Anda di halaman 1dari 26

LEMBAR PENGESAHAN

Peneliti :

dr. Muhammad Ridhwan F.

Program Penugasan :

Internsip dokter Indonesia

Judul Penelitian :

GAMBARAN PREVALENSI PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS LIMBOTO BARAT, KECAMATAN LIMBOTO BARAT,
KABUPATEN GORONTALO, PROVINSI GORONTALO

Penelitian ini ditujukan sebagai tugas mini project pada Program Internship Dokter
Indonesia yang telah dipresentasikan dihadapan dokter pembimbing, Kepala Puskesmas, dan
Dinas Kesehatan Limboto.

Limboto Barat, Maret 2017

Mengetahui,

Dokter Pembimbing Kepala Puskesmas

Limboto Barat

dr. Debby Hiola Hi.Hendra Tuna, SKM, M.Kes

1
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan................................................................................................. i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
Kata Pengantar......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4
A. Latar Belakang............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 5
C. Tujuan............................................................................................................. 5
D. Manfaat.......................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 7
A. Definisi .......................................................................................................... 7
B. Faktor Risiko.................................................................................................. 8
C. Etiologi........................................................................................................... 8
D. Patofisiologi ……………………………………………………………….. 10
E. Diagnosis ………………………………………………………………….. 10
BAB III METODE................................................................................................... 12
A. Desain Penelitian............................................................................................ 12
B. Tempat dan Waktu kegiatan........................................................................... 12
C. Populasi dan Sampel...................................................................................... 12
D. Kriteria Inkulis dan Eksklusi.......................................................................... 12
E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data................................................................. 13
F. Langkah-langkah Pelaksanaan Mini Project.................................................. 13
BAB IV HASIL......................................................................................................... 14
A. Profil Komunitas Umum................................................................................ 14
B. Profil Puskesmas Limboto Barat.................................................................... 15
C. Data Ibu Hamil Riil Wilayah Puskesmas Limboto Barat............................... 19
BAB V DISKUSI...................................................................................................... 22
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 24
A. Kesimpulan.................................................................................................... 24
B. Saran............................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 26

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan laporan “Gambaran Prevalensi Preeklampsia dan Eklampsia
di Wilayah Kerja Puskesmas Limboto Barat, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten
Gorontalo, Provinsi Gorontalo.”

Laporan ini dibuat guna melengkapi tugas Mini Project sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Dokter Internsip Indonesia. Harapan penulis pembuatan
laporan ini tidak hanya berfungsi sebagai apa yang telah disebut diatas. Namun, besar
harapan penulis laporan ini juga dapat bermanfaat bagi puskesmas, dalam hal ini Puskesmas
Limboto Barat untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mutu puskesmas, sehingga dapat
menjadi puskesmas unggulan di wilayah Kabupaten Gorontalo.

Dalam usaha penyelesaian tugas laporan ini saya memperoleh banyak bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Bapak Hi.Hendra Tuna, SKM, M.Kes, selaku Kepala Puskesmas Limboto Barat
3. dr. Debby M. Hiola, selaku pembimbing
4. Ibu Yudawati Hasan,S.T.Keb, selaku Bidan Koordinator Puskesmas Limboto Barat.
5. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan dan doanya.
6. Seluruh Staff Puskesmas Limboto Barat.
7. Semua teman Program Internsip Dokter Indonesia di RS MM Dunda Limboto dan
Puskesmas Limboto Barat atas bantuannya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menerima semua saran dan kritik yang
membangun guna penyempurnaan laporan ini.

Gorontalo, Maret 2017

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preeklampsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal
di seluruh dunia. Menurut WHO, UNFPA dan UNICEF, preeklampsia-eklampsia merupakan
penyebab utama masalah kesehatan di negara berkembang. Setiap tahun, diperkirakan 50.000
kematian ibu di seluruh dunia dan mempengaruhi 5% - 7% kehamilan di seluruh dunia.
Asia Tenggara mengalami penurunan angka kematian ibu dan anak selama dua dekade
terakhir. Akan tetapi, di Indonesia yang tergabung dalam ASEAN (Ascociation of Southeast
Asian Nations) mengalami penurunan angka kematian tersebut masih lambat yang memiliki
tingkat kematian 50 per 1000 kelahiran dibanding dengan negara-negara lainnya seperti Brunei
Darussalam, Singapura, Malaysia memiliki angka kematian di bawah 10 per 1000 kelahiran.
Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dari
390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2007. Namun,ternyata untuk mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015
sebagai tujuan MDGs masih belum tercapai. Angka kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2015
yaitu 346 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu disamping perdarahan dan
infeksi adalah preeklampsia.
Preeklampsia didefinisikan secara umum sebagai hipertensi dan proteinuria yang timbul
setelah 20 minggu kehamilan yang sebelumnya normal yang disebabkan oleh banyak faktor.
Pada kondisi berat, preeklamsia dapat menjadi eklampsia dengan penambahan gejala kejang-
kejang. Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia adalah iskemia
plasenta. Akan tetapi, teori ini tidak dapat menerangkan semua hal yang berhubungan dengan
penyakit itu.
Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
preeklampsia dan eklampsia (multiple causation). Faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut
diantaranya nulipara, primigravida, genetik, kehamilan ganda, usia kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, riwayat hipertensi, dan obesitas.

Sejumlah kondisi mayor terkait dengan angka mortalitas maternal.Penyebab mayor dari
kematian ibu ternyata berkontribusi besar terhadap kematian bayi.

Grafik 1.1 Angka Kematian Ibu berdasarkan Kausa

4
B. Rumusan Masalah
a. Berapakah Angka kejadian preeclampsia dan eklampsia di Kecamatan Limboto Barat
selama bulan Desember 2016 sd Februari 2017?

C. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui gambaran prevalensi preeclampsia dan eklampsia di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Limboto Barat
b. Mengetahui distribusi usia ibu hamil di kecamatan Limboto Barat

D. Manfaat Penelitian
i. Untuk Puskesmas Kecamatan Limboto Barat

5
Sebagai bahan masukan kepada pemerintah khususnya Dinas Kesehatan
Kabupaten Gorontalo dan Puskesmas Kecamatan Limboto Barat dalam penentuan
arah program untuk menurunkan prevalensi pre eklampsia dan eklampsia.

ii. Untuk Masyarakat


Sebagai bahan masukan untuk masyarakat (baik ilmuwan, praktisi atau
masyarakat umum) dalam upaya meningkatkan kesehatan dan menambah ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan khususnya mengenai pre eklampsia dan
eklampsia.

iii. Untuk Peneliti


Bagi penulis merupakan suatu pengalaman yang berharga dalam mengaplikasikan
ilmu yang telah didapat dan menambah wawasan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

6
A. Definisi
Sesuai dengan batasan dari National Institutes of Health (NIH) Working Group on Blood
Pressure in Pregnancy. preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria
pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. Saat ini oedema pada
wanita hamil dianggap sebagai hal yang biasa dan tidak spesifik dalam diagnosis preeklampsia.
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan
darah diastolik 90 mmHg. Tekanan darah diastolik ditetapkan pada saat hilangnya bunyi
korotkoff ( korotkoff 5 ). Proteinuria didefinisikan sebagai adanya protein dalam urin dalam
jumlah 300 mg/ml dalam urin tampung 24 jam atau 30 mg/dl dari urin acak tengah yang tidak
menunjukkan tanda-tanda infeksi saluran kencing.(1,2)
Preeklampsia sendiri dibagi menjadi 2, yaitu preeklampsia ringan dan preeklampsia berat.
Preeklampsia ringan adalah preeklampsia, dengan tekanan darah sistolik 140 - <160 mmHg atau
tekanan darah diastolik 90 - <110 mmHg. Disebut dengan preeklampsia berat bila pada penderita
preeklampsia didapatkan salah satu gejala berikut : Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan
tekanan darah diastolik 110 mmHg ; Proteinuria 5 gr / jumlah urin selama 24 jam atau dipstick 4
+ ; Oliguria ; Peningkatan kadar kreatinin serum (> 1,2 mg/dl) ; Edema paru dan sianosis ;
Gangguan visus dan serebral disertai sakit kepala yang menetap ; nyeri epigastrium yang
menetap ; Trombositopenia < 100.000 sel/mm3 ; Peningkatan enzim hepar (alanin
aminotransferase [ALT] atau aspartate aminotransferase [AST] ; Hemolisis ; Trombositopenia (<
100.000/mm, Sindroma HELLP.(2)
Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai kejang tonik klonik disusul dengan koma.
Superimposed preeklampsia/eklampsia adalah timbulnya proteinuria pada wanita hamil yang
sebelumnya telah mengalami hipertensi. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.
Penyakit hipertensi kronis adalah ditemukannya tekanan darah 140/90 mmHg sebelum
kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca
persalinan.

B. Faktor Resiko

7
Frekuensi preeklampsia untuk tiap negara berbeda-beda karena banyak faktor yang
mempengaruhinya. Marshall (2000) menyebutkan bahwa 5% kehamilan mengalami
preeklampsia. Wanita hamil cenderung dan mudah mengalami pre-eklampsia bila mempunyai
faktor-faktor predisposing sebagai berikut: 1. Nulipara 2. Kehamilan ganda 3. Usia < 20 atau >
35 th 4. Riwayat pre-eklampsia, eklampsia pada kehamilan sebelumnya 5. Riwayat dalam
keluarga pernah menderita pre-eklampsia 6. penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang
sudah ada sebelum kehamilan 7. obesitas.(3,4,8)

C. Etiologi(1,7)
Penyebab preeklampsia sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, sehingga
penyakit ini disebut dengan “The Diseases of Theories”.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan terjadinya preeklampsia adalah :
1. Faktor Trofoblast
Semakin banyak jumlah trofoblast semakin besar kemungkina terjadinya Preeklampsia.
Ini terlihat pada kehamilan Gemeli dan Molahidatidosa. Teori ini didukung pula dengan adanya
kenyataan bahwa keadaan preeklampsia membaik setelah plasenta lahir.
2. Faktor Imunologik
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang timbul lagi pada
kehamilan berikutnya. Secara Imunologik dan diterangkan bahwa pada kehamilan pertama
pembentukan “Blocking Antibodies” terhadap antigen plasenta tidak sempurna, sehingga timbul
respons imun yang tidak menguntungkan terhadap Histikompatibilitas Plasenta. Pada kehamilan
berikutnya, pembentukan “Blocking Antibodies” akan lebih banyak akibat respos imunitas pada
kehamilan sebelumnya, seperti respons imunisasi.
Fierlie FM (1992) mendapatkan beberapa data yang mendukung adanya sistem imun pada
penderita Preeklampsia-Eklampsia :
a) Beberapa wanita dengan Preeklampsia-Eklampsia mempunyai komplek imun dalam
serum.
b) Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada
Preeklampsia-Eklampsia diikuti dengan proteinuri.

8
Stirat (1986) menyimpulkan meskipun ada beberapa pendapat menyebutkan bahwa sistem imun
humoral dan aktivasi komplemen terjadi pada Preeklampsia-Eklampsia, tetapi tidak ada bukti
bahwa sistem imunologi bisa menyebabkan Preeklampsia-Eklampsia.
3. Faktor Hormonal
Penurunan hormon Progesteron menyebabkan penurunan Aldosteron antagonis, sehingga
menimbulkan kenaikan relative Aldoteron yang menyebabkan retensi air dan natrium, sehingga
terjadi Hipertensi dan Edema.
4. Faktor Genetik
Menurut Chesley dan Cooper (1986) bahwa Preeklampsia / eklampsia bersifat diturunkan
melalui gen resesif tunggal. Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetic pada
kejadian Preeklampsia-Eklampsia antara lain:
a) Preeklampsia hanya terjadi pada manusia.
b) Terdapatnya kecendrungan meningkatnya frekwensi Preeklampsia-Eklampsia pada anak-
anak dari ibu yang menderita Preeklampsia-Eklampsia.
c) Kecendrungan meningkatnya frekwensi Preeklampsia-Eklampsia pada anak dan cucu ibu
hamil dengan riwayat Preeklampsia-Eklampsia dan bukan pada ipar mereka.
5. Faktor Gizi
Menurut Chesley (1978) bahwa faktor nutrisi yang kurang mengandung asam lemak
essensial terutama asam Arachidonat sebagai precursor sintesis Prostaglandin akan menyebabkan
“Loss Angiotensin Refraktoriness” yang memicu terjadinya preeklampsia.
6. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada Preeklampsia-Eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga
terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat, aktivasi
penggumpalan dan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti trombin dan plasmin. Trombin akan
mengkonsumsi antitrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivasi trombosit menyebabkan
pelepasan tromboksan (TXA2) dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan
endotel.

9
D. Patofisiologi(6)
Perubahan pokok yang terjadi pada preeklampsia adalah adanya spasme pembuluh darah
disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
glomerulus. Pada beberapa kasus lumen erteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat
dilalui oleh salah satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme,
maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar
oksigen jaringan dapat dicukupi. Sedangkan proteinuria disebabkan oleh spasme arteriola
sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.(2)
Wibowo & Rachimhadhi (1997), mengatakan bahwa patofisiologi preeklampsia lebih
ditekankan ke arah disharmoni implantasi dan disfungsi jaringan endotel. Hasil akhir dari adanya
disharmoni implantasi adalah melebarnya arteri spiralis yang tadinya tebal dan muskularis
membentuk kantong yang elastis, bertahanan rendah dan aliran cepat, dan bebas dari kontrol
neurovaskuler normal, sehingga memungkinkan arus darah yang adekuat untuk pemasokan
okksigen dan nutrisi bagi janin. Sedangkan definisi difungsi endotel sendiri berarti berkurangnya
sampai hilangnya kemampuan sel endotel dalam mengatur vasodilatasi.

E. Diagnosis(1,4)
A. Preeklampsia
Preeklampsia terbagi atas dua yaitu Preeklampsia Ringan dan Preeklampsia Berat
berdasarkan Klasifikasi menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, yaitu:
1) Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
 Tekanan darah 140/90 mmHg,
 Proteinuria kuantitatif ≥ 300 mg perliter dalam 24 jam atau kualitatif 1+ atau 2+ pada urine
kateter atau midstream.
 Edema : edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia, kecuali edema pada
lengan, muka dan perut, edema generalisata.
2) Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:
 Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
 Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+.
 Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam/kurang dari 0,5 cc/kgBB/jam.
 Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di epigastrium.

10
 Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen
 Terdapat edema paru dan sianosis
 Hemolisis mikroangiopatik
 Trombositopeni (< 100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat)
 Gangguan fungsi hati.: peningkatan kadar alanin dan aspartate aminotransferase.
 Pertumbuhan janin terhambat.
B. Eklampsia
Yaitu kejang yang tidak disebabkan oleh hal lain pada seorang wanita dengan
preeklampsia.

11
BAB III

METODE

A. Desain Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Penelitian yang dilakukan
dengan metode ini bertujuan mendapatkan gambaran atau informasi terhadap objek yang akan
diteliti tentang Gambaran Prevalensi Preeklampsia dan eklampsia di wilayah kerja Puskesmas
Limboto Barat, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

B. Tempat dan Waktu kegiatan


Penelitian yang bersifat mini project ini dilaksanakan di kecamatan Limboto Barat,
Kabupaten Gorontalo. Penelitian dimulai dengan penelusuran kepustakaan, konsultasi judul,
pengumpulan data, pengolahan data, penyusunan hasil penelitian serta persentasi hasil penelitian.
Pengambilan data dilakukan di Posyandu Ibu hamil Kecamatan Limboto Barat dan PKM
Limboto Barat, dari Desember – Februari 2016.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di kecamatan Limboto Barat.

2. Sampel
Kriteria Inklusi
- ibu hamil yang berkunjung di Posyandu Ibu Hamil dan Puskesmas Limboto Barat.
- Ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu .
- Bersedia untuk diikutsertakan dalam penelitian .

Kriteria Eksklusi
- Ibu hamil yang bukan berasal dari kecamatan limboto barat
- Ibu hamil dengan usia kehamilan dibawah 20 minggu
- Ibu hamil yang menolak menjadi koresponden penelitian

12
3. Cara pengambilan sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode Non-Probabilty sampling , yaitu
consecutive sampling, dimana semua subyek yang datang secara berurutan dan
memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian.(9)
4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dari hasil anamnesis
dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan laboratorium. Alat pengambilan data/ instrumen
adalah Tensimeter.
Data sekunder di dapat dari data ibu hamil rill wilayah Puskesmas Limboto Barat
periode Desember - Februari 2017 yang dimiliki oleh Bidan Koordinator Puskesmas
Limboto Barat .

5. Langkah-langkah Pelaksanaan Mini Project


Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan Gambaran Prevalensi
Preeklampsia dan eklampsia di wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat, Kecamatan
Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo antara lain:

1. Mencari masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat


berdasarkan data yang ada di Puskesmas Limboto Barat.
2. Mencari referensi mengenai faktor risiko preeclampsia dan eklampsia .
3. Mengumpulkan data primer dan sekunder yang didapat dari data ibu hamil rill di
Puskesmas Limboto Barat dan di Posyandu.
4. Menggambarkan prevalensi preeclampsia dan eklampsia di wilayah kerja Puskesmas
Limboto Barat.
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah kemudian menyusun rencana penerapan.
6. Penyusunan laporan.

13
BAB IV

HASIL

A. Profil Komunitas Umum


Puskesmas Limboto Barat terletak di Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten
Gorontalo. Daerah naungan Puskesmas Limboto Barat memiliki luas 154,95 km 2 yang mencakup
10 desa (pemekaran 2 desa terakhir dilakukan pada akhir tahun 2007) dengan jumlah penduduk
sebesar 24.988 jiwa. Ke-sepuluh desa tersebut dapat ditempuh dengan angkutan darat. Dan
masih terdapat 2 desa yang terpencil dimana masih belum tersedia akses signal komunikasi.

Wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat terdiri dari 10 desa, yaitu:

1. Desa Yosonegoro
2. Desa Pone
3. Desa Ombulo
4. Desa Daenaa
5. Desa Padengo
6. Desa Haya-Haya
7. Desa Hutabohu
8. Desa Huidu
9. Desa Huidu Utara
10. Desa Tunggulo

Wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat berbatasan dengan:

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tibawa


 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Limboto
 Sebelah Selatan berbatasan Kecamatan Tabongo.
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo Utara

14
Gambar 4.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat

B. Profil Puskesmas Limboto Barat

1. Data geografis

Sebagaimana pada umumnya Kabupaten Gorontalo yang merupakan daerah tropis


yang terdapat 2 musim yaitu musim penghujan yang berlangsung dari bulan Desember sampai
bulan Maret dan musim kemarau yang berlangsung dari bulan Juni sampai bulan September,
iklim ini bergantian dalam keadaan normal setiap 6 bulan.
Suhu rata – rata 28o – 32o Celcius dengan curah hujan rata – rata 128,75 mm dan rata –
rata hari hujan 187 hari hujan per tahun.Kelembaban rata – rata 70% - 90 %. Demikian juga
kondisi iklim di wilayah Puskesmas Medical Centre Limboto Barat.

15
2. Data demografis

Kebijakan kependudukan diarahkan kepada pembangunan sumber daya manusia yang


berciri mandiri untuk melanjutkan pengembangan kualitas dan peningkatan mobilitas dengan
tetap memberikan dukungan terhadap pengendalian jumlah, struktur, komposisi serta
pertumbuhan dan persebaran penduduk yang ideal, melalui upaya pengendalian kelahiran,
menekan angka kematian dan meningkatkan kualitas program keluarga berancana. Berdasarkan
hasil verifikasi pendataan KK Miskin diperoleh jumlah penduduk di wilayah Puskesmas
Limboto Barat pada tahun 2013 sebanyak 23717 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 7156 KK.
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 11.797 Jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 11.920
Jiwa. Mayoritas pemeluk agama di Wilayah kerja Puskesmas Limboto Barat Kecamatan Limboto
Barat adalah Agama Islam. Potensi sumber daya terdiri dari lahan pertanian, perkebunan,
peternakan, Pertambangan.

Tabel 4.1
Jumlah penduduk pada wilayah kerja
Puskesmas Limboto Barat, 2017
No Sasaran
Desa
. Penduduk KK Bumil

1 Yosonegoro 2405 740 47

2 Pone 2766 790 47

3 Ombulo 2713 822 48

4 Haya-haya 2218 570 44

5 Daenaa 3248 959 64

6 Tunggulo 2771 822 54

7 Huidu 2218 655 41

8 Huidu Utara 1016 310 20

9 Padengo 1779 544 34

10 Hutabohu 3854 1143 76

Jumlah 24988 7355 475

16
3. Sarana prasarana kesehatan

Pada tahun 2017, jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Limboto Barat yang
berada di instansi pemerintah seluruhnya sebanyak 58 orang. Jenis tenaga kesehatan dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2
Rekapitulasi SDM Kesehatan Berdasarkan Jenis Tenaga
Puskesmas Medical Centre Limboto Barat Tahun 2017
No Jenis Tenaga Tahun

2017

1 Kepala Puskesmas 1
2 Dokter Umum 2
3 Dokter Gigi 1
4 Apoteker/Farmasi 1
5 SKM 5
6 Perawat 10
7 Bidan 11
8 Perawat Gigi 1
9 Sanitarian 2
10 Gizi 2
11 Pekarya kes 2
12 Magang 5
13 Sopir 1
14 CS 2
15 Tenaga Abdi 12
Jumlah 58

17
Kecamatan Limboto Barat memiliki 1 buah Puskesmas dan terdapat 3 buah
Puskesmas Pembantu, 7 Buah Poskesdes. Prosentase sarana pelayanan kesehatan tersebut dapat
dilihat pada bagan di bawah ini :

POSYANDU;
20

PUSKESMAS
PEMBANTU; 7
PUSKESMAS; POSKESDES; 3
1
PUSKESMAS PUSKESMAS PEMBANTU POSKESDES POSYANDU

Gambar 4.2 Sarana Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Limboto Barat Tahun 2014

C.Data Ibu Hamil Riil Wilayah Puskesmas Limboto barat

1. Distribusi Jumlah Ibu hamil diatas 20 minggu di Kecamatan Limboto Barat

18
14

12

10

0
ro
ta
ra du ya ng
o lo ne na
a lo
oh
u
go i Ha e bu Po e gu
n e U Hu ya d
Da n g ta
b
oso id
u
Ha
Pa Om Tu Hu
Y Hu

Grafik 4.1 Distribusi jumlah ibu hamil diatas 20 minggu

Data diatas menunjukan jumlah ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu di
kecamatan Limboto Barat yang berkunjung pada posyandu selama bulan desember-februari
2017, didapatkan 6 orang di desa Yosonegoro , 2 orang di desa Huidu Utara , 2 orang di desa
Huidu, 10 orang di desa Haya-haya, 4 orang di desa Padengo , 9 orang di desa Pone , 9 orang di
desa Daenaa , 5 orang di desa Tunggulo , dan 12 orang di desa Hutabohu. Total seluruh
kunjungan berjumlah 69 orang.

2. Distribusi Jumlah Ibu Hamil berdasarkan usia

19
40

35

30

25

20

15

10

0
<20 20 -30 30 -35 >35

Grafik 4.2 Distribusi jumlah ibu hamil berdasarkan usia

Data diatas menunjukan jumlah ibu hamil berdasarkan usia , ibu hamil dengan usia dibawah
20 tahun sebanyak 11 orang , usia 20- 30 tahun sebanyak 38 orang, usia 30 – 35 tahun sebanyak
12 orang , dan usia diatas 35 orang sebanyak 8 orang.

3. Distribusi Jumlah Ibu hamil dengan preeclampsia – eklampsia per desa


3

0
ro ar
a
id
u ya go lo ne na
a lo
oh
u
go Ut Ha en bu Po gu
on
e Hu ya d De ng ta
b
s id
u
Ha
Pa Om Tu Hu
Yo Hu

20
PreEklampsia Ringan

PreEklampsia Berat

Grafik 4.3 Distribusi jumlah ibu hamil dengan preeclampsia-eklampsia per desa

Data diatas menunjukan angka kejadian preeclampsia ringan dan preeclampsia berat di
Kecamatan Limboto Barat selama bulan Desember – Februari 2017. Didapatkan 3 orang ibu
hamil dengan pre eklampsia ringan dan 3 orang ibu hamil dengan pre eklampsia berat.

4. Persentase jumlah ibu hamil dengan preeclampsia dan eklampsia

4.3
4.3

PER
PEB
Eklampsia
Normal

91.3

Gambar 4.2 Persentase jumlah ibu dengan preeclampsia dan eklampsia

21
Gambar diatas menunjukan persentase jumlah ibu hamil dengan preeclampsia dan
eklampsia di kecamatan Limboto Barat. Didapatkan prevalensi selama bulan Desember sampai
dengan Februari 2017 untuk ibu hamil dengan pre eklampsia ringan sebanyak 3 orang (4,33 %) ,
ibu hamil dengan preeclampsia berat sebanyak 3 orang (4,33%) , ibu hamil tanpa preeclampsia
sebanyak 63 orang (91,33%) , dan ibu hamil dengan eklampsia sebanyak 0 orang (0 %).

BAB V
DISKUSI
Prevalensi preeclampsia-eklampsia di kecamatan Limboto Barat masih cukup tinggi yaitu
8,66 % selama bulan Desember 2016 sampai dengan Februari 2017. Ibu hamil dengan
preeclampsia ringan yaitu Ny.A usia 35 tahun kehamilan ke-5 dari desa Haya-haya, Ny.N usia 22
tahun kehamilan ke-1 dari desa Hutabohu, Ny.W usia 37 tahun kehamilan ke-3 dari desa
Ombulo. Kemudian ibu hamil dengan preeclampsia berat yaitu Ny.T usia 38 tahun kehamilan ke-
3 dari desa Pone, Ny. N usia 21 tahun kehamilan ke-2 dengan riwayat abortus 1 kali dari desa
Daenaa, Ny.S usia 39 tahun kehamilan ke-3 dari desa Tunggulo. Dari beberapa penderita
ditemukan beberapa faktor risiko , yaitu usia tua pada kehamilan atau diatas 35 tahun , dan juga
Multi Grande atau kehamilan lebih dari 4 anak.
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu
angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani
masalah ini.Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul.Yakni
pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang, aborsi, dan infeksi. Namun, ternyata
masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak
begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan
politik, kebijakan juga berpengaruh.Kaum lelaki pun dituntut harus berupaya ikut aktif dalam
segala permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung jawab. Selain masalah medis,
tingginya kematian ibu juga karena masalah ketidaksetaraan gender, nilai budaya, perekonomian
serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena itu,
pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara
sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat.Sangat diperlukan upaya

22
peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat
terutama suami.
Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di
tingkat daerah-daerah jauh dan terpencil harus mempunyai standar pelayanan kesehatan sehingga
kematian ibu melahirkan akibat preeclampsia-eklampsia dapat ditekan seminimal mungkin.
Standar pelayanan yang memiliki kriteria dalam hal ini termasuk standar petugas, peralatan dan
ruangan serta obat. Standar petugas menggambarkan kualifikasi dan kompetensi minimal yang
harus dimiliki oleh petugas seperti kemampuan melakukan deteksi dini pada preeclampsia-
eklampsia, pertolongan pada kasus emergensi dan pertolongan persalinan dengan standar seperti
manajemen aktif kala tiga dan penggunaan partograf sehingga angka Kematian Ibu yang
disebabkan oleh preeclampsia-eklampsia dapat diminimalkan.
Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan
dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi
kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian. Untuk dapat menegakkan diagnosis
dini diperlukan pengawasan hamil yang teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan,
kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan untuk menentukan proteinuria. Pemeriksaan antenatal
yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre-eklampsia, dan dalam hal itu harus
dilakukan penanganan semestinya. Karena para wanita biasanya tidak mengemukakan keluhan
dan jarang memperhatikan tanda-tanda preeklampsia yang sudah terjadi, maka deteksi dini
keadaan ini memerlukan pengamatan yang cermat dengan interval yang tepat.
Kita perlu lebih waspada akan timbulnya preeklampsia dengan adanya faktor-faktor
predisposisi seperti yang telah diuraikan diatas. Walaupun timbulnya pre-eklampsia tidak dapat
dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan
secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil, antara lain:
a. Diet makanan. Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, dan rendah
lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi pada
empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan protein dengan tambahan satu butir telus setiap
hari.
b. Cukup istirahat. Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja
seperlunya dan disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring ke arah
punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.

23
c. Pengawasan antenatal ( hamil ) Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam
rahim segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian: 1). Uji
kemungkinan pre-eklampsia: a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya b) Pemeriksaan
tinggi fundus uteri c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema d) Pemeriksaan protein urin
e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah umum, dan
pemeriksaan retina mata. f)Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin,
pemantauan air ketuban g)Usulkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi. Dalam keadaan
yang meragukan, maka merujuk penderita merupakan sikap yang harus dipilih

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan adalah
didapatkan prevalensi kejadian preeclampsia dan eklampsia pada ibu hamil selama bulan
Desember sampai dengan Februari 2017 di kecamatan Limboto Barat yaitu 4,33 % (n=3)
dengan preeclampsia ringan,4,33 % (n=3) dengan preeclampsia berat, 0 % (n=0) dengan
eklampsia, dan 91,33 % (n=63) tanpa preeclampsia-eklampsia.
Penyebab preeklampsia sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, sehingga
penyakit ini disebut dengan “The Diseases of Theories”. Meskipun begitu sudah banyak
penelitian-penelitian yang menghubungkan preeclampsia-eklampsia dengan beberapa faktor
risiko. Walaupun timbulnya pre-eklampsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun
frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan dan pelaksanaan pengawasan
yang baik pada wanita hamil serta mengurangi faktor risiko yang dapat dihindari. Deteksi
dini pada kasus preeclampsia diharapkan dapat menekan angka kematian ibu.

6.2.Saran
6.2.1 Bagi Puskesmas Limboto Barat

1. Pembuatan poster atau leaflet untuk penyuluhan umum mengenai resiko preeclampsia-
eklampsia. Penyuluhan disampaikan bersama pada saat penyuluhan kesehatan reproduksi
di sekolah-sekolah dan ketika ibu hamil serta wanita belum hamil memeriksakan diri ke
Posyandu/ Puskesmas. Tema poster yang disampaikan mengenai definisi, faktor risiko,

24
dan deteksi dini preeclampsia-eklampsia. Tujuan diadakan penyuluhan ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengarahkan wanita yang belum hamil dan ibu hamil
agar merencanakan kehamilannya pada sarana kesehatan. Penyuluhan kader disampaikan
bersamaan dengan penyuluhan umum ibu hamil.Tujuannya adalah untuk meningkatkan
pengetahuan kader agar selanjutnya dapat turut menyampaikan informasi kepada
masyarakat.
2. Edukasi bidan untuk memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) saat
melakukan konsultasi pribadi ibu hamil. Konsultasi ditujukan kepada ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya di bidan. Konsultasi ini tujuannya adalah memberikan
informasi pemantapan secara personal kepada ibu hamil mengenai resiko preeclampsia-
eklampsia. Konsultasi dilakukan secara persuasif , berorientasi pada kesehatan ibu hamil
dan perencanaan untuk kehamilan berikutnya.
3. Penyuluhan mengenai Keluarga Berencana . Penyuluhan dapat disampaikan pada saat
posyandu ataupun saat ibu hamil kunjungan ke puskesmas.

6.2.2 Bagi Responden


1. Bagi responden yang memiliki tekanan darah ≥ 130 / 90 dianjurkan untuk rutin
kunjungan posyandu setiap bulan.
2. Bagi responden yang dinyatakan menderita preeclampsia-eklampsia dianjurkan untuk
konsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan meminum obat secara rutin.
3. Bagi responden yang sudah berusia 30 tahun keatas dan sudah memiliki 2 anak
dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo Sarwono dkk. Ilmu Kebidanan, Hipertensi Dalam Kehamilan. Jakarta. PT


Bina Pustaka. 2010.
2. Cunningham Gary F, at all. William Obstetrics. Gangguan hipertensi dalam kehamilan. Edisi
21, Jakarta : EGC, 2006
3. Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jilid 1, Jakarta, EGC, 2004
4. Saifudin AB. Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2002
5. Sibai, MD. Evaluation and management of severe preeclampsia before 34 weeks gestation,
SMFM in Amrecan Journal of Obstetrics anda Gynecology. 2011
6. Huppertz, Berthold. Placental Origins of Preeklampsia: Challenging the Current Hipothesis.
Hypertension 2008;51;970-975.
7. Noris, Marina. Perico, Norberto. Renuzzi, Giuseppe. Mechanisms Of Disease: Preeclampsia.
Preeclampsia.Natural Clinical Practice 2005.
8. Hartuti Agustina, dkk. Referat Preeklampsia. Purwokerto. Universitas Jendral Sudirman.
2011
9. Sastroasmoro S.,Ismael S..Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta:Sagung
Seto;2011.34-35

26

Anda mungkin juga menyukai