Anda di halaman 1dari 9

Vape sekarang ini sudah semakin menjamur dan juga sudah menjadi tren di masyarakat terutama

kalangan anak muda. Selain karena fungsi utamanya yaitu untuk mengurangi penggunaan rokok
tembakau, ternyata vape memiliki sensasi tersendiri yang bisa membuat orang-orang menjadi betah
atau tertarik untuk menggunakannya.

Untuk orang yang dalam kesehariannya menggunakan vape, pastinya sudah tidak asing lagi dengan
bagian-bagian yang ada pada device rokok elektrik ini. Salah satu bagian utama yang terdapat pada
vape adalah Atomizer. Atomizer merupakan bagian atasan yang berguna untuk menghasilkan vapor
atau uap melalui pembakaran liquid pada coil yang ada di dalamnya.

Nah berbicara mengenai atomizer, mungkin sebagian dari kita ataupun orang yang masih awam
tentu belum mengerti tentang komponen atau bagian dari vape yang satu ini. Untuk itu, pada artikel
kali ini saya akan membahas ulasan mengenai Atomizer pada vape. Untuk lebih jelasnya, silahkan
simak ulasannya berikut ini.

Pengertian Vape

Seperti yang kita tahu, sekarang ini semakin hari sudah semakin banyak penggunaan vape atau
rokok elektrik di dunia. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena banyak orang yang berusaha
untuk berhenti mengkonsumsi rokok tembakau. Salah satu solusi yang bisa dilakukan agar berhenti
merokok tembakau adalah dengan vape ini.

Vape sendiri tidak menggunakan bahan-bahan ataupun kandungan berbahaya seperti yang ada
pada rokok tembakau. Satu-satunya kandungan yang familiar yang terdapat pada rokok tembakau
dan vape adalah nikotin. Perlu untuk diketahui, nikotin merupakan sebuah zat yang mana memang
dibutuhkan oleh tubuh.

Rokok elektrik atau vape adalah suatu perangkat dengan tenaga baterai yang menyediakan dosis
nikotin hirup yang mana berguna untuk memberikan efek yang sama seperti merokok konvensional.
Rokok ini memberikan rasa dan sensasi tersendiri yang hampir sama dengan asap tembakau hirup.
Tapi, di dalam perusahaan yang memproduksi sama sekali tidak melibatkan tembakau, asap atau
pembakaran.

Pada dasarnya vapor adalah hasil penguapan dari cairan yang diteteskan ke kapas yang telah
dipanaskan oleh listrik. Rokok ini biasanya berbentuk tabung yang memanjang. Kalau sola baik atau
buruknya efek vapor hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Hingga saat ini masih menjadi pro
dan kontra di kalangan masyarakat.

Vape telah mengalami perkembangan yang sangat jauh dari rokok elektrik yang kita kenal pada
awal mula booming di Indonesia, sekitar tahun 2008-2010. Inti dari vape adalah alat dimana cairan
e-liquid khusus dirubah menjadi uap yang dapat dihirup, menimbulkan efek seolah-olah kita sedang
merokok.

Hingga saat ini vape sendiri masih menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat. serta masih
banyak penelitian dari penggunaan vapor ini. Perbedaannya dengan rokok, jelas sangat banyak.
Rokok dibakar, menghasilkan asap yang pasti mengandung karsinogen berbahaya seperti karbon
monoksida. Belum lagi kadar Tar yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan noda pada
paru-paru.

Sejauh ini, penelitian mengenai vape mengatakan bahwa tidak ada efek samping yang dihasilkan
dari vape ini. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan rokok yang tentunya kita semua sudah tahu
apa dampak dan juga bahaya yang dihasilkan oleh rokok. Oleh karena itu sekarang ini sudah
semakin banyak vapestore atau toko yang menyediakan penjualan produk yang terkait dengan vape
sehubungan dengan antusias orang-orang untuk mulai berhenti merokok dan beralih ke vape.

Apa Itu Atomizer

Nah, sekarang kita akan masuk ke topik utama yang sesuai dengan judul, yaitu tentang atomizer.
Bisa dikatakan atomizer merupakan kepala atau bagian atas yang terdapat pada vape atau rokok
elektrik ini. Dari atomizer inilah nantinya akan dihasilkan vapor atau uap melalui hasil pembakaran
liquid pada coil yang dipanaskan.

Atomizer merupakan sebuah alat yang mana memiliki fungsi utama untuk mengubah cairan liquid
atau perasa menjadi uap yang nantinya akan kita hirup seperti layaknya rokok konvensional.
Atomizer sendiri terdiri dari beberapa komponen yang tidak kalah pentingnya, yakni koil, kapas
vapor dan tube tank. Tiap bagian punya perannya masing-masing.

Cara kerjanya cukup sederhana, kapas vapor yang berada di dalam koil menyerap liquid kemudian
koil akan memanaskan kapas vapor tersebut hingga menghasilkan uap. Koil berupa sumbu kawat
yang dihubungkan pada kutub baterai untuk menghasilkan panas. Semakin banyak kawat koil yang
terpasang maka uapnya akan semakin banyak.

Tips yang paling penting dari atomizer adalah jangan langsung menghirup asap pertama saat
atomizer atau vaporizer yang baru kamu beli pertama kali digunakan, hal ini dikarenakan bisa saja
atomizer tersebut telah dilapisi dengan cairan pelindung yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
karat pada atomizer.

Atomizer sendiri juga terdiri dari banyak macam dengan jenis deck yang berbeda-beda yang mana
tentunya juga mempengaruhi rasa yang dihasilkan dari pembakarannya. Sekarang ini
perkembangan dari atomizer sendiri sudah banyak mengalami perubahan yang sangat berpengaruh
bagi para pecinta vape itu sendiri.

Jenis – Jenis Atomizer


Seperti yang sudah dijelaskan di atas, atomizer memiliki banyak jenis yang berbeda dan tentunya
juga memiliki kelebihan dan juga kekurangannya masing-masing. Untuk lebih jelasnya, berikut ini
adalah beberapa jenis Atomizer yang ada, antara lain :

Premade Atomizer
Untuk jenis yang pertama adalah atomizer yang mana sangat cocok untuk digunakan oleh para
vapers pemula atau orang-orang yang baru mulai menggunakan vape atau rokok elektrik. Atomizer
jenis ini biasa disebut juga dengan premade atomizer. Biasanya untuk atomizer jenis ini tersedia
pada vape dengan versi starter kit.

Atomizer jenis ini sangat cocok untuk pemula karena kita tidak perlu repot-repot untuk mengganti
coil ataupun kapas pada atomizer ini. Karena biasanya kita diharuskan untuk mengganti coil dan
juga kapas yang ada di dalam atomizer minimal dua hari sekali, hal tersebut tentunya sangat
merepotkan terutama bagi kita yang baru memulai untuk menggunakan vape.

Atomizer jenis ini mempunyai ciri-ciri seperti tabung kecil yang mana kita hanya diharuskan untuk
meneteskan liquid perasa ke dalamnya sehingga kita langsung bisa menggunakannya tanpa harus
membuka tutupnya berulng kali. Hal ini tentunya sangat mempermudah pengguna.

Disamping kelebihannya, atomizer jenis ini memiliki kelemahan tersendiri yaitu kita tidak bisa
bertukar rasa liquid dikarenakan coil yang ada pada atomizer ini tidak sama seperti coil pada
atomizer umumnya. Sehingga kita harus mengganti lagi coil bawaan pada atomizer jenis ini.

Atomizer jenis ini bersifat seperti bola lampu yang mana akan habis terbakar dalam waktu tertentu.
Beberapa akan bertahan sangat lama (biasanya 3 bulan) dan beberapa akan rusak dengan cepat (2
minggu atau bahkan kurang). Kita tidak boleh mengandalkan hanya satu buah atomizer, sehingga
mempunyai cadangan Atomizer wajib dilakukan bagi para vaper.

Rebuildable Atomizer

Untuk jenis yang berikutnya adalah rebuildable atomizer. Sesuai dengan namanya, tentunya kita
semua sudah tahu kalau atomizer jenis ini tentu sangat berbeda dengan premade atomizer. Jika
pada premade atomizer kita tidak perlu susah payah untuk mengganti coil dan juga kapas yang ada
di dalamnya, pada rebuildable atomizer kita harus memperhatikan keadaan coil dan juga kapas
yang tentunya harus kita ganti.
Salah satu kelebihan atomizer jenis ini adalah kita sebagai pengguna bisa menggunakan berbagai
macam jenis coil sesuai dengan keinginan kita yang mana tentunya coil sangat mempengaruhi
pembakaran liquid yang kita gunakan. Namun perlu diingat, dalam menggunakan coil atau kawat,
kita harus mengerti terlebih dahulu tentang ohm law agar kita tidak salah dalam penggunaannya.

Rebuildable atomizer ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu RDA, RTA, dan juga RDTA.

 RDA
Jenis Rebulidable Atomizer yang pertama yaitu RDA. RDA adalah singkatan dari Rebuildable
Dripping Atomizer. Atomizer ini lebih merujuk pada Dripping Atomizer yang dapat dibongkar pasang
lalu dibangun ulang sesuai dengan kebutuhan pengguna vaporizer untuk menghasilkan rasa dan
ketebalan uap yang diinginkan oleh vapers.

Atomizer jenis ini mengharuskan kamu untuk membangun sendiri coil yang kamu gunakan, dan
kamu bisa langsung menghisap uap yang dihasilkan dengan meneteskan sedikit saja liquid yang
sesuai dengan rasa kesukaan kamu.

Atomizer ini memberikan rasa yang begitu luar biasa dan juga menghasilkan uap cloud yang luar
biasa ngebul. Dengan sedikit belajar, kamu pasti bisa merakit sendiri coil untuk kamu gunakan
sesuai dengan keinginan kamu.

Namun bukan berarti atomizer jenis ini tidak memiliki kekurangan. Kekurangan dari RDA sendiri
adalah buat kalian yang tidak suka repot untuk meneteskan liquid berulang kali tiap kapas kering,
tipe ini tidak direkomendasikan untuk kalian. Lalu kalian juga harus sering-sering perhatikan kondisi
kapas, jangan sampe kapas sudah kering tapi kalian masih inhale. Kemudian, untuk yang suka main
quad coil dengan watt gede, biasanya RDA jadi panas banget karna bagian post langsung
bersebrangan dengan dinding RDA

 RTA
Rebuildable Atomizer berikutnya yaitu RTA. RTA merupakan singkatan dari Rebuildable Tank
Atomizer, berbeda dengan RDA karena atomizer jenis ini memiliki tank yang berfungsi menampung
liquid, sehingga kita tidak perlu berulang kali meneteskan liquid ke coilnya. Untuk para vapers yang
tidak mau repot buat netesin tiap kapas mulai kering, tipe ini pas buat kalian, tinggal isi seperempat,
setengah, atau full tank, bisa langsung dinikmati.

Namun ada hal yang kurang dari atomizer ini. Atomizer yang satu ini tidak begitu terasa nyaman
karena liquid yang sudah terisi dalam tank bisa saja bocor jika kita meletakkan Vape dalam keadaan
miring sehingga liquid bisa bocor bahkan sampai ke dalam pin connector yang ada dalam mod.
Selain itu, kalau menggunakan atomizer ini, akan boros liquid. Karena jika kita mengisi liquid nya
terlalu penuh, dan tidak kita hisap sampai habis, liquid tersebut akan terbuang sia-sia. Ditambah
lagi, liquid yang dibiarkan berada dalam tank atomizer untuk waktu yang lama sudah memiliki rasa
yang berbeda dan tidak enak lagi.

 RDTA
Berikutnya ada Rebuildable Atomizer yang disebut RDTA. RDTA atau singkatan dari Rebuildable
Dripping Tank Atomizer memungkinkan vapers untuk menetes atau menampung liquid sesuai
bagaimana keinginan kamu sebagai pengguna. Secara singkatnya, RDTA ini adalah gabungan
antara RDA dan RTA yang memungkinkan kita untuk merasakan sensasi antara keduanya.

Pada beberapa RDTA bahkan bisa diubah menjadi RDA atau RTA dengan mencopot bagian tank
atau memasang bagian tank tersebut, seperti pada Ijoy Combo RDTA. Umumnya tipe RDTA
memiliki tank yang terletak dibagian bawah deck.

Kekurangan dari RDTA sendiri adalah, ketika kalian build, kalian harus wicking dengan kapas yang
agak panjang yang bisa menjangkau bagian tank nya. Hal tersebut juga membuat atomizer ini jadi
memakan waktu lebih lama untuk dibersihkan.

Bagaimana Cara Kerja Atomizer

Tentunya kita semua pasti pernah memikirkan bagaimana cara kerja dari atomizer ini. Hal ini
tentunya pernah menghampiri pikiran para pengguna vape di dunia. Bagaimana bisa sebuah lilitan
kawat yang ada pada atomizer bisa membakar liquid dan mengubahnya menjadi uap atau vapor.
Atomizer bekerja seperti alat penyemprot dan merupakan bagian paling penting dari setiap rokok
elektronik (e-cigarettes) atau Vaporizer. Atomizer adalah bagian yang mengubah cairan menjadi
uap. Hal ini dapat dilakukan dengan memanaskan kumparan yang ada di kontak dengan bahan
pengisi (tank) yang mengandung e-liquid.

Kumparan tersebut dinamakan coil dan coil tersebut melilit pada sebuah benang filamen yang
disebut wicks, dimana benang tersebut sama seperti filamen yang digunakan pada lampu pijar.
Tentunya wick ini berbeda dengan wick yang ada pada rebuildable atomizer.

Kita harus selalu menyadari bahwa atomizers bisa menjadi sangat panas saat digunakan. Hati-hati
saat menangani atomizer ketika kita mencoba membongkar Vaporizer sesaat setelah digunakan.
Tapi sebenarnya hal ini bisa dihindari dengan pemakaian yang sesuai dengan anjuran.

Bagaimana Merawat Atomizer

Berikutnya ini bisa dibilang merupakan hal yang masih dianggap sepele oleh sebagian vapers.
kebanyakan vaper atau pengguna vape hanya berfikir bahwa selama atomizer belum rusak, maka
akan terus bisa digunakan tanpa perlu mengkhawatirkan apa saja yang ada pada atomizer itu
sendiri.

Pembersihan, perawatan, dan pemeliharaan atomizers adalah topik lain yang tidak kalah penting.
Beberapa orang membersihkan perangkat Atomizer mereka sekali sehari, sedangkan orang lain ada
juga yang melakukannya secara berkala seperti misalnya setiap minggu.
Tentunya ada cara yang bisa kita gunakan untuk merawat atomizer kita, terutama untuk tipe jenis
rebuildable atomizer. Caranya adalah, ketika kita sudah merasa bahwa atomizer yang kita gunakan
terlihat kotor kita hanya perlu merendam atomizer kita ke dalam air panas yang mana akan berguna
untuk mengangkat semua sisa-sisa liquid yang ada.

Selain itu, kita juga harus memperhatikan pin konektor yang terdapat pada bagian bawah atomizer.
Karena sejatinya pin konektor tersebut sangat penting untuk memastikan atomizer kita masih bisa
berfungsi dengan baik atau tidak. Sebagai pengguna yang baik, tentunya kita harus selalu
memperhatikannya.

Penyebab Dan Cara Mengatasi Atomizer Short

Atomizer short merupakan salah satu masalah yang paling umum yang sering ditemukan oleh para
pengguna vape. Dimana dalam keadaan ini, vape atomizer yang kita gunakan sama sekali tidak
mau melakukan pembakaran dikarenakan arus yang dihasilkan oleh mod tidak berjalan pada
atomizer.

Berikut ini adalah beberapa penyebab sekaligus beberapa cara yang bisa dilakukan jika mengalami
atomizer short.

Penyebab

 Jenis atomizer yang dipasang tidak sesuai dengan atomizer bawaan asli dari MOD vapor yang
dibeli.
 Pemasangan coil baru tidak sesuai dengan standar sehingga coil mudah putus, renggang, atau
kurang.
 Keadaan atomizer kotor karena tidak sengaja tertetesi liquid vapor atau mengalami kerusakan
karena salah pemakaian.
 Coil lengket dan menempel pada dinding atomizer, sehingga konsleting arus baterai mudah terjadi.
 Masalah dibagian pin konektor karena kesalahan instalasi sejak awal.
Cara Mengatasinya
 Cek penempatan coil
Hal pertama yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki kerusakan akibat atomizer short adalah
melakukan cek penempatan coil. Jika coil terlihat menempel dengan dinding atomizer, benarkan
posisi coil hingga terlihat ada rongga antara lilitan coil dengan dinding atomizer. Setelah kita yakin
coil terpasang dengan benar, coba nyalakan kembali vapor dan lihat apa dilayar ada tulisan
atomizer short, jika tidak ada berarti produk vapor sudah bisa digunakan kembali.
 Cek lilitan coil
Seringkali pemakai vapor tidak menyadari bahwa lilitan coil produk vapor yang dimilikinya tidak
sempurna, kurang, bahkan putus ditengah. Untuk lilitan yang kurang, kita bisa mengulang kembali
lilitan coil dan memastikan jumlah lilitan pas. Sedangkan untuk coil yang putus, kita bisa mencoba
menggantinya dengan kawat coil tembaga yang baru dan setelah terpasang sempurna, vapor bisa
kembali dinyalakan untuk dilihat settingnya.
 Bersihkan pin konektor
Peristiwa atomizer short memang tidak hanya disebabkan oleh kerusakan coil, tetapi bisa pula
disebabkan oleh kerusakan atau kotornya pin konektor. Jika kita ingin memperbaiki produk,
sediakan cotton bud yang memiliki ujung bulatan kecil dan membersihkan bagian pin konektor
perlahan. Setelah dirasa bersih, kita bisa mencoba menghidupkan lagi vapor dan mencobanya.
Demikianlah ulasan mengenai atomizer pada vape. Sebagai pengguna vape, tentunya kita harus
memahami hal-hal penting yang ada pada vape yang kita gunakan, terutama tentang atomizer ini.
Semoga artikel kali ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan terima kasih karena sudah membaca.

Anda mungkin juga menyukai