Laporan Kasus Febry Caesariyanto Safar S Ked TB MDR
Laporan Kasus Febry Caesariyanto Safar S Ked TB MDR
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepanitraan Klinik Senior
Pada Bagian/SMF Pulmonologi
Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia
Oleh:
Nama , S.Ked
NIM:
Preseptor:
BAGIAN PULMONOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat, karunia dan izinNya penulis dapat menyelesaikan laporan
kasus yang berjudul “Tuberkulosis” sebagai salah satu tugas dalam menjalani
Kepanitraan Klinik Senior (KKS) di Bagian/SMF Pulmonologi Rumah Sakit
Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3.1.7 Tatalaksana (15) ................................................................... 23
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. (1). Sebanyak 1,5 juta orang meninggal
karena TB pada tahun 2020 (termasuk 214.000 orang dengan HIV). Di seluruh
dunia, TB adalah penyebab kematian ke-13 dan penyakit menular dengan tingkat
kematian tertinggi nomor dua setelah COVID-19. Pada tahun 2020, diperkirakan
10 juta menderita tuberkulosis (TB) di seluruh dunia dimana 5,6 juta pria, 3,3 juta
wanita dan 1,1 juta anak-anak. TB terdapat di semua negara dan semua kelompok
umur. Pada tahun 2020, 30 negara dengan beban TB tinggi menyumbang 86%
kasus TB baru. Delapan negara menyumbang dua pertiga dari total, dengan India
pada urutan pertama diikuti oleh China, Indonesia, Filipina, Pakistan, Nigeria,
Bangladesh dan Afrika Selatan. Meskipun demikian, TB dapat disembuhkan dan
dicegah. (2).
Indonesia yang merupakan salah satu satu dari delapan negara dengan
prevalensi TB tertinggi menyumbang dua pertiga dari total global yaitu sebesar
8.5% dengan jumlah penderita yang diperkirakan 56% terjadi pada laki-laki, 32%
pada perempuan dan 12% terjadi pada anak-anak dibawah 15 tahun. Berdasarkan
data dari Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi tuberkulosis di Aceh sebesar
0,49% yang merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi TB paru tertinggi
setelah Banten (0,8%), Papua (0,8%) dan Jawa Barat (0,6%) (3).
Multidrug-resistant Tuberculosis (TB-MDR) adalah salah satu
tantangan utama dalam upaya pengendalian TB secara global. Hal ini
telah didefinisikan sebagai infeksi oleh strain Mycobacterium
tuberculosis yang resisten terhadap setidaknya isoniazid dan rifampisin.
Perkiraan pasti kejadian infeksi ini sulit ditentukan karena adanya
berbagai variasi pengujian dan pelaporan dari berbagai negara di dunia
(4). Tuberkulosis yang resistan terhadap berbagai obat (TB-MDR) telah
menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia dan menjadi
hambatan dalam pengendalian TB secara global (5).
1
2
BAB 2
STATUS PASIEN
kerumah sakit 2 tahun setelahnya dengan gejala serupa namun lebih berat dari
sebelumnya
6. Riwayat Obat-obatan
Pasien pernah mengkonsumsi OAT 2 tahun yang lalu namun tidak tuntas.
Status Generalis
a. Kulit
1. Warna : Sawo Matang
5
D. Thorak
1. Paru
• Inspeksi : Bentuk dada normal dan pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi, venektasi (-),
penggunaan alat bantu napas (-)
• Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri (tidak
meningkat dan tidak menurun ), pelebaran sela
iga (-),fraktur costae (-), massa(-), pembesaran
6
Hematology
Darah lengkap
Kimia Darah
Fungsi Ginjal
Fungsi Hati
Glukosa Darah
Elektrolit
• CURB 65
Confusion (CM) :0
BUN ≥20 mg/dl : (26 mg/dl) :1
RR ≥30 x/i : (25 x/i) :0
10
• EWS Score
Respiration Rate (25 x/i) :3
% SpO2 scale (96%) :0
Supply Oxygen (Yes) :2
Systolic BP (120) :0
Heart Rate (100) :0
Level of Consciousness (Alert) : 0
Temperature ( 38) :1
Score : 6 (Medium Risk)
2.6. Resume
Pasien datang dengan keluhan batuk berdahak yang sudah dirasakan sejak
2 tahun yang lalu hilang timbul dan memberat sejak 2 hari SMRS. Pasien juga
mengeluh sesak napas yang juga hilang timbul dan memberat seiring dengan
keluhan batuk tersebut. Keluhan lain berupa dada terasa nyeri saat batuk, lemas
dan demam. BAB dan BAK dalam batas normal. Pasien memiliki riwayat TB
Paru 2 tahun yang lalu dan sempat mengkonsumsu OAT namun tidak tuntas.
Dalam keluarga terdapat anggota lainnya yang pernah mengalami TB Paru namun
dinyatakan sembuh pada tahun 2020.
Dari pemeriksaan fisik kesadaran composmentis dengan TD : 120/80
mmHg, HR : 100 x/i, RR : 25 x/I, T: 38 0C, dan SPO2 : 96 %. Bentuk dada
normal, tidak ada pelebaran sela iga, suara napas vesikuler (+/+), suara napas
tambahan ronki (+/+), wheezing (+/+). Pada pemeriksaan penunjang didapati Hb :
10,62 g/dl dan leukosit : 7,68 ribu/ul. Pada pemeriksaaan foto thorax didapati
fibroinfiltrat pada kedua lapang paru, konsolidasi pada perihilar pulmo kanan, air
11
bronchogram (+), sinus costofrenicus dextra dan sinistra lancip, trakea sedikit
terdeviasi kearah dextra, sehingga didapatkan kesan mengarah gambaran TB
paru. Pada pemeriksaan TCM didapatkan hasil MTB high detected dan
Rifampicin Ressistant Detected dengan kesan MDR TB.
2.7. Diagnosa
Diagnosis Banding : 1. MDR TB
2. TB Paru Putus Obat
3. Pneumonia
3. Tumor paru
Diagnosis Kerja : TB Paru MDR + Pneumonia + Malnutrisi
2.8. Terapi
IGD :
O2 Nasal canul :2 liter/i
IVFD Asering 20 gtt/i
Drip Aminofluid 1 fls/hari
Drip paracetamol /12 jam
Inj : Fosmicin 1 gr vial
Omeprazole amp
Ondancetron amp
Ruangan :
IVFD Asering 30-40 gtt/i
Drip Aminofluid 1 fls/hari
Drip paracetamol /12 jam
Inj : Fosmicin 1 gr vial
Omeprazole amp
Ondancetron amp
Oral : Asam folat 2x1 tab
KSR 2x1 tab
12
Bedaquiline 4 tablet
Levofloxacin 4 tablet
Clofazimin 1 tablet
Hdt 2 tablet
Pirazinamid 3 tablet
Etambutol 3 tablet
Ethionamid 3 tablet
2.9. Prognosis
Quo Ad Vitam : dubia et malam
Quo Ad Fungsionam : dubia et malam
Quo Ad Sanationam : dubia et bonam
2.10. Follow Up
Tanggal SOAP Terapi
Pemeriksaan Thorax
Inspeksi : pergerakan dada
simetris
Palpasi : stem fremitus sama
kanan dan kiri
Perkusi : sonor dikedua
lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+)
Wheezing (+/+)
Ronki (+/+)
13
A/ MDR-TB
P/-
A/ MDR-TB
P/ +Inj.Kalnex/12 j
A/ MDR-TB
P/
P/ -
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1 Definisi
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit menular
yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri
ini masuk ke jaringan paru melalui udara (airbone infection) dan menyebar
melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis (2).
Multidrug-resistant tuberculosis (TB-MDR) adalah kasus
tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
yang resisten minimal terhadap rifampisin dan isoniazid secara
bersamaan, dengan atau tanpa obat antituberkulosis (OAT) lini I
lainnya. Berdasarkan Definitions and reporting framework for
tuberculosis-2013 revision oleh WHO (2013), dikatakan resisten
terhadap OAT apabila hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan
adanya pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis in vitro saat
terdapat satu atau lebih OAT (9).
3.1.2 Epidemiologi
Pada tahun 2012, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa 5,7% dari kasus tuberkulosis (TB) di
seluruh dunia adalah multidrug-resistant tuberculosis (TB-MDR).
Di beberapa negara Eropa Timur, setidaknya sepertiga dari kasus TB
yang ditemui adalah kasus dengan TB-MDR. Di sejumlah negara di
dunia, angka populasi kasus TB-MDR telah meningkat dari waktu ke
waktu (10).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 480.000
kasus baru TB- MDR pada tahun 2015 dan tambahan 100.000 kasus
yang didiagnosis dengan TB resisten rifampicin (RR-TB). India, China
dan Federasi Rusia menyumbang hampir setengah (45%) dari total
15
16
3.1.3 Klasifikasi
Kasus diklasifikasikan dalam kategori berdasarkan drug
susceptibility testing (DST) dari isolat klinis yang dikonfirmasi
sebagai Mycobacterium tuberculosis (9).
6. Pasien TB kambuh
7. Pasien TB yang kembali setelah lalai/default
8. Suspek TB yang kontak erat dengan pasien TB-MDR Pasien koinfeksi
TB dan HIV
Pengobatan TB-MDR
b. Tahap lanjutan
3.1.8 Prognosis
Beberapa program pengendalian TB telah menunjukkan bahwa
penyembuhan dimungkinkan untuk sekitar 30% hingga 50% orang yang
terkena dampak. Pasien TB-XDR dapat disembuhkan, tetapi dengan obat
yang tersedia saat ini, kemungkinan keberhasilannya jauh lebih kecil
daripada pasien dengan TB biasa atau bahkan TB-MDR. Penyembuhan
tergantung pada tingkat resistensi obat, tingkat keparahan penyakit dan
sistem kekebalan tubuh pasien (14).
BAB 4
PEMBAHASAN
28
29
mungkin terjadi seperti pneumonia. Pada pasien juga diberikan terapi MDR-TB
yang terdiri dari :
- Bedaquiline 4 tablet
- Levofloxacin 4 tablet
- Clofazimin 1 tablet
- Hdt 2 tablet
- Pirazinamid 3 tablet
- Etambutol 3 tablet
- Ethionamid 3 tablet
Pada pasien juga diberikan terapi aminofluid. Hal ini untuk menyuplai
nutrisi kepada pasien dimana pasien diketahui mengalami penurunan gizi dengan
IMT kategori berat badan sangat kurus. Infeksi bakteri TB dapat menyebabkan
tubuh mengalami peningkatan metabolisme sekaligus menurunkan selera makan.
Keadaan ini membuat cadangan energi di dalam tubuh makin berkurang, sehingga
lama kelamaan berat badan pun menurun. Bukan hanya itu, sistem kekebalan
tubuh juga terganggu jika tubuh mengalami malnutrisi.
BAB 5
KESIMPULAN
Telah dilaporkan kasus pada pasien laki-laki usia 32 tahun dengan keluhan
batuk berdahak sejak 2 tahun yang lalu dan memberat 2 hari SMRS, pasien
juga mengeluh sesak napas, lemas dan nyeri dada, demam (+), BAB dan BAK
dalam batas normal. Pasien pernah didiagnosis dengan TB Paru 2 tahun yang
lalu dan pernah mengkonsumsi OAT namun tidak tuntas. Pasien kemudian
datang kembali kerumah sakit 2 tahun setelahnya dengan gejala serupa namun
lebih berat dari sebelumnya. Pada pasien kemudian dilakukan pemeriksaan
baik pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang. Dari hasil tersebut
pasien kemudian didiagnosis sebagai MDR TB dan diterapi sesuai dengan
panduan pengobatan.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes R. Info data dan informasi Tuberculosis. 2016;12.
2. World Health Organization. Tuberculosis [Internet]. WHO. 2022 [cited
2022 Jul 4]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/tuberculosis
3. Riskesdas. Laporan Riskesdas 2018 Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia [Internet]. Vol. 53, Laporan Nasional Riskesdas 2018. 2018. p.
154–65. Available from:
http://www.yankes.kemkes.go.id/assets/downloads/PMK No. 57 Tahun
2013 tentang PTRM.pdf
4. Paul R. The Threat of Multidrug-resistant Tuberculosis. J Glob Infect Dis.
2018;10(3):119–20.
5. Singh A, Prasad R, Kushwaha RAS, Al. E. Treatment outcome of
multidrug-resistant tuberculosis with modified DOTS-plus strategy: A 2
years’ experience. Lung India. 2019;36(5):384–92.
6. Mehari K, Asmelash T, Hailekiros H, Wubayehu T, Godefay H, Araya T,
et al. Prevalence and Factors Associated with Multidrug-Resistant
Tuberculosis (MDR-TB) among Presumptive MDR-TB Patients in Tigray
Region, Northern Ethiopia. Can J Infect Dis Med Microbi.
7. Pontali E, D’Ambrosio L, Centis R, Sotgiu G, Migliori GB. Multidrug-
resistant tuberculosis and beyond: An updated analysis of the current
evidence on bedaquiline. Eur Respir J [Internet]. 2017;49(3):1–5. Available
from: http://dx.doi.org/10.1183/13993003.
8. Hasanah M, , M, Wahyudi AS. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Efikasi Diri Penderita Tuberculosis Multidrug Resistant (Tb-Mdr) Di Poli
Tb-Mdr Rsud Ibnu Sina Gresik. J Kesehat. 2018;11(2):72–5.
9. WHO. Definitions and reporting framework for tuberculosis – 2013
revision [Internet]. World Health Organization. 2014. 1–47 p. Available
from:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/79199/1/9789241505345_eng.pdf.
10. Falzon D, Mirzayev F, Wares F, Baena IG, Zignol M, Linh N, et al.
Multidrug-resistant tuberculosis around the world: What progress has been
made? Eur Respir J [Internet]. 2015;45(1):150–60. Available from:
http://dx.doi.org/10.1183/09031936.00101814.
11. Reviono, Kusnanto P, Eko V, Pakiding H, Nurwidiasih D. Multidrug
Resistant Tuberculosis (MDR-TB): Tinjauan Epidemiologi dan Faktor
Risiko Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis. Maj Kedokt Bandung.
2014;46(4):189–96.
12. Stosic M, Vukovic D, Babic D, Antonijevic G, Foley KL, Vujcic I, et al.
33
34