Anda di halaman 1dari 13

DUNIA SOPHIE

(Sofies Verden / Sophie’s World)

Dunia Sophie adalah dunia yang diciptakan oleh seorang Mayor bernama Albert Knag
tentang pelajaran filsafat bagi putrinya Hilde Moller Knag, melalui dua tokoh sentral ciptaannya
yakni Sophie Amundsend dan Alberto Knox. Dimana dalam karangannya itu dia menjelaskan
beberapa tokoh filsafat yang berpengaruh di dunia dan bagaimana ilmu filsafat itu berkembang
dalam sejarah peradaban manusia.

Pada bab pertama Sophie diberi dua pertanyaan oleh guru filsafat misterius (Alberto
Knox) dalam suratnya yakni; Siapakah kamu? dan Darimana datangnya dunia? Dari pertanyaan
tersebut Sophie kemudian berpikir siapakah dirinya, yang tentu saja adalah Sophie (yang entah
siapa Sophie itu). Sophie merasa sulit mengeluarkan dirinya dari dirinya sendiri hanya untuk
mencari tahu siapakah dirinya, dan bahwa dia telah terbiasa mengenal dirinya sebagai Sophie.
Kemudian timbul pertanyaan lain dibenaknya, Apakah manusia itu? Sebab dia tidak memilih
menjadi seorang Sophie (manusia) untuk hidup di dunia. Pertanyaan lainnya muncul ketika dia
mulai memikirkan hidup, Adakah kehidupan setelah kematian? Sebab dia berpikir bahwa suatu
hari dia tak akan lagi berada di dunia yang entah darimana datangnya.

Kemudian dimulailah perjalanan pelajaran filsafat melalui dunia Sophie. Pengenanalan


ilmu filsafat dilakukan dengan melakukan pendekatan filsafat melalui beberapa pertanyaan
filosofis, seperti;

- Bagaimana dunia diciptakan?


- Adakah kehendak atau makna dibalik apa yang terjadi?
- Adakah kehidupan setelah kematian? (seperti yang telah Sophie pertanyakan
sebelumnya)
- Bagaimana kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini? dan
- Bagaimana seharusnya kita hidup?
Dari pertanyaan-pertanyaan diatas maka dapat dikatakan bahwa filsafat bermula dari rasa ingin
tahu manusia.

Rasa ingin tahu itu kemudian melahirkan cara berpikir yang baru yang dikatakan sebagai
filsafat. Sophie menerima pelajaran mengenai Gambaran Mitologis Dunia, dimana dijelaskan
bahwa mitos adalah sebuah cerita mengenai dewa-dewa untuk menjelaskan mengapa kehidupan
berjalan seperti adanya. Mitos tersebut merupakan penjelasan dari berbagai agama dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan filosofis manusia. Salah satu contoh mitos yang berkembang
dalam menjelaskan keseimbangan alam adalah cerita tentang Thor dan palunya. Namun
penjelasan jenis ini ditentang oleh para filosofis. Salah seorang diantaranya adalah Xenophanes
yang hidup sekitar 570 SM. Xenophanes mengatakan bahwa manusia menciptakan dewa-dewa
sesuai dengan bayangan mereka sendiri, dimana mitos-mitos tersebut merupakan hasil pemikiran
manusia.

Belum lagi hilang dibenak Sophie tentang cerita mitos yang dibuat beberapa ratus tahun
lalu demi mendapatkan alasan atas kejadian alam, pertanyaan-pertanyaan berikutnya tak jauh
membingungkan. Alberto Knox bertanya melalui suratnya;
- Adakah zat dasar yang menjadi bahan untuk membuat segala sesuatu?
- Dapatkah air berubah menjadi anggur?
- Bagaimana tanah dan air dapat menghasilkan seekor katak hidup?
Beberapa pertanyaan ini diarahkan untuk menerangkan proyek filosof alam (dan prosesnya),
yang merupakan filosof Yunani paling awal. Mereka mengamati dunia fisik kemudian mencari
hokum-hukum alam yang mendasari proses alam itu sendiri. Ini merupakan langkah pertama
dalam penalaran ilmiah (atau pendahulu bagi sains). Pada bab keempat ini terdapat beberapa
filosof yang digambarkan telah melakukan pengamatan terhadap alam.
- Thales (berasal dari Miletus, sebuah koloni Yunani di Asia kecil). Thales beranggapan
bahwa sumber dari segala sesuatu adalah air.
- Anaximander (yang hidup di Miletus). Anaximander beranggapan bahwa dunia
hanyalah salah satu dari banyak sekali dunia yang muncul dan sirna didalam sesuatu yang
tak terbatas.
- Anaximenes (hidup di Miletus kira-kira 570-526 SM). Anaximenes beranggapan bahwa
sumber dari segala sesuatu pastilah udara dan uap.
- Parmenides (kira-kira 540-480 SM). Parmenides beranggapan bahwa segala sesuatu
yang ada pasti telah selalu ada. Namun demikian apa yang dia katakan tak dapat selaras
dengan apa yang dia alami (melalui indera-inderannya). Dan Parmenides adalah salah
seorang rasionalis, dimana dia percaya bahwa akal manusia merupakan sumber utama
ilmu pengetahuan. Sehingga dia bahkan tidak mempercayai segala sesuatu sekalipun
telah melihatnya, dan yakin bahwa indera-indera manusia meberikan gambaran yang
tidak tepat dan tidak sesuai dengan akal.
- Heraclitus (berasal dari Ephesus di Asia kecil, kira-kira 540-480 SM). Heraclitus
beranggapan bahwa perubahan terus-menerus, atau aliran, sesungguhnya merupakan ciri
alam yang paling mendasar. Heraclitus juga mengatakan “Tuhan (logos) adalah siang dan
malam, musim salju dan musim panas, perang dan damai, kelaparan dan kekenyangan”.
- Empedocles (berasal dari Sicilia, kira-kira 490-430 SM). Empedocles berpendapat
bahwa sumber alam tidak mungkin hanya satu unsur saja. Dia yakin bahwa alam, itu
terdiri dari empat unsur, yakni; tanah, udara, api, dan air. Dimana semua proses alam
disebabkan oleh menyatu atau terpisahnya keempat unsur tersebut. Selain unsur alam,
Empedocles juga menjelaskan tentang kekuatan alam, yang dibaginya menjadi dua yakni;
cinta dan perselisihan.
- Anaxagoras (berasal dari Asia kecil lalu pindah ke Athena, kira-kira 500-428 SM).
Anaxagoras berpendapat bahwa alam diciptakan dari partikel-partikel sangat kecil yang
tak dapat dilihat mata dan jumlahnya tak terhingga. Lebih jauh, segala sesuatu dapat
dibagi menjadi bagian-bagian yang jauh lebih kecil lagi, tetapi bahkan dalam bagian yang
paling kecil masih ada pecahan-pecahan dari semua yang lain. Beberapa pernyataannya
yang membuatnya dituduh ateis antara lain dia mengatakan bahwa matahari bukanlah
dewa melainkan sebuah batu merah panas yang lebih besar daripada seluruh Jazirah
Peloponesia. Dia juga mengemukakan bahwa Bulan tidak mempunyai cahaya sendiri,
cahayanya berasal dari Matahari.

Beberapa pertanyaan dalam surat-surat Sophie memang rumit, namun Sophie


mendapatkan pertanyaan yang unik; Mengapa Lego merupakan mainan paling cerdik di dunia?
Pertanyaan ini mengantarkan Sophie pada proyek filosof alam terakhir yakni teori atom dari
filosof bernama Democritus (berasal dari kota kecil Abdera di pantai utara Aegea, kira-kira 460-
370 SM). Democritus beranggapan bahwa segala sesuatu dibuat dari balok-balok tak terlihat
yang sangat kecil, yang masing-masing kekal dan abadi (dia menamakan unit-unit kecil tersebut
atom).
Selanjutnya Sophie kembali mendapatkan beberapa pertanyaan sulit dari Alberto Knox;
- Apakah kamu percaya pada takdir?
- Apakah penyakit itu hukuman dari para dewa?
- Kekuatan apa yang mengatur jalannya sejarah?
Mengenai takdir, orang-orang Yunani sangat mempercayai fatalisme. Fatalisme adalah
kepercayaan bahwa apapun yang terjadi telah ditentukan. Pada saat yang sama ketika para filosof
Yunani berusaha untuk menemukan penjelasan alamiah terhadap proses alam, para ahli sejarah
pertama mulai mencari-cari penjelasan alamiah mengenai jalannya sejarah. Dimana orang-orang
Yunani percaya bahwa takdir tidak hanya mengatur kehidupan individu, mereka juga percaya
bahwa sejarah dunia pun diatur oleh takdir. Ahli sejarah Yunani paling terkenal adalah
Herodotus (484-424 SM) dan Thucydides (460-400 SM). Bersamaan dengan timbulnya arah
baru dalam filsafat Yunani, ilmu pengobatan Yunani pun bangkit dan berusaha untuk
menemukan penjelasan alamiah menyangkut penyakit dan kesehatan. Pendiri ilmu pengobatan
Yunani adalah Hippocrates (lahir di pulau Cos, sekitar 460 SM). Hippocrates beranggapan
bahwa penyakit merupakan tanda alam dimana fisik atau mental tidak lagi seimbang, dimana
kesehatan didukung melalui sikap moderat, keselarasan, dan “jiwa yang sehat didalam badan
yang sehat”. Dia juga melahirkan gagasan mengenai etika medis yang tertuang dalam sumpah
berikut ini;
“Saya akan mengikuti system atau aturan yang menurut kemampuan dan
penilaian saya, saya anggap bermanfaat bagi pasien saya, dan menghindar dari
apapun yang merusak dan mengganggu. Saya tidak akan memberikan obat yang
dapat mematikan kepada siapa saja meskipun diminta atau menyarankan nasihat
semacam itu, dan dengan cara yang sama saya tidak akan memberi seorang
wanita sarana untuk melakukan pengguguran kandungan. Setiap kali saya
diminta mendatangi sebuah rumah, saya akan dating demi kebaikan si sakit dan
akan menjauhkan diri dari tindakan jahat dan keji, dan lebih jauh, dari rayuan
kaum wanita atau pria, baik mereka orang merdeka maupun budak. Apapun,
dalam kaitan dengan praktik professional saya, yang saya lihat atau dengar
mengenai sesuatu yang tidak boleh diungkapkan sembarangan, saya akan tetap
merahasiakannya. Selama sayabtetap mematuhi sumpah ini, semoga saya
diperkenankan untuk menikmati hidup dan mempraktikkan ilmu ini, dihormati
oleh semua manusia disepanjang zaman. Namun, seandainya saya melanggar
sumpah ini, semoga nasib sebaliknyalah ynag menimpa saya.”

Para filosof alam hanya memusatkan perhatian pada hakikat dunia fisik semata, karena
itulah mereka menempati posisi sentral dalam sejarah sains. Setelah sekitar 450 SM, filsafat
mengambil arah baru yang dipusatkan pada individu dan kedudukannya dalam masyarsakat.
Tiga filosof klasik besar yang berkaitan dengan itu dan berasal dari Athena, antara lain;
- Socrates (lahir di Athena, 470-399 SM). Socrates tidak pernah menuliskan kalimat
filsafatnya, namun dia mempunyai pengaruh paling besar terhadap pemikiran Eropa.
Aktivitas filsafatnya dilakukan dengan cara berdiskusi, Socrates melakukan dialog-dialog
dengan setiap orang yang ditemuinya.
“Pohon-pohon di daerah pedesaan tidak mengajarkan apa-apa padaku” katanya. Lalu
dia dihukum mati karena aktivitas filsafatnya, dimana dia beranggapan bahwa wawasan
yang benar menuntun pada tindakan yang benar (dan dia mempertahankannya dengan
teguh).
- Plato (428-347 SM). Plato telah menjadi murid Socrates selama beberapa waktu dan
telah mengikuti pengadilan Socrates hingga akhirnya Socrates dihukum untuk meminum
racun cemara. Plato kemudian menerbitkan karya Socrates yang berjudul Apologi, dia
juga mendirikan sekolah filsafatnya sendiri yang dikenal sebagai Akademi (diambil dari
nama pahlawan legendaris Yunani, Academus). Plato percaya bahwa realitas itu terbagi
menjadi dua, yakni; Dunia Indera dan Dunia Ide. Dalam dialognya Republic, Plato
menggambarkan ‘negara ideal’ dimana negara dibangun dengan cara persis seperti tubuh
manusia yang terdiri dari tiga bagian, yaitu; kepala sebagai pemimpin, dada sebagai
pelengkap atau pembantu, dan perut sebagai pekerja. Dimana akal terdapat di kepala
yang memiliki sifat kebijkasanaan, kehendak terletak di dada yang memiliki sifat
keberanian, dan nafsu terletak di perut yang memiliki sifat kesopanan. Namun setelah
terjadi kemunduran politik penting, Plato lalu menulis kitab Hukum yang
menggambarkan ‘negara konstitusional’ sebagai negara terbaik kedua. Dimana
kebebasan kaum wanita lebih dibatasi, namun sebuah negara harus tetap memberikan
pendidikan dan pelatihan bagi mereka.
- Aristoteles (lahir di Macedonia, 384-322 SM). Aristoteles adalah murid di Akademi
Plato selama hampir 20 tahun. Selain sebagai filosof klasik besar terakhir, dia juga adalah
ahli biologi besar eropa yang pertama. Aristoteles memutuskan bahwa realitas terdiri dari
berbagai benda terpisah yang menciptakan suatu kesatuan antara bentuk dan substansi.
Dimana substansi adalah bahan untuk membuat benda-benda, sedangkan bentuk adalah
ciri khas masing-masing benda. Aristoteles juga membuat penjelasan tentang kehidupan
sebagai tangga alam, yakni;
(1) Petama-tama bahwa segala sesuatu di alam ini dapat dibagi menjadi dua kategori
utama, yaitu; benda mati yang tidak berpotensi untuk berubah, dan benda hidup yang
berpotensi untuk berubah.
(2) Lalu benda hidup dibagi lagi kedalam dua kategori, yaitu; tanaman dan makhluk.
(3) Selanjutnya makhluk dibagi kedalam dua subkategori, yaitu; binatang dan manusia.
Dalam nilai etika, Aristoteles membagi kebahagiaan dalam tiga bentuk atau kriteria (yang
harus ada pada saat yang sama agar manusia dapat menemukan kebahagiaan dan
kepuasan), yakni;
(1) Hidup senang dan nikmat
(2) Menjadi warga negara yang bebas dan bertanggung jawab
(3) Menjadi seorang ahli piker dan filosof
Sedangkan dalam nilai politik, Aristoteles mengemukakan tiga bentuk konstitusi yang
baik, yakni;
(1) Monarki, yang berarti hanya ada satu kepala negara. Agar bentuk konstitusi ini bias
berjalan baik, ia tidak boleh melenceng menjadi tirani, yaitu jika seorang pemimpin
mengatur negara hany demi kepentingannya sendiri.
(2) Aristokrasi, yang didalamnya ada sekelompok (besar atau kecil) pemimpin. Bentuk
konstitusi ini hendaknya tidak melenceng menjadi oligarki, yaitu pemerintahan yang
dijalankan hanya oleh beberapa orang.
(3) Polity, yang berarti demokrasi. Aspek negative dari bentuk ini yakni dapat dengan
cepat berkembang menjadi pemerintahan oleh kawanan (mob rule).

Ketika Aristoteles meninggal pada 322 SM, Athena kehilangan peran dominannya karena
pemberontakan-pemberontakan politik akibat penaklukan Alexander Agung (356-323 SM).
Periode ini menandai awal zaman baru dalam sejarah umat manusia yang berlangsung selama
kira-kira 300 tahun, dan dikenal sebagai Helenisme. Filsafat Helenistik dikenal terbagi dalam
empat aliran, yakni;
- Kaum Sinis menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak terdapat dalam kelebihan
lahiriah seperti kemewahan materi, kekuasaan politik, atau kesehatan yang baik.
Kebahagiaan sejati terletak pada ketidak-tergantungan pada segala sesuatu yang acak dan
mengambang. Aliran filsafat sinis ini didirikan oleh Antisthenes di Athena sekitar 400
SM. Antisthenes pernah menjadi murid Socrates.
- Kaum Stoik percaya bahwa setiap orang adalah bagian dari satu akal atau logos yang
sama. Aliran filsafat stoik ini muncul di Athena sekitar 300 SM, dan didirikan oleh Zeno
(yang berasal dari Syprus, dan bergabung dengan Kaum Sinis selama kapalnya karam)
- Kaum Epicurean mengembangkan etika Aristippus (salah satu murid Socrates yang
mengatakan bahwa “Kebaikan tertinggi adalah kenikmatan. Dan kejahatan tertinggi
adalah penderitaan.”) dan menggabungkannya dengan teori atom Democritus. Aliran
filsafat ini didirikan oleh Epicurus sekitar 300 SM. Epicurus mengatakan “Kematian
tidak menakuti kita, sebab selama kita ada kematian tidak bersama kita. Dan ketika
kematian datang, kita tidak ada lagi.”
- Neoplatonisme adalah kecenderungan filsafat yang diilhami oleh filsafat Plato. Tokoh
paling penting dalam Neoplatonisme adalah Plotinus (kira-kira 205-270 M) yang
mempelajari filsafat di Alexandria (kota yang menjadi titik temu utama filsafat Yunani
dan mistisme Timur selama berabad-abad) kemudian menetap di Roma.

Selain Platonus dengan Neoplatonisme nya, ajaran agama Kristen juga mempengaruhi
kebudayaan Yunani-Romawi yang merupakan akar peradaban Eropa. Agama Kristen merupakan
salah satu dari tiga agama Barat (Islam dan juga Yahudi) yang memilki latar belakang yang
sama, yakni dari bangsa Semit (Bangsa Semit berasal dari Jazirah Arab). Ketika agama Kristen
masuk ke dunia Yunani-Romawi, itu merupakan suatu pertemuan dramatis dari dua kebudayaan
dimana itu merupakan salah satu revolusi besar kebudayaan dalam sejarah. Sekitar 25 tahun
setelah Paulus meninggal di Roma, gereja Kristen masih dilarang. Tapi menjelang 313 M agama
Kristen sudah menjadi agama yang diterima di kekaisaran romawi. Dan sejak 380 M agama
Kristen menjadi agama resmi diseluruh kekaisaran Romawi.

Pada abad pertengahan tersebut St.Agustin dan St. Thomas Aquinas mempertautkan
antara ajaran Kristen dengan filsafat filosof terdahulu. Kemudian filsafat dan ilmu pengetahuan
menjauh dari teologi Gereja, terbukalah jalan pada metode-metode ilmiah baru dan semangat
keagamaan yang baru pula. Maka terciptalah landasan bagi dua kehebohan besar pada abad
kelima belas dan keenam belas, yaitu Renaisans dan Reformasi. Renaisans berarti kelahiran
kembali atas kesenian dan kebudayaan Yunani kuno. Salah satu tokoh utama dari zaman
Renaisans adalah Marsilio Picino yang berseru “Kenalilah dirimu sendiri, wahai keturunan Ilahi
dalam samaran sebagai manusia!”. Tokoh utama lainnya adalah Pico della Mirandola yang
menulis pidato tentang Kemuliaan Manusia (Oration on the Dignity of Man). Periode Renaisans
juga diikuti oleh penemuan-penemuan penting seperti kompas, senjata api, percetakan, teleskop,
dan lain sebagainya.

Setelah periode Renaisans, kemudian muncul periode Barok. Periode ini memiliki ciri
ketidakberaturan yang jauh lebih kaya dalam betuk-bentuk kontrastif. Salah satu peribahasa
kesayangan periode Barok adalah ungkapan Latin ‘carpe diem’ yang artinya ‘rebut hari ini’.
Ungkapan Latin lain yang dikutip secara luas adalah ‘memento mori’ yang berarti ‘ingatlah
bahwa kamu akan mati’. Periode Barok juga merupakan masa konflik dalam pengertian politik.
Periode Barok melahirkan teater modern yang terkait dengan beberapa tokoh seni seperti
William Shakespeare, Calderon de la Barca, Ludwig Holberg, dan Petter Dass. Setelah itu
masuklah kedalam masa Pencerahan dengan hasil pemikiran para filosof berpengalaman (baik
itu tokoh empiris maupun rasionalis) dari abad ketujuh belas, antara lain;
- Rene Descartes (Rasionalis Prancis, 1596) merupakan bapak filsafat modern. Descartes
menyatakan bahwa kita tidak dapat menerima apapun sebagai sesuatu yang benar kecuali
jika kita dapat dengan jelas dan tegas memahaminya. Descartes juga adalah seorang ahli
matematika, dia dianggap sebagai bapak geometri analitis dan dia memberikan banyak
sumbangan penting pada ilmu aljabar. Dia berusaha untuk membuktikan kebenaran-
kebenaran filsafat dengan cara seperti membuktikan sebuah dalil matematika. Descartes
kemudian menyadari sesuatu; satu hal pasti benar, dan itu adalah bahwa dia ragu.
Ketika dia ragu, dia pasti sedang berpikir, dan karena dia berpikir, pastilah dia seorang
makhluk yang berpikiri. Lalu dia mengungkapkan: “Cogito, ergo sum.” __”Aku berpikir,
karena itu aku ada.”
- Baruch Spinoza (Rasionalis Belanda, 1632-1677) percaya bahwa agama Kristen dan
Yahudi hanya dihidupkan oleh dogma yang kaku dan ritual lahiriah. Dialah orang
pertama yang menerapkan penafsiran historis-kritis atas Bibel. Atas gagasannya ini,
Spinoza dibuang dari kalangannya bahkan keluarganya sendiri atas tuduhan bid’ah. Bagi
Spinoza, Tuhan tidak menciptakan dunia agar dapat berdiri diluarnya, Tuhan adalah
dunia itu sendiri. Dia juga mengatakan bahwa hasrat manusia seperti ambisi dan nafsu
syahwat yang menghalangi manusia meraih kebahagiaan dan keselarasan sejati.
- Leibniz (Rasionalis Jerman) mengemukakan bahwa perbedaan antara yang material dan
yang spiritual sesungguhnya adalah bahwa yang material dapat dipecah-pecah menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil, sedangkan jiwa bahkan tidak dapat dibagi dua.
- John Locke (Empiris Inggris, 1632-1704) dengan karya utamanya Essay Concerning
Human Understanding, 1690 (Essai Mengenai Pemahaman Manusia). Locke menyatakan
bahwa semua pikiran dan gagasan manusia berasal dari sesuatu yang telah didapatkan
melalui indera. Locke adalah salah seorang filosof pertama yang tertarik pada peran pria
dan wanita, dimana dia memberi pengaruh besar pada John Stuart Mill dalam perannya
menentukan perjuangan untuk mencapai kesetaraan pria dan wanita. Dengan kata lain
Locke adalah pelopor banyak gagasan liberal, termasuk dalam mendukung prinsip
pembagian kekuasaan (kekuasaan legislative, yudikatif, dan eksekutif).
- George Berkeley (Empiris Inggris, Uskup Irlandia, 1685-1753) menyatakan bahwa
benda-benda duniawi itu memang seperti yang kita lihat, tapi mereka itu bukan ‘benda-
benda. Menurut Berkeley “Jiwaku sendiri dapat menjadi penyebab gagasan-gagasanku
sendiri seperti ketika aku bermimpi, tapi hanya kehendak atau ruh lainlah yang dapat
menjadi penyebab gagasan-gagasan yang membentuk dunia jasmaniah. Segala sesuatu
disebabkan oleh ruh itu yang merupakan penyebab segala sesuatu didalam segala
sesuatu dan yang membentuk segala sesuatu”.
- David Hume (Empiris Inggris, 1711-1776) dengan karya utamanya A Treatise of Human
Nature (Sebuah Risalah tentang Watak Manusia). Hume bukan seorang Kristen, jug
abukan seorang ateis, dia adalah seorang agnostic (orang yang berpendapat bahwa
keberadaan Tuhan atau dewa tidak dapat dibuktikan kebenarannya atau
ketidakbenarannya). Hume menekankan bahwa harapan agar satu hal mengikuti hal yang
lain tidak melekat pada hal-hal itu sendiri, melainkan pada pikiran manusia.
- Immanuel Kant (Empiris Inggris, Konigsberg-Prusia Timur, 1724) beranggapan bahwa
baik indera maupun akal sama-sama memainkan peranan dalam konsepsi mengenai
dunia. Kant menyatakan bahwa bukan hanya pikiran yang menyesuaikan diri dengan
segala sesuatu, segala sesuatu itu sendiri menyesuaikan diri dengan pikiran (Kant
menyebut ini Revolusi Copernicus dalam masalah pengetahuan manusia). Menurut Kant
ada dua unsur yang memberikan sumbangan pada pengetahuan manusia tentang dunia,
yakni;
(1) Materi Pengetahuan adalah kondisi-kondisi lahiriah yang tidak dapat kita ketahui
sebelum kita menangkapnya melalui indera.
(2) Bentuk Pengetahuan adalah kondisi-kondisi batiniah dalam diri manusia sendiri,
seperti persepsi tentang peristiwa-peristiwa sebagai yang terjadi dalam waktu dan
ruang dan sebagai proses-proses yang sejalan dengan hukum kausalitas yang tak
terpatahkan.
Kant meninggal pada tahun 1804 ketika masa budaya yang dinamakan Romatisisme
mulai bangkit. Dan salah satu perkataannya yang paling banyak dikutip tlah dipahatkan
pada pusaranya di Konigsberg, yakni: “Dua hal memenuhi pikiranku dengan keheranan
dan ketakjuban yang semakin besar, semakin sering, dan semakin kuat aku
merenungkannya; langit berbintang diatas ku dan hukum moral didalam diriku”.

Romantisisme dimulai menjelang akhir abad kedelapan belas dan berlangsung hingga
pertengahan abad kesembilan belas. Romantisisme adalah pendekatan umum terakhir Eropa
terhadap kehidupan yang dimulai di Jerman. Beethoven merupakan salah satu genius kesenian
yang lahir pada masa ini, dalam dua karyanya yang romantic; Moonlight Sonata dan dramatis;
Fifth Symphony. Novalis juga menjadi salah seorang genius kesenian pada masa itu, dimana dia
mengatakan “dunia menjadi impian, dan impian menjadi kenyataan”. Novalis menulis sebuah
novel berjudul Heinrich von Ofterdingen, namun belum sempat diselesaikannya ketika dia
meninggal pada tahun 1801. Romantisisme kemudian dikenal dalam dua bentuk, dimana bentuk
pertama yakni Romantisisme Universal yang mengacu pada kaum romantic yang asyik
menggeluti alam, jiwa dunia, dan genius kesenian. Kemudian bentuk kedua yakni Romantisisme
Nasional yang tertarik pada sejarah rakyat, bahasa rakyat, dan kebudayaan rakyat pada
umumnya.
Beberapa filosof romantic yang terkemuka yakni;
- Schelling (1775-1854), yang ingin menyatukan pikiran dengan materi.
- Johann Gottfried von Herder (1744-1803), yang percaya bahwa sejarah itu ditandai
oleh kesinambungan, evolusi, dan rancangan.
- Georg Wilhelm Friedrich Hegel (Stuttgart, 1770-1831), yang menyatukan dan
mengembangkan hampir semua gagasan yang muncul ke permukaan pada periode
Romantik. Filsafat Hegel tidak mengajarkan apa-apa tentang hakikat batiniah kehidupan,
tetapi mengajarkan cara bepikir produktif. Hegel mengemukakan bahwa; Dalam kaitan
dengan refleksi filsafat pun, akal itu dinamis, yang dalam kenyataannya itu merupakan
suatu proses. Dan kebenaran adalah proses yang sama, sebab tidak ada kriteria diluar
proses sejarah itu sendiri yang dapat menentukan apa yang paling benar atau yang
paling masuk akal.
- Soren Kierkegaard (1813) percaya bahwa dia hidup pada suatu zaman yang sama sekali
tidak mengindahkan hasrat dan kesetiaan.
Kierkegaard merumuskan tiga konsep yang digunakan sebagai suatu kritik terhadap
tradisi filsafat (pada umumny) dan terhadap Hegel (pada khususnya), yakni:
(1) Konsep Eksistensial, Kierkegaard menyebut bahwa, Socrates adalah pemikir
eksistensial, yaitu pemikir yang membawa seluruh eksistensinya kedalam perenungan
filosofisnya. Hal ini berbeda dengan kaum Romantik.
(2) Konsep Subjektif, Kierkegaard juga mengatakan bahwa kebenaran itu subjektif,
dimana kebenaran-kebenaran yang benar-benar penting itu bersifat pribadi (bukan
berarti pikiran atau kepercayaan menjadi tidak penting).
(3) Konsep Iman, Kierkegaard juga menuliskan; ‘Jika aku dapat menangkap Tuhan
secara objektif, aku tidak akan percaya, tapi justru karena aku tidak dapat melakukan
inilah, maka aku harus percaya. Jika aku ingin menjaga imanku, aku harus terus-
menerus berpegang teguh pada ketidakpastian objektif, agar imanku tetap lestari’

Kierkegaard percaya bahwa ada tiga bentuk atau tahap kehidupan, yakni; Tahap Estetika,
Orang yang hidup untuk saat ini dan menangkap setiap kesempatan untuk menikmatinya.
Lalu Tahap Etika, Orang yang hidup dengan kesungguhan dan kemantapan dalam
bertindak menyangkut pilihan-pilihan moral (dimana selalu berusaha untuk hidup sesuai
dengan hukum moral). Kemudian Tahap Religius, Orang yang hidup dengan memilih
iman daripada kenikmatan estetika dan seruan akal.

- Karl Marx (belajar di Berlin pada tahun 1814) bukan hanya seorang filosof, dia juga
seorang ahli sejarah, ahli sosiologi, dan ahli ekonomi. Pemikiran Marx mempunyai
tujuan praktis atau politis, dimana dia beranggapan bahwa sebagian besar cara berpikir
manusia ditentukan oleh factor-faktor material dalam masyarakat. Marx juga menyebut
hubungan material, ekonomi, dan social sebagai Dasar Masyarakat, sedangkan cara
masyarakat berpikir, jenis lembaga politik apa yang ada, hukum mana yang dimiliki, apa
yang terdapat dalam agama, moral, seni, filsafat, dan ilmu pengetahuan disebut sebagai
Superstruktur Masyarakat. Marx menyadari ada suatu hubungan interaktif atau dialektis
antara dua gagasan tersebut. Selain itu Marx juga membagi tiga tingkatan dalam dasar
masyarakat, yakni mulai dari syarat-syarat produksi selanjutnya sarana produksi
kemudian cara produksi. Pada tahun 1848 Marx bersama Engels menerbitkan Communist
Manifesto, dimana kalimat pertamanya berbunyi; ‘Hantu sedang membayangi Eropa,
hantu Komunisme’. Marx pindah ke London pada tahun 1849 dan meninggal pada tahun
1883, dimana satu tahun sebelumnya (1882) Charles Darwin tutup usia sebagai putra
Inggris terbaik.
- Charles Darwin (lahir di Shrewsbury, 1809) menolak kehormatan Marx atas
persembahan karya terbesarnya Capital (edisi bahasa inggris). Darwin adalah seorang
ahli biologi dan ilmuwan alam. Karyanya yang sangat fenomenal adalah On the Origin of
Species by Means of Natural Selection, or the Preservation of Favoured Races in the
Struggle for Life yang diterbitkan pada tahun 1859. Darwin mengemukakan dua teori;
(1) Semua bentuk tanaman dan binatang diturunkan dari bentuk-bentuk yang telah ada
sebelumnya yang lebih primitive, melalui evolusi biologi.
(2) Evolusi merupakan hasil seleksi alam dalam perjuangan mempertahankan kehidupan,
dimana mereka yang paling mampu menyesuaikan diri dengan lingkunganlah yang
akan bertahan dan melestarikan jenisnya.
- Sigmund Freud (lahir pada tahun 1856) berpendapat bahwa terjadi ketegangan terus
menerus antara manusia dan lingkungannya, terutama ketegangan atau konflik antara
dorongan-dorongan dan kebutuhan-kebutuhannya dan tuntutan-tuntutan masyarakat.
Freud menyatakan bahwa superego (hati nurani) memberitahukan pada kita ketika
keinginan-keingina kita sendiri ‘jelek’ atau ‘tidak pantas’, terutama dalam kaitan dengan
hasrat erotic atau seksual (dimana keinginan-keinginan yang tidak pantas ini telah
menampakkan dirinya sejak awal masa kanak-kanak).
Pembahasan terakhir dari pelajaran filsafat Sofie adalah pengaruh pengaruh besar pada
abad kedua puluh. Diantaranya adalah;
- Friedrich Nietzsche (lahir di Jerman, 1844-1900) mengemukakan bahwa kehidupan itu
sendiri sebagai suatu imbangan berat bagi minat yang sangat kecil pada sejarah dan
‘moralitas budak’ Kristen. Menurut Nietzsche, agama Kristen maupun filsafat tradisional
telah meninggalkan dunia nyata menunjuk ke ‘surga’ atau ‘dunia gagasan’
- Jean Paul Sartre (berasal dari Prancis, 1905-1980) mengatakan bahwa eksistensialisme
adalah humanisme, dimana eksistensialis berangkat dari ketiadaan menuju kemanusiaan
itu sendiri. Sartre menganggap kemerdekaan manusia sebagai suatu kutukan, dimana
manusia bertanggung jawab atas segala yang dilakukan.
- Simone de Beauvoir adalah sahabat sepanjang hidup Sartre. Dia berusaha untuk
menerapkan eksistensialisme pada feminism. Dia menyangkal adanya ‘sifat dasar
perempuan’ atau ‘sifat dasar laki-laki’ dan percaya bahwa kaum wanita dan kaum pria
harus membebaskan diri dari ide tersebut. Gagasannya ini diterbitkan pada tahun 1949
dalam karya utamanya The Second Sex.

Anda mungkin juga menyukai