Materi PMPB
Materi PMPB
Dialisis adalah proses perpindahan molekul terlarut dari suatu campuran larutan yang
terjadi akibat difusi pada membran semi-permeabel. Molekul terlarut yang oke berukuran
lebih kecil dari pori-pori membran tersebut dapat keluar, sedangkan molekul lainnya yang
lebih besar akan tertahan di dalam kantung membran. Selulosa adalah salah satu jenis materi
penyusun membran dialisis yang cukup umum dipakai karena bersifat inert untuk berbagai
jenis senyawa atau molekul yang akan dipisahkan. Laju difusi ditentukan oleh beberapa
kondisi:
Konsentrasi molekul pelarut yang akan keluar dari kantung dialisis. Jika konsentrasi
molekul terlarut di lingkungan lebih kecil dibandingkan dengan yang ada di dalam
kantung dialisis maka laju difusi akan semakin cepat.[1]
Luas permukaan kantung dialisis. Semakin luas permukaan membran yang digunakan
maka laju difusi akan semakin cepat.[1]
Volume pelarut. Jika rasio luas permukaan membran dengan volume pelarut besar
maka laju difusi akan berlangsung dengan cepat karena molekul terlarut dapat
berdifusi dalam jarak yang dekat.
Metode dialsis banyak digunakan dalam pemurnian protein (terutama enzim). Dalam
proses ini, dialisis digunakan untuk menghilangkan molekul garam, seperti amonium sulfat,
sebelum dilanjutkan dalam proses pemurnian berikutnya ataupun pada tahap akhir
pemurnian. Dialisis juga banyak digunakan dalam proses pencucian darah pada pasien
penderita gagal ginjal. Untuk kasus ini, peranan ginjal untuk menghilangkan senyawa
beracun, garam dan air berlebih digantikan dengan sistem buatan. Hemodialisis adalah
metode pencucian darah dengan menggunakan mesin, sedangkan dialisis peritoneal
menggunakan membran peritoneal yang berlokasi di daerah perut untuk menggantikan
peranan ginjal.
Ada banyak sekali penyakit yang dapat menyerang tubuh. Namun gagal ginjal termasuk
penyakit yang paling mematikan karena jika tidak ditangani, akan memiliki akibat buruk
untuk organ dalam yang lainnya. Pengobatan yang dapat dilakukan sekarang ini adalah
dengan melakukan dialisis darah yang berguna untuk gagal ginjal stadium awal hingga akhir.
Tidak semua rumah sakit telah memiliki layanan tersebut, Anda harus menemukan rumah
sakit atau bahkan klinik terbaik untuk perawatan yang Anda inginkan untuk pasien gagal
ginjal.
Dialisis darah merupakan pengobatan untuk memurnikan kembali darah yang tercampur
dengan racun yang masuk ke dalam tubuh. Ada dua macam dialisis darah yang dapat
dilakukan untuk pasien yang menderita gagal ginjal, yaitu sebagai berikut:
Hemodialisis atau dialisis koloid sering disebut dengan cuci darah oleh sebagian
orang. Proses yang dilakukan adalah dengan mengeluarkan darah ke dalam kantung
yang telah memiliki zat khusus untuk membersihkan, dan akhirnya dimasukkan
kembali ke dalam tubuh pasien.
Cuci darah ini biasa dilakukan dengan durasi 5 jam, dalam waktu seminggu dua ataupun tiga
kali sesuai dengan kebutuhan. Pasien diharapkan dapat mengikuti proses inap agar cuci darah
dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Dialisis yang kedua adalah dialisis peritoneal yang biasanya digunakan untuk pasien
gagal ginjal dengan stadium akhir, ataupun anak-anak. Dialisis ini memiliki cara yang
dilakukan secara manual dengan memasukkan cairan ke dalam tubuh melalui bagian
sekitar perut dengan menggunakan kateter.
Dialisis yang satu ini bertahan hingga lima hari, dan pasien dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya. Namun tentu saja cara ini membutuhkan persetujuan dari dokter, karena dokterlah
yang akan mengambil tindakan yang terbaik.
Kedua dialisis darah tersebut merupakan pengobatan selain operasi transplantasi untuk pasien
gagal ginjal. Tentu saja sistem pendukung dan tenaga medis terbaik harus ditemukan agar
pasien mendapatkan pengobatan yang terbaik. Apabila Anda membutuhkan informasi lain
terkait dengan pengobatan ini, maka Anda harus memilih situs renamedika.com yang akan
memberikan informasi lengkap untuk Anda. Tidak hanya jenis pengobatan, Anda bisa
mencari klinik hemodialisis di Jakarta atau rumah sakit terbaik sebagai rujukan pasien dengan
penyakit ginjal.
ELEKTROFORESIS
Elektroforesis merupakan gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik. Karena
partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam
koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan
bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan
muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi). Sedangkan pergerakan ion-ion dan
molekul kecil melalui selaput semipermeabel (yang tidak dapat dilalui partikel koloid)
disebut diasis. Percobaannya dengan menaruh sistem koloid pada selaput semipermeabel,
lalu menaruhnya di air. Zat yang terlarut di dalam air kemudian akan keluar dari selaput itu,
sedangkan sistem koloid tidak.
Gambar diatas merupan salah satu aplikasi dari elektroforesis yang diterapkan pada alat
Cotrel, yang menggunakan prinsip kerja elektroforesis. Alat ini digunakan untuk memisahkan
partikel-partikel koloid seperti asap dan debu yang terkandung dalam gas buangan pabrik.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi zat-zat polusi udara, di samping dapat digunakan untuk
memperoleh kembali debu berharga seperti debu arsenik oksida.
Setelah komponen terelusi dari kolom, komponen tersebut dapat dianalisis dengan
menggunakan detektor atau dapat dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut. Beberapa alat-alat
analitik dapat digabungkan dengan metode pemisahan untuk analisis secara on-line (on-line
analysis) seperti: penggabungan kromatografi gas (gas chromatography) dan kromatografi
cair (liquid chromatography) dengan mass spectrometry (GC-MS dan LC-MS), Fourier-
transform infrared spectroscopy (GC-FTIR), dan diode-array UV-VIS (HPLC-UV-VIS).
Kromatografi Kertas
(Paper Chromatography)
Contoh :
1. Pemisahan zat warna pada tinta
FILTRASI
Pengertian Filtrasi
Filtrasi adalah metode pemisahan fisik, yang digunakan untuk memisahkan antara
cairan (larutan) dan padatan. Cairan yang telah melalui proses filtrasi/penyaringan disebut
filtrat, sedangkan padatan yang tertumpuk di penyaring disebut residu. Walaupun ada
kalanya residu adalah produk yang diinginkan.
Prinsip Filtrasi
Karena prinsip dasar dari filtrasi ini sangat sederhana yaitu menyaring molekul-
molekul padatan yang tercampur dalam larutan, maka tingkat kemurnian filtrat yang
diperoleh dari filtrasi ini bergantung pada kualitas serta ukuran pori dari filter (penyaring)
yang digunakan. Untuk metode filtrasi, dimana yang diinginkan ialah residu-nya (ampas)
biasanya diperlukan langkah pengertingan agar seluruh cairan yang masih tersisa dalam
padatan menguap.
Metode Filtrasi
Metode filtrasi panas digunakan untuk memisahkan antara cairan dan padatan, dimana
dalam prosesnya diharapkan tidak menghasilkan kristal di bagian funnel penyaring dan
peralatan lainnya. Pada metode ini, peralatan gelas yang akan terkena larutan secara langsung
dipanaskan terlebih dahulu.
Sebaliknya dari metode filtrasi panas, metode filtrasi dingin digunakan untuk memisahkan
antara cairan dan padatan, dimana setelah penyaringan diharapkan terjadi pembentukan
kristal. Metode ini menggunakan es untuk mendinginkan aparatus yang digunakan, sehingga
temperatur dalam sistem akan turun secara drastis dan memicu tumbuhnya kristal. Metode ini
umumnya kalian gunakan dalam proses rekristalisasi.
Metode filtrasi vakum digunakan untuk mendapatkan hasil padatan yang kering dengan
cepat. Untuk melakukan filtrasi vakum, alat yang dibutuhkan ialah Funnel Buchner.
1. Kalian pasti pernah menyaring kopi dari ampasnya kan? Penyaringan ini merupakan
metode filtrasi yang paling sederhana.
2. Pembuatan santan kelapa juga menggunakan metode filtrasi
3. Metode filtrasi digunakan juga pada banyak industri sebagai metode awal penanganan
limbah.
4. Pembuatan wine, anggur dan wishky juga menggunakan metode filtrasi sebelum
distilasinya (pemurnian)
5. Penyaringan debu-debu pada AC masih menggunakan metode filtrasi.
Metode pemisahan campuran daengan filtrasi ini merupakan proses fisika, sehingga tidak
dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang homogen.
Contoh :
1. Pemisahan kotoran yang ada pada larutan gula
2. Menyaring air sungai untuk keperluan air bersih
PERBEDAAN :
Elektroforesis adlh gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik,
Fungsinya adalah :
- Untuk mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik
A. Dialisis
Protein dapat dipisahkan dari senyawa dengan berat molekul rendah yang ada di
dalam ekstrak sel atau jaringan dengan proses dialisis. Molekul besar seperti protein
ditahan di dalam kantong terbuat dari senyawa berpori amat halus, seperti selopan.
Jadi, jika kantong yang mengandung ekstrak sel atau jaringan dimasukkan ke dalam
air, molekul kecil di dalam ekstrak jaringan, seperti garam, akan melalui pori-pori,
tetapi protein dengan berat molekul tinggi akan tertahan di dalam kantong (Lehninger,
B. Elektroforesis
Protein dapat juga dipisahkan satu dari yang lain oleh elektroforesis berdasarkan
tanda dan jumlah muatan listrik pada gugus R dan gugus termal asam amino dan
terminal karboksil yang bermuatan. Seperti peptida sederhana, rantai polipeptida
protein mempunyai titik isoelektrik yang khas, yang akan mencerminkan jumlah
relatif gugus R asam dan basa Kecepatan migrasi protein dalam medan listrik
tergantung pada kekuatan medan listrik, muatan protein, dan koefisian pergesekan.
C. Kromatografi Pertukaran ion
Kromatografi pertukaran ion merupakan metoda paling banyak yang di pergunakan
untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan menghitung jumlah tiap-tiap asam amino di
dalam suatu campuran. Metode ini juga memanfaatkan perbedaan dalam tingkah laku
asam-basa dari asam amino, tetapi terdapat factor tambahan yang menyebabkan
prosedur ini efektif. Kolom kromatografi terdiri ari tabung panjang yang diisi oleh
granula resin sintetik yang mengandung gugus bermuatan tetap. Resin dengan gugus
anion tersebut disebut resin penukar kation, resin dengan gugus kation disebut gugus
penukar anion. Dalam bentuk kromatografi penukar ion yang paling sederhana, asam
amino dapat dipisahkan pada kolom resin penukar kation. Dalam hal ini gugus
anionnya terikat.
D. Filtrasi gel
Merupakan pemisahan protein berdasarkan ukuran. Perangkaian otomatis
memanfaatkan sejumlah kecil peptida yang berukuran besar(30 sampai 100 residu).
Walaupun demikian, banyak polipeptida berbobot molekul tinggi yang telah
mengalami denaturasi mengkin tidak bisa larut karena selama denaturasi terpapar
pada residu hidrofobik yang sebelumnya masih terpendam. Meskipun ketidak larutan
dapat diatasi dengan pemberian urea, alcohol, asam atau basa organic, keadaan ini
membatasi penggunaan selanjutnya teknik pertukaran ion untuk permurnian peptida.
Namun, filtrasi gel terhadap peptida hidrofobik yang besar dapat dilakukan dalam
asam asetat atau asam format 1-4 molar.