Penafsiran Dengan Pendekatan PAP Dapat Juga Menggunakan Langkah
Penafsiran Dengan Pendekatan PAP Dapat Juga Menggunakan Langkah
sebagai berikut:
1. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai oleh peserta didik, jika
semua soal dapat dijawab dengan benar.
2. Mencari rata-rata ( X ) ideal dengan rumus:
1
X ideal = × skor ideal
2
Keterangan:
50 dan 10 = bilangan tetap
x = skor mentah yang diperoleh setiap peserta didik
X = rata-rata
s = simpangan baku
Contoh:
Peserta didik A memperoleh skor mentah 35. Rata-rata = 60 dan simpangan baku
= 20. Dengan demikian, nilai yang diperoleh peserta didik A dalam skala nilai 0-
35−60
100 adalah: 50 + ( ) 10 = 37,5.
20
𝑋− X
Rumus: Z = 𝑠
Contoh:
Diketahui: skor (X) = 35; rata-rata ( X ) = 60; simpangan baku = 20
35−60
Jadi, Z-Skor = = -1,25
20
e. Peringkat (ranking)
Menafsirkan skor mentah dapat pula dilakukan dengan cara menyusun peringkat.
Caranya adalah dengan mengurutkan skor, mulai dari skor terbesar sampai dengan
skor terkecil. Skor terbesar diberi peringkat 1, begitu seterusnya sampai dengan
skor terkecil. Skor-skor yang sama harus diberi peringkat yang sama pula.
Contoh:
Diketahui: Lima orang peserta didik memperoleh skor dalam bidang studi IPA
sebagai berikut: 20, 35, 25, 25, dan 30. Untuk memberikan peringkat terhadap
skor-skor tersebut dapat diikuti langkah-langkah berikut:
Pertama, mengurutkan skor-skor tersebut dari yang terbesar sampai dengan
terkecil dengan diberi nomor urut sesuai dengan jumlah data.
1. 35
2. 30
3. 25
4. 25
5. 20
Kedua, memberi peringkat berdasarkan nomor urut, tetapi untuk skor yang sama
harus diberi peringkat yang sama.
Skor: Peringkat:
1. 35 1
2. 30 2
3. 25 3,5
4. 25 3,5
5. 20 5
Peringkat untuk skor 25 adalah 3,5 yang diperoleh dari (3+4) : 2 = 3,5. Skor
selanjutnya diberi peringkat sesuai dengan nomor urut selanjutnya.
Keterangan:
Md = mean duga
f = frekuensi
d = deviasi
fd = frekuensi kali deviasi
n = jumlah sampel
i = interval
3. Menghitung simpangan baku (s) aktual dengan rumus:
𝑛(∑𝑓𝑑2 )−(∑𝑓𝑑)2
s = i√ 𝑛(𝑛−1)
∑𝑓𝑑 4
X = Md + ( ) i = 34 + (52) 5 = 34,38
𝑛
8216− 16
= 5√ = 5 √3,092006 = 8,79
2652
A
B
E
a. Skala Lima (0 – 5): X
X + 1,5 (s) = 34,38 + 1,5 ( 8,79 ) = 47,57
7
X + 1,75 (s) = 34,38 + 1,75 ( 8,79 ) = 49,76
2
1
0
X - 0,75 (s) = 34,38 - 0,75 ( 8,79 ) = 27,79
X - 1,25 (s) = 34,38 - 1,25 ( 8,79 ) = 23,39
X - 1,75 (s) = 34,38 - 1,75 ( 8,79 ) = 19,00
𝑋− X
Rumus: T – skor = 50 + ( ) 10
𝑆
Keterangan:
50 dan 10 = bilangan tetap
x = skor mentah yang diperoleh setiap peserta didik
X = rata-rata
s = simpangan baku
Contoh:
Diketahui: Peserta didik A memperoleh skor mentah 35. Rata-rata = 34,38 dan
simpangan baku = 8,79. Dengan demikian, nilai yang diperoleh peserta didik A
35−34,38
dalam skala 0-100 adalah 50 + ( ) 10 = 50,71
8,79
𝑋− X
Rumus: Z = 𝑆
Contoh:
Diketahui: skor (x) = 35; rata-rata ( X ) = 34,38; simpangan baku (s) = 8,79. Jadi,
35−34,38
Z – Skor = ( ) = 0,07
8,79
Secara teoritik, pendekatan penilaian terdiri atas dua pendekatan seperti telah
dijelaskan, tetapi dalam praktik, kita dapat menggunakan pendekatan gabungan
antara PAP dan PAN. Pendekatan gabungan digunakan dengan asumsi bahwa
pendekatan PAP dan PAN masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pedoman konversi yang digunakan sama dengan pedoman konversi dalam PAP dan
PAN. Perbedaannya hanya terletak dalam perhitungan rata-rata dan simpangan baku.
Rata-rata gabungan = ( X ideal + X aktual)/2
Simpangan baku (SB) gabungan = (SB ideal + SB aktual)/2
Dengan demikian, untuk memperoleh rata-rata gabungan, terlebih dahulu harus
dicari rata-rata ideal dan rata-rata aktual. Begitu juga untuk mencari simpangan baku
gabungan. Contoh:
Diketahui:
X ideal = 60
SB ideal = 20
X aktual = 34,38
SB aktual = 8,79
Jadi, gabungan = ½ x ( X ideal + X aktual) = ½ x (60 + 34,38) = 47,19
SB gabungan = ½ x (SB ideal + SB aktual)
= ½ x (20 + 8,79)
= 14,395
Untuk penyusunan pedoman konversi dapat digunakan seperti dalam pendekatan
PAP dan PAN.