Health Promotion Infant Remaja
Health Promotion Infant Remaja
PENDAHULUAN
1
sehat di rumah. Masih banyak diantara orang tua yang juga minim
pengetahuan mengenai kesehatan anak-anaknya. Kurangnya pemahaman ini
disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: adat istiadat, budaya, agama,
dan kurangnya pemahaman dari sumber yang benar. Kurangnya pemahaman
ini justru amat merugikan kelompok remaja dan anak-anak bahkan juga
keluarganya. Health promotion merupakan langkah awal untuk menangani
masalah kesehatan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Health
promotion juga harus diberikan secara tepat agar audience yang
mendengarkan akan melakukan apa yang disampaikan. Health promotion
terutama perihal masalah kesehatan yang banyak terjadi kepada remaja dan
nak-anak merupakan hal yang tidak mudah, dikarenakan para orang tua
yang sudah mulai acuh mengenai kesehatan anak-anaknya atau bisa
dikatakan menganggap maslaah kesehatan yang sering terjadi adalah
masalah kesehatan yang mudah untuk ditangani. Oleh karena itu,
penyampaian kata-kata yang tidak memaksa dan bernilai menekan harus
dihilangkan agar orang tua bisa antusias untuk mendengarkan dan mengikuti
arahan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
Peran perawat ialah sebagai fasilitator dan pendidik orang tua maupun
remaja untuk mempertahankan dan menjaga kualitas terutama kesehatan
remaja dan anak-anak yang dapat mengganggu proses pertumbuhan dan
perkembangan. Fokus utama dalam healt promotion adalah peningkatan
pengetahuan remaja dan orang tua untuk pencegahan penyakit secara dini
agar tidak timbul masalah kesehatan di usia mendatang, dengan falsafah
yang utama yaitu asuhan keperawatan yang terapeutik yaitu membina
hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan audience.
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mampu memahami definisi Health promotion.
1.3.2 Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup Health promotion pada
Bayi.
1.3.3 Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup Health promotion pada
Anak Balita.
1.3.4 Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup dari Health promotion pada
Remaja.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Imunisasi merupakan usaha dalam memberikan kekebalan pada bayi
dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap infeksi penyakit tertentu.
Vaksin merupakan bahan yang dipakai untuk merangsang
pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui
suntikan ataupun per oral.
Imunisasi yang dapat diberikan kepada bayi, yaitu:
1) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Pemberian vaksi ini diberikan pada usia 0-11 bulan, namun
umumnya diberikan pada bayi usia 2 atau 3 bulan. Pemberian
vaksin ini hanya 1 kali melalui intradermal.
2) Hepatitis B
Vaksin ini diberikan secara 3 kali, dengan waktu pemberian
pada usia 0-11 bulan dengan interval 4 minggu.
Pemberiannya dilakukan secara intramuscular.
3) Imunisasi Polio
Pemberian vaksin ini 4 kali sewaktu pada usia 0-11 bulan
dengan interval 4 minggu. Pemberiannya melalui oral.
4) Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
Frekuensi dari pemberian vaksin ini yaitu 3 kali. Waktu
pemberian antara usia 2-11 bulan dengan interval 4 minggu.
Pemberiannya dengan memlalui intramuscular.
5) Imunisasi Campak
Frekuensi pemberian vaksin ini diberikan 1 kali. Waktu
pemberian pada usia 9-11 bulan. Cara pemberiannya melalui
subcutan.
6) Imunisasi MMR (Measles, Mumps, dan Rubella)
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak
(measles) gondong, parotis epidemika (mumps) dan rubella
(campak jerman). Pemberian imunisasi campak yang
monovalent pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan, khusus pada
5
daerah endemik dan boster dapat dilakukan MMR pada usia
15-18 bulan.
7) Imunisasi Tiphus Abdominalis
Terdapat 3 jenis vaksin tiphus abdominalis di Indonesia,
yaitu:
a. Kuman yng dimatikan, diberikan untuk bayi usia 6-12
bulan dengan dosis 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, 2-12
tahun diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 4
minggu.
b. Kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dapat
diberikan dalam bentuk kapsul enteric coated sebelum
makan pada hari ke-1, 2 dan 5 pada anak usia 6 tahun.
c. Antigen kapsular Vi polysaccaharide (Typhim Vi,
Pasteur Meriux) diberikan pada usia 2 tahun dan
dapat diulang tiap 2 tahun.
8) Imunisasi Varicella
Pemberiannya tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropic
dan bila usia 13 tahun dapat diberikan 2 kali suntikan interval
4-8 minggu.
9) Imunisasi Hepatitis A
Diberikan pada usia 2 tahun untuk pemberian awal
menggunakan vaksin havrix dengan 2 suntikan interval 4
minggu dan boster 6 bulan kemudian.
10) Imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae Tipe B)
Untuk pemberian awal PRP-T dilakukan 3 kali suntikan
interval 2 bulan. Suntikan PRP-OMPC dilakukan 2 kali
suntikan interval 2 bulan kemudian bosternya diberikan pada
usia 18 bulan.
6
Jaga kebersihan area pusrt dan sekitarnya, serta upayakan
selalu dalam keadaan kering.
Gunakan kapas baru pada setiap basuhan.
Agar tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada
bagian pusar yang terus dibalut sehingga mendapat udara
cukup.
Saat membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
Agar praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang
longgar.
Ini dilakukan 1-2 kali sehari.
7
baik dengan adannya dukungan dari lingkungan sekitar. Para ibu
perlu didorong pula untuk rutin memeriksakan kesehatan anaknya.
8
Mencoba mandiri sering tampak dalam
bentuk penolakan terhadap pola makan
keluarga
c. Remaja lanjut (19-24 tahun)
Memiliki karakteristik:
Merencanakan masa depan dan bersifat lebih
mandiri
Telah mempunyai persepsi terhadap body
image
9
Perubahan fisik/biologi sesuai dengan usia
perkembangan remaja putra maupun putri.
Perubahan emosi dan perilaku pada usia
remaja
Proses kehamilan yang mungkin terjadi pada
usia remaja dan dampaknya
Penyalahgunaan obat dan bahan yang
berbahaya, termasuk dalamm kelompok
narkoba
Kenakalan remaja
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
Daftar Pustaka
https://www.neliti.com/journals/jurnal-promosi-kesehatan-indonesia?page=2
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jupromkesfe0d40c082full.pdf
12