minyak esensial 1. Karakteristik responden yang didapat yaitu
rosemary yaitu zat 1,8-cineol dan linalool diterima rata-rata usia responden yang mengalami
oleh olfactory ephitelium. Setelah itu, molekul bau kecemasan 3,27 tahun (SD=1,162) dengan
ditransmisikan sebagai suatu pesan ke pusat
usia anak terendah 3 tahun dan tertinggi 6
penghidu yang terletak tepat pada bagian belakang
hidung. Kemudian, di tempat inilah berbagai sel tahun. Adapun untuk jenis kelamin
neuron mengubah bau tersebut dan responden paling banyak mengalami
menghantarkannya ke susunan saraf pusat lalu kecemasan yaitu laki-laki sebesar 63,6%.
dihantarkan menuju sistem limbik otak. Sistem 2. Rata-rata skor kecemasan hospitalisasi
limbik otak merupakan tempat penyimpanan sebelum diberikan aromaterapi rosemary
memori, pengaturan suasana hati, emosi marah, 36,05 (SD=3,97) dengan skor terendah
senang, kepribadian, tingkah laku serta orientasi adalah 28 dan tertinggi adalah 41.
seksual. Kemudian, pada sistem limbik inilah 3. Rata-rata skor kecemasan hospitalisasi
molekul bau akan dihantarkan ke hipothalamus dan setelah diberikan aromaterapi rosemary
merangsang hipothalamus untuk menghasilkan 25,45 (SD=5,8) dengan skor terendah adalah
Corticotropin Releasing Factor (CRF). Selanjutnya,
13 dan tertinggi adalah 37.
CRF akan merangsang kelenjar pituitary untuk
meningkatkan produksi proopioidmelanocortin 4. Ada perbedaan yang bermakna antara skor
(POMC) sehingga produksi enkephalin oleh medulla kecemasan akibat hospitalisasi sebelum dan
adrenal meningkat. Selain itu, kelenjar pituitary juga setelah diberikan aromaterapi rosemary
menghasilkan endorphin sebagai neurotransmitter dengan nilai p-value = 0,00 (α = 0,05).
yang mempengaruhi suasana hati menjadi kondisi
rileks.14 Saran

Dampak kecemasan akibat hospitalisasi akan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
menjadi kendala terhadap pelaksanaan asuhan sebagai bahan referensi baru dalam mempelajari cara
keperawatan pada pasien anak terutama usia untuk melakukan penurunan kecemasan akibat
prasekolah (3-6 tahun), sehingga diperlukan upaya hospitalisasi terutama pada anak usia prasekolah dan
perawat untuk kreatif melakukan tindakan terapi digunakan sebagai tambahan pengetahuan tentang
komplementer yaitu memberikan aromaterapi manfaat aromaterapi rosemary dalam dunia
rosemary untuk memberikan reaksi hospitalisasi pendidikan kesehatan.
yang positif.7 Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa aromaterapi rosemary mempunyai pengaruh
terhadap penurunan tingkat kecemasan akibat REFERENSI
hospitalisasi pada anak usia prasekolah di RSUD
Kayuagung OKI. 1. Wong, D. L. (2008). Wong: buku ajar
keperawatan pediatrik (Wongs essentials of
pediatric nursing). Jakarta: EGC.
2. Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep
keperawatan anak. Jakarta: EGC.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 76
Artikel Penelitian
3. Apriesta, N., & Jamhariyah, S. (2012). Hubungan antara terapi bermain mewarnai gambar dengan stres
hospitalisasi pada anak usia 3-5 tahun di RSUD dr. Soebadi Kabupaten Jember. ISSN:2086-3098. 3(4).
195
4. Wibowo, A. (2012). Minyak atsiri dari daun rosemary (Rosemarinus officinalis) sebagai insektisida
alami melalui metode hidrodestilasi. Jurnal Sains dan Seni. 1(1), 1.
5. Supartini, Y. (2012). Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC.
6. Lemeshow, S., & Hosmer, D. W. (2000) Applied logistic regression. USA: John Willeys and sons, inc.
7. Solikhah, U. (2013). Efektifitas lingkungan teraupetik terhadap reaksi hospitalisasi pada anak. Jurnal
Keperawatan Anak. 1(1). 1-9.
8. Muchtaridi. (2003). Tinjauan aktivitas

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 77
Artikel Penelitian
farmakologi aromaterapi. Farmaka. 1(1). 6-
9.
9. Katylaksa, A. C. (2011). Pengaruh minyak rosemary terhadap memori jangka pendek. Skripsi.
Universitas Kristen Maranatha.
10. Tara, E., & Soetrisno, E. (2010). Buku pintar aromaterapi. Jakarta: Inovasi.
11. Sallamander. (2014). Minyak esoteric CC (Anak-anak dan penggunaan minyak esensial
dalam aromaterapi), diakses dari www.essentialoils.co.za pada 6 april 2014.
12. Butje, A. B., & Shatell, M. (2008). Healing scents: an overview of clinical aromateraphy for emotional
distress. Journal of Psychosocial Nursing and Mental Health Service. 46 (10), 46-52.
13. Jaelani. (2009). Aromaterapi. Edisi ke 2. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
14. Buckle, J. (2003). In clinical aromateraphy: essential oils practice. Edisi ke 2. London: Churcill
Livingstone.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 78
Artikel Penelitian
PEMANFAATAN ESSENTIAL OILS SEBAGAI AROMATERAPI DALAM PERAWATAN KULIT

 Siti Rahmatul Azizah Universitas Muhammadiyah Lamongan

DOI: https://doi.org/10.48191/medfarm.v11i1.98
Keywords: Kata Kunci : Essential Oils, Perawatan Kulit, Aromaterapi Peran Biologis, Essential oils for Skincare

Abstract

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah dan salah satu negara yang berpotensi
sebagai penghasil minyak atsiri, dapat dilihat dari banyaknya tanaman. khususnya tanaman penghasil minyak
atsiri di Indonesia. Bagian dari tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai sumber minyak atsiri adalah bagian
akar, batang, daun, bunga, buah, dan sebagainya. Essential Oils sebagai produk aromaterapi memiliki banyak
manfaat, diantaranya sebagai terapi komplementer, untuk merekalsasikan tubuh, bahan tambahan makanan,
kosmetik, dan pengharum. Essential Oils dan konstituennya yang mudah menguap dapat menembus kulit serta
meningkatkan penetrasi obat yang berbeda dari formulasi topikal ke lapisan kulit bawah menggunakan
mekanisme aksi yang berbeda berdasarkan disintegrasi struktur lipid antar sel yang sangat teratur antara
korneosit di stratum korneum dan meningkatkan partisi obat. Setelah aplikasi ke kulit, Essential Oils dan
komponennya dimetabolisme dengan cepat, tidak terakumulasi dalam organisme dan diekskresikan dengan
cepat yang menunjukkan dapat berhasil digunakan sebagai peningkat penetrasi yang aman. Essential Oils dan
konstituennya lebih disukai daripada bahan sintetis yang digunakan secara tradisional sebagai peningkat
permeasi yang aman dan cocok untuk meningkatkan penyerapan perkutan obat hidrofilik dan lipofilik dari
formulasi topikal ke lapisan kulit bawah. Review Artikel ini bertujuan untuk mengetahui manfaat Essential
Oils Sebagai perawatan pada kulit sehingga dapat dikembangkan sebagai zat aktif pada produk kosmetik dan
kesehatan. Metode yang digunakan dalam penyusunan artikel yaitu Study literatur dari berbagai jurnal
Internasional yang diakses melalui situs Google Scholar, Pubmed, dan Science Direct. Hasil Review artikel ini
menunjukkan bahwa Essential Oils bermanfaat sebagai Perawatan kulit. Essential Oils atau Minyak atsiri
banyak digunakan dalam industri kosmetik, farmasi, obat-obatan dan makanan memiliki aktivitas antioksidan,
anti-inflamasi, aktivitas antikanker, untuk penyembuhan luka, dan banyak peran biologis lainnya. Beberapa
macam minyak Essensial yang dapat bermanfaat untuk perawatan kulit yaitu Zaitun Essential Oil, Tea Tree
Essential Oil, Lemon Essensial Oil, dan Rose Essential Oil

Kata Kunci : Essential Oils, Perawatan Kulit, Aromaterapi Peran Biologis, Essential oils for Skincare

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 3 - Nomor 1, Januari 2016, ISSN No 2355 5459 79

Anda mungkin juga menyukai