PEMBAHASAN
Dimana :
𝐶𝑋 = Konsentrasi dari ketidakmurinian pada titik x
𝑘 = konstanta segregasi
𝐶𝑂 = konsentrasi ketidak murnian yang uniform
𝐿 = panjang bahan
𝑥 = panjang pembekuan
Karena k lebih kecil dari 1, pada titik x = L maka persamaan 4.2 menjadi tak terhingga.
Ini berarti bahwa bila kita menginginkan kemurnian yang sangat tinggi, ini hanya mungkin
terjadi pada bagian yang terbatas dekat dari salah satu ujung dan sebagai dasarnya terdapat
pembagian ketidak murnian yang terbatas pada ujung yang lain. Dalam kenyataannya
dengan naiknya konsentrasi ketidak murnian dan bila titik lembek (titik yutektik) terjadi
maka pada titik tersebut seluruh sisa dipadatkan.
Keuntungan dari pada pemurnian daerah dibandingkan dengan metode pembekuan
normal, pada pembekuan normal itu volume dari daerah yang dibekukan makin lama
makin kecil dan sebaliknua konsentrasi ketidak murnian akan bertambah besar, sedangkan
pada pemurnian daerah konsentrasi ketidak murnian tidak begitu banyak bertambah.
2.1.2 Metoda Pelelhan Daerah (Zone Melting)
Dalam metode pembuatan Kristal tunggal ini, menggunakan langsung prinsip
pemurnian Kristal, keuntungannya ialah bahwa ketidak murnian yang ditambahkan terbagi
secara merata dalam seluruh Kristal Untuk semikonduktor yang elementair yang
mempunyai titik leleh relatif rendah (seperti Ge) menggunakan sebuah cara pelelhan
daerah (pemerataan daerah) yang disebut zone melting. Gambar 2.2. menunjukkan prinsip
cara pemerataan daerah.
Gambar 2.6 Alat untuk metoda horizontal Bridgman. Tungku dan distribusi temperatur
Disini Ga bereaksi dengan As; tungku mempunyai tida daerah masing-masing
dengan diset pada temperatur 610oC, 1250oC dan 620oC. tabung kwarsa yang tertutup yang
berisi As dimasukkan ke dalam tungku kemudian ujungnya dipecah dan As bereaksi
dengan Ga
data-data tersebut berguna dalam saat etsa. Pengolahan permukaan yang telah
diuraikan merupakan langkah mekanis dan langkah-langkah berikut ini dengan bahan
bakar kimia (disebut etsa), maksud dari etsa adalah untuk menghilangkan permukaan yang
rusak yang tidak dapat dibuang dengan cara mekanis.
Pada dasarnya proses etsa dimulai dengan oksidasi. Sebagai contoh pada bahan Ge
biarpun Ge dicelupkan dalam larutan HNO3, tidak akan terjadi proses etsa. Dalam hal ini
HNO3 hanya mengoksidasi permukaan. Tetapi bila ditambah HF dengan jumlah yang
cukup pada larutan itu, kecepatan proses etsa tiba-tiba meningkat. Hal ini disebabkan
karena HF melarutkan oksida . maka etsa merupakan dua langkah proses dimana mula-
mula permukaan dioksidasi dan lapisan oksida dilarutkan.
Bila melakukan etsa, bahan kimia yang beracun dan sangat berbahaya yang
dipergunakan, membutuhkan perlakuan yang hati-hati. Pertama, dibutuhkan instalasi
lemari asam yang cukup, tempat pencelup yang dipergunakan harus tahan asam, ventilator
dan air yang baik (dengan keran terbuat dari bahan khlorida vinyl) dan jendela pengamat
dengan kaca dari bahan resin (plastik)
Selanjutnya karena instrument-instrumen yang digunakan dalam etsa akan terkena
asam, maka instrument dari metal tidak tepat dipakai, maka gelas dan botol bahan gelas
ukur, pinset dan isntrumen yang lain juga harus dibuat dari khlorida vinyl, akan diuraikan
cara hati-hati dalam menggunakan etsa :
1. Jauhkan logam-logam, kaca mata dari gelas dari lemari asam
2. Jangan menggunakan bahan kimia yang sudah lama
3. Pergunakan larutan etsa dalam jumlah besar supaya menghindarkan terjadinya
panas pada waktu reaksi berlangsung.
4. Jangan lupa mengaduk larutan
5. Keeping yang dietsa jangan sampai terkena udara. Bila reaksi berjalan sangat
cepat keeping yang dietsa jangan diangkat, encerkan larutan dengan
menambahkan air murni dalam larutan itu.
6. Cuci dengan sempurna dalam air setelah etsa.
7. Bila kulit operator terkena larutan etsa cepat cuci dengan air dan berikan asam
yang pertama, bila lukanya parah pergilah ke dokter.
Seperti yang sudah dijelaskan secara umum ada dua macam pengolahan permukaan yaitu
dengan gerinda mekanis dan dengan etsa kimia. Setelah pengolahan permukaan selesai
maka pembuatan hubungan dimulai.
Etsa mempunyai 2 atau 3 maksud di samping pembersihan permukaan, maksud-
maksud itu adalah untuk mengamati dislokasi dari Kristal dan menetukkan sumbu Kristal.
Pada permukaan Kristal yang telah dietsa dapat dilihat adanya lubang-lubang. Lubang-
lubang ini ada hubungannya dengan dislokasi Kristal, dan bila terjadi dislokasi Kristal,
terjadinya dislokasi dapat dilihat dari adanya lubang-lubang yaitu bila dislokasi-dislokasi
memotong permukaan. Gejala-gejala ini disebabkan oleh berbagai alasan satu diantaranya
disebabkan oleh tegangan dekat pada dislokasi mempunyai konfigurasi yang agak berbeda
pada permukaan, menghasilkan gangguan pada bekerjanya bahan kimia yang
menyebabkan reaksi. Selanjutnya distribusi elektron dan hole dekat pada dislokasi
mempunyai pola yang berbeda menghasilkan perbedaan-perbedaan pada berbagai reaksi
kimia atau ada alasan yang disebabkan oleh medan gaya mikroskopis yang terdapat di
dalam Kristal mengakibatkan pergeseran dari atom-atom.