Disusun oleh:
Alexander Kevin Tjoanto (023001908006)
Aditya Suryadi (023001908002)
Mohammad Naufal Pratama (023001718019)
a. Selama tahun 2018, PT Vale telah mengidentifikasi ada beberapa jenis pekerjaan berisiko
tinggi terhadap keselamatan kerja dan bisa berakibat cidera serius atau meninggal dunia.
Selain itu ada juga pekerjaan dengan risiko tinggi terhadap kesehatan kerja karena dapat
menimbulkan keracunan gas berbahaya, kehilangan kepekaan pendengaran maupun heat
stress. Jenis-jenis pekerjaan tersebut antara lain:
Bekerja di ketinggian
Peledakan
Bekerja di kebisingan
2
b. Kasus tersebut terkait dengan subjek inti dari praktik ketenagakerjaan isu ke-4 mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja.
c. Solusi:
peledakan
Melakukan monitoring
3
Kasus 2
a. Selama tahun 2018 ada beberapa keluhan/pengaduan dari masyarakat yang disampaikan
melalui surat ke Direktur Eksternal dan pada saat rapat koordinasi dengan kecamatan yang
dilakukan satu bulan sekali.
b. Kasus tersebut terkait dengan subjek inti dari Hak Asasi Manusia isu ke-4 mengenai
penanganan keluhan
c. Jenis-jenis keluhan dan solusinya:
Jenis Keluhan / Pegaduan Lokasi Tindak Lanjut
4
pertambangan PT Vale
Sejumlah warga yang tergabung dalam Blok PT Vale Indonesia Tbk melakukan
Forum Jaringan Komunikasi Sorawako mediasi antara para pihak untuk
Masyarakat Limgkar Tambang membicarakan terkait tuntutan dari
Indonesia (FJKM-LTI) menuntut PT FJKM-LTI. Semua pihak berkomitmen
Vale agar memberdayakan masyarakat untuk memastikan proses rekrutmen
lokal dalam hal rekrutmen tenaga kerja. berjalan sesuai dengan mekanisme atau
Tuntuan disampaikan karena ada aturan ketenagakerjaan yang berlaku.
perusahaan kontraktor PT Vale (Aneka
Jasa, Trakindo, Leiton) yang belum
pernah merekrut pekerja lokal.
Kasus 3
b. Kasus tersebut terkait dengan subjek inti dari lingkungan hidup isu ke-4 mengenai
perlindungan lingkungan hidup, keanekaragaman hayati dan pemulihan habitat alami.
5
c. Solusi:
Sampai dengan akhir tahun 2018, upaya yang telah dilakukan
untuk menjaga keanekaragaman hayati adalah melakukan
reklamasi lahan pascatambang. Pelaksanaan reklamasi
dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga.
6
Pendekatan Pemangku Kepentingan
7
negeri (TKDN). Penyusunan
Kinerja ekonomi. perjanjian kerja
Kesehatan dan bersama (PKB)
keselamatan kerja. Townhall Meeting
Energi.
Emisi.
Pemangku Kepentingan Eksternal
Komunitas Pelibatan dalam Pelaksanaan program Satu kali dalam setiap
Pemimpin proses perencanaan pengembangan pekan atau sesuai
formal. program masyarakat sesuai dengan kebutuhan.
Pemimpin pengembangan kebutuhan.
informal. masyarakat, Pemantauan dan
pelaksanaan dan evaluasi program
pemantauan. pengembangan
Pelibatan dalam masyarakat serta
pertimbangan proses penyampaian
perekrutan pekerja hasilnya.
lokal. Penyampaian
Pemberdayaan informasi perekrutan
komunitas lokal. tenaga kerja lokal
dan proses
perekrutan yang
terbuka.
Pemerintah dan Kerjasama dan Musyawarah rencana Pertemuan
swasta dukungan pada pembangunan berkala, satu kali
Pemerintah praktik-praktik tata (musrenbang) dalam sepekan
lokal kelola pemerintahan Koordinasi atau sesuai
Pemerintah yang baik, penerapan Program kebutuhan.
pusat transparansi, CSR Terpadu dengan Penerbitan laporan
TNI/Polri akuntabilitas dan aparat satuan kerja berkala dan
8
Investor antikorupsi. perangkat daerah publikasi kinerja
Pelanggan Tumpang tindih izin (SKPD). dan kepatuhan
Pemasok usaha pertambangan Pelaporan kinerja Perusahaan sesuai
dan mitra (IUP) dengan pihak dan kepatuhan ketentuan/
9
Penyampaian Mengenai Dampak
pengaduan/ keluhan Lingkungan
dan tindak lanjutnya. (Amdal).
Program Terpadu
Pengembangan
Masyarakat (PTPM)
berbasis potensi
ekonomi lokal.
Kesempatan kerja
bagi penduduk lokal
melalui proses
seleksi transparan.
Akses pelaporan
melalui VWC.
Manajemen Resiko
Terkait manajemen risiko perusahaan, tugas dan tanggung jawab Direksi sesuai
Penerapan Manajemen Risiko di PT Vale menguraikan tentang tugas dan tanggung jawab
Direksi dalam Manajemen Risiko (Risk Management) sebagai berikut:
1. Direksi, dalam setiap pengambilan keputusan/ tindakan, harus mempertimbangkan risiko
usaha,
2. Direksi wajib membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara
terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG,
3. Pelaksanaan program manajemen risiko dapat dilakukan dengan dua cara:
a) Membentuk unit kerja tersendiri yang ada di bawah Direksi
b) Memberi penugasan kepada unit kerja yang ada dan relevan untuk menjalankan fungsi
manajemen risiko,
10
4. Direksi wajib menyampaikan laporan profil manajemen risiko dan penanganannya
bersamaan dengan laporan berkala perusahaan.
Secara khusus PT Vale memiliki sebuah divisi yang menjalankan proses manajemen
risiko, yaitu Divisi Risk Management & GCG (RMG). Pada tahun 2003, PT Vale menerapkan
sistem manajemen risiko berdasarkan standar Australia Standard (AS)/New Zealand Standard
(NZS) 4360:1999. Manajemen risiko dalam PT Vale diterapkan demi pencapaian tujuan
perusahaan secara menyeluruh, karena itu PT Vale menerapkan kerangka Enterprise-wide Risk
Manajemen (ERM) dalam Pedoman Manajemen Risiko PT Vale berdasarkan Keputusan Direksi
No. 024000.K/SM.02/UT/2009. Di tahun 2018, kerangka kerja manajemen risiko PT VALE
berubah menjadi ISO 31000:2018 Struktur Tata Kelola Manajemen Risiko Sesuai Keputusan
Direksi PT Vale Tbk. Nomor 030701.K/OT.00/PDO/2018 tanggal 22 November 2018 Tentang
Struktur Organisasi Direktorat Utama, struktur tata kelola manajemen risiko PT Vale adalah
sebagai berikut:
Dalam tahun 2018, PT Vale telah melakukan identifikasi risiko di seluruh satuan kerja,
unit bisnis, anak perusahaan dan afiliasi; identifikasi itu menemukan sebanyak 3.579 risiko yang
terdiri dari 1.594 risiko aktif. Hasil dari proses identifikasi ini dilaporkan kepada manajemen
dalam bentuk Profil Risiko Korporat, untuk ditindaklanjuti. Laporan ini menjadi dasar bagi
manajemen untuk bertindak proaktif dalam mengurangi potensi risiko, serta berguna dalam
pengembangan strategi dan perbaikan proses risk management secara berkesinambungan.
11