Anda di halaman 1dari 1

Melepas Masalah Dengan Muhasabah

Berbagi Arti
Kamis, 5 Januari 2017
Setiap manusia punya masalah. Ada yang berani menghadapinya, tak sedikit
pula yang lari darinya. Semua bergerak sesuai cara pandang terhadap
masalahnya. Coba saja perhatikan kehidupan kita, lebih banyak porsi mana
dari keduanya.
Bagi seorang mu’min, masalah hadir sebagai ujian kesabaran, kearifan dan
ketakwaan. Apakah ujian yang ada semakin membuat jiwa lebih dewasa,
bijaksana, dan semakin dekat kepada-Nya, atau malah sebaliknya?
Evaluasi diri (muhasabah) adalah kunci pertama untuk mencari solusi.
Merenungi diri bagaimana perjalanan kita di atas bumi. Sangat mungkin,
kesulitan yang kita hadapi karena kita belum sering memudahkan orang lain.
Himpitan ekonomi semakin menjadi karena kita tidak pandai berbagi walau
hanya sesuap nasi. Rasa kebersamaan tercabut dari dada karena kita belum
baik bermua’malah dengan sesama. Kegundahan dan kegelisahan hati
semakin menggerogoti karena diri semakin jauh dari pengamalan pesan-
pesan ilahi. Kontan. begitulah adanya.
Atas beragam masalah yang ada, tak sepantasnya kita menyalahkan sesama
di sekeliling kita. “Fala talumanna illa nafsak” – jangan sekali-kali kalian
mencela kecuali mencela dirimu sendiri. Lebih baik kita bercermin diri,
daripada menyalahkan orang ke sana ke mari. Renungi perjalanan diri,
sejauh mana selama ini kita menempatkan Allah Arrahman dalam
kehidupan.
Rasullullah saw. bersabda, ”Siapa yang ingin tahu kedudukannya di sisi Allah,
hendaknya ia mengetahui kedudukan Allah di hatinya.” Makjleb banget..
Sumber solusi hanya dari ilahi, maka cukuplah fokus memperbaiki diri dan
memperbanyak kebaikan yang dapat menghapus kesalahan, untuk
memantaskan diri di hadapan-Nya, hingga akhirnya berbagai kemudahan
Allah Swt berikan.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-
sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)”

Anda mungkin juga menyukai