LAPORAN KASUS MIOMA UTERI Disusun Oleh PDF
LAPORAN KASUS MIOMA UTERI Disusun Oleh PDF
MIOMA UTERI
Pembimbing :
dr. Herizal, Sp. OG
Disusun oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
Mioma adalah tumor jinak otot polos yang terdiri atas unsur-unsur
otot1, berupa sel-sel otot polos serta jaringan pengikat fibroid dan kolagen2.
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
Usia reproduktif menjadi faktor resiko terjadinya mioma karena kadar hormon
ovarium yang dicurigai sebagai penyebab mioma masih tinggi4. Pada usia
bertambahnya usia5. Kejadian mioma uteri paling banyak ditemui pada umur
Penyebab sebenarnya dari mioma uteri masih belum jelas6. Tidak ada
endometrium2.
2
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
gejala dari mioma uteri hanya terjadi pada 35 - 50% pasien2 dan sangat
terjadi3, serta jumlah mioma2. Gejala yang sering ditemui antara lain adalah
fisik berupa adanya massa kenyal berbatas tegas pada daerah suprapubis, dan
dilakukan miomektomi6.
3
BAB Il
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defnisi
Mioma adalah tumor jinak otot polos yang terdiri atas unsur-unsur
otot1, berupa sel-sel otot polos serta jaringan pengikat fibroid dan kolagen2.
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
2.2 Klasifikasi
Sarang mioma di uterus yang berasal dari serviks uterus hanya 1-3%,
sisanya berasal dari korpus uterus. Menurut letaknya, mioma dikenal sebagai3.
miometrium.
4
mioma intraligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel
Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma
pada serviks dapat menonjol ke dalam saluran serviks sehingga ostium uteri
eksternum berbentuk bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa
mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti
konde/pusaran air (whorl like pattern), dengan pseudocapsule yang terdiri dari
jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini.
Pernah ditemukan 200 sarang mioma dalam satu uterus, namun biasanya
menars, dan jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20 tahun 3.
mioma karena kadar hormon ovarium yang dicurigai sebagai penyebab mioma
sarang mioma. Kejadian mioma uteri paling banyak ditemui pada umur 35-45
tahun, kurang lebih sebesar 25%3, dan sebesar 20-40% ditemukan pada wanita
yang berusia lebih dari 35 tahun 2. Mioma asimptomatik ditemui pada 40-50%
5
wanita berusia lebih dari 35 tahun8. Pertumbuhan mioma diperkirakan
memerlukan waktu 3 tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan
mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang masih dapat tumbuh lebih lanjut. Di
yang dirawat3.
Mioma uteri ini lebih sering didapati pada wanita nulipara atau yang
kurang subur3. Faktor keturunan juga memegang peran. Selain itu, mioma uteri
juga lebih sering dijumpai pada wanita obese8. Perubahan sekunder pada
mioma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena
Penyebab sebenarnya dari mioma uteri masih belum jelas6. Mioma uteri
patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2faktor yaitu inisiator dan promotor.
somatik dari myometrium normal dan interaksi kompleks dari hormon steroid
seks dan growth factor lokal. Mutasi somatik ini merupakan peristiwa awal
6
dalam proses pertumbuhan tumor2. Menurut Meyer asal mioma adalah sel
Mioma terdiri dari reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
dibanding endometrium2. Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest atau
permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Puukka dan kawan-
atau testosterone3. Di sisi lain ada pernyataan lain yang menyatakan bahwa
dari mioma padawanita muda namun mekanisme dan faktor pertumbuhan yang
7
2.5 Gejala dan Tanda
gejala dari mioma uteri hanya terjadi pada 35 - 50% pasien2. Gejala yang
dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks,
yang terjadi3, serta jumlah mioma2. Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai
berikut.
a. Perdarahan abnormal
sering terjadi dan paling penting (Fortner, Gibbs). Gejala ini terjadi pada
30% pasien dengan mioma uteri. Wanita dengan mioma uteri mungkin
akan mengalami siklus perdarahan haid yang teratur dan tidak teratur2.
b. Rasa nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas3. Nyeri dapat disebabkan oleh
karena degenerasi akibat oklusi vaskuler, infeksi, torsi dari mioma yang
subserosum2,9.
8
c. Gejala dan tanda penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan
d. Disfungsi reproduksi
2.6 Diagnosis
benjolan pada perut bagian bawah3. Hampir kebanyakan mioma uteri dapat
bila ukuran mioma yang besar. Diagnosa semakin jelas bila pada pemeriksaan
9
maupun adanya pembesaran uterus2. Pemeriksaan bimanual akan
kadang-kala dapat teraba dengan jari yang masuk ke dalam kanalis servikalis,
2.7 Penatalaksanaan
uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma uteri tidak
10
mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan.
dan setiap 3-6 bulan untuk kasus yang dinilai lebih progresif3. Pertumbuhan
mioma uteri dapat terhenti atau menjadi lisut setelah terjadi menopause.
ditimbulkan oleh mioma uteri2. Hal ini didasarkan atas pemikiran mioma
uterus terdiri atas sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen.
secara bermakna2.
11
GnRHa dihentikan, mioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah
b. Terapi pembedahan.
tuba.
12
Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah miomektomi maupun
histerektomi.
c. Miomektomi
d. Histerektomi
13
Histerektomi pervaginam jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil
dari telor angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya
keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan ukuran uterus sebesar usia
e. Radioterapi
penyembuhan yang lebih cepat dan angka morbiditas yang lebih rendah
14
2.8 Komplikasi
a. Degenerasi ganas
rongga peritoneum3.
15
2.9 Prognosis
16
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Umur : 38 tahun
Agama : Katolik
Pendidikan : SMA
B. Anamnesa Penyakit
dari kemaluan.
2. Telaah :
Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan secara terus-
menerus kurang lebih sejak 2 tahun yang lalu dan semakin memberat ± 3
hari ini. Darah yang keluar seperti darah haid yang disertai rasa nyeri (+)
17
mendapatkan menstruasi (+) namun lama menstruasi bisa mencapai ± 20
5. Riwayat Obstetri:
Pasien lupa kapan pertama kali haid. Siklus haid tidak jelas, lama
haid ± 20 hari yang disertai nyeri selama haid. Pasien telah menikah 1
apapun sebelumnya.
18
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
GCS : E4V5M6
19
D. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Hematokrit : 13,6 %
Indeks Eritrosit
MCV : 56,0 fL
MCH : 15,8 pg
MCHC : 28,3 %
RDW-CV : 18,9 %
MPV : 6,2 fL
Basofil : 1,23 %
Neutrofil : 65,15 %
Limfosit : 16,86 %
Eosinofil : 11,23 %
Monosit : 5,53 %
Golongan darah B
20
Hemostasis
Karbohidrat
Urin Lengkap
Makroskopis Urine
Kimia Urine
Mikroskopis Urine
Cast : Negatif
Kristal : Negatif
21
b. Pemeriksaan USG:
E. Diagnosis Banding
Mioma Uteri
Adenomiosis
Polip endometrium
F. Diagnosis Kerja
Mioma Uteri
G. Terapi
- IVFD RL 20 gtt/i
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada tanggal 27 September 2018, pasien atas nama Ny. LMH usia 38
keluar darah dari kemaluan secara terus-menerus kurang lebih sejak 2 tahun
yang lalu dan semakin memberat ± 3 hari ini. Darah yang keluar seperti darah
haid yang disertai rasa nyeri (+) pada perut bagian bawah. OS menyatakan
bahwa setiap bulan mendapatkan menstruasi (+) namun lama menstruasi bisa
37oC, pada kedua mata tampak konjungtiva anemis dan sklera ikterik, pada
immobile.
rendah yaitu 3,8 g/dl, eritrosit menurun 2,42 juta/uL, hematokrit menurun
23
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
diagnosanya adalah Mioma Uteri, dan diberikan terapi : IVFD RL 20 gtt/I, inj.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland WAN. Kamus kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta: EGC; 2002.
2. Hadibroto BR. Mioma uteri. Majalah Kedokteran Nusantara. 2005 Sept;
38(3): 254-9.
3. Wiknjosastro H. Ilmu kandungan, ed 2. Jakarta: YBPSP; 2007.
4. Monga A. Gynaecology by ten teachers, 18thed. New York: Edward Arnold:
2006.
5. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD,
Cunningham FG. Williams gynecology. New York: McGraw-Hill; 2008.
6. DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current diagnosis
&treatment:obstetrics &gynecology, 10thed. New York: McGraw-Hill; 2007.
7. Hamilton-Fairley D. Lecture notes: obstetrics and gynaecology, 2nd ed.
Massachusetts: Blackwell Publishing; 2004.
8. Berek JS. Berek & Novak’s gynecology, 14th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007.
9. Fortner KB, Szymanski LM, Fox HE, Wallach EE. Johns Hopkins manual of
gynecology and obstetrics, 3rd ed. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins;
2007.
10. Gibbs RS, Karlan BY, Haney AF, Nygaard I. Danforth’s obstetrics and
gynecology, 10th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
11. Norwitz ER, Arulkumaran S, Symonds IM, Fowlie A. Oxford American
handbook of obstetrics and gynecology, 1st ed. New York: Oxford University
Press; 2007.
25