Anda di halaman 1dari 11

RESUME UJIAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY. E DENGAN GANGGUAN


PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANG BROTOJOYO RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh:
PRIMA ALFIANITA
(P1337420616019)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2019
I. Judul : ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN NY. E DENGAN
MASALAH UTAMA GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENGLIHATAN DI RUANG BROTOJOYO RUMAH SAKIT JIWA
DAERAH AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH
II. Tinjauan teori dan kerangka berfikir
a. Pengertian
Halusinasi adalah suatu gangguan jiwa pada individu yang ditandai
dengan perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. (Kelliat, 2012)
Menurut Surya, (2011) dalam Pambayung (2015) halusinasi adalah
hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal
(pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, yang dimaksud dengan
halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dimana klien mempersepsikan
sesuatu melalui panca indera tanpa ada stimulus eksternal. Halusinasi
berbeda dengan ilusi, dimana klien mengalami persepsi yang salah
terhadap stimulus, salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya
stimulus eksternal yang terjadi, stimulus internal dipersepsikan sebagai
sesuatu yang nyata ada oleh klien.
b. Faktor predisposisi dan presipitasi
a) Faktor Prediposisi
Menurut Stuart (2007), faktor predisposisi terjadinya halusinasi adalah:
1. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
1. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan
perilaku psikotik.
2. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter
yang berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor
dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
3. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal
menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak
manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis,
ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian
depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan
anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
2. Psikologis
Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan
orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam
rentang hidup klien.
3. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan,
bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
b) Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan
tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya.Penilaian individu terhadap
stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan
kekambuhan (Keliat, 2006). Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi
terjadinya gangguan halusinasi adalah:
1. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.
2. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
c. Ringkasan kasus
Ny E adalah seorang perempuan berumur 43 tahun yang sudah bercerai
dengan suaminya. Klien memiliki 2 orang anak dimana anak pertama sudah
menikah dan anak kedua belum menikah. Klien pernah dirawat di RSJ pada
tahun 2014 dan mengalami putus obat. Klien mengatakan sering melihat
makhluk seperti manusia namun memakai baju adat. Frekuensinya sering,
sampai tiga kali sehari. Beberapa hari sebelum dirawat, klien marah marah
kepada anaknya, tiba-tiba menari dan menyanyi sendiri. Berdasarkan hasil
pengkajian, maka dapat disimpulkan bahwa klien mengalami halusinasi
penglihatan. Klien tidak mengingkari gangguan jiwa yang dialaminya.
III. Identitas klien
Nama : Ny. E
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Alamat : Bandungan, Semarang
Tanggal MRS : 26 Maret 2019
IV. Alasan masuk RS
Klien mengatakan sebelum dirawat di rumah sakit sering emosi dan
melihat orang orang yang berpakaian adat di sekitar rumahnya. Klien juga
sering berbicara sendiri, menari dan menyanyi sendiri.
V. Predisposisi dan Presipitasi
1. Predisposisi
- Klien sudah pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu dan pernah
dirawat di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
tahun 2014. Pengobatan sebelumnya tergolong berhasil karena klien
dapat beradaptasi dalam masyarakat tanpa gejala gejala gangguan
jiwa.
- Klien pernah mengalami kekerasan fisik oleh mantan suaminya
sekitar tahun 2010
- Anggota keluarga klien tidak ada yang menderita gangguan jiwa
- Klien pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan yaitu saat
bercerai dengan suaminya.
2. Presipitasi
Klien mengalami putus obat sejak 2017. Setelah itu emosi klien cenderung
labil. Beberapa bulan sebelum dirawat di rumah sakit, klien memiliki
masalah dengan calon suaminya sehingga membuat klien stress dan
emosi.

VI. Data fokus


Data Subjektif:
“saya sering melihat makhluk makhluk Mbak.”
“Mereka seperti manusia, tapi pakai baju daerah, seperti di keraton.”
“Saya lihatnya setiap hari, bisa sampai tiga kali. Pagi jam lima, sore sekitar
jam 4 dan malam jam 10. Tapi paling sering muncul ya sore.”
“Lamanya muncul ngga mesti mbak. Saya nggak tau pastinya. Tidak terlalu
lama mungkin sekitar 5-10 menit.”
“Halusinasinya muncul kalau saya lagi sendirian dan melamun.”
“Saya tahu mereka tidak nyata. Jadi saya kesal kalau melihat mereka”
“Kalau melihat mereka, saya diam saja. Soalnya saya takut.”
Data Objektif:
klien terlihat bingung, suka mondar – mandir, dan terkadang menari nari dan
menyanyi sendiri,
VII. Analisan Data
Tanggal/jam Data Diagnosis Paraf
10 April 2019 DS: Ganggaun
Jam 10.15 WIB “saya sering melihat makhluk persepsi
makhluk Mbak.” (Jenis sensori:
halusinasi: penglihatan) Halusinasi
“Mereka seperti manusia, tapi penglihatan
pakai baju daerah, seperti di
keraton.” (isi halusinasi)
“Saya lihatnya setiap hari,
bisa sampai tiga kali. Pagi
jam lima, sore sekitar jam 4
dan malam jam 10. Tapi
paling sering muncul ya
sore.” (frekuensi)
“Lamanya muncul ngga mesti
mbak. Saya nggak tau
pastinya. Tidak terlalu lama
mungkin sekitar 5-10
menit.” (durasi)
“Halusinasinya muncul kalau
saya lagi sendirian dan
melamun.” (situasi yang
memicu munculnya
halusinasi)
“Saya tahu mereka tidak
nyata. Jadi saya kesal kalau
melihat mereka” (respon
terhadap halusinasi)
“Kalau melihat mereka, saya
diam saja. Soalnya saya
takut.” (tindakan yang
dilakukan)

DO :
klien terlihat bingung, suka
mondar – mandir, dan
terkadang menari nari dan
menyanyi sendiri,

VIII. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan

IX. Rencana Tindakan Keperawatan

Tgl/Jam Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan Tujuan Tindakan Rasional
10 April Halusinasi TUM: Klien 1. Bina hubungan Menciptakan
2019 dapat saling percaya hubungan saling
Jam mengontrol dengan percaya dapat
10.30 halusinasi yang menggunakan membuat klien
WIB dialaminya prinsip komunikasi nyaman dan percaya
Tuk 1 : terapeutik pada perawat
Klien dapat
membina Membantu pasien
mengenali
hubungan 2. Membantu pasien halusinasinya dapat
saling percaya dalam mengenali menjadi salah satu
Klien dapat halusinasinya cara untuk
mengenali mengatasi
halusinasinya halusinasi.

Dengan mengetahui
situasi yang
Klien dapat memunculkan
mengenali 3. Mengidentifikasi halusinasi, sebisa
situasi yang situasi yang dapat mungkin mencegah
memicu menimbulkan situasi tersebut
munculnya halusinasi sehingga halusinasi
halusinasi tidak muncul

Teknik menghardik
cukup efektif untuk
Klien dapat mengusir halusinasi
melakukan 4. Mengajarkan
Teknik Teknik
menghardik menghardik
saat
halusinasinya
muncul.

10 April Halusinasi 1. Tujuan 1. Melatih pasien Meminum obat


2019 umum minum obat secara secara teratur dapat
Jam Klien dapat teratur mengurangi resiko
12.00 meminum kambuh
WIB obat secara
teratur
2. Tujuan 2. Memberikan Agar pasien
khusus Pendidikan mengetahui akibat
Klien kesehatan mengenai penggunaan obat
mengetahui penggunaan obat yang tidak teratur
pentingnya secara teratur
minum obat 3. Mendampingi klien Agar obat
teratur saat minum obat dipastikan sudah
diminum oleh klien

X. Catatan Perkembangan
Tanggal Diagnosa/ Implementasi Evaluasi
/jam TUK/ SP
10 April Gangguan SP1P : S:
2019 persepsi 1. Klien dapat membina “Iya saya mau kok ngobrol
WIB sensori : hubungan saling percaya dengan mbak Prima.”
Jam Halusinasi 2. Klien dapat mengenali “saya sering melihat
10.30 penglihatan halusinasinya makhluk makhluk Mbak.
Mereka seperti manusia, tapi
pakai baju daerah, seperti di
keraton.”
Klien menjelaskan tentang
halusinasinya
1. Jenis halusinasi :
penglihatan
2. Isi halusinasi : Melihat
makhluk seperti manusia
yang memakai baju adat
seeprti di keraton.
3. Frekuensi : Dalam satu
hari bisa tiga kali muncul
halusinasi (pagi sekitar
pukul 05.00, sore sekitar
pukul 16.00 dan malam
pukul 22.00). Halusinasi
lebih sering muncul saat
sore hari.
4. Durasi : halusinasi
terkadang muncul selama
5-10 menit
5. Situasi : saat klien
3. Klien dapat mengenali melamun dan sendirian
situasi yang memicu 6. Respon :klien belum
munculnya halusinasi mampu menangani
halusinasi tersebut dan
lebih memilih diam saat
halusinasi muncul karena
takut.

“Ya mbak saya bisa


4. Klien dapat melakukan melakukan apa yang
Teknik menghardik saat dicontohkan sama mbak.”
halusinasinya muncul. O:
klien terlihat bingung, suka
mondar – mandir, dan
terkadang menari nari dan
menyanyi sendiri,
klien mampu
mendemonstrasikan cara
mengontrol halusinasi
dengan menghardik.
A:
SP1 teratasi : klien mampu
melakukan teknik
menghardik untuk
menghilangkan
halusinasinya
P:
- Perawat : optimalkan
latihan menghardik pada
Ny. E
- Klien : latih menghardik
sesuai jadwal yang telah
ditentukan

1.

Anda mungkin juga menyukai